Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGHANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-NYA kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia yang berjudul

Makalah ini berisikan tentang sejarah pertumbuhan bahasa indonesia,


kedudukan bahasa indonesia, fungsi bahasa indonesia dan ragam-ragam bahasa
indonesia. Diharpkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan sejarah pertumbuhan indonesi, kedudukan, dan fungsi
bahasa indonesia

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Padang, 04 September 2014

Penulis

Bahasa Indonesia Page 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG


Pembahasan tentang penyususan Kalimat Bahasa Indonesia Ragam Formal
akan dilakukan dengan menelah lebih jauh tentang diksi (pilihan kata), struktur kalimat
dalam bahasa Indonesia, kalimat baku. Setelah memahami materi terebut, anda harus
mampu menerapkanya dalam kalimat-kalimat bahsa Indonesia ragam formal

Untuk memudahkan anda memahami uraian materi pada baba IV ini, pemaca
dapat dikemukakan beberapa tujuan yang hendak dcapai. Pertama, pembaca dapat
memahami dan menggunakan struktur kalimat bahasa Indonesia ragam formal. Ketiga,
pembaca dapat memebuat kalimat baku

Bahasa Indonesia Page 2


1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antar lain:

1. Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa


2. Penyusunan Kalimat Baku

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini, antar lain:

1. Mengetahui Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa


2. Mengetahui Penyusunan Kalimat Baku

1.4 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Memberikan Informasi Tentang Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa


2. Memberikan Informasi Tentang Penyusunan Kalimat Baku

Bahasa Indonesia Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia

Dalam penulisan karangan ilmiah, penulis pengarang harus


menggunakan ragam bahasa Indonesia baku termasuk di dalamnya aspek
struktur kalimat. Penggunaan kalimat yang teratur, lengkap dan cermat sangat
diperlukan. Ketraraturan dan kelengkapan kalimat, termasuk kecermatan dalam
penggunaan ejaan , dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan dengan jelas.
Kejelasan gagasan, pikiran atau konsep harus diungkapkan ke dalam bentuk
kalimat. Artinya kalimat yang di gunakan harus memenuhi persyaratan
gramatikal
Kompenen isi dalam karangan ilmiah berhubungan dengan ide, gagasan,
atau konsep yang hendak di sampaikan oleh pengarang, sedangkan kompenen
bentuk berkaitan dengan organisasi penyajian ide, gagasan atau konsep diatas.
Dalam kenyataanya, banyak penulisan yang mementingkan komponenisi dan
mengabaikan komponen bentuk, teruatama struktur kalimat dan struktur
paragraf. Hal ini disebabkan penulis tersebut menganggap bahwa komponen isi
merupaka komponenn yang sangat penting, sedangkan komponen bentuk di
anggap tidak terlalu penting. Padahal komponen bentuk seperti struktur kalimat,
struktur paragraf, struktur karangan adalah sam pentingnya dengan komponen
isi

Kaidah-kaidah untuk pembentukan satuan yang lebih yaitu ;


1. Struktru Kalimat
Kalimat adalah satuan bahsa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, dkk, 1998:311)
Untuk memeriksa apakah kalimat yang ditulis memenuhi syarat kaidah tata
bahsa, seorang penulis perlu mengenal fungsi unsur kalimat (subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan) karena kalimat yang benar harus
lengkap unsur-unsurnya (Alwi, dkk, 1998:326)

Bahasa Indonesia Page 4


Pertama ciri-ciri subjek
a. Pada umunya subjek berupa nomina atau frase nomina atau kelas kata
lain yang dapat menduduki fungsi subjek
b. Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
c. Dapat di perluas dengan kata ini, itu
d. Dapat diperluas menggunakan frase atau klausa dengan kata penghubung
yang

Kedua, ciri-ciri predikat


a. Predikat berupa verba atau frase verba, adjektiva atau frase adjektiva,
nomina atau frase nomina, numeral atau frase numeral
b. Merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
c. Dapat disertai kata pengingkar tidak dan bukan
d. Dapat disertai kata-kata seperti sudah, belum, akan, sedang, ingin,
hendak, mau

Ketiga, ciri-ciri objek


a. Terdapat dalam kalimat transitif
b. Terletak langsung dibelakang predikat
c. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
d. Tidak didahului oleh preposisi
e. Dapat diganti dengan pronomina-nya
f. Berwujud frasa nomina atau klausa

Keempat, ciri-ciri pelengkap


a. Berwujud nomina atau frasa nominal verba atau frasa verba, adjektiva atau
frasa adjektiva, atau klausa
b. Berada langusng dibelakang predikat jika tidak ada objek dan dibelakang
objek kalau unsur objek hadir
c. Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
d. Terdapat di dalam kalimat yang berpredikat verba
e. Tidak dapat diganti dengan nya kecualidalam kombinasi preposisi selain
di, ke, dari, dan akan

Kelima, ciri-ciri keterangan


a. Memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat

Bahasa Indonesia Page 5


b. Memiliki keluasan posisi (penempatan) dalam kalimat
c. Didahului kata depan seperti di, dari, pada, selama, dengan, dan sebab
d. Biasanya berupa frase preposisional
e. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasuka

2. Pola Kalimat Dasar


Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu kalusa, unsur-unsurnya
lengkap, susunan unsur-unsurnya menurut urutan ang paling umum, dan
tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran (Alwi, 1998:319).
Kalimat yang panjang dapat di telusuri pola-pola pembentukannya. Pola-
pola itulah yang dimaksud dengan pola dasar kalimat. Menurut Alwi (1998,
321-322) ada enam tipe kalimat dasar dalam bahasa Indonesia yaitu;
a. Kalimat dasar berpola S-P
b. Kalimat dasar berpola S-P-O
c. Kalimat dasar berpola S-P-pel
d. Kalimat dasar berpola S-P-ket
e. Kalimat dasar berpola S-P-O-pel
f. Kalimat dasar berpola S-P-O-ket

3. Kalimat Tunggal
Kalimat tunal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu pola dasar kalimat.
Beberapa kalimat tunggal di uraikan berikut ini (Alwi, dkk, 1998:388-352)
a. Kalimat taktransitif
b. Kalimat ekatransitif
c. Kalimat dwitransitif
d. Kalimat pasif
e. Kalimat berpredikat adjektif
f. Kalimat berpredikta normal
g. Kalimat berpredikat numeral
h. Kalimat berpredikat frasa preposisional

4. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua klausa (dua pola
kalimat) atau lebih yang saling berhubungan. Berdasarkan sifat hubungan
dua klausa atau lebih itu, kalimat majemuk dibedakan menjadi
a. Kalimat Majemuk Setara ( Koordinatif)

Bahasa Indonesia Page 6


Kalimat majemuk setara adalah kalaimat majemuk yang memiliki dua
klausa atau lebih yang masing-masingnya mempunya kedudukan yang
setara dalam struktur konsotuen kalimat.
Kalimat majemuk setara dibedakan menjadi (Alwi, dkk, 1998:400)
1) Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan penjumlahan
2) Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan pelawanan
3) Kalimat mejemuk setara menyatakan hubungan pemilihan

b. Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang memiliki dua
klausa atau lebih yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa
yang lain.
Konjungtor untuk menyatakan hubungan bertingkat (Alwi, 1998:390)
1) Konjungtor waktu yaitu setelah, sesudah, sebelum, sehabis,
sejak, selesai, ketika, tatkala seraya, selama, sehingga
2) Konjungtor syarat yaitu, jika kalau, jikalau, asal(kan), bila,
manakala
3) Konjungtor pengandain yaitu andaikan, seandainya, andaikan,
sekiranya
4) Konjungtor tujuan yaitu agar, supaya, biar, guna, untuk
5) Konjungtor konsesif yaitu biarpun, meskipun, sungguhpun,
sekalipun, walaupun, kendatipun
6) Konjungtor perbandingan yaitu laksana, seolah-olah,
sebagaimana, bagaikan, seakan-akan, alih-laih
7) Konjungtor sebab yaitu sebab, karena, oleh karena
8) Konjungtor hasil atau akibat yaitu sehinga, akibatnya, sampai-
sampai
9) Konjungtor cara yaitu dengan, tanpa
10) Konjungtor alat yaitu dengan, tanpa

Kalimat majemuk bertingkat dibedakan Alwi, dkk (1998:405-414)


a. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan waktu
b. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan waktu
syarat
c. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan
pengandaian
d. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan tujuan
e. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan konsesif

Bahasa Indonesia Page 7


f. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan
pembandingan
g. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan
penyebaban
h. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan hasil
i. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan cara
j. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan alat
k. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan alat
l. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan
komplementasi
m. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan atributif
n. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan
perbandingan
o. Kalimat majemuk bertingkat setara menyatakan hubungan optatif

c. Penyusun Kalimat Baku


Kalimat bakau (agar selaras dengan kata baku) adalah kalimat yang baik
dan lazim digunakan dalam ranah ragam formal
Keraf (1980:36) mengemukakan bahwa suatu kalimat dapat dikatakan
baik (efekif) apabila kalimat tersebut sesuai dengan kriteria atau syarat-
syarat kalimat yang baik (efektif). Syarat tersebut adalah:
a. Memiliki kesatuan gagasan
b. Memeilik koherensi
c. Memeiliki variasi kalimat
d. Memiliki kesejajaran (paralel)
e. Memiliki kelogisan penlaran

1. Ciri-Ciri Kalimat Baku


a. Kalimat bakau adalah kalimat yang memiliki kejelasan struktur (normatif)
b. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kelogisan makna (logis)
c. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kehematan kata (ekonomis)
d. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kebakuan kata

2. Variasi Kalimat Baku


a. Variasi pengutamaan informasi
b. Variasi kalimat aktif dan pasif
c. Variasi kalimat tunggal dan majemuk

Bahasa Indonesia Page 8


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam penulisan karangan ilmiah, penulis pengarang harus


menggunakan ragam bahasa Indonesia baku termasuk di dalamnya aspek
struktur kalimat. Penggunaan kalimat yang teratur, lengkap dan cermat sangat
diperlukan. Keteraturan dan kelengkapan kalimat, termasuk kecermatan dalam
penggunaan ejaan , dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan dengan jelas.

B. SARAN
Makalah ini kami buat agar pembaca mengetahui penggunaan struktur
kalimat bahasa, dan mengetahui penyusunan kalimat baku.

Bahasa Indonesia Page 9


DAFTAR PUSTAKA
Emidar, Ermanto. 2009. Bahasa Indonesia. Padang : Universitas Negeri Padang Press

Bahasa Indonesia Page 10

Anda mungkin juga menyukai