Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

DASAR DASAR KEBAHASAAN

Di Susun Oleh :

Kelompok IV :

Hanifah Yusuf

Hikmatul Ummah

Kanaya Arifin

Ardiansyah Putra

1
KATA PENGANTAR

Allhamdulillah segala puji bagi tuhan yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
pelajaran yang berjudul “Dasar-Dasar Kebahasaan”. Kami juga berterima kasih
banyak kepada Bapak Irwansyah SPd selaku guru mata pelajaran “Bahasa
Indonesia” yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menamba wawasan serta
pengatahuan kita .

Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari
awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin ya robbal ‘Aalamiin.

Reo, 06 Febuari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi

BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Masalah.

4. Metode Penulisan
5. Sistematika Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN MATERI


1. Istilah Bahasa
2. Hakikat Bahasa
3. hirnya Bahasa Indonesia
4. Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia

BAB III : PENUTUP

1. Kesimpulan
2. Saran

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakanagAsal mula bahasa padaspesies manusiatelah menjadi topik yang


didiskusikanoleh para ilmuwan selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada
konsensusmengenai asal atau waktu awalnya. Salah satu masalah yang membuat topik
tersebutsangat susah untuk dipelajari adalah tidak adanya bukti langsung yang kuat,
karenatidak ada bahasa atau bahkan kemampuan untuk memproduksinya menjadi
fosil.Akibatnya para ahli yang ingin meneliti asal mula bahasa harus
mengambilkesimpulan dari bukti-bukti jenis lainnya seperti catatan fosil-fosil atau dari
buktiarkeologis, dari keberagaman bahasa zaman sekarang, dari penelitianakuisisi
bahasa, dan dari perbandingan antara bahasamanusia dan sistem komunikasi diantara
hewan-hewan, terutama primata-primata lainnya. Secara umum disepakati bahwa asal
mula bahasa sangat dekat dengan asal mula dari perilaku modernmanusia, tapi hanya
sedikit kesepakatan tentang implikasi-implikasi dan pengarahan dari keterkaitan
tersebut.Pada umumnya orang mengetahui bahwa bahasa lndonesia yang sekarang
berasal dari bahasa Melayu. Istilah bahasa Melayu sendiri mengacu pada bahasa Melayu
Riau, yaitu bahasa Melayu yang diajarkan di sekolah-sekolah sebelum Perang Dunia II
berkecamuk. Beberapa bahasa daerah juga memberikan sumbangan kepada bahasa
Indonesia, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain. Bahkan, bahasa Indonesia juga
mendapat sumbangan dari bahasa Barat.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa itu istilah bahasa?
2. Apa itu hakikat bahasa?
3. Bagaimana lahirnya bahasa Indonesia?
4. Mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui isitilah bahasa.
2. Untuk mengetahui arti dari hakikat bahasa.
3. Untuk mengetahui asal mula lahirnya bahasa Indonesia.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan bahasa
Melayudiangkat menjadi bahasa Indonesia.

D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai penulis yakni : Kepustakaan

E. Sistematika Penulisan

1. BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.

2. BAB II : PEMBAHASAN MATERI


Mengenai istilah bahasa, arti dari hakikat bahasa, asal mula
dari lahirnya bahasa, dan faktor-faktor yang menyebabkan
bahasa melayu diangkat menjadi bahasa indonesia.

3. BAB III : Berisikan kesimpulan dan saran

5
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Istilah Bahasa

Istilah bahasa bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut

selau kitadengar, baca, bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi

baik lisanmaupun tulis. Bukan hanya itu, hamper setiap saat dalam kehidupan

sehari-hari kitaselau menggunakan bahasa atau menggunakan bahasa maka kita

seringkali lupa untukmemahami apa sebenarnya bahasa itu.Keraf (1986)

mengatakan bahwa apa yang dalam pengertian kita sehari-hari itu meliputidua

bidang yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang

tersiratdalam arus bunyi tadi. Bunyi merupakan getaran yang bersifat fisik yang

merangsangalat pendengaran kita serta arti atau makna adalah isi yang terkandung

di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi. Untuk selanjutnya arus

bunyi itu kita namakanarus ujaran.Perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapmanusia itu dapat dikatakan bahasa. Ujaran

manusia dapat diartikan sebagai bahasaapabila ujaran tersebut mengandung makna.

Oleh karena itu, Keraf (1986)1 berpendapat bahwa apakah setiap ujaran itu

mengandung makna atau tidak, haruslah di tilik darikonversi suatu kelompok

masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baikkecil maupun besar,


1
Keraf (1986)

6
secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyiujaran tertentu akan

mempunyai arti tertentu pula.

B. Hakikat Bahasa

Banyak pakar yang yang membuat defenisi tentang bahasa dengan

pertama-tamamenonjolkan segi fungsinya, seperti Sapir (1221:8), 2 Badudu

(1989:3),3 dan Keraf(1984:16).4 Namun ada beberapa pakar yang tidak

menonjolkan fungsi, tetap menonjolkan “sosok” bahasa seperti yang


dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982):
5
“Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakanoleh para anggota

kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi

diri”. Defenisi ini sejalan dengan defenisi dari Barber (1964:21), 6Wardhau

(1977:3), 7Trager (1949:18), de Saussure (1966:16), dan Bolinger (1975:15).

Oleh karena itu, meskipun bahasa tidak pernah lepas dari

manusia, dalam arti,tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa,

tetapi karena “rumitnya”

mentukan penggunaan bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang

lain, makahingga kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah

bahasa yang ada di duniaini (Crystal 1988:284).

Adapun beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu,

antaralain, adalah :

1. Bahasa adalah sebuah sistem

2
Sapir 1221 : 8
3
Badudu 1989 : 3
4
Keraf 1984 : 16
5
Krislakdasana 1983 Djoko Kentjono 1982
6
Barber 1964:21
7
Wardhau 1977:3

7
2. Bahasa berwujud lambang

3. Bahasa berupa bunyi

4. Bahasa bersifat arbiter

5. Bahasa itu bermakna

6. Bahasa bersifat konvensional

7. Bahasa bersifat unik

8. Bahasa bersifat universal

9. Bahasa itu bervariasi


10. Bahasa bersifat produktif

11. Bahasa bersifat dinamis

12. Bahasa berfungsi sebagai alat interaksi sosial

13. Bahasa merupakan identitas penuturnya.

Bahasa sebagai systemSebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus

bersifat sistematis dan sistemis.Dengan sistemis, artinya, bahasas itu tersusun

menurut suatu pola: tidak tersusun secara acak, secara sembarangan.

1. Bahasa sebagai lambang

Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan


ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang

mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.Tanda

selain dipakai sebagai istilah generic dari semua yang termasuk kajia nsemiotika juga

sebagai salah satu dari unsur spesifik kajian semiotika itu, adalah sesuatu yang dapat

menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dantindakan secara langsung dan

alamiah. Misalnya, kalau di kejauhan tampak adaasap membumbung tinggi, maka kita

tahu bahwa di sana pasti ada api, seba asap merupakan tanda akan adanya api itu.

Berbeda dengan tanda, lambang atau simbol tidak bersifat langsung dan alamiah.

Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan

8
langsung. Karena itu lambang sering disebut bersifat arbiter,sebaliknya, tanda serperti

yang sudah dibicarakan di atas, tidak bersifat arbiter. Yang dimaksud arbiter adalah

tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang

dilambangkannya.

Oleh karena itulah, Earns Cassier, seorang sarjana dan filosof mengatakan bahwa

manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak adakegiatan

yang tidak terlepas dari symbol. Termasuk alat komunikasi verbal yangdisebut bahasa.

Satuan-satuan bahasa, misalnya kata, adalah symbol atau lambang.

2. Bahasa adalah bunyi


Kata bunyi, yang sering sukar dibedakan dengan kata suara, sudah
biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari
3. Bahasa itu bermakna

Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada sesuatu konsep, ide, atau

pikiran, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna. Lebih umum

dikatakan lambang bunyi tersebut tidak punya referen, tidak punya rujukan. Makna

yang berkenaan dengan morfem dan kata disebut makna leksikal; yang berkenaan

dengan frase, klausa, dan kalimat disebut makna gramatikal; dan yang berkenaan

dengan wacana disebut makna pragmatic, atau makna konteks.

4. Bahasa itu arbiter

Kata arbiter diartikan sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana

suka.Yang dimaksud dengan istilah arbiter itu adalah tidak adanya hubungan

wajibantara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau

pengertianyang dimaksud oleh lambang tersebut

5. Bahasa itu konvensional

9
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya

bersifat arbiter, tetapi penerimaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentuyang

bersifat konfensional. Artinya semua anggota masyarakat bahasa itumematuhi konfensi

bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsepyang diwakilinya. Jadi

kalau kearbiteran bahasa pada hubungan antara lambang-lamabang bunyi dengan

konsep yang dilambangkannya, maka kekonfensionalan bahasa terletak pada kepatuhan

para penutur bahasa untuk menggunakan lambangitu sesuai dengan konsep yang

dilambangkannya.

6. Bahasa itu produktif

Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti

produktif “banyak hasilnya” atau lebih tepat “terus menerus menghasilkan”.

Keproduktifan bahasa Indonesia dapat dilihat pada jumlah yang dapat dibuat.Dengan

kosa kata yang menurut Kamus Besar Huruf Bahasa Indonesia hanya berjumlah

lebih kurang 60.000 buah, kita dapat membuat kalimat bahasa Indonesiayang mungkin

puluhan juta banyaknya, termasuk juga kalimat-kalimat yang belum pernah ada

atau pernah dibuat orang.

7. Bahasa itu unik


Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh
yang lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik., maka artinya, setiap bahasa
mempunyai cirri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini
bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembetukkan kata, sistem pembentukkan
kalimat, atau sistem-sistem lainnya.

8. Bahasa itu universal

Selain bersifat unik, yakni mempunyai sifat atau cirri masing-masing,

bahasa itu bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh

setiap bahasa yang ada di Dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini merupakan unsur

10
bahasa yang paling umum, yang biasa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

bahasa lain. Karena bahasa itu berupa ujaran, maka ciri universal dari bahasa yang

paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri

dari vocal dan konsonan. Tetapi berapa banyak vocal dan konsonan yang dimiliki

oleh setiap bahasa, bukanlah persoalan keuniversalan. Bukti dari keuniversalan

bahasa adalah bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna,

entah satuanyang maknany kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Namun,

bagaimana satuan-satuan itu terbentuk mungkin tidak sama. Kalau pembentukan


itu bersifat khas,hanya dimiliki sebuah bahasa maka hal itu merupakan keunikan

dari bahasa. Kalau ciri itu dimiliki oleh sejumlah bahasa dalam satu hukum atau

satu golongan bahasa, maka ciri tersebut menjadi ciri universal dan keunikan

rumpun atau sub rumpun bahasa tersebut.

9. Bahasa itu dinamis


Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala

kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk

yang berbudaya dan bermasyarakat tak ada kegiatan manusia yang tidak

disertaioleh bahasa. Malah dalam bermimpi pun manusia menggunakan bahasa.

Hal ini juga dipahami, karena kata sebagai satuan bahasa terkecil, adalah saran

aatau wadah untuk menampung suatu konsep yang ada dalam masyarakat bahasa.

Dengan terjadinya perkembangan kebudidayaan, perkembang ilmu dan tekhnologi,

tentu bermunculan konsep-konsep baru, yang tentunya disertai wadah

penampungnya, yaitu kata-kata atau istilah-istilah baru.

Perubahan dalam bahasa ini dapat juga bukan terjadi berupa

pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan

perubahan yang dialamimasyarakat bahasa yang bersangkutan . Berbagai alasan

sosial dan politik menyebabkan orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi

11
menggunakan bahasanya, lalu menggunakan bahasa lain. Di Indonesia, kabarnya

telah banyak bahasa daerah yang telah ditinggalkan para penuturnya terutama

dengan alasan sosial. Jika ini terjadi terus menurus, maka pada suatu saat kelak

banyak bahasa yang hanya ada berada dalam dokumentasi belaka, karena tidak ada

lagi penuturnya.

10. Bahasa itu bervariasi


Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam suatu

masyarakat bahasa. Yang termasuk dalam masyarakat bahasa adalah mereka merasa
menggunakan bahasa yang sama. Jadi, kalau disebut masyarakat bahasa Indonesia

adalah semua orang yang merasa memiliki dan menggunakan bahasa Indonesia.

Mengenai variasi bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolek,

dialek, dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan.

Dialek adalah variasi bahasa yang di gunakan oleh sekelompok anggota masyarakat

pada suatu tempat atau suatu waktu. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang

digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.

11. Bahasa itu manusiawi


Kalau kita menyimak kembali ciri-ciri bahasa, yang sudah dibicarakan

dimuka, bahwa bahasa itu adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia, bersifat arbitrer, bermakna, dan produktif, maka dapat dikatakan bahwa

binatang tidak mempunyai bahasa. Bahwa binatang dapat berkomunikasi dengan

sesama jenisnya, bahkan juga dengan manusia adalah memang suatu kenyataan.

Namun, alat komunikasinya tidaiklah sama dengan alat komunikasi manusia, yaitu

bahas

Berdasarkan berbagai pengertian tentang bahasa, ada bermacam- macam

bahasa,yakni:

12
a. Bahasa daerah

Bahasa yang lazim digunakan pada suatu daerah atau suku

bangsa tertentu.

b. Bahasa ibu

Bahasa pertama yang dikuasai seseorang sejak awal hidupnya melalui

interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya.

c. Bahasa negara

Bahasa yang digunakan oleh suatu negara yang mempunyai suatu


pemerintahan (dalam konteks bahasa indonesia).

d. Bahasa asing

Bahasa yang dimiliki bangsa lain.

e. Bahasa persatuan

Bahasa yang mempersatukan semua suku bangsa dalam suatu negara.

f. Bahasa kesatuanBahasa yang telah menjadi satu keseutuhan.

g. Bahasa tulis

Ragam bahasanya yang penuturannya melalui tulisan.

h. Bahasa lisan

Bahasa yang penuturannya melalui kata-kata yang diucapkan atau dengan

menggunakan mulut.

i. Bahasa isyarat

Bahasa yang tidak menggunakan bunyi ucapan manusia atau tulisan dalam

sistem perlambangannya.

J. Bahasa bermajas

Bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya

sengaja disampaikan dengan maksud mendapatkan kesegaran dan

mendapatkan ekspresi.

13
C. Lahirnya Bahasa Indonesi

Nama “bahasa Indonesia” baru dikenal sejak 28 Oktober 1928,

yang sebelumnya bernama “bahasa Melayu.” Bahasa Melayulah yang

mendasari bahasa Indonesia yang

kemudian diangkat menjadi bahasa persatuan. Bahasa Melayu


mampu mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa antarpenutur yang berasal dari

berbagai daerah. Dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia tidak

rnenimbulkan perasaan kalah terhadapgolongan yang lebih kuat dan tidak ada

persaingan antarbahasa daerah. Bahasa melayumempunyai peranan yang

sangat penting di berbagai bidang atau kegiatan di Indonesia pada masa lalu.
D. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi bahasa Indonesia
Kita telah mengetahui bahwa Bahasa Melayulah yang mendasari
bahasa Indonesia, yang menjadi pertanyaan besar mengapa bahasa Melayu
yang dianagkatmenjadi bahasa Indonesia?

Ada beberapa faktor yang menjadikan alasan mengapa bahasa

Melayu diangkat menjadi bahsa Indonesia:

Pertama, Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan,

yaitu sebagai bahasa yang digunakan dalam buku-buku yang dapat

digolongkan sebagai hasil sastra. Selain itu, Bahasa Melayu telah digunakan

sebagai bahasa resmi dalam masing-masing kerajaan nusantara yaitu

sekitar abad ke-14.

Kedua, sistem aturan Bahasa Melayu, baik kosa kata, tata bahasa, atau

cara berbahasa , mempunyai sistem yang lebih praktis dan sederhana

sehingga lebih mudah dipelajari. Sementara itu, Bahasa Jawa atau Bahasa

14
Sunda, bahasa-bahasa yang lain mempunyai sistem bahasa yang lebih rumit.

Dalam kedua bahasa itu dikenal aturan tingkat bahasa yang cukup ketat.

Ketiga, suku sabu, suku rote, suku sumba, suku alor dan suku -suku yang

lain dengan suka rela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa

indonesia dan bahkan menjadi bahasa nasional.

Keempat, sistem bahasa Melayu sangat cocok dan sesuai dengan struktur

lidahorang Indonesia, sehingga dapat dengan mudah melafalkan bahasa

Melayu.
Kelima, Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai

bahasa kebudayaan dalam makna yang luas.

Keenam, kebutuhan yang sangat mendesak yang dirasakan oleh para

pemimpin dan tokoh pergerakan akan adanya bahasa pemersatu yang

dapat mengatasi perbedaan bahasa dari masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemabahasan diatas kita dapat menegetahui bahwa

lahirnya bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, dan sebelum itu

bahasa Indonesia bermuladari bahasa Melayu yang secara terus menerus

berkembang di pelosok Nusantara. Bahasa Indonesia yang telah kita

pelajari hingga saat ini tidak bisa terlepas dari kehidupan kita.

B. Saran

Penulis menyarankan bahwa marilah kita bersama-sama

menjaga bahasa Indonesia yang telah ada, jangan merusak bahasa tapi

peliharalah bahasa itu untuk menjadi suatu bahasa yang sempurna.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka CiptaAl-Kasimi, Ali M.

1997.

Linguistic and Bilingual Dictionary, Leiden: E.J. BrillSuwardi, Heru. 2012.

Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Kupang: Hak CiptaAllan, Keith.

1986.

Linguistic Meaning. Jilid I dan II. London: Routledge and KeganPaul

Situs Web:

http://ngi.cc/nlr

http://bengawan91.blogspot.com/2010/11/tugas-bahasa-indonesia-i-html

http://aviismaya.blogspot.com/2011/10/kenapa-bahasa-melayu-diangkat-

sebagai.html

17

Anda mungkin juga menyukai