DOSEN PEMBIMBING
KELOMPOK 6
D4 ALIH JENJANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Reproduksi”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan menyangkut Sistem Reproduksi.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan ada nya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar Negara
Repubrik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan
negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas
pelayanan umum yang layak.Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan
kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran
pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6 menyatakan:
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal. Ayat 7. Indikator SPM adalah tolok ukur
untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan
besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa
masukan, proses, hasiI dan atau manfaat pelayanan.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat
yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang
bermutu standar, membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada
hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang
seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf
keejahteraan mesyarakat.
Sistem informasi manajemen merupakan prosedur pemprosesan data berdasarkan teknologi
informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses
pengembalian keputusan manajemen. System informasi manajemen saat ini
merupakan sumber daya alam utama, yang mempunyai nilai strategis dan
mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama
sebuah organisasi dalam menyongsong era informasi ini. Di bidang kesehatan
terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat.
Maka diperlukan suatu alat Bantu yang memiliki tingkat kecepatan perhitungan dan
penyampaian data yang tinggi. Alat Bantu tersebut merupakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Dalam penanganan sistem informasi ini,
salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menilai biaya yang dikeluarkan.
Jika hal tersebut dikerjakan dengan tangan (secara manual), tentu akan memakan
waktu, biaya dan tenaga. Untuk menghindari hal tersebut, akan lebih baik jika
digunakan sistem komputerisasi.Contohnya di Rumah Sakit yang hampir setiap
harinya bisa di pastikan 100 atau lebih orang melakukan pengobatan atau hanya
sekedar konsul, dapat di bayangkan apabila dalam mengurus administrasinya dengan
cara manual pasti kita kan sangat kerepotan. Maka dari itu sangat diperlukan bagi
rumah sakit jaman sekarang untuk menggunakan sistem informasi yang lebih
canggih, sehingga bisa menghemat tenaga, waktu dan tentu saja pengeluaran rumah
sakit tersebut dan sudah pasti rumah sakit tersebut akan memenuhi standarisasi
pelayanan rumah sakit internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Standar Pelayanan Minimal (SPM) ?
2. Apa saja yang perlu dilaksanakan sesuai SPM?
3. Apakah peran pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan SPM?
4. Bagaimana Rekam medis menghasilkan informasi dalam kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari SPM
2. Mengetahui apa saja yang perlu dilaksanakan sesuai SPM
3. Mengetahui peran pusat, prvinsi, dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan SPM
4. Mengetahui bagaimana rekam medis dalam menghasilkan informasi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada
masyarakat.
2. Mutu Pelayanan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesui
dengan tingkat kepuasaan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
3. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis
dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan
antar manusia berdasarkan standa WHO.
4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi
dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada
pelanggan.
5. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahane terhadap besaran target atau
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang
harus dicapai.
7. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator .
8. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data
untuk tiap indikator.
9. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja
yang dikumpulkan.
10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
kinerja.
11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator
kinerja.
12. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai.
13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yang berhubungan langsung dengan persoalan.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan,
2. Undang-Undang Nomor l7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
3. Undang-Undang Nomor I tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,,
5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional
tahun 2000 – 2005,
6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenanga
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggara Pemerintah Daerah,
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang pedoman
organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001No. 14, tambahan
lembaran negara No. 42621),
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,
10. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali
diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 ,
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum,
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah,
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
14. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang
Akuntabilitas Pelayanan Publik,
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /l/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten/
Kota dan Rumah Sakit ,
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan
Daerah ,
17. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ SK / II /2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan,
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang
penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal.
Adapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indikator dan standar
dapat dilihat pada tabel
4. Ketersediaan tim
penanggulangan bencana
4. Satu tim
2.
1. Pemberi pelayanan di Rawat
inap Klinik Anak
d. Klinik Bedah
3. Ketersediaan Pelayanan di RS
Jiwa 3.
Anak Remaja
b. NAPZA
Gangguan Psikotik
d. Gangguan Neurotik
Mental Retardasi
MentalOrganik
g. UsiaLanjut
6. Kepuasan Pelanggan
6. ≥ 90 %
a. Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan mikroskop
TB
100 %
b. Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
RS
1. Kelengkapan pengisian rekam 100 %
medik 24 jam setelah selesai
Rekam medik
pelayanan
≤ 10 menit
2. Kelengkapan informed
concent setelah mendapatkan
informasi yang jelas
3. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat ≤ 15 menit
jalan
4. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik palayanan rawat
inap
Ada 2 (dua) pengertian SPM; yaitu SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM.
1. SPM untuk UKP adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan minimum yang
seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, maka standar layanan BLU semestinya memenuhi persyaratan
SMART (Specific, Measurable, Attainable, Reliable, and Timely), yaitu :
1. Buat format SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM sebagaimana contoh pada
bagian Dberikut
2. Identifikasi jenis layanan UKP dan jenis layanan UKM
3. Identifikasi indikator & standar untuk SPM UKP dan SPM UKM
4. Tetapkan Uraian/rincian/profil masing-masing indikator (contoh ada pada bagian D
berikut)
5. Hitung Pencapaianindikator SPM tahun sebelumnya (tahun saat menyusun SPM – 1)
6. Tentukan gaps (kesenjangan) antara SPM denganPencapaian tersebut pada angka 5
7. Analisis penyebabGapssebagaimana pada angka 6meliputi Tenaga (jumlah &
kualifikasi), sarana (medis dan non medis) dan perangkat lunak (SPO, standar
akreditasi dsb) dengan mempedomaniStandar Puskesmas.Gunakan kertas kerja untuk
membantu analisisgaps ini
8. Menetapkan program untuk menyelesaikan gaps (program Pencapaian SPM)
9. Menghitung kebutuhan biaya untuk menyelesaikan gaps pada angka 8 tsb. selama 5 tahun
ke depan
10. Memberi masukan kepada Pokja RSB tentang Program & kebutuhan biaya
SPM merupakan janji pengelolakepada stakeholders, khususnya kepada masyarakat. Oleh karena
itu, perlu diatur dalam dokumen Tata Kelola.
Agar SPM dapat dijamin pencapaiannya, diperlukan rencana penganggaran yang cukup. Rencana
penganggaran Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD, dituangkan dalam Rencana
Stratejik Bisnis. Untuk itu, Rencana pencapaian SPM harus masuk dalam Rencana
Stratejik Bisnis.
B. Format SPM
Format SPM Puskesmas (UKP dan UKM dibuat tabel masing masing)
Contoh:
1.Balai Pengobatan
Waktu tunggu60 Menit 120 Menit
Untuk tiap indikator yang ditetapkan perlu dirinci lebih lanjut dengan menggunakan format di bawah
ini:
Dimensi mutu
Tujuan indikator
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
Nilai
Penanggung jawab
Indikator diisi dengan nama indikator, dimensi mutu diisi dengan dimensi yang terkait dengan
indikator yang disusun, meliputi: akses, efektifitas, efisiensi, keamanan, kesinambungan
layanan, kompetensi teknis, kenyamanan, dan hubungan antar manusia. Tujuan indikator
diisi dengan indikator tersebut disusun untuk menunjukkan kejadian/ukuran apa. Jika ada
pengertian yang perlu dijelaskan maka dimasukkan dalam lajur definisi terminologi yang
digunakan. Data untuk tiap indikator harus dilakukan updating untuk tiap periode tertentu,
maka pada kolom frekuensi updating indikator diisi dengan kapan data secara periodik harus
dikumpulkan. Hasil pengukuran harus dianalisis, periode analisis diisikan pada lajur periode
dilakukan analisis. Suatu indikator mempunyai formula, pembilang dari indikator tersebut
dituliskan pada lajur numerator, dan penyebut (jika ada) dituliskan pada lajur denominator.
Standar yang harus dicapai dituliskan pada lajur nilai (threshold). Tiap indikator harus jelas
siapa yang bertanggung jawab unuk pengumpulan dan analisis yang dituliskan pada lajur
penanggung jawab. Tiap indikator harus jelas data diperoleh dari mana, sumber data
dituliskan pada lajur sumber data numerator dan denominator.
Analisa gaps antara standar dan pencapaian. Rencanakan pencapaian SPM beserta biayanya gunakan
format kertas kerja sebagai berikut:
JML JML
JML
PROGR PROGR
INDIKATO
PROGRA
KEGIATA PROGR
PERENCANAAN PENCAPAIAN AM AM SAR
R M N AM SDM
SPM ALKES PRAS
THN THN
I THN
II III
THN IV
THN V
Jumlah biaya
a. REKAM MEDIK
Definisi operasionalDokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru atau
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan/ditemukan oleh petugas.
Frekuensi pengumpulan
tiap bulan
data
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 50)
Sumber data hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru /di
ruang rekam medis untuk pasien lama
Standar ≤ 10 menit
Frekuensi pengumpulan
tiap bulan
data
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati
Standar ≤ 15 menit
6) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rekam medis
Definisi operasional
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rekam medis
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawabPetugas Rekam Medik
Jenis Pelayanan
PELAKSANAAN
(1) Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) wajib melaksanakan pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimumdalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(2) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai Standar Pelayanan Minimumyang
ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimumdilakukan oleh
tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENERAPAN
(1) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD menyusun rencana kerja dan anggaran,
target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan tahunan Puskesmasyang
dipimpinnya berdasarkan Standar Pelayanan Minimum.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan
menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan yang menjadi
tugasnya,dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimum.
Pengelolaan rekam medis dengan format rekaman pada kertas (paper-based record)
menjadi rekam kesehatan yang berazaskan pada butiran informasi berbasis komputer
(computer-based environment) yaitu rekam medis yang berbasis pada informasi dengan
menerapkan teknologi informasi kesehatan. Perekam Medis yang profesional wajib
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik
profesi.
Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman
buku ICD yang berlaku (ICD-10 Volume 2), Mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk
memenuhi sistim pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk kebutuhan analisis
sebab tunggal penyakit yang dikembangkan, Mengklasifikasikan data kode diagnosis
yang akurat bagi kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang
diharuskan, Menyajikan informasi morbiditas dengan akurat dan tepat waktu bagi
kepentingan monitoring KLB epidemiologi dan lainnya, Mengelola indeks penyakit dan
tindakan guna kepentingan laporan medis dan statistik serta permintaan informasi pasien
secara cepat dan terperinci. Menjamin validitas data untuk registrasi penyakit,
Mengembangkan dan mengimplementasikan petunjuk standar koding dan
pendokumentasian
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia
jabatan, maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan
perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia
(PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam mempertanggungjawabkan segala
tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meIiputi
pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat dan salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi
pasien dan rahasia jabatan,
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/snars.web.id/2018/2018/09/01/standart-profesi-rekam-
medis-informasi-kesehatan-rmik/amp/
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2281MenKes/SK/lil/2002 tentang:
Pedoman Penyusunan SPM Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan di
Daerah.2002
https://www.slideshare.net/mobile/f1smed/kepmenkes
no129tahun2008standarpelayananminimalrs
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/dcument/135168569/MAKAL
AHSPM&ved=2ahUKEwjGi8a88q3sAhXNXSsKHYpYDxkQFjAEegQIAxAB&
sg=AOvVaw3a9FyBYFnLlqrXDwr39Lam&cshid=1602466187954
https://nanopdf.com/download/bab-i-100_pdf