Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMERTAHANAN BAHASA

KELOMPOK 6

AIDIL AKBAR 17105111068

MUHAMMAD RIFALDI 17105111067

SAED HASANUDDIN 17105111066

SALMIATI 17105111075

SEPTIAN ALFAREZI 17105111072

UNIVERSITAS JABAL GHAFUR

TEKNIK INFORMATIKA

KELAS 1.3

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan Karunianya
kepada kita semua sehingga kami bisamenyelesaikan makalah ini.Shalawat beserta salam kita
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta Al dan Sahabatnya dan kita selaku umatnya
hingga akhir zaman.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini karena kemampuan
dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan.untuk itu, kami mengaharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah ini yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan
terutama bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga Allah SWT. Senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin

SIGLI, NOVEMBER 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A.LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1

B.RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 2

C.TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

A.KONSEP PEMERTAHANAN BAHASA ......................................................................... 4

B.CONTOH PEMERTAHANAN BAHASA ........................................................................ 5

C.FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS PEMERTAHANAN BAHASA ......................................... 6

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 7

A.KESIMPULAN ............................................................................................................ 7

B.SARAN ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kalau disimak dari beberapa definisi, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang
ilmu linguistik yang bersifat lnterdisipriner dengan ilmu sosiologi, denganobjek penelitian hubungan
antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih

operasional lagi seperti dikatakan Fishman (1972,1976)“.....study of who speak what language to

whom and when"Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi
dengan menunjukan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita
berbicara dengan orang tertentu.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

a)Bagaimana konsep pemertahanan bahasa?

b)Berikan contoh kasus pemertahaan bahasa diindonesia!

c)Faktor apa saja yang mempengaruhi pemertahanan bahasa?

C.Tujuan

Suatu makalah harus mempunyai tujuan lebih terarah dan tidak menyimpang dari bahasan
utamanya, maka tujuan dari makalahini adalah:

a)Menjelaskan tentang konsep pemertahanan bahasa.

b)Mengetahui contoh pemertahanan bahasa di Indonesia.

c)Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemertahanan bahasa.


BAB II

PEMBAHASAN

Perubahan, pergeseran, dan pemertahanan bahasa masih berkaitan dengan masalah kontak
bahasa yang terjadi dalam masyarakat bilingual atau multilingual. Perubahan bahasa menyangkut
soal bahasa sebagai kode, di mana sesuai dengan sifatnya yang dinamis, dan sebagai akibat
persentuhan dengan kode-kode lain, bahasa itu bisa berubah. Pergeseran bahasa menyangkut
masalah mobilitas penutur , di mana sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu
dapat menyebabkan pergeseran bahasa, seperti penutur yang tadinya menggunakanbahasa ibu
kemudian menjadi tidak menggunakannya lagi. Sedangkan pemertahanan bahasa lebih menyangkut
masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetep menggunakan bahasa tersebut di
tengah-tengahbahasa-bahasa lainnya.

A.Konsep Pemertahanan Bahasa

Sebagai salah satu objek kajian sosiolinguistik,gejala pemertahanan bahasa sangat menarik untuk
dikaji. Konsep pemertahanan bahasa lebih berkaitan dengan prestise suatu bahasa di mata
masyarakat pendukungnya. Sebagaimana dicontohkan oleh Danie (dalam Chaer 1995:193) bahwa
menurunnya pemakaian beberapa bahasa daerah di Minahasa Timur adalah karena pengaruh
bahasa Melayu Manado yang mempunyai prestise lebih tinggi dan penggunaan bahasa Indonesia
yang jangkauan pemakaiannya bersifat nasional. Namun ada kalanya bahasa pertama (B1) yang
jumlah penuturnya tidak banyak dapat bertahan terhadap pengaruh penggunaan bahasa kedua (B2)
yang lebih dominan.Konsep lain yang lebih jelas lagi dirumuskan oleh Fishman (dalam Sumarsono
1993: 1). Pemertahanan bahasa terkait dengan perubahan dan stabilitas penggunaan bahasa di satu
pihak dengan proses psikologis, sosial,dan kultural di pihak lain dalam masyarakat multibahasa.
Salah satu isu yang cukup menarik dalam kajian pergeseran dan pemertahanan bahasa adalah
ketidakberdayaan minoritas imigran mempertahankan bahasa asalnya dalam persaingan dengan
bahasa mayoritas yang lebih dominan.Ketidakberdayaan sebuah bahasa minoritas untuk bertahan
hidup itu mengikuti pola yang sama. Awalnya adalah kontak guyup minoritas dengan bahasa kedua
(B2), sehingga mengenal dua bahasa dan menjadi dwibahasawan, kemudian terjadilah persaingan
dalam penggunaannya dan akhirnya bahasa asli (B1) bergeser atau punah.
B.Contoh Pemertahanan Bahasa Di Indonesia

Contoh kasus pemertahanan bahasa terjadi pada masyarakat Loloan yang berada di Bali. Kasus
pemertahanan bahasa Melayu Loloan ini disampaikan oleh Sumarsono (Chaer, 2004:147). Menurut
Sumarsono, penduduk desa Loloan yang berjumlah sekitar tiga ribu orang itu tidak menggunakan
bahasa Bali, tetapi menggunakan sejenis bahasa Melayu yang disebut bahasa Melayu Loloan, sejak
abad ke-18 yang lalu ketika leluhur mereka yang berasal dari Bugis dan Pontianak tiba di tempat itu.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka tetap mempertahankanbahasa Melayu
Loloan.Pertama,wilayah pemukiman mereka terkonsentrasi pada satu tempat yang secara geografis
tidak terpisah dari wilayah pemukiman masyarakat Bali.Kedua,adanya toleransi dari masyarakat
mayoritas Bali untuk menggunakan bahasa Melayu Loloan dalam berinteraksi dengan golongan
minoritas Loloan meskipun dalam interaksi itu kadang-kadang digunakan juga bahasa
Bali.Ketiga,anggota masyarakat Loloan mempunyai sikap keislaman yang tidak akomodatif terhadap
masyarakat, budaya, dan bahasa Bali. Pandangan seperti ini dan ditambah dengan terkonsentrasinya
masyarakat Loloan ini menyebabkan minimnya interaksi fisik antara masyakat Loloan yang minoritas
dan masyarakat Bali yang mayoritas. Akibatnya pula menjadi tidakdigunakannya bahasa Bali dalam
berinteraksi intrakelompok dalam masyarakat Loloan.Keempat,adanya loyalitas yang tinggi dari
masyarakat Melayu Loloan sebagai konsekuaensi kedudukan atau status bahasa ini yang menjadi
lambang identitas diri masyarakat Loloan yang beragama Islam, sedangkan bahasa Bali dianggap
sebagai lambang identitas masyarakat Bali yang beragama Hindu. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa Bali ditolak untuk kegiatan-kegiatan intrakelompok terutama dalam ranah
agama.Kelima,adanya kesinambungan pengalian bahasa Melayu Loloan dari generasi terdahuluke
genarasi berikutnya.Masyarakat Melayu Loloan, selain menggunakan bahasa Melayu Loloan dan
bahasa Bali, juga menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diperlakukan secara berbeda
oleh mereka. Dalam anggapan mereka, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
daripada bahasa Bali. Bahasa Indonesia tidak dianggap memiliki konotasi keagamaan tertentu. Ia
bahkan dianggap sebagai milik sendiri dalam kedudukan mereka sebagai rakyat Indonesia. Oleh
karena itu, mereka tidak keberatan menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan keagamaan.

C.Faktor-faktor Strategis Pemertahanan Bahasa

Bertahan atau bergesernya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas maupun pada kelompok
imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil-hasil penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa faktor industrialisasi dan urbanisasi/ transmigrasi merupakan faktor-faktor
utama.Fishman (1972) menyebutkan bahwa salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa
adalah adanya loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung suatu bahasa
akan tetap mewariskan bahasanya dari generasi ke generasi. Selain itu, faktor konsentrasi wilayah
permukiman oleh Sumarsono (1990:27) disebutkan pula sebagai salah satu faktor yang dapat
mendukung kelestarian sebuah bahasa.Konsentrasi wilayah permukiman merupakanfaktor penting
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar. Kelompok yang kecil jumlahnya pun dapat lebih
kuat mempertahankan bahasanya, jika konsentrasi wilayah permukiman dapat dipertahankan,
sehingga terdapat keterpisahan secara fisik, ekonomi, dan sosial budaya. Faktor-faktor lain yang
dapat mendukung pemertahanan bahasa adalah digunakannya bahasa itu sebagai bahasa pengantar
di sekolah-sekolah, dalam penerbitan buku-buku agama, dan dijadikannya sebagai bahasa pengantar
dalam upacara-upacara keagamaan.Holmes dalamLanguage Maintenance and Shift in Three New
Zealand Speech Community(Applied Linguistics, Vol. 14 No. 1, 1993: 14) menunjuk tiga faktor utama
yang berhubungan dengan keberhasilan pemertahanan bahasa. Pertama, jumlah orangyang
mengakui bahasa tersebut sebagai bahasaibu mereka. Kedua, jumlah media yang mendukung
bahasa tersebut dalam masyarakat (sekolah, publikasi, radio, dan lain-lain.)Ketiga, indeks yang
berhubungan dengan jumlah orang yang mengakui dengan perbandingan total dari media-media
pendukung.Hal senada juga dinyatakan oleh Miller (1972) yang mengklasifikasikan situasi
kebahasaan yang hidup lestari, sakit-sakitan, atau bahkan mati dan punah bergantung kepada
apakah anak-anak mempelajari bahasa ibunya, apakahpenutur orang dewasanya berbicara dengan
sesamanya dalam setting yang beragam menggunakan bahasa ibu tersebut, dan berapa jumlah
penutur asli bahasa ibu yang masih ada. Dapat disimpulkan bahwa faktor pemertahaan bahasa
antara lain:

1.Faktor Prestise dan Loyalitas

Orang akan sangat bangga dengan budayanyatermasuk dengan bahasa yang mereka gunakan.
Artinya, nilai prestise darilanguage choiceseseorang yang menggunakan bahasa daerah mereka di
tengah komunitas yang heterogen lebih tinggi tingkatannya dengan bahasa daerah lain.Situasi yang
demikian menurut Dressler (1984) merupakan langkah awal dari penghilangan atau pemusnahan
sebuah bahasa. Dia juga menambahkan bahwapada saat sebuah bahasa daerah kehilangan
prestisenya dan kurang digunakan dalam fungsi-fungsi sosial, maka ia menyebutkan keadaan ini
sebagaisebuah evaluasi sosiopsikologis negatif(negative sociopsychological evaluation)dari sebuah
bahasa. Pada kondisi inilah penutur asli sebuah bahasa daerah bisadengan
rela(voluntarily)mengubah bahasanya ke satu bahasa daerah lain yang lebih prestisius.Kondisi yang
paling dominan adalah di ranah keagamaan. Untuk acara-acara keagamaan,ritual-ritual pada acara
kematian, kelahiran anak dan sebagainya, bahasa pengantar yang digunakan dalam acara-acara
tersebut hampir tidak pernah menggunakan bahasa Indonesia melainkan bahasa
daerah.Kekhawatiran ini diantisipasi oleh pemerintahdaerah dengan programkembali ke bahasa ibu.
Programini tidak hanya bersifat seremonial belaka namun lebih dimanifestasikan lagi
pengembangannya di lembaga pendidikan dasar. Dibeberapa daerah, semua sekolah dasar wajib
mengajarkan bahasa daerah kepada murid-muridnya. Hal ini sebenarnya merupakan penerapan apa
yang dinyatakan oleh Fishman(1977:116) bahwafor language spread,schools have long been the
major formal (organized) mechanisminvolved.

2.Faktor Migrasi dan Konsentrasi Wilayah

Migrasi sebenarnya merupakan salah satu faktor yang membawa kepada sebuah pergeseran bahasa.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Fasold (1984), Lieberson, S. (1982) bahwa bila sejumlah
orang dari sebuah penutur bahasa bermigrasi ke suatu daerah dan jumlahnya dari masa ke masa
bertambah sehingga melebihi jumlah populasipenduduk asli daerah itu, maka di daerah itu akan
tercipta sebuah lingkungan yang cocok untuk pergeseran bahasa. Pola konsentrasi wilayah inilah
yang menurut Sumarsono (1990:27) disebutkan sebagai salah satu faktor yang dapat mendukung
kelestarian sebuah bahasa.

3.Faktor Publikasi Media Massa

Media massa juga merupakan faktor lain yangturut menyumbang pemertahanan bahasa daerah.
Format yang dipresentasikan pada media ini dikemas dalam bentuk iklan(advertising). Untuk lebih
akrab dengan pendengar dan pemirsa TV, pihak stasiun radio dan televisi lebih banyak mengiklankan
produk-produk dalam bahasa daerah daripada bahasa lain. Situasi kebahasaan seperti ini sejalan
dengan apa yang dinyatakanHolmes (1993) bahwa salah satu faktor utama yang berhubungan
dengan keberhasilan pemertahanan bahasa adalah jumlah media yang mendukung bahasa tersebut
dalam masyarakat (publikasi, radio, TV dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Pergeseran bahasa terjadi karena perpindahan penduduk, ekonomi, sekolah.Akan tetapi, terdapat
pula masyarakat yang tetap mempertahankan bahasa pertamanya dalam berinteraksi dengan
sesama mereka meskipun mereka adalah masyarakat minoritas.Pemertahanan bahasa sendiri
adalah suatu upaya agar bahasa tertentu dapat dipertahankan keberadaaannya. Perubahan Bahasa
adalah adanya perubahan kaidah (direvisi, menghilang atau muncul kaidah-kaidah baru dan semua
itu dapat terjadi pada semua tataran linguistik yaitu, Fonologi, Morfologi, sintaksis, Semantik, dan
Leksikon.)
DAFTAR PUSTAKA

http://idaayuanggra.blogspot.in/2013/03/konsep-pemertahanan-bahasa.

Anda mungkin juga menyukai