Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dannisa Levia Ulfa

Nim : 2011011018
Kelas : A

1. Refleksi yaitu sebuah teknik yang digunakan konselor dalam menanggapi pembicaraan
klien dengan merespon kembali tentang perasaan, pikiran, sikap, dan pengalaman yang dialami
oleh klien. yang mana dalam hal ini konselor berusaha menciptakan hubungan baik dengan klien.
Dan disisi lain menggali atau memberikan kesempatan kepada klien untuk mengeksplorasi diri
dalam memahami masalahnya.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
individu dengan menggunakan berbagai cara dan prosedur agar mampu mandiri dalam
memecahkan masalah yang di hadapinya.
Carl Rogers (1962), seorang ahli bimbingan dan konseling dari pendekatan humanistik yang
terkenal-suatu pendekatan yang lebih memanusiawikan manusia, yang mengakui bahwa setiap
manusia memiliki kemampaun untuk mengarahkan dirinya sendiri jika mereka berada pada
konteks lingkungan yang tepat/kondusif untuk mendorong perkembangannya-berpendapat bahwa
tujuan dari banyak profesi bantuan, termasuk di dalamnya bimbingan dan konseling, adalah untuk
meningkatkan perkembangan pribadi dan pertumbuhan psikologis klien (peserta didik). Jadi
Refleksi Bimbingan Konseling dapat diartikan sebagai suatu upaya dalam mencapai tujuan untuk
memecahkan masalah klien.

Jenis-Jenis Refleksi
1. Refleksi perasaan
Refleksi perasaan yaitu keterampilan konselor untuk dapat memantulkan (merefleksikan)
perasaan konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan non-verbal.
2. Refleksi pikiran
Refleksi pikiran (content) yaitu keterampilan konselor untuk memantulkan ide, pikiran,
pendapat konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan non-verbal.
3. Refleksi pengalaman
Refleksi pengalaman yaitu keterampilan konselor untuk dapat memantulkan (merefleksikan)
pengalaman-pengalaman konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan non-verbal.

https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/12/makalah-refleksi-bimbingan-konseling.html

2. Focusing adalah ketrampilan konselor yang mengarahkan arus pembicaraan konseli ke arah
daerah atau bidang yang konselor inginkan. Focusing dapat membantu konseli untuk memusatkan
perhatian pada pokok pembicaraan.
Secara umum dalam wawancara konseling selalu ada focus yang membantu konseli untuk
menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah “X”. Misalnya mungkin banyak
masalah yang berkembang di dalam diskusi dengan konseli, akan tetapi konselor harus membantu
konseli agar dia menentukan focus pada masalah apa.
Teknik ini digunakan bisa diberbagai tahapan konseling. Akan sangat berguna pada saat ingin
memfokuskan pembicaraan pada topik yang relevan.
Misalnya:
Konseli : Bercerita banyak hal yang mencemaskan dirinya.
Konselor: “Apakah tidak baik jika pokok pembicaraan kita berkisar saja dulu soal hubungan Anda
yang retak dengan pacar Anda?”.
https://medium.com/etsah/teknik-focusing-3a053e0739bd

3. Konfrontasi adalah keterampilan atau teknik yang digunakan oleh konselor yang menantang
konseli karena adanya ketidaksesuaian yang terlihat dalam pernyataan dan tingkah laku konseli,
terjadi inkonsistensi antara perkataan dan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya. Konfrontasi
ini sifatnya membantu klien, bukan dimaksudkan untuk menyerang klien tetapi hanya dibatasi
pada komentar-komentar khusus terhadap perilaku klien yang tidak konsisten. Faktor penting
dalam konfrontasi adalah ketepatan waktu penyampaian dan sifatnya yang non-judgemental,
sehingga klien mampu menginterpretasikan komentar yang disampaikan itu untuk “melihat
kembali dirinya”.
# Tujuan Teknik Konfrontasi
Teknik konfrontasi mempunyai beberapa tujuan antara lain:
1. Mendorong klien mengadakan penelitian diri secara jujur.
2. Membantu konseli menjadi lebih baik menyadari kesenjangan atau ketidakselarasan di dalam
pemikiran, perasaan dan perilaku.
3. Membuat konseli agar memiliki cara pandang yang baru yang mengarah pada tingkah laku baru.
#Yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Teknik Konfrontasi
Dalam konfrontasi harus memperhatikan beberapa hal agar proses konseling tetap berjalan
dengan efektif, meliputi:
1. Adanya kesenjangan yang diungkapkan konseli.
2. Konselor telah memahami masalah konseli secara mendalam.
3. Telah terbina keakraban antara konselor dan konseli secara mendalam.
4. Bertujuan meredakan ketegangan yang ada dalam batin konseli.
5. Mendorong konseli mengadakan penelitian secara jujur.
6. Meningkatkan potensi konseli.
7. Membawa konseli pada kesadaran adanya diskrepansi, konflik atau kontradiksi dalam
dirinya.
8. Meningkatkan potensi konseli.
9. Membawa konseli pada kesadaran adanya diskrepansi, konflik atau kontradiksi dalam
dirinya.
10. Disampaikan dengan bahasa yang lugas; ringkas, tepat, jelas, dan mudah dipahami konseli.
11. Tidak menyalahkan atau menilai, disertai perilaku attending, disampaikan pada waktu
yang tepat.
http://bk112104.blogspot.com/2014/01/teknik-konfrontasi.html

4. Wawancara merupakan bagian penting dari proses konseling. Melakukan wawancara juga
membutuhkan ketrampilan tersendiri dan tentunya pengalaman-pengalaman praktis. Ivey, et al
(1987) menguraikan bahwa wawancara dapat dirumuskan sebagai metode pengumpulan data dan
menjadi ciri dalam pengumpulan keterangan di lembaga-lembaga yang berhubungan dengan
kesejahteraan, ketenaga kerjaan, penempatan dan konseling mengenai karir. Menurut Ivey, et al di
atas, ada lima tahap struktur wawancara sebagai berikut :
1. Rapport
Di tandai dengan ucapan basa-basi, tahap ini diikuti dengan rencana yang akan dilakukan terhadap
klien, serta membawa klien merasa enak menghadapi pewawancara.
2. Pengumpulan data
Tahap untuk merumuskan masalah dan mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan dan diberikan
kepada klien.
3. Menentukan hasil sesuai dengan arah kemana klien inginkan
Tahap yang penting bagi pewawancara untuk mengetahui apa yang dikehendaki klien dan yang
senada atau tidak bertentangan dengan apa yang secara rasional dipikirkan oleh pewawancara.
4. Mengemukakan macam-macam alternative penyelesaian masalah
Diarahkan pada apa yang klien tentukan setelah menentukan dari macam-macam alternative.
Sering kali melibatkan penelaahan yang panjang mengenai dinamika-dinamika pribadinya dan
merupakan tahapan yang berlangsung paling lama.
5. Generalisasi dan pengalihan proses belajar
Untuk memungkinkan klien mengubah cara berpikirnya, proses belajarnya, perasaannya dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari atau bisa disebut sebagai penyimpulan secara umum
dari semua tahapan diatas.
http://therezhy.blogspot.com/2012/07/wawancara-dalam-konseling.html

Anda mungkin juga menyukai