KELOMPOK 8
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN HIV/AIDS MENGENAI RESPON SPESIFIK,
BIOLOGIS, ADAPTIF PSIKOLOGIS, SOSIAL, DAN SPIRITUAL” dengan
sebaik-baiknya. Penyusunan Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah HIV – AIDS.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
3.1 Saran........................................................................................................... 12
3.2 Kesimpulan................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut laporan dari WHO (World Health Organization), pada akhir 2014
ada sekitar 37 juta orang yang hidup dengan HIV dan 1,2 juta orang meninggal
karena penyebab terkait AIDS. Namun, hanya 54% dari penderita yang menyadari
bahwa mereka mengidap HIV/AIDS. Masalah keperawatan pada klien
HIV/AIDS dapat dikelompokkan menjadi 4 hal, yaitu masalah yang berhubungan
dengan biologis, psikis, sosial dan ketergantungan. Prinsip Asuhan keperawatan
pasien HIV dalam meningkatkan Imunitas Klien HIV/AIDS melalui pemenuhan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual perawat dalam menurunkan
stressor.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
DNA kedua dari DNA pertama yang tersusun sebagai cetakan
(Stewart, 1997: Baratawidjaja, 2000).
virus HIV yang telah berhasil masuk dalam tubuh pasien, juga
menginfeksi berbagai macam sel, terutama monosit, makrofag, sel-sel
mikroglia di otak, sel-sel hobfour plasenta, sel-sel dendrit pada kelenjar
limfa, sel-sel epitel pada usus, dan sel-sel langerhans di kulit. Efek dari
infeksi pada sel mikroglia di otak adalah encepalopati dan pada sel epitel
di usus adalah diare yang kronis (Stewart, 1997).
2. Respon Adaptif Psikososial-Spiritual
5
kenyataan dan menyadari penyebabnya penyakit diri mereka
sendiri (Sukaria, et.al, 2017).
5
Menurut Frank dalam Parhani (2016) menyatakan bahwa pasien
memiliki kebebasan untuk memilih tindakan dalam situasi apapun
dalam hidupnya, termasuk didalamnya adalah kebebasan untuk
menerima atau tidak menerima situasi yang mereka alami.
(Nurjannah dkk. Pengaruh Peran Perawat Sebagai Konselor Terhadap
Respon Berduka Pasien HIV/AIDS di RSJD Sungai Bangkong
Pontianak. Diakses 7 Agustus 2018)
6
Respons adaptif sosial dikembangkan peneliti berdasrkan konsep
dari Pearlin & Aneshense (1986).
1. Emosi
2. Cemas
3. Interaksi Sosial
7
Nursalam menyebutkan tiga koping positif yang bisa dilakukan
dalam mengatasi stress.
1. Pemberdayaan Sumber Daya Psikologis (Potensi Diri)
Sumber daya psikologis yang penting antara lain: pikiran yang
positif tentang dirinya (harga diri), dan mengontrol diri yaitu kemampuan
dan keyakinan untuk mengontrol tentang diri sendiri dan situasi
(internal-external control), dimana kehidupannya dikendalikan oleh
keberuntungan dan nasib dari luar sehingga pasien dapat mengambil
hikmat dari sakitnya (looking for silver lining).
2. Rasionalisasi (Terapi Kognitif)
Dalam menghadapi situasi stress, respons individu secara rasional
adalah dia akan mengahadapi secara terus terang, mengabaikan, atau
memberitahukan kepada diri sendiri bahwa masalah tersebut bukan
sesuatu yang penting untuk dipikirkan dan semuanya akan berakhir
dengan sendirinya.
3. Teknik Perilaku
Teknik perilaku dapat dipergunakan untuk membantu individu
mengatasi situasi stress. Beberapa individu melakukan kegiatan yang
bermanfaat dalam menungjang kesembuhannya. Misalnya, pasien HIV
akan melakukan aktivitas yang dapat membantu meningkatkan daya
tahan tubuh dengan tidur secara teratur, makan seimbang, minum obat
antiretroviral, dan obat untuk infeksi sekunder secara teratur dan
menghindari hal-hal yang akan memperparah sakitnya.
(Ema Hidayanti. Strategi Coping Stress Perempuan dengan HIV/AIDS.
Diakses Oktober 2013).
2.2.4 Asuhan Keperawatan Respon Sosial (Keluarga dan PEER GROUP)
Dukungan sosial sangat diperlukan, terutama pada PHIV yang
kondisinya sudah sangat parah. Individu yang termasuk dalam
memberikan dukungan sosial meliputi pasangan (suami/istri), orang tua,
anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan, atasan dan konselor.
House membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial.
8
1. Dukungan Emosional
9
2. Pandai mengambil hikmah
Peran perawat dalam hal ini adalah mengingatkan dan
mengajarkan kepada pasien untuk selalu berpikiran positif terhadap
semua cobaan yang dialaminya.
3. Ketabahan hati.
Ketabahan hati sangat dianjurkan kepada PHIV. Perawat dapat
menguatkan diri pasien dengan memberikan contoh nyata dan
mengutip kitab suci atau pendapat orang bijak. Pasien harus
diyakinkan bahwa semua cobaan yang diberikan pasti mengandung
hikmah yang sangat penting dalam kehidupannya. (Nursalam Dkk.
Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS edisi 2. Hal.
38)
1. Rehabilitasi
10
3. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
4. Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan
dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-
masalah pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.
2. Edukasi
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA