Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

“ KARAKTERISTIK KLIEN KONSELOR YANG HUMANIS “

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Disusun Oleh :

Amalia Minhatilah Jawza Assya Azkiya

Anita Nurfitriani Putri Syifa Wulandari

Ariyani Widianingsih Revi Purwanti

Asri Widiawati Pina Nur Maulidah

Dara Arabaatus Setiani Siti Fazriyah Ainuna

Dede Hasanah Reishita Novayanti

Dewi Resmi Septiani Uswatun Khasanah

Friesti Noor Pratiwi Intan Hertika

Rina Herawati Tikha Fatikha M

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2020

A. Teori Humanisme

Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.


Pendekatan ini melihat kejafian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang
disebut sebagai potensi manusia.
Hakikat konseling humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa
artinya menjadi manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir secara
sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam
meraih potensi maksimal mereka. manusia bertanggung jawab terhadap hidup
dan perbuatan mereka sendiri serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilaku mereka sendiri. Pendekatan eksistensial
humanistik tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat. Proses
konseling dengan pendekatan humanistik sangat memperhatikan hubungan
terapeutik dengan melihat konselor dan klien sebagai manusia. Tujuan dari
konseling adalah agar klien menyadari keberadaannya secara otentik.
Meluaskan kesadaran diri klien agar bisa mengambil suatu pilihan yang bebas
dan bertanggung jawab. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan
sehubungan dengan keputusan pilihannya dan menerima kenyataan bahwa
dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan-kekuatan pengaruh dari luar
dirinya.
Dalam pandangan teori humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap
hidup dan perbuatan mereka sendiri serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka sendiri (Corey, 2010).
Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah
hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam
situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.
Artinya psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia
dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-
beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan
dan pemaknaan.
Konseling dengan pendekatan humanistik berfokus pada kondisi manusia.
Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu
pemahaman atas manusia. Humanistik memandang manusia sebagai makhluk
yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Manusia bebas untuk menjadi
apa dan siapa sesuai keinginannya. Manusia adalah makhluk hidup yang
menentukan sendiri apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak ingin dia
lakukan, karena manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab atas segala
apa yang dilakukannya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah
makhluk yang sadar, mandiri, aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya
aktivitas kehidupannya. Manusia adalah makhluk dengan julukan “the self
determining being” yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang
paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dianggapnya
paling benar dan paling tepat tepat.

B. Pendekatan Konseling Humanistic


1. Pribadi Sehat
Pribadi Sehat menurut pendekatan ini adalah apabila individu bisa
menerima diri apa adanya.

2. Pribadi Tidak Sehat


Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat
mengembangkan potensinya. Dengan kata lain pengalamannya tertekan.

C. Kunci Penting dalam Pendekatan Humanistic


1. Membina hubungan baik
2. Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan
keterbatasanya
3. Merangsang kepekaan dan emosi klien.
4. Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5. Mengembangkan potensi dan emosi positif klien.
6. Membuat klien menjadi adequate.

D. Teknik-teknik Konseling Humanistic


Teknik yang di anggap tepat untuk di terapkan dalam Pendekatan ini yaitu
teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R.
Rogers.
1. Acceptance ( penerimaan ).
2. Respect ( rasa hormat ).
3. Understanding ( pemahaman ).
4. Reassurance ( menentramkan hati ).
5. Encouragement ( memberi dorongan ).
6. Limited questioning ( pertanyaan terbatas )
7. Reflection ( memantulkan pernyataan dan perasaan ).

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK


KELEBIHAN
1. Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis
terhadap fenomena sosial.
2. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat
orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma,
disiplin atau etika yang berlaku.
4. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan
berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.

KEKURANGAN
1. Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam
proses belajar.
2. Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri
dalam proses belajar.
3. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
4. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang
telah  berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
5. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis

F. DESKRIPSI PROSES KONSELING HUMANISTIK

1. Proses konseling adalah membantu klien agar menyadari keberadaannya


dan potensinya
2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan
problem dan apa yang diinginkannya.
3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta
perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.
4. Unsur menghormati dan mengahargai keadaan diri individu dan keyakinan
akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling
menentukan dalam hubungan konseling

Anda mungkin juga menyukai