Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

STANDAR MINIMAL PELAYANAN REKAM MEDIS DAN REKAM MEDIS DALAM


MENGHASILKAN INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING

ASRIAWAL, S.SiT, M.Mkes

KELOMPOK 6

NUR ANNISA (PO.71.4.261.20.2.015)

RIZKA RAHMADANI (PO.71.4.261.20.2.0)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN TERAPIS GIGI

D4 ALIH JENJANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Reproduksi”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan menyangkut Sistem Reproduksi.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan ada nya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Makassar, 11 Oktober 2020

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat ( l) perubahan Undang – undang Dasar Negara
Repubrik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan
negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas
pelayanan umum yang layak.Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan
kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran
pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6 menyatakan:
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal. Ayat 7. Indikator SPM adalah tolok ukur
untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan
besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa
masukan, proses, hasiI dan atau manfaat pelayanan.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu
sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat
yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang
bermutu standar, membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit. Pada
hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang
seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf
keejahteraan mesyarakat.
Sistem informasi manajemen merupakan prosedur pemprosesan data berdasarkan teknologi
informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses
pengembalian keputusan manajemen. System informasi manajemen saat ini
merupakan sumber daya alam utama, yang mempunyai nilai strategis dan
mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta kompetensi utama
sebuah organisasi dalam menyongsong era informasi ini. Di bidang kesehatan
terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat.
Maka diperlukan suatu alat Bantu yang memiliki tingkat kecepatan perhitungan dan
penyampaian data yang tinggi. Alat Bantu tersebut merupakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Dalam penanganan sistem informasi ini,
salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menilai biaya yang dikeluarkan.
Jika hal tersebut dikerjakan dengan tangan (secara manual), tentu akan memakan
waktu, biaya dan tenaga. Untuk menghindari hal tersebut, akan lebih baik jika
digunakan sistem komputerisasi.Contohnya di Rumah Sakit yang hampir setiap
harinya bisa di pastikan 100 atau lebih orang melakukan pengobatan atau hanya
sekedar konsul, dapat di bayangkan apabila dalam mengurus administrasinya dengan
cara manual pasti kita kan sangat kerepotan. Maka dari itu sangat diperlukan bagi
rumah sakit jaman sekarang untuk menggunakan sistem informasi yang lebih
canggih, sehingga bisa menghemat tenaga, waktu dan tentu saja pengeluaran rumah
sakit tersebut dan sudah pasti rumah sakit tersebut akan memenuhi standarisasi
pelayanan rumah sakit internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Standar Pelayanan Minimal (SPM) ?
2. Apa saja yang perlu dilaksanakan sesuai SPM?
3. Apakah peran pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan SPM?
4. Bagaimana Rekam medis menghasilkan informasi dalam kesehatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui maksud dari SPM
2. Mengetahui apa saja yang perlu dilaksanakan sesuai SPM
3. Mengetahui peran pusat, prvinsi, dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan SPM
4. Mengetahui bagaimana rekam medis dalam menghasilkan informasi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit


Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 228/Menkes/SK/III/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit, maka :
A. SECARA UMUM
1. Standar Pelayanan
Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan minimum yang bdiberikan oleh Badan Layanan Umum kepada
masyarakat.
2. Rumah Sakit
Adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meIiputi
pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

B. DEFINISI OPERASIONAL
1. Jenis Pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada
masyarakat.
2. Mutu Pelayanan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesui
dengan tingkat kepuasaan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan.
3. Dimensi Mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis
dan mutu pelayanan dilihat dari akses, efektivitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan kompetensi teknis dan hubungan
antar manusia berdasarkan standa WHO.
4. Kinerja adalah proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi
dalam menyediakan produk dalam bentuk jasa pelayanan atau barang kepada
pelanggan.
5. Indikator Kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi kuantitatif / kualitatif yang
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahane terhadap besaran target atau
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
6. Standar adalah nilai tertentu yang telah ditetapkan berkaitan dengan sesuatu yang
harus dicapai.
7. Definisi operasional: dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator .
8. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data
untuk tiap indikator.
9. Periode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja
yang dikumpulkan.
10. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
kinerja.
11. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator
kinerja.
12. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa dicapai.
13. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yang berhubungan langsung dengan persoalan.

C. PRINSIP PENYUSUPAN DAN PENETAPAN SPM


Di dalam menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sektor terkait
dari unsur-unsur kesehatan dan departemen terkait yang secara rinci terlampir dalam
daftar tim penyusun,
2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami,
3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan persyaratan
atau prosedur teknis,
4. Terukur, seluruh indikator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif
ataupun kuantitatif,
5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat,
6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana yang
tersedia,
7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung gugatkan kepada publik,
8. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampun keuangan,
kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM.

D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan,
2. Undang-Undang Nomor l7 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
3. Undang-Undang Nomor I tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,,
5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional
tahun 2000 – 2005,
6. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenanga
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggara Pemerintah Daerah,
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2003 tentang pedoman
organisasi perangkat daerah (Lembaran Negara tahun 2001No. 14, tambahan
lembaran negara No. 42621),
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah,
10. Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali
diiubah terakhir dengan Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2005 ,
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum,
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah,
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal,
14. Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004 tentang
Akuntabilitas Pelayanan Publik,
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes/ SK /l/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Propinsi, Kabupaten/
Kota dan Rumah Sakit ,
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / MenKes/SK/ III/ 2002 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minirnal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan
Daerah ,
17. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/ SK / II /2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan,
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang
penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal.

2.2 STANDAR PELAYANAN MINIMAL


RUMAH SAKIT
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-jenis pelayanan indikator
dan standar pencapaiain kinerja pelayanan rumah sakit.
A. Jenis – jenis pelayanan rumah sakit:
Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit
meliputi:
1. Pelayanan gawat darurat,
2. Pelayanan rawat jalan,
3. Pelayanan rawat inap,
4. Pelayanan bedah ,
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi ,
6. Pelayanan intensif,
7. Pelayanan radiologi,
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik,
9. Pelayanan rehabilitasi medik,
10. Pelayanan farmasi,
11. Pelayanan gizi,
12. Pelayanan,
13. Pelayanan keluarga miskin,
14. Pelayanan rekam medis,
15. Pengelolaan limbah,
16. Pelayanan administrasi manajemen,
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah,
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah,
19. Pelayanan laundry,
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit,
21. Pencegah Pengendalian Infeksi.

2.3 PERAN PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATENIKOTA


Peran Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit adalah sebagai berikut :
A. Pengorganisasian:
1. Gubernur/Bupati/Walikota bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan
rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal yang dilaksanakan oleh Rumah
Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota,
2. Penyelenggaraan pelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal
sebagaimana dimaksud dalam butir a secara operasional dikoordinasikan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
3. Pelaksanaan dan Pembinaan
a. Rumah Sakit wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal yang disusun dan disahkan oleh Kepala Daerah,
b. Pemerintah Daerah wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal,
c. Pemerintah dan Pemerintah Provinsi memfasilitasi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai standar pelayanan minimal dan mekanisme kerjasama antar
daerah kabupaten/kota,
d. Fasilitasi dimaksud butir a dalam bentuk pemberian standar teknis,pedoman,
bimbingan teknis, pelatihan, meliputi:
1) Perhitungan kebutuhan Pelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan
Minimal,
2) Penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target SPM ,
3) Penilaian pengukuran kinerja,
4) Penyusunan laporan kinerja dalam menyelenggarakan pemenuhan standar
pelayanan minmal rumah sakit
4. Pengawasan
a. Gubernur/Bupati/walikota melaksanakan pengawasan dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal rumahsakit di daerah
masing-masing,
b. Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan laporan pencapaian kinerja
pelayanan rumahsakit sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
Contoh Penyusunan Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Adapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indikator dan standar
dapat dilihat pada tabel

No Jenis Pelayanan Indikator Standar


1 Gawat Darurat 1.    Kemampuan menangani life1.   100 %
saving anak dan dewasa

2.    Jam buka Pelayanan Gawat


2.   24 Jam
Darurat

3.    Pemberi pelayanan gawat


darurat yang bersertifikat 3.    100 %

4.    Ketersediaan tim
penanggulangan bencana
4.    Satu tim

5.    Waktu tanggap pelayanan


Dokter di Gawat Darurat

5.    ≤ lima menit terlayani,


6.    Kepuasan Pelanggan setelah pasien datang

7.    Kematian pasien< 24 Jam 6.    ≥ 70 %

7.    ≤ 2/1000 (pindah ke


pelayanan rawat inap
setelah 8 jam)
No Jenis Pelayanan Indikator Standar
8.    Khusus untuk RS Jiwa pasien8.    100%
dapat ditenangkan dalam waktu
≤ 48 Jam
9.    Tidak adanya pasien yang
diharuskan membayar uang9.    100%
muka
2
1.  Dokter pemberi Pelayanan
di Poliklinik Spesialis
Rawat Jalan 1.  100 % Dokter Spesialis
2.  Ketersediaan Pelayanan

2.    
1.      Pemberi pelayanan di Rawat
inap          Klinik Anak

2.   Dokter b.        Klinik Penyakit dalam


penanggung
jawab   pasien rawat inap
         Klinik Kebidanan

d.        Klinik Bedah
3.  Ketersediaan Pelayanan di RS
Jiwa 3.         
         Anak Remaja
b.        NAPZA
         Gangguan Psikotik
d.        Gangguan Neurotik
         Mental Retardasi
         MentalOrganik
g.        UsiaLanjut

4.  Jam buka pelayanan


4.       08.00 s/d 13.00
Setiap hari kerja kecuali
Jumat : 08.00 - 11.00

5.  Waktu tunggu di rawat jalan


5.       ≤ 60 menit

6.  Kepuasan Pelanggan
6.       ≥ 90 %

a.     Penegakan diagnosis TB
melalui pemeriksaan mikroskop
TB
100 %
b.    Terlaksananya kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
RS
 1. Kelengkapan pengisian rekam    100 %
medik 24 jam setelah selesai
Rekam medik
pelayanan
 ≤ 10 menit
2.      Kelengkapan informed
concent setelah mendapatkan  
informasi yang  jelas
3.      Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat ≤ 15 menit
jalan
4.      Waktu penyediaan dokumen
rekam medik palayanan rawat
inap

Standar pelayanan Minimal Puskesmas

Ada 2 (dua) pengertian SPM; yaitu SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM.

1. SPM untuk UKP adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat.
Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan minimum yang
seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, maka standar layanan BLU semestinya memenuhi persyaratan
SMART (Specific, Measurable, Attainable, Reliable, and Timely), yaitu :

a. fokus pada jenis layanan;


b. dapat diukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.
2. SPM untuk UKM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin akses dan mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan
wajib.

A. Cara Menyusun SPM Puskesmas BLUD

1. Buat format SPM untuk UKP dan SPM untuk UKM sebagaimana contoh pada
bagian Dberikut
2. Identifikasi jenis layanan UKP dan jenis layanan UKM
3. Identifikasi indikator & standar untuk SPM UKP dan SPM UKM
4. Tetapkan Uraian/rincian/profil masing-masing indikator (contoh ada pada bagian D
berikut)
5. Hitung Pencapaianindikator SPM tahun sebelumnya (tahun saat menyusun SPM – 1)
6. Tentukan gaps (kesenjangan) antara SPM denganPencapaian tersebut pada angka 5
7. Analisis penyebabGapssebagaimana pada angka 6meliputi Tenaga (jumlah &
kualifikasi), sarana (medis dan non medis) dan perangkat lunak (SPO, standar
akreditasi dsb) dengan mempedomaniStandar Puskesmas.Gunakan kertas kerja untuk
membantu analisisgaps ini
8. Menetapkan program untuk menyelesaikan gaps (program Pencapaian SPM)
9. Menghitung kebutuhan biaya untuk menyelesaikan gaps pada angka 8 tsb. selama 5 tahun
ke depan
10. Memberi masukan kepada Pokja RSB tentang Program & kebutuhan biaya

Hubungan SPM denganRSB dan Tata Kelola

SPM merupakan janji pengelolakepada stakeholders, khususnya kepada masyarakat. Oleh karena
itu, perlu diatur dalam dokumen Tata Kelola.

Agar SPM dapat dijamin pencapaiannya, diperlukan rencana penganggaran yang cukup. Rencana
penganggaran Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD, dituangkan dalam Rencana
Stratejik Bisnis. Untuk itu, Rencana pencapaian SPM harus masuk dalam Rencana
Stratejik Bisnis.

Realisasi pencapaian SPM wajib dipertanggungjawabkan melalui laporan tahunan. Laporan


pencapaian SPM meliputi 2 (dua) hal yaitu pencapaian berbasis indikator dan standar
yang telah ditetapkan, dan pencapaian rencana penganggarannya melalui Laporan Kinerja
BLUD.

B. Format SPM

Format SPM Puskesmas (UKP dan UKM dibuat tabel masing masing)

Contoh:

PencapaianRencana Pencapaian tahun


Penanggung jawab
No Jenis pelayanan Indikator Standar
Tahun lalu I II III IV V

1.Balai Pengobatan
Waktu tunggu60 Menit 120 Menit

Untuk tiap indikator yang ditetapkan perlu dirinci lebih lanjut dengan menggunakan format di bawah
ini:

Format profil tiap indikator:


Indikator

Dimensi mutu

Tujuan indikator

Definisi terminologi yang


digunakan

Frekuensi updating data


(pengumpulan data)

Periode dilakukan analisis

Numerator (pembilang)

Denominator (penyebut)

Nilai

Penanggung jawab

Sumber data numerator


dan denominator

Indikator diisi dengan nama indikator, dimensi mutu diisi dengan dimensi yang terkait dengan
indikator yang disusun, meliputi: akses, efektifitas, efisiensi, keamanan, kesinambungan
layanan, kompetensi teknis, kenyamanan, dan hubungan antar manusia. Tujuan indikator
diisi dengan indikator tersebut disusun untuk menunjukkan kejadian/ukuran apa. Jika ada
pengertian yang perlu dijelaskan maka dimasukkan dalam lajur definisi terminologi yang
digunakan. Data untuk tiap indikator harus dilakukan updating untuk tiap periode tertentu,
maka pada kolom frekuensi updating indikator diisi dengan kapan data secara periodik harus
dikumpulkan. Hasil pengukuran harus dianalisis, periode analisis diisikan pada lajur periode
dilakukan analisis. Suatu indikator mempunyai formula, pembilang dari indikator tersebut
dituliskan pada lajur numerator, dan penyebut (jika ada) dituliskan pada lajur denominator.
Standar yang harus dicapai dituliskan pada lajur nilai (threshold). Tiap indikator harus jelas
siapa yang bertanggung jawab unuk pengumpulan dan analisis yang dituliskan pada lajur
penanggung jawab. Tiap indikator harus jelas data diperoleh dari mana, sumber data
dituliskan pada lajur sumber data numerator dan denominator.

Analisa gaps antara standar dan pencapaian. Rencanakan pencapaian SPM beserta biayanya gunakan
format kertas kerja sebagai berikut:
JML JML
JML
PROGR PROGR
INDIKATO
PROGRA
KEGIATA PROGR
PERENCANAAN PENCAPAIAN AM AM SAR
R M N AM SDM
SPM ALKES PRAS
THN THN
I THN
II III
THN IV
THN V

Jumlah biaya

a. REKAM MEDIK

1) Pemberi Pelayanan Rekam Medis

Pemberi Pelayanan Rekam Medis


Dimensi Mutu Keselamatan dan Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tersedianya tenaga yang kompeten dalam pelayanan rekam medis
Definisi OperasionalPemberi pelayanan rekam medis adalah tenaga yang mempunyai
kompetensi sesuai yang dipersyaratkan untuk pelayanan rekam
medis
Frekuensi Pengumpulan
Tiga bulan sekali
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tenaga rekam medis yang terlatih
Denominator Jumlah seluruh tenaga rekam medis
Sumber data Unit Rekam Medis Puskesmas
Standar
Penanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP
pengumpul data
2) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan

Judul Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Jalan

Dimensi mutu efektivitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan rgambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan

Definisi operasionalDokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru atau
pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu
penyediaan dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan/ditemukan oleh petugas.

Frekuensi pengumpulan
tiap bulan
data

Periode analisis tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang diamati

Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 50)

Sumber data hasil survei pengamatan di ruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien baru /di
ruang rekam medis untuk pasien lama

Standar ≤ 10 menit

Penanggung jawab Petugas rekam medis

3) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Inap

Judul Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Pelayanan Rawat Inap

Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medis rawat inap


Definisi operasionalDokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien lama
yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien diputuskan
untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia di
bangsal pasien

Frekuensi pengumpulan
tiap bulan
data

Periode analisis tiap tiga bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati

Denominator Total penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati

Sumber data hasil survey

Standar ≤ 15 menit

Penanggung jawab Petugas rekam medis

4) Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 Jam Setelah Selesai Pelayanan

Judul Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 Jam Setelah Selesai


Pelayanan
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam
medic
Definisi operasional
Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang telah diisi lengkap
oleh dokter dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat
jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan
asuhan, tindak lanjut, dan resume.
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawabPetugas rekam medik

5) Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi Yang


Jelas

Judul Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi Yang


Jelas
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan informasi kepada
pasien dan mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan medik
yang akan dilakukan
Definisi operasional
Informed Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien/keluarga pasien
atas dasar penjelasan lengkap mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey yang
mendapat informasi lengkap sebelum memberikan persetujuan
tindakan medik dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawabPetugas rekam medic

6) Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rekam medis
Definisi operasional
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rekam medis
Frekuensi pengumpulan
1 bulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar ≥80 %
Penanggung jawabPetugas Rekam Medik

JENIS PELAYANAN, INDIKATOR, STANDAR NILAI, BATAS WAKTU PENCAPAIAN


DAN URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Jenis Pelayanan

(1) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan


pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) serta upaya rujukan.
Jenis pelayanan untuk Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Kesehatan Perseorangan
b. Upaya Kesehatan Masyarakat

PELAKSANAAN

(1) Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
(PPK-BLUD) wajib melaksanakan pelayanan berdasarkan Standar Pelayanan
Minimumdalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(2) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan yang dipimpinnya sesuai Standar Pelayanan Minimumyang
ditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota ini.
(3) Penyelenggaraan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Minimumdilakukan oleh
tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

PENERAPAN

(1) Pemimpin Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD menyusun rencana kerja dan anggaran,
target, serta upaya dan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan tahunan Puskesmasyang
dipimpinnya berdasarkan Standar Pelayanan Minimum.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dengan
menggunakan format Rencana Bisnis dan Anggaran.
(3) Setiap pelaksanaan pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan yang menjadi
tugasnya,dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimum.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


(1) Pembinaan teknis Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh Kepala
SKPD yang membidangi urusan kesehatan.
(2) Pembinaan keuangan Puskesmas yang menerapkan PPK-BLUD dilakukan oleh
Pejabat Pengelola KeuanganDaerah (PPKD)
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berupa fasilitasi,
pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan latihan
atau bantuan teknis lainnya,antara lain:
a. perhitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai Standar
Pelayanan Minimum;
b. penyusunan rencana pencapaian Standar Pelayanan Minimum dan penetapan
target tahunan pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
c. penilaian prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
d. pelaporan prestasi kerja pencapaian Standar Pelayanan Minimum;
e. penyusunan peraturan perundang-undangan untuk implementasi PPK-BLUD pada
Puskesmas yang bersangkutan;
f. Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran;
g. Pelaksanaan anggaran;
h. Akuntansi dan pelaporan keuangan;

REKAM MEDIS DALAM MENGHASILKAN INFORMASI KESEHATAN

Pengelolaan rekam medis dengan format rekaman pada kertas (paper-based record)
menjadi rekam kesehatan yang berazaskan pada butiran informasi berbasis komputer
(computer-based environment) yaitu rekam medis yang berbasis pada informasi dengan
menerapkan teknologi informasi kesehatan. Perekam Medis yang profesional wajib
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik
profesi.
Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman
buku ICD yang berlaku (ICD-10 Volume 2), Mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk
memenuhi sistim pengelolaan, penyimpanan data pelaporan untuk kebutuhan analisis
sebab tunggal penyakit yang dikembangkan, Mengklasifikasikan data kode diagnosis
yang akurat bagi kepentingan informasi morbiditas dan sistem pelaporan morbiditas yang
diharuskan, Menyajikan informasi morbiditas dengan akurat dan tepat waktu bagi
kepentingan monitoring KLB epidemiologi dan lainnya, Mengelola indeks penyakit dan
tindakan guna kepentingan laporan medis dan statistik serta permintaan informasi pasien
secara cepat dan terperinci. Menjamin validitas data untuk registrasi penyakit,
Mengembangkan dan mengimplementasikan petunjuk standar koding dan
pendokumentasian
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi pasien dan rahasia
jabatan, maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan
perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia
(PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam mempertanggungjawabkan segala
tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh
Badan Layanan Umum kepada masyarakat.
sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan meIiputi
pelayanan promotif, preventif, kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat dan salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks.
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan
penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi
pasien dan rahasia jabatan,

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/snars.web.id/2018/2018/09/01/standart-profesi-rekam-
medis-informasi-kesehatan-rmik/amp/
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2281MenKes/SK/lil/2002 tentang:
Pedoman Penyusunan SPM Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan di
Daerah.2002

Peraturan Pemerintah Indonesia No 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan


Penerapan Standar Pelayanan Minimal Daerah.2005.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Units Adverse Event Management


Program Indonesia No. 1747/MenKes-Kesos/SK Xll/2000 Overview, August
2003 tentang Pedoman Penetapan Standar 15. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.2005.

https://www.slideshare.net/mobile/f1smed/kepmenkes
no129tahun2008standarpelayananminimalrs
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/dcument/135168569/MAKAL
AHSPM&ved=2ahUKEwjGi8a88q3sAhXNXSsKHYpYDxkQFjAEegQIAxAB&
sg=AOvVaw3a9FyBYFnLlqrXDwr39Lam&cshid=1602466187954
https://nanopdf.com/download/bab-i-100_pdf

Menteri Kesehatan RI No. 749a/ Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (Medical


Record);

Anda mungkin juga menyukai