Anda di halaman 1dari 3

Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke


dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1. Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan
lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya.
Berdasarkan tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka
pengacuan dibedakan menjadi dua jenis yakni (1) pengacuan endofora, apabila acuannya
berada atau terdapat dalam teks wacana itu, (2) pengacuan eksofora, apabila acuannya berada
atau terdapa di luar teks.
-contoh kalimat kohesi gramatikal(pengacuan):
program kewirausahaan utk perluasan kesempatan kerja yg dilakukan lewat
penerapan teknologi tepat guna dapat memberdayakan ekonomi rumah
tangga.kegiatan ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat perdesaan
2. Subtitusi.
Subtitusi adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih
besar untuk memperoleh unsure-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur
tertentu. Subtitusi merupakan hubungan gramatikal, lebih bersifat hubungan kata dan makna.
Subtitusi dalam bahasa Indonesia dapat bersifat nominal, verbal, klausal, atau campuran.
-cth kalimat kohesi gramatikal (substitusi):
Mahasiswa kuliah kerja nyata UGM erhasil membuat alat penawar air laut.
Mereka memperkenalkan alat tersebut kpd masyarakat yg tinggal di pesisir
Pantai Selatan.
3. Elipsis
Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari
konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang
ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
-cth kalimt kohesi gramatikal(elipsis):
Beberapa unit alat perontok padi diberikan kpd masyarakat Desa Merdeka. selain
Desa Merdeka,Desa Mulia juga.
4. Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan
frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraph.
Konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas :
- konjungsi adversative : tetapi, namun
- konjungsi kausal : sebab, karena
- konjungsi korelatif : entah/entah, baik/maupun
- konjunsi subordinatif : meskipun, kalau, bahwa
- konjungsi temporal : sebelum, sesudah
2. Penggunaan Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan aturan
gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, dapat terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan
elipsis. Hal itu dapat disimak pada contoh berikut.
a) Masyarakat yang setuju bahwa siswa boleh membawa telepon seluler ke sekolah
karena hal itu dapat memudahkan orang tua untuk dapat menghubungi anaknya.

b) Ketika telepon seluler berdering di kelas, meskipun hanya mode getar, guru akan
kehilangan beberapa saat kesempatan mengajar karena terganggu. Hal itu akan
merugikan seluruh kelas.

Berdasarkan contoh (a) tersebut, -nya pada kata anaknya, merujuk pada orang tua; sedangkan
pada contoh (b) frasa hal ini merujuk pada kalimat guru akan kehilangan kesempatan
mengajar.
Simpulan
1. Kohesi merupakan kepaduan antara kalimat-kalimat yang ada di dalam sebuah paragraf yang
memperhatikan aspek-aspek kebahasaan. Sedangkan Koherensi merupakan kesatuan antara
kalimat-kalimat dalam membentuk sebuah wacana yang utuh sehingga memudahkan
penyampaian pesan wacana kepada para pembaca.
2. Kohesi terbagi menjadi dua yaitu secara gramatikal dan secara leksikal.
3. Paragraf ialah sebuah kesatuan utuh (alinea) yang di dalamnya terdapat kalimat utama yang
ditunjang dengan adanya kalimat-kalimat penjelas yang mendukung keberadaan kalimat
utamanya.
4. Jenis-jenis paragraf terbagi menjadi tiga yaitu berdasarkan sifat dan tujuannya, berdasarkan
kalimat utamanya serta berdasarkan isinya.
5. Kohesi dan koherensi harus diperhatikan dalam mengembangkan sebuah paragraf agar dapat
menghasilkan sebuah wacana secara utuh. Hal ini dikarenakan dengan adanya kepaduan dan
kesatuan antara kalimat-kalimat yang terdapat di dalam paragraf maka akan membuat sebuah
wacana menjadi baik dan menarik.

B. Saran
Merangkai kalimat perlu memperhatikan kohesi dan koherensinya agar dapat menjadikannya
sebagai sebuah paragraf yang baik. Yang dengannya kesatuan antar paragraf akan membuat
keutuhan dari sebuah wacana sehingga akan memudahkan bagi penulis untuk menyampaikan
pesan kepada para pembaca. Sebagai pembaca undah untuk mengetahui isi dari buku
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai