Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PSIKOLOGI KONSELING”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Psikologi Konseling

Dosen Pengampu : Asep Mu’amar Fauzi,MA

Disusun Oleh :

Cucu Fatimah : 191102014009

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ‘ULAMA

(STITNU) AL-FARABI PANGANDARAN

JL. Cigugur Km.03 Pasirkiara Karangbenda Parigi Pangandaran

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat taufik dan juga hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Psikologi Konseling”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Konseling Karir I,


Penyusunan makalah ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dan
partisipasi dari semua pihak. Untuk itu perkenankan  penulis menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Asep Mu’amar Fauzi,MA sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan petunjuk dan bimbinganya. Serta kepada teman – teman
di Program Study BKPI yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini di kesempatan yang akan datang.

Parigi, 28 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.......................................................................... 1

C.     Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

A. Pengertian Psikologi Konseling..................................................... 3


B. Manfaat Psikologi Konseling......................................................... 3
C. Karakteristik Konselor................................................................... 5
D. Keterampilan Berkomunikasi Konselor....................................... 6
E. Tahapan-Tahapan Dalam Bimbingan Konseling........................ 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11

A. Kesimpulan........................................................................................ 11

B. Saran.................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi konseling yang merupakan cabang dari psikologi. Psikologi


berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang
berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu
jiwa. Sedangkan Konseling (counseling) biasanya kita kenal dengan istilah
penyuluhan, yang secara awam dimaknakan sebagai pemberian penerangan,
informasi, atau nasihat kepada pihak lain. Konseling sebagai cabang dari
psikologi merupakan praktik pemberian bantuan kepada individu.

Dengan mengerti pengertian psikologi dan pengertian konseling saja


tidak cukup untuk kita sebagai calon konselor. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui apa sebenarnya pengertian psikologi konseling secara utuh, selain
itu juga kita dituntut mampu memahami isi dari psikologi konseling,
diantaranya langkah – langkah psikologi konseling dan tahap konseling dan
dapat mengaplikasikannya sebagai bagian dari tugas seorang konselor.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Psikologi Konseling?


2. Apakah manfaat psikologi konseling bagi kehidupan manusia?
3. Bagaimanakah karakteristik konselor?
4. Apa sajakah ketrampilan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh
konselor?
5. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam melakukan konseling?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian psikologi konseling


2. Untuk mengetahui manfaat psikologi konseling bagi kehidupan manusia
3. Untuk mengetahui karakteristik seorang konselor

1
4. Untuk mengetahui ketrampilan berkomunikasi yang harus dimiliki oleh
konselor.
5. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam melakukan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Konseling


Psikologi Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons di tahun
1908 saat ia melakukan konseling karier. Berikut Pengertian Konseling
Menurut Para Ahli
1. Menurut Schertzer dan Stone (1980)
Psikologi Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses
interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli
mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli
merasa bahagia dan efektif perilakunya.
2. Menurut Jones (1951)
Psikologi Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan
semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi
sendiri oleh yang bersangkutan. Dimana ia diberi panduan pribadi dan
langsung dalam pemecahan untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada
perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-
masalahnya sendiri tanpa bantuan.
3. Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
Psikologi Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

B. Manfaat Psikologi Konseling

Psikologi Konseling pada hakikatnya membantu menyelesaikan masalah


klien dan sebagai proses psikologis yang mana klien menghadapi suatu

3
masalah dan konseling membantu memperbaiki keadaan klien menjadi kembali
ke keadaan normal atau baik kembali sehingga didalam proses konseling klien
akan mendapatkan suatu pengalaman baru. Ada lima macam pengalaman baru
yang dapat diperoleh oleh klien dalam proses konseling :

1. Mengenali konflik-konflik internal

Konseling membantu orang untuk mengenal bahwa masalah-masalah yang


dialaminya sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam
dirinya dan bukan karena situasi di luar dirinya.

2. Menghadapi realitas

Banyak orang menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang


mampu menghadapi realitas. Sehingga mereka tidak mengetahui realita
yang sebenarnya.

3. Memulai suatu hubungan baru

Dengan adanya konseling, konseling akan memberikan peluang kepada


klien untuk memperoleh hubungan baru yang mungkin belum pernah
diperoleh sebelumnya. Dalam konseling ini klien berinteraksi dengan
konselor dalam serangkaian wawancara konseling.

4. Meningkatkan kebebasan psikologis

Banyak orang yang menghadapi kesulitan dan masalah karena dalam dirinya
terdapat kekurangbebasan dalam menyatakan hal-hal yang bersifat
psikologis. Misalnya merasa takut untuk berbeda pendapat dengan orang
lain, karena merasa tidak bebas untuk menyatakan perasaan tertentu.

5. Memperbaiki konsepsi-konsepsi yang keliru

Untuk dapat bebuat secara tepat, orang harus mampu mewujudkan perilaku
yang didasarkan atas konsepsi secara benar. Akan tetapi orang yang
memiliki konsepsi tentang perilakunya secara keliru. Makadalam proses
konseling inilah semua konsepsi-konsepsi ini akan diluruskan.

4
C.  Karakteristik Konselor

1. Kepribadian konselor

Ada beberapa keperibadian konselor yang perlu diperhatikan atau yang


harus dimiliki seorang konselor untuk kepribadianya yaitu :

a. Memiliki keperibadian yang kuat


b. Bersifat menerima seseorang sebagaimana adanya
c. Empati
d. Jaminan emosional
e. Menghindari nasihat-nasihat
f. Memiliki ilmu jiwa dalau atau pun psikologi dan psikoterapi

2. Kualitas konselor

Beberapa hal yang harus dimiliki konselor untuk menentukan kualitas


konselor yaitu :

a. Pengetahuan mengenai diri sendiri


b. Kompetensi
c. Kesihatan psikologis yang baik
d. Dapat dipercaya
e. Kejujuran
f. Kekuatan atau daya
g. Kehangatan pendengar yang aktif
h. Kesabaran
i. Kebebasan
j. Kepekaan
k. Kesadaran

D. Ketrampilan Berkomunikasi Konselor

Untuk terlaksananya suatu komunikasi konseling yang dialogis, dengan


mengajak klien berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami karakter
klien, adalah menguasai materi bahasan dan menguasai keterampilan

5
berkomunikasi dialogis. Sekurang – kurangnya ada delapan keterampilan
dialogis yang harus dikuasai yaitu :

1. Keterampilan penghampiran

Penghampiran (attending), merupakan keterampilan dasar dalam proses


komunikasi yang bersifat dialogis, karena penghampiran seolah – olah
merupakan pembukaakan pintu pertama untuk memulai suatu
komunikasi.keterampilan penghampiran merupakan keterampilan 
berkomunikasi melalui isyarat- isyarat verbal dan non verbal, sehingga
memberikan kemungkinan para mitra memberikan perhatian kepada
pembicara pada tahap paling awal.

2. Keterampilan empati

Berempati kepada pihak lain merupakan keterampilan dasar dalam


berkomunikasi terutama dalam komunikasi dialogis. Empati mempunyai
makna sebagai sutau kesediaan untuk memahami orang lain secara
paripurna, baik yang Nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam
aspek perasaan, pikiran, dan keinginan. Dengan berempati kita berusaha
menempatkan diri kita dalam suasana perasaan, pikiran, dan  keinginan
orang lain sedekat mungkin

3. Keterampilan merangkumkan

Dalam suatu komunikasi  dialogis dalam konseling, mungkin akan


mengemukakan dalam bentuk ungkapan tertentu dan mungkin secara
panjang lebar. Sebagai wujud sikap penerimaan kita terhadap ungkapan
tersebut, maka keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan
merangkum. Keterampilan ini dinyatakan dalam bentuk pemberian respon
dengan  membuat rangkuman secara tepat semua materi yang diungkapkan. 
Untuk itu konselor harus mampu menyimak seluruh pembicaraan  bersama
klien dengan baik, dan kemudian  membuat rangkuman selanjutnya
disampaikan sebagai respon konselor terhadap klien.

4. Keterampilan bertanya

6
Bertanya merupakan salah aspek dalam proses komunikasi konseling, baik
dalam memulai, selama proses berjalan, atau pun dalam  mengakhiri
keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang cukup penting dan
strategi dalam komunikasi konseling, sebab dapat menentukan kelancaran
proses konseling. Dalam komunikasi konseling ada dua macam bentuk
pertanyaan  yaitu: pertanyaan terbuka merupakan pertanyan yang menuntut
jawaban secara terbuka oleh klien.

5. Keterampilan kejujuran (genuineness)

Dalam komunikasi konseling, konselor selaku komunikator harus mampu


menunjukkan kejujuran dari apa yang diungkapkan sehingga dapat
memberikan pesan secara objektif. Dalm hal ini mampu menyampaikan
sesuatu secara terbuka tanpa harus dimanipulasi. Berkomunikasi secara jujur
dan hasil merupakan kerterampilan komunikasi konseling yang amat
penting. Dengan keterampilan ini konselor dapat menyatakan perasaan\nya
mengenai perasaan klien dengan cara sedemikian rupa sehingga klien dapat
menerima tanpa ada rasa ketersingungan. Keterampilan kejujuran dapat
membantu untuk berbagai perasaan terhadap apa yang dikatakan atau
dilakukan klien, dan tetap menjaga hubungan baik.

6. Keterampilan asertif

Asersi adalah suatu tindakan dalam memberikan respon kepada tindakan


orang lain dalam bentuk mempertahankan hak azasi sendiri yang mendasar,
tanpa melanggar hak azasi orang lain yang mendasari dengan asasi,
seseorang akan mampu mengakui hak azasi orang lain dan mampu bersikap
secara tepat tanpa menguraingi hak azasi sendiri. Dalm komunikasi
konseling, keterampilan untuk bersikap asertif diperlukan dalam menerima
respon klien dan memberikan respon kembali dengan cara yang sedemikian
rupa, sehingga klien merasa hak azasinya tidak terganggu.

7. Keterampilan konfrontasi

7
Keterampilan konfrontasi digunakan untuk memberikan respon terhadap
pesan seseorang yang mengandung pesan ganda yang tidak sesuai saling
bertentang satu dengan yang lainnya.  Dengan keterampilan konfrontasi kita
dapat mengenal dan kita dapat mengenal dan merespon pesan ganda klien,
sehingga ia menyadarinya dan kemudian berkembang kearah yang  lebih
baik.

8. Keterampilan pemecahan masalah

Keterampilan pemecahan masalah sangat diperlukan dalam komunikasi


konseling untuk membantu klien dalm memecahkan masalah – masalah
yang dihadapi.Ada tujuh tahapan yang dapat ditempuh dalam pemecahan
masalah, yaitu:

a.  Menjajagi masalah, yaitu tahapan dimana melalui dialog antara konselor 


dank lien  menetapkan masalah yang dihadapi.

b. Memahami masalah, yaitu tahaapaan lebih lanjut untuk lebih


mempertegas masalah yang sesungguhnya beserta aspek- aspek yang
terkait latar belakang, alasan, tujuan sumber-sumber terkait.

c. Membatasi masalah, yaitu tahapan untuk bersama-sama menetapkan


batasan-batasan masalah baik dari dimensi waktu maupun ruang, serta
sumber-sumber daya penunjang.

d. Menjabarkan alternative, yaitu konselor dank lien bersama- sama


melakukan “curah pendapat” (brainstorming) untuk menjabarkan 
berbagi alternative kemungkinan pemecahan masalah.

e. Mengevaluasi alternative,  yaitu  menilai setiap alternatif yang telah


dikembangkan dalam tahap 4 diatas. Setiap alternative dievaluasi satu
persatu dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, sumber daya, dan
prioritasnya.

f. Memilih alternatif terbaik, yaitu menetapkan alternatif dipandang yang


paling tepat berdasarkan hasil evaluasi

8
g. Menerapkan alternatif, yaitu tahapan melaksanakan alternatif yang
dipandang paling baik dalam bentuk tindakan  nyata.

E. Tahapan-Tahapan Dalam Bimbingan Konseling

1. Tahapan Awal

Tahap awal merupakan upaya untuk menjalin hubungan baik antara


Konselor dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses
konseling. Diharapkan dapat memberikan arahan konseling secara tepat.
Dalam tahap awal ada dua langkah yang harus diperhatikan. Dalam
membina hubungan baik antara Konselor dengan klien, adanya rasa percaya
antara keduanya, saling menerima dan bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah.

Klien percaya dan menerima Konselor untuk membantu masalah yang


dihadapi, klien mengungkakan masalahnya dengan terbuka, Konselor
menerima bahwa masalah klien bear-benar terjadi dan memberi bantuan
dengan cara menciptakan rapport atau menggunakan teknik konseling lain.
Batasan yang diberikan maksudnya Konselor berusaha mengarahkan
masalah yang terjadi pada klien seperti dari beberapa masalah yang dialami
Konselor coba memberikan proiritas pada masalah yang paling penting
untuk diselesaikan.

2. Tahapan Inti

a. Eksplorasi kondisi klien

Usaha Konselor mengkondisikan keadaan klien dalam konseling, atau


berusaha mengadakan perubahan pada tingkah laku dan perasaan klien.

b. Identifikasi masalah dan penyebabnya

Mengadakan pendataan masalah dan mencari tahu latar belakang


terjadinya masalah . Identifikasi alternative pemecahan adalah
Memberikan beberapa pilihan penyelesaian dan pemecahan masalah
diharapkan klien sendiri yang memilih.

9
c. Pengujian dan penetapan alternative pemecahan

Meminta klien untuk merealisasikan dari pilihan / keputusan yang


diambil.

d. Implementasi alternative pemecahan

Menganjurkan untuk mengerjakan dari salah satu pemecahan masalah


yang telah berhasil.

3.  Tahap Akhir

Tahap ini memberikan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan


konseling yang telah dilakukan.

a.   Analisis

b.   Sintesis

c.   Diagnosis

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu
masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien. Psikologi Konseling pada hakikatnya membantu menyelesaikan
masalah klien dan sebagai proses psikologis yang mana klien menghadapi
suatu masalah dan konseling membantu memperbaiki keadaan klien menjadi
kembali ke keadaan normal atau baik kembali sehingga didalam proses
konseling klien akan mendapatkan suatu pengalaman baru.
Terdapat beberapa kepribadian konselor yang perlu diperhatikan atau
yang harus dimiliki seorang konselor untuk kepribadianya yaitu :   

1. Memiliki keperibadian yang kuat

2. Bersifat menerima seseorang sebagaimana adanya

3. Empati

4. Jaminan emosional

5. Menghindari nasihat-nasihat

6. Memiliki ilmu jiwa dalam atau pun psikologi dan psikoterapi.

Untuk terlaksananya suatu komunikasi konseling yang dialogis, dengan


mengajak klien berpartisipasi secara aktif, selain dari memahami karakter
klien, adalah menguasai materi bahasan dan menguasai keterampilan
berkomunikasi dialogis.Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur
penting dalam konseling. Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik
dan berbeda dengan hubungan sosial lainnya. Karena konseling membutuhkan
hubungan yang diantaranya perlu adanya keterbukaan, pemahaman,
penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati.

11
B. Saran

Dari makalah penulis yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat


bagi kita semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan
yang buruk datangnya dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh
dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi penulis
harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah-makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Jalaliddin Rakhmat. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Moh. Surya. 2003. Psikologi konseling. Bandung : Pustaka bani Quraisy

13

Anda mungkin juga menyukai