Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

(Tugas Kuliah Bahasa Indonesia Kelas AB )

Oleh

Alya Ika Nur Afifah

Chasya Al afandy

Ester Lumban Gaol

Indra Prasetya

Khairunisa

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan YME karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang
“Karya Tulis Ilmiah” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Dan juga penyusun berterima kasih kepada Ibu Ayu, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Lampung yang telah memberikan tugas ini kepada
penyusun. Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai jenis karya tulis ilmiah.

Penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Bandarlampung, 20 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................. 
DAFTAR ISI............................................................................................... 
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 
A.    Latar Belakang.......................................................................................
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 
A.    Pengertian Karya Tulis Ilmiah...............................................................
B.     Tujuan Karya Tulis Ilmia............................................................................ 

C.     Contoh Karya Tullis Ilmiah........................................................................ 

D.    Plagiat.......................................................................................................... 

BAB III PENUTUP.................................................................................... 


A.    Kesimpulan................................................................................................ 
B.     Saran......................................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya tulis ilmiah berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta
menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah.Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan
keilmuan.Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan
ilmiah, baik berupa hasil kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang disajikan
dalam karya tulis ilmiah.Gagasan-gagasan itu merupakan gambaran perkembangan
ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan ilmiah. Dengan kata lain, karya tulis
ilmiah menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah
dan ditulis dengan metodologi yang tepat. Dalam ruang lingkup perguruan tinggi,
karya ilmiah disebut juga sebagai teks akademik.

Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu.Adanya tujuan
penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang
digunakan, dan adanya hasil penelitian yang diperoleh.Setelah kaidah ditemukan dan
dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam bentuk laporan.Hal ini
dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil
penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu, menulis laporan merupakan tahap
akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses
komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan
pembaca.

Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di
setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu,
pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan
dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya dapat disampaikan secara
tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.Sehingga kami membuat makalah penulisan
karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah?
2. Apakah tujuan dibuatnya karya tulis ilmiah?
3. Apa saja contoh dari karya tulis ilmiah?
4. Apa saja bentuk-bentuk plagiarisme dalam karya ilmia?
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah pada hakikatnya merupakan laporan tertulis tentang (hasil) suatu
kegiatan ilmiah. Sementara itu, kegiatan berpikir secara ilmiah sendiri hanya dapat
dilakukan dengan cara meneliti fenomena yang menjadi subjek matter atau sasaran
penelitian, berdasarkan metodologi ilmiah. Karenanya kegiatan berpikir yang hanya
didasarkan kepada asumsi dan spekulasi yang belum teruji kebenarannya maka tidak
bias dikategorikan sebagai karya ilmiah.

Penulisan karya ilmiah harus pula dilakukan berdasarkan kerangka berpikir ilmiah
yaitu meliputi ruang lingkup tulisan, pembatasan masalah, metodologi, dan
sistematika penulisan, serta yang tak kalah pentingnya pula berupa penggunaan
bahasa yang baik dan benar.Karena kegiatan ilmiah banyak ragamnya, maka karya
tulis ilmiah itu juga banyak macamnya. Ada yang berbentuk laporan penelitian,
tulisan ilmiah popular, buku, diktat, dan lain lain. Karya tulis ilmiah juga berbeda
bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya tujuan penulisan serta media
yang menerbitkannya.

Karya ilmiah sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan juga dengan dunia
penelitian.kebanyakan karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari berbagai
riset yang dilakukan oleh lembaga penellitian ataupun lembaga pendidikan.
Mahasiswa saja misalnya, setiap mahasoswa yang telah lulus, pasti pernah membuat
ataupun mengarang karya ilmiah berupa tugas akhir.Karya ilmiah berupa tugas akhir
biasanya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh mahasiwa yang ingin
menyelesaikan studinya. Ada beberapa definisi para ahli tentang karya tulis ilmiah,
diantaranya:
1.Broto Widjoyo
Menurut Broto Widjoyo karya ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang
menampilkan fakta dan dibuat dengan menggunakan metodologi penulisan yang baik
dan benar.
2.Eko Susilo M
Menurut Eko Susilo M, karya ilmiah merupakan suatu tulisan ataupun karanagan
yang didapatkan sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari dari hasil pengamatan,
penelitian, dan peinjauan terhadap bidang ilmu tertentu, yang disusun dengan
menggunakan metode tertentu dengan memperhatikan sistematika penulisan yang
baik dan santun, serta dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
3.Jones
Menurut jones, karya ilmiah merupakan karangan ilmiah ynag ditujukan untuk
masyarakat tertantu ataupun professional yang biasanya bersifat karya ilmiah tinggi.
4.Hery Firman
Menurut Hery Firman, karya ilmiah merupakan laporan berupa tulisan yang
dipublikasikan ataupun dipaparkan dari hasil pengkajian ataupun penelitian yang
telah dilakukan, yang dalam penulisannya memperhatikan kaidah dan etika keilmuan
yang berlaku di masyarakat keilmuan.
5.Yamilah dan Samsoerizal
Menjelaskan bahwa keragaman karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan
fungsi.Menurut kelompok, berbagai karya dikenal ilmiah seperti makalah, tesis, dan
disertasi.
6.Wahyu

Mengatakan bahwa karya ilmiah merupakan sebuah esai ilmiah untuk mengatakan
jika ia mengangkat keprihatinan dengan metode ilmiah.

7.Dwiloka dan Riana


Karya ilmiah atau artikel ilimiah adalah karya seseorang ilmuan (dalam bentuk
pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
senimynag diperoleh melalui leteratur, koleksi pengalaman, penelitian.
Sedangkan menurut KBBI, karya tulis terdiri dari dua kata yaitu karya dan tulis.
Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pekerjaan, hasil
perbuatan, buatan, ciptaan (terutama hasil karangan). Sedangkan kata Tulis dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah huruf atau angka yang dibuat dengan
pena (pensil, cat, dan sebagainya), bersurat (yang sudah disetujui),yang ada
tulisannya. Dari pegertian KBBI dapat kami simpulkan bahwa karya tulis merupakan
hasil karangan dalam bentuk tulisan atau karangan yang mengetengahkan hasil
pikiran, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun secara
sistematis.Karya tulis juga dapat dikatakan tulisan yang membahas masalah tertentu
berdasarkan pengamatan secarasistematis dan terarah.Ada yang mengatakan karya
tulis itu sebagai gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan (Suherli,
2010:2). Dari berbagai pengertian yang ada pada dasarnya mempunyai arti yang sama
namun dapat disimpulkan bahwa karya tulis merupakan hasil karya    seseorang yang
dituangkan dalam  bentuk tulisan.

B. Tujuan Karya Tulis Ilmiah

Adapun beberapa tujuan dari karya tulis ilmiah ditulis atau disusun misalnya seperti:

1.Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya
ilmiah yang sistematis dan metodologis.
2.Makalah ilmiah yang telah ditulis diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
3.Foster Etos Ilmiah dikalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya konsumen
pengetahuan, tetapi juag mampu menjadi produsen berfikir dan menulis di bidang
ilmu pengetahuan.
4.Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh mahasiswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk karya ilmiah yang
bersangkutan setelah mendapat pengetahuan.
5.Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
6.Membuktikan potensi dan wawsan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan dalam bentuk karya ilmiah setalah yang
bersangkutan memperoleh pengetahuan dan keilmuannya.
7.Sebagai wahana melatih pengungkapan pikiran atau hasil penelitiannya dalam
bentuk tulisan ilmiah yang sistematis.
8.Menumbuhkan etos imiah dikalangan mahasiswa.

C. Contoh Karya Tullis Ilmiah

1. Makalah

Karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah disertai analisis logis dan
objektif.  Secara umum tujuan penulisan makalah adalah untuk kepentingan penyajian
hasil penelitian atau gagasan pemikiran dalam suatu diskusi. Makalah dapat berupa
hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan. Kertas kerja adalah karangan
yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu
pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, simposium, dan
sebagainya Oleh karena itu, makalah umumnya ditulis secara singkat dan ringkas
tanpa bab-bab. Format    penulisannya adalah:
1. Bagian Awal: Halaman Sampul (Judul, Jenis Karya Tulis, Tujuan Penulisan, Nama
dan Identitas Penulis, Lembaga, Tahun),  Daftar Isi,  Daftar Tabel,
2. Bagian Inti: Pendahuluan, Latar Belakang Penulisan Makalah, Masalah Atau Topik
Bahasan, Tujuan Penulisan Makalah, Teks Utama, Penutup
3. Bagian Akhir: Daftar Kepustakaan dan Lampiran

2. Skripsi

Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan atau
studikepustakaan yang disusun mahasiswa sesuai dengan bidang studinya sebagai
tugas akhirdalam studi formalnya di Fakultas.
Menurut UPI Skripsi adalah karya tulis resmi akhir mahasiswa dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1).Skripsi menggambarkan kemampuan akademik mahasiswa
dalam merancang, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian bidang studi (baik
pendidikan maupun non kependidikan). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik
berdasarkanpenelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium,
atau studi kepustakaan.Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga
menggaransi kearah sumbangan material berupa penemuan baru.Berbeda dengan
pendapat di atas Tugino (dalam http://tugino230171.wordpress.com) skripsi adalah
karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda.Skripsi
ditulis berdasarkan studi pustaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau
penelitian lapangan sebagai prasyarat akademis yang harus ditempuh, dipertahankan
dan dipertanggungjawabkan oleh penyusun dalam sidang ujian.
Tujuan dan Kegunaan Skripsi
Tujuan dan kegunaan skripsi yaitu menyajikan hasil-hasil temuan penelitian secara
ilmiah yang berguna bagi pengembangan ilmu dan atu kepentingan praktis
administrasi negara dan komunikasi.
Karakteristik Skripsi
Skripsi yang disusun mahasiswa harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Merupakan hasil karya asli, bukan jiplakan bagi sebagian atau secara keseluruhan
(dibuat pernyataan di atas kertas segel bermaterai Rp. 6.000,00).
2.Mempunyai relevansi dengan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi.
3. Mempunyai manfaat teoritis atau praktis.
4. Sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.
5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar menurut Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).

Persyaratan Penyusunan Skripsi


Untuk melakukan penyusunan skripsi, mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1.Telah lulus mata kuliah dengan beban studi 110 sks.
2. Nilai D tidak lebih dari 20% dan tidak ada nilai E.
3. Telah lulus mata kuliah Statistik Sosial bagi Program Studi Ilmu Administrasi
Negara, Metode Penelitian Sosial dan Metode Penelitian Komunikasi bagi Program
Studi Ilmu Komunikasi.
4. Memenuhi persyaratan administrasi keuangan yang telah ditentukan.

3. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikanProgram Magister (S2).Tesis merupakan bukti kemampuan yang
bersangkutan dalampenelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang
keilmuan dalam Ilmu Pendidikan. Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam
daripada skripsi.Pernyataan-pernyataan dan teori dalam tesis didukung oleh argumen-
argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi.Tesis ditulis dengan
bimbingan seorang dosen senior yang bertangungjawab dalam bidang studi
tertentu.Tesis berasal dari kata Thesis berarti pernyataan atau kesimpulan teoretis
yang diajukan serta ditunjang oleh argumentasi ilmiah dan referensi-referensi yang
diakui secara ilmiah, yang dibuat oleh seorang kandidat Magister.Tesis disusun oleh
kandidat Magister secara mandiri pada akhir masa studi dan merupakan salah satu
syarat mencapai gelar Magister.

Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi penelitian
dan metodologi penulisan.Standarnya digantungkan pada institusi, terutama
pembimbing.Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah),
melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data,
menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.Dalam penulisannya
dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari
abstrak sampai bibliografi.Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen
pembimbing menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan
skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.

4. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa
dalammenyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan.Disertasi merupakan bukti
kemampuan yangbersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan penemuan baru dalamsalah satu disiplin Ilmu Pendidikan. Menurut
Tugino disertasi ialah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doktor, yaitu
gelar tertinggi yang diberikan oleh suatu univesitas.Penulisan desertasi ini di bawah
bimbingan promotor atau dosen yang berpangkat profesor, dan isinya pembahasan
masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis.

Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor.Gelar Doktor (Ph.D)


dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan
Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-
masing.Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis
terinci.Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang
mengandung filosofi keilmuan yang tinggi.Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa
bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis.Disertasi memuat penemuan-penemuan baru,
pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai
cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

5. Laporan Penelitian
Laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, untuk untuk itu maka harus dibuat
secara sistematis dan logis pada setiap bagian , sehingga pembaca mudah memahami
langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian, dan hasilnya. Karena sifatnya
ilmia maka harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan
membuktikan hasil penemuan dalam penelitian itu.  
Laporan menurut Tugino ialah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang
suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-
saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin.
Muara dari semua kegiatan penelitian adalah penyusunan laporan hasil
penelitian.Dalam penelitian terapan penyusunan laporan penelitian sangat penting
artinya, karena merupakan awal bagi pembuktian kualitas penelitian guna menilai
ketepatannya dalam menyelesaikan masalah secara nyata. Penelitian
terapan tampaknya telah selesai pada saat laporan hasilnya disampaikan, namun
dalam kenyataan kegiatannya masih akan berkelanjutan, karena yang terpenting adala
penerapan atau pendayagunaan hasilnya.
Laporan berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi :
- Laporan ilmiah
Laporan ilmiah atau biasanya disebut laporan hasil penelitian ilmiah merupakan salah
satu laporan yang disusun dengan melalui tahapan-tahapan tertentu serta dengan
metode dan teori tertentu.
- Laporan teknis
Laporan teknis atau laporan tentang hal teknis merupakan laporan tentang
penyelenggaraan kegiatan suatu badan atau instansi.Seperti : laporan mengenai
keadaan personil, laporan keuangan, dan sebagainya.
Jenis fakta yang digunakan laporan yaitu benda, kesaksian, tabel, dan
sebagainya.Itulah penjelasan tentang pengertian laporan.
Fungsi Laporan
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pengertian laporan, berikut fungsi laporan
antara lain:
 Fungsi pertanggungjawaban.
 Fungsi dokumentasi.
 Fungsi informasi.

D.Plagiat
Pengertian Plagiat

Plagiat adalah suatu tindakan meniru, menjiplak, atau mencuri karya milik orang lain
dengan maksud untuk dijadikan hasil karya milik sendiri.sedangkan karya
ilmiah(bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dan pelaku tindakan plagiat disebut plagiator. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa plagiat pada karya ilmiah merupakan
tindakan meniru, menjiplak, atau mencuri karya milik orang lain yang bersifat ilmiah
atau keilmuan misalnya makalah, laporan praktikum, skripsi, tesis, dll.

Ada tiga macam tindakan plagiat yang dijumpai dalam karya tulis ilmiah, yaitu
plagiarisme tidak sengaja (inadvertent plagiarism), plagiarisme yang disengaja
(deliberate plagiarism) dan plagiarisme dengan menyebutkan sumber.

1.TIDAK DISENGAJA
Plagiarisme tidak disengaja adalah plagiarisme yang terjadi karena ketidaktahuan
(ignorancy) penulis terhadap perkembangan ilmu yang menjadi bidang
spesialisasinya. Plagiarisme tidak disengaja dapat pula terjadi akibat ketidakpahaman
penulis dalam melakukan pengutipan dan penulisan sumber kepustakaan. Sering
terjadi ketika mengutip, menggubah, merangkum.
Tidak menyebutkan sumber
Plagiarisme yang tidak disengaja di bagi menjadi 3 bagian lagi yaitu :
The Ghost Writer : Menulis ulang tulisan orang lain, kata demi kata kemudian
mengakui sebagai milik sendiri
The Photocopy : Menyalin sebagian besar dari sebuah sumber
The Potluck Paper :
1. Menyalin dari berbagai tulisan menjadi satu karya baru
2. The Poor Disguise
3. Menyalin bagian-bagian penting tulisan orang lain ke dalam tulisan sendiri
4. The Labor of Laziness
5. Menulis dengan memparafrase pada hampir keseluruhan tulisan orang lain
6. The Self-Stealer
7. Menulis ulang tulisannya terdahulu dengan sedikit perubahan

2. DISENGAJA
Sementara itu, plagiariasme yang disengaja adalah perbuatan yang secara sengaja
menjiplak karya ilmiah orang lain untuk dipublikasikan sebagai hasil karya sendiri.
1. Mencontoh apa adanya dari pekerjaan orang yang kita kenal
2. Mengambil dari internet
3. Membiarkan orang lain memakai pekerjaan kita sebagai pekerjaan mereka
4. Bekerja kelompok dan mengumpulkan pekerjaan yang sama
Baik tidak disengaja maupun disengaja, suatu plagiat tetaplah dipandang dan
diperlakukan sebagai plagiat, apapun alasan yang dikemukakan oleh pelakunya.

3.  MENYEBUTKAN SUMBER
1. The Forgotten Footnote : Penulis sudah menuliskan kutipan sumber dalam
tulisan, namun tidak mencantumkan detilnya dalam daftar pustaka
2. The Misinformer : Penulis menuliskan daftar pustaka yang salah
3. The Too-Perfect Paraphrase : Penulis sudah melakukan parafrase dengan baik,
namun terdapat beberapa pengabaian tanda kutip pada kutipan
4. The Resourceful Citer : Penulis sudah melakukan pengutipan dan parafrase
dengan baik, namun secara keseluruhan tidak melakukan pekerjaan original
5. The Perfect Crime : Dalam kasus yang jarang terjadi ini, penulis tidak
memberikan kutipan sumber pada parafrase yang dilakukannya

Bagi kalangan akademisi (mahasiswa) banyak yang tidak menyadari bahwa beberapa
tindakan searching yang kemudian dilanjutkan dengan copy paste yang bertujuan
untuk penulisan karya ilmiah merupakan contoh tindakan plagiat. Beberapa tindakan
yang bisa dikatakan sebagai plagiat antara lain sebagai berikut:
1. Copy paste. Copy paste merupakan tindakan penyalinan hasil karya milik orang
lain yang diakukan secara searching dunia maya.
2. Mengubah nama pengarang dari suatu karya orang lain.
3. Menyalin persis hasil karya orang lain.
4. Menggunakan pendapat atau ide orang lain tanpa mencantumkan sumber aslinya.
5. Menuliskan hasil penelitian orang lain dengan menggunakan kalimat sendiri
tanpa mencantumkan sumber atau nama pemilik karya/hasil penelitian tersebut.
6. Membeli hasil karya orang lain yang kemudian disebarluaskan kepada publik
atas nama pembeli arya ilmiah.
7. Mengubah hasil karya orang lain berupa tulisan tanpa seizin dari pemilik asli.

Contoh Kasus Plagiat


Beberapa tokoh Indonesia yang pernah diduga menjadi plagiat diantaranya adalah:

a. Chairil Anwar
Penyair ini pernah dituduh telah melakukan penjiplakan suatu karya tulis. Tuduhan
tersebut dikeluarkan oleh Hans Bague Jassin melalui tulisannya yang dimuat di
Mimbar Indonesia berjudul Karya Asli, Saduran, dan Plagiat yang membahas
tentang puisiKerawang-Bekasi. Adapun Jassin (bergelar Paus Sastra Indonesia) itu
membandingkan puisi Chairil dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald
MacLeish, penyairAmerika Serikat.

b. Siti Fadilah Supari


Contoh lain adalah kasus yang dialami oleh Siti Fadilah Supari. Dirinya pernah
mendapat tuduhan sebagai seorang plagiat. Tulisan Fadilah yang
berjudul Cholesterol-Lowering Effect of Soluble Fibre as an adjunct to Low Calories
Indonesian Diet in Patients with Hypercholesterolamia ketika seminar di Pusat
Jantung Nasional HarapanKita, Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2002. Apa yang dia
tulis mirip dengan karya James W. Anderson berjudul Long-term Cholesterol
Lowering Effect of Psyllium as An Adjunct to Diet Therapy in The Treatment of
Hypercholesterolamia, yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition. 

c. Anggito Abimanyu
Sindonews.com (Senin,  17 Februari 2014  −  16:00 WIB). Dosen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Anggito Abimanyu telah menyampaikan permohonan
pengunduran dirinya sebagai dosen UGM. Permohonan tersebut disampaikan
Anggito terkait tuduhan plagiat tulisan artikel disalah satu koran nasional.
Anggito dituduh menjiplak karya tulis Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan. Tulisan
atas nama Anggito tersebut tayang pada 10 Februari 2014 lalu dengan judul Gagasan
Asuransi Bencana. Secara resmi pada wartawan di UC UGM Senin (17/2), Anggito
mengaku telah melakukan kesalahan pengutipan referensi dalam sebuah folder di
komputer pribadinya.
"Artikel saya kirim sendiri melalui komputer pribadi saya. Saya akui saya telah
melakukan kesalahan, saya khilaf. Pengunduran diri saya ini demi mempertahankan
kredibilitas UGM sebagai universitas dengan komitmen pada nilai-nilai kejujuran,
integritas dan tanggung jawab akademik, “ ujar Anggito, Senin       (17/2/2014).
Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama RI tersebut juga menyatakan
penyesalan dan permintaan maafnya pada Rektor dan civitas akademika UGM,
Dekan dan para dosen FEB UGM, mahasiswa dan alumni UGM, termasuk pada
Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan.
"Proses selanjutnya, saya serahkan pada UGM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Saya tidak akan campur tangan dan akan memprioritaskan berjalannya proses ini dari
semua pekerjaan saya karena ini menyangkut kredibilitas UGM," imbuhnya.

d. Dosen UPI
TEMPO.CO, Bandung - Satu dari tiga orang dosen bergelar doktor yang dikenai
sanksi oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung karena  kasus plagiat
mengaku teledor. "Tidak ada unsur kesengajaan pencontekan tanpa sumber," kata
Cecep Darmawan lewat pesan pendek kepada Tempo, Jumat malam 2 Maret 2012.
Menurut Cecep, masalah itu berawal dari catatan kaki pada naskah ajuannya untuk
meraih jabatan guru besar dua tahun silam. Karya tulis itu dibuat dalam Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia. Tebalnya 18 halaman. Pada sebagian kecil alinea
dalam naskah berbahasa Inggris, kata Direktur Kemahasiswaan UPI itu, ada catatan
kaki sumber kutipan yang luput dimasukkan. “ Padahal di naskah aslinya lengkap, ”
kata dia.
Penulisan itu dibantu seorang kawannya yang menerjemahkan naskah dari Bahasa
Indonesia ke Bahasa Inggris. Adapun sebagian besar kutipan, ujar dia, sudah sesuai
kaidah. Namun, sidang Senat Akademik UPI tetap memutuskan Cecep dan dua orang
doktor lainnya menjiplak. Sanksi kesalahan itu berupa penurunan pangkat dan
jabatan, serta menggugurkan kenaikan promosi guru besar ketiganya.

e. Doktor Memble ITB


Kisah kelam jiplak-menjiplak karya tulis juga pernah menghampiri Institut Teknologi
Bandung (ITB). Praktik plagiat di kampus yang terkenal sebagai lumbung teknokrat
Indonesia itu dilakukan oleh Mochammad Zuliansyah. Dia saat itu sedang memburu
titel doktor dengan menempuh pendidikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
(STEI) ankatan 2006.
Guna meraih gelar doktor, Zuliansyah menulis disertasi berjudul "Model Topologi
Geometri Spasial 3 Dimensi." Sialnya, disertasi jiplakan itu malah telah disetujui
pada 1 Agustus 2008, dan dia sempat dinyatakan lulus program Doktor
Bodohnya, Zuliansyah malah nekat mengikutsertakan disertasi hasil mencontek itu
dalam acara Konferensi Internasional Cybernetics dan Sistem Intelejensia
perkumpulan Institut Insinyur Listrik dan Elektro (Institute Electrical and Electronics
Engineers-IEEE International Conference on Cybernetics and Intelligent Systems) di
Chengdu, China, pada 21 sampai 24 September 2008. Di ajang itulah aksi tipu-tipu
Zuliansyah terungkap.
Setelah dibaca dan diamati baik-baik, menurut panitia disertasi Zuliansyah terbukti
menjiplak. Bahkan kategorinya level 1 alias paling berat. Ternyata, pada 2000 tulisan
Zuliansyah itu sudah dipublikasikan oleh penulis aslinya. Ide itu tercantum dalam
disertasi Dr. Siyka Zlatanova dari Universitas Teknologi Graz, Austria, berjudul '3D
GIS for Urban Development.' Siyka mempresentasikan disertasinya pada the 11th
International Workshop on Database and Expert System application, DEXA 2000.
Menurut panitia, disertasi Zuliansyah sama persis dengan milik Siyka. Setelah kabar
itu sampai ke tanah air, maka gemparlah jagat akademisi. Masalahnya yang dihantam
perkara itu adalah ITB, yang puluhan tahun dianggap mencetak ilmuwan mumpuni.
Kepercayaan itu pun seketika sirna lantaran nila setitik. Zuliansyah juga mesti
meminta maaf kepada Siyka dan IEEE secara tertulis. Jelaslah perbuatannya
mencoreng nama Indonesia di dunia keilmuan (http://www.merdeka.com/peristiwa/5-
kasus-plagiarisme-yang-mengguncang-dunia-akademi/doktor-memble-dari-itb.html).

Sanksi Tindakan Plagiat


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 mengatur tingkatan
sanksi dari yang paling ringan sampai paling berat bagi pelaku plagiat sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 12 sebagai berikut:
1. Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah mahasiswa, maka sanksi yang
dijatuhkan dapat berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak sebagai mahasiswa;
d. pembatalan satu atau beberapa nilai yang diperoleh mahasiswa;
e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
f. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.

2. Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah dosen, maka sanksi yang
dijatuhkan dapat berupa:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. penundaan pemberian hak dosen;
d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional;
e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar bagi yang memenuhi   syarat;
f. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen;
g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen;
h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

3. Apabila yang terbukti melakukan plagiat adalah dosen dengan jabatan


akademik/fungsional Guru Besar, maka dosen yang bersangkutan dijatuhi sanksi
tambahan berupa pemberhentian dari jabatannya sebagai Guru Besar. Menurut UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (“UU Sisdiknas”):
a.    Jika karya ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan gelar akademik, profesi,
atau vokasi terbukti hasil jiplakan, maka gelarnya akan dicabut (Pasal 25 ayat [2]
UU Sisdiknas).
b.    lulusan yang terbukti menjiplak karya ilmiah orang lain juga diancam dengan
pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling
banyak  Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) (Pasal 70 UU Sisdiknas).

Cara Menaggulangi Plagiat


Sebagai upaya mencegah dan menghindari terjadinya praktek plagiarisme di
perguruan tinggi, pemerintah melalui Pasal 7 Ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 17 Tahun 2010 telah menetapkan bahwa setiap karya ilmiah yang
dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilengkapi dengan pernyataan (dan
ditandatangani) yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut bebas plagiat, dan
apabila di kemudian hari terbukti adanya unsur plagiasi dalam karya tersebut maka
penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Di samping
itu, sebagaimana dinyatakan pada Ayat (2) pasal yang sama, pimpinan perguruan
tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan
perguruan tingginya ke titik akses elektronik karya ilmiah dosen dan mahasiswa,
seperti portal Garuda (Garba Rujukan Digital) atau portal lain yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Selain kepatuhan pada koridor hukum yang disebutkan di atas, upaya lain yang dapat
dilakukan untuk menghindari plagiarisme, khususnya plagiat yang dilakukan secara
tidak disengaja antara lain senantiasa taat asas pada gaya selingkung, melakukan
pengutipan (menyitir) secara langsung, kemudian melakukan parafrasa terhadap
kutipan yang dirujuk.
1.Gaya Selingkung
Setiap institusi akademik dan lembaga penerbitan berkala ilmiah yang terakreditasi
dan bereputasi internasional pasti memiliki Gaya Selingkung penulisan artikel. Secara
ringkas biasanya gaya selingkung tersebut dicantumkan pada setiap akhir nomor
suatu penerbitan, berupa Petunjuk Bagi Penulis atau Instruction for Authors.
Oleh karena setiap berkala ilmiah menerapkan gaya selingkung sendiri, maka
hendaknya penulis naskah benar-benar memperhatikan gaya selingkung tersebut. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu Tim Editor dan Mitra Bestari dalam menseleksi
dan mengevaluasi artikel tersebut. Suatu artikel yang dengan sempurna mengikuti
gaya selingkung yang berlaku, maka akan semakin cepat proses penelaahannya dan
semakin besar peluang untuk diterbitkan dalam waktu singkat, sepanjang secara
substantif artikel tersebut telah memenuhi persyaratan untuk publikasi. Sebaliknya,
suatu artikel yang tidak mengikuti gaya selingkung akan dikembalikan untuk
diperbaiki sesuai ketentuan, atau bahkan ditolak bila substansinya tidak memenuhi
syarat.

2. Menyitir Langsung
Yang dimaksud dengan menyitir langsung adalah menyalin seluruh isi paragraf,
seluruh kalimat atau satu (atau beberapa) frase secara langsung dan menuliskannya
kembali (copy and paste, copas) di antara dua tanda petik. Akan tetapi kutipan
langsung dalam suatu tulisan harus menduduki porsi yang logis, sehingga tulisan
tersebut bukan sekedar kliping dari beberapa sumber tulisan. Ide (gagasan) dari
penulis tetap menempati porsi utama yang lebih besar daripada ide pendukung yang
diperoleh dari sumber kepustakaan. Paragaf, kalimat ataupun frase boleh dikutip
secara langsung apabila berada dalam situasi berikut:
a. parafrasa terhadap sumber asli dapat menimbulkan salah penafsiran, misalnya kata-
kata atau kalimat dalam produk hukum positif atau perundang-undangan atau asumsi-
asumsi yang melandasi prosedur statistik yang spesifik;
b.  area catatan kaki (footnote) tidak mencukupi bagi penulis untuk untuk menuliskan
seluruh kalimat yang disitir;
c.  rumus matematika, statistika, astronomi, dan rumus-rumus ilmiah lain, serta dalil,
teori atau hukum ilmiah;
d.  ayat-ayat yang berasal dari kitab suci (Al Qur’an, Injil, dan lain-lain) atau bunyi
hadist-hadist;
e.  gagasan atau ide dari penulis lain (yang dikutip) yang ingin dikomentari atau
dibantah atau dikritisi;
f.  kalimat atau kata-kata asli pengarang yang telah diungkapkan secara ringkas dan
sangat meyakinkan, sehingga tidak mungkin lagi untuk melakukan parafrasa terhadap
kalimat atau kata-kata tersebut;
3.    Parafrasa
Parafrasa adalah suatu upaya mengungkapkan kembali suatu pernyataan, baik berupa
dari satu paragraf maupun satu kalimat, menjadi bentuk paragraf atau kalimat lain
tanpa merubah makna (ide/gagasan) yang terkandung di dalamnya. Prafrasa dapat
dilakukan dalam satu bahasa atau dari bahasa satu ke bahasa lain (diterjemahkan dan
langsung diparafrasakan). Parafrasa dapat dikatakan sebagai suatu bentuk penyitiran
tidak langsung (perlu diingat: tatakalimat dan/atau kosa kata yang digunakan berbeda
dari aslinya). Berbeda dengan penyitiran langsung, penulisan parafrase tidak
memerlukan tanda petik.
Bagi seorang dosen/peneliti, melatih keterampilan membuat parafrasa adalah suatu
upaya yang sangat penting untuk menghasilkan karya ilmiah bermutu yang bebas dari
unsur-unsur plagiarisme. Dalam banyak hal, khususnya di bidang ilmu eksakta,
parafrase lebih baik dan lebih banyak dilakukan daripada penyitiran langsung.
Kelebihan penggunaan parafrasa adalah dapat membantu penulis meningkatkan
kreativitas redaksionalnya dan mengendalikan kecenderungan untuk tidak terlalu
banyak mengutip yang dikhawatirkan akan berujung pada plagiarisme.
Dalam membuat suatu tulisan ilmiah menggunakan parafrasa, seorang penulis harus
mampu mengungkapkan kembali bagian yang dikutip dengan gaya bahasanya sendiri
tanpa mengubah makna yang terkandung di dalam kutipan tersebut. Untuk itu,
penulis perlu membaca dan memahami isi sumber kutipan secara menyeluruh dan
rinci, sehingga dapat difahami maknanya dan akan mudah menuliskannya kembali
dengan gaya bahasa dan kalimat sendiri. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang
dapat diikuti dalam melakukan parafrasa:
a.  sumber kepustakaan yang akan disitir hendaknya dibaca secara berulang-
ulang  dan seksama sehingga substansi ide/gagasannya benar-benar teridentifikasi dan
dapat dipahami;
b.  substansi ide/gagasan yang berhasil diidentifikasi selanjutnya ditulis
kembali   dengan gaya bahasa sendiri tanpa melihat sumber aslinya untuk
menghindari ”kontaminasi” kosa kata;
c. periksa kembali tatabahasa dari tulisan hasil parafrasa dan perbaiki (bila
diperlukan) sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, lalu
sandingkan dengan sumber aslinya untuk melihat apakah masih ada kemiripan
tatabahasa (redaksional);
d.  bila diperlukan, minta bantuan seorang kolega untuk membaca naskah
tulisan    yang telah dibuat agar mendapatkan second opinion yang adil.
Parafrase akan sangat membantu penulis (dosen dan mahasiswa) memahami apa yang
telah dibaca dan dikutip, sehingga akan mempermudah dalam menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan yang terkait dengan materi tulisannya. Oleh karena itu,
parafrasa bukan hanya sekedar meringkas gagasan/ide dari tulisan orang lain, namun
dapat pula berarti mengembangkan ide/gagasan penulis lain.    
Melakukan parafrasa tidak sama dengan mengedit; dengan kata lain, mengedit bukan
melakukan parafrasa. Namun demikian, baik mengedit maupun melakukan parafrasa
keduanya melibatkan ”permainan kata-kata” dan menuntut perbendaharaan kosakata
serta pemahaman tatabahasa yang baik dari seorang penulis. Beberapa teknik yang
dapat dimanfaatkan untuk melakukan parafrasa adalah:
a. Menggunakan sinonim untuk mengubah kalimat, misalnya:
· Penggunaan air tanah secara berlebihan akan menyebabkan kekeringan yang
berkepanjangan;
· Penggunaan air tanah secara tidak terkendali akan menimbulkan bencana
kekeringan untuk jangka waktu yang lama.
b. Merubah bentuk kata, misalnya:
· Penggunaan air tanah secara berlebihan akan menyebabkan kekeringan yang
berkepanjangan;
· Bencana kekeringan yang berkepanjangan dapat terjadi akibat penggunaan air
tanah secara berlebihan.
3. Merubah bentuk kalimat dari aktif ke pasif atau sebaliknya, misalnya:
· Penggunaan air tanah secara berlebihan akan menyebabkan kekeringan yang;
· Kekeringan yang berkepanjangan dapat disebabkan oleh penggunaan air tanah
yang berlebihan.
4. Menggunakan dan/atau merubah kata hubung, misalnya:
· tetapi (akan tetapi)
· di lain pihak
· sementara itu
· oleh karena itu (oleh sebab itu)

Penanggulangan plagiat oleh mahasiswa:

a.  dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, ketua


jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa
dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak
dinyatakan oleh mahasiswa;

b. ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk


memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah
dilakukan mahasiswa;
c.  mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan
pembelaan di hadapan ketua jurusan/departemen/bagian;

d. apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat, maka
ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai
plagiator;

e. apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidak dapat
membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada
mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, karya
ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Karya ilmiah juga biasa disebut karangan
ilmiah yang disajikan secara fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti diketahui
oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah
yang akan dibuat, Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis seperti, makalah, kertas
kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan fiksi.

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan,
memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan,
mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil
penelitian. Sedangkan contoh yangtermasuk dalam karya tulis ilmiah antara lain
makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian yang memiliki
karakteristiknya masing-masing. Plagiat pada karya ilmiah merupakan tindakan
meniru, menjiplak, atau mencuri karya milik orang lain yang bersifat ilmiah atau
keilmuan misalnya makalah, laporan praktikum, skripsi, tesis, dll.

Sebab-sebab plagiat antara lain copy paste, mengubah nama pengarang dari suatu
karya orang lain, menyalin persis hasil karya orang lain, menggunakan pendapat atau
ide orang lain tanpa mencantumkan sumber asliya, menuliskan hasil penelitian orang
lain dengan menggunakan kalimat sendiri tanpa mencantumkan sumber atau nama
pemilik karya/hasil penelitian tersebut, membeli hasil karya orang lain yang
kemudian disebarluaskan kepada publik atas nama pembeli arya ilmiah, dan
mengubah hasil karya orang lain berupa tulisan tanpa seizin dari pemilik asli.
B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi
juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada
para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,E. Zaenal, 2003. Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah. PT Grasindo.


Jakarta.

Dwiloka,Bambang dan Riana Rati. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Rineka.
Jakarta.

Eko Susilo, Madyo dan Triyanto Bambang. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Dahara. Semarang.

Soeharso.Y dan Eka Heri Widiastuti. 2015. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. IKIP
Veteran. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai