Anda di halaman 1dari 17

KETERAMPILAN CERAMAH

Dosen Pengampu:

1. Ernalida, S.Pd., M.Hum., Ph.D.

2. Novritika, M.Pd.

Oleh:

Kelompok 3

Lia Urmila (06021282227035) Septiani Utami (06021182227042)

Rahma Novi Yanti (06021282227036) R.A Fheren Hefridinda (06021282227043)

Elsa Agustini (06021282227037) Salsabila Ruri Aranti (06021282227044)

Shiva Indira (06021282227038) Zalwa Aliya (06021282227045)

Fitri Yanti Sanova (06021282227039) Aditya Gilang Ramadhan (06021382227075)

Zanuba Arrifah (06021282227040) Lia Warini (06021382227086)

Vinkan Allycha Putri (06021282227041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Ceramah” dengan tepat waktu. Tak lupa
juga kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Berbicara Efektif
karena tugas yang telah diberikan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sebagai
peneliti terkait bidang yang ditekuni.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini salah satunya ialah untuk memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliah “Berbicara Efektif”. Namun selain itu, makalah ini juga kami buat
agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai Keterampilan
Ceramah.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 14 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Definisi Ceramah....................................................................................................................3

2.2 Struktur Ceramah....................................................................................................................5

2.3 Jenis-Jenis Ceramah................................................................................................................5

2.4 Ciri-Ciri Ceramah...................................................................................................................6

2.5 Metode Ceramah.....................................................................................................................7

2.6 Tujuan Ceramah......................................................................................................................9

2.7 Unsur-Unsur Ceramah..........................................................................................................11

2.8 Media Ceramah.....................................................................................................................12

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat
interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam lingkungan pendidikan
modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup
sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara
sebagai metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar.
Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai
sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah
walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di
tengah pelajaran. Kalau diteliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas
tidaklah sama sekali salah, tetapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah
bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik,
tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien.
Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi
pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah
sewajarya digunakan dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru
menunjukkan kelemahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua macam metode saja
dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah untuk segala macam situasi.
Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode ceramah dikritik orang,
dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis ( kata - kata tetapi tidak mengerti artinya ).
Dalam kenyataan sehari–hari sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan
metode tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya,
hasilnya tidak memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan
keluarganya, Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan pendekatan dan metode yang akan
digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah “Keterampilan
Ceramah” ini antara lain:

1. Apa definisi Ceramah?

2. Apa saja struktur dalam Ceramah?

3. Apa saja jenis-jenis dalam Ceramah?

4. Bagaimana ciri-ciri ceramah?

5. Bagaimana metode yang digunakan dalam Ceramah?

6. Apa tujuan Ceramah?

7. Apa saja unsur-unsur dalam Ceramah?

8. Bagaimana media yang digunakan dalam Ceramah?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembelajaran materi “Keterampilan Ceramah” ini ialah:

1. Dapat memahami dan mengetahui pengertian keterampilan ceramah;

2. Dapat memahami dan mengetahui struktur dalam ceramah;

3. Dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis dalam ceramah;

4. Dapat memahami dan mengetahui ciri-ciri ceramah;

5. Dapat memahami dan mengetahui metode yang digunakan dalam ceramah;

6. Dapat memahami dan mengetahui tujuan ceramah;

7. Dapat memahami dan mengetahui unsur-unsur dalam ceramah;

8. Dapat memahami dan mengetahui media yang digunakan dalam ceramah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ceramah

Menurut KBBI, pengertian ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak
pendengar mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Berceramah adalah
memberikan uraian tentang suatu hal (pengetahuan dan sebagainya); menyampaikan
ceramah. Metode ceramah dari aspek istilah, menurut Armai Arif (2002:135-136) adalah
cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada peserta
didik atau khalayak ramai. Pengertian ini mengarahkan bahwa metode ceramah menekankan
pada sebuah pemberian materi pembelajaran dengan cara penuturan lisan. Lisan dijadikan
sebagai alat utama dalam menggunakan metode ceramah untuk mengajarkan sebuah materi
pembelajaran pada peserta didik.

Adapun menurut M. Basyiruddin Usman (2002:34) yang dimaksud dengan metode


ceramah adalah “teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh
para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan
oleh guru bilamana diperlukan”. Pengertian ini tampaknya memiliki kemiripan bahkan
kesamaan dengan definisi yang diutarakan oleh Armai Arif sebelumnya, di mana sama-sama
menekankan penyampaian materi pembelajaran dengan lisan. Hanya saja pendapat Usman
ini ada semacam penegasan “bila mana diperlukan”. Hal ini barangkali disesuaikan dengan
karakter materi, kondisi peserta didik, dan lingkungan belajar peserta didik. Bila memang
tidak sesuai dengan tiga hal itu maka metode ceramah tidak diperlukan dalam proses
penyampaian materi pembelajaran, bahkan bisa saja menggunakan metode yang lain.

Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk. (1986:43), bahwa
metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di
depan kelas atau kelompok. Sedangkan menurut Abuddin Nata (2011:181-182), metode
ceramah adalah penyampaian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung di hadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan
menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyingkap garis-garis besar yang akan dibicarakan,
serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan.

3
Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari
peserta didik, disajikan secara sistematik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada
peserta didik. Pada akhir ceramah perlu dikemukakan kesimpulan, memberikan tugas
kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.

Natalia Winda dalam makalahnya metode ceramah (2017) menyimpulkan bahwa


ceramah diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku
kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah. Dan menurut Roestiyah N.K,
metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan
keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara
lisan. (Roestiyah: 2001). Terakhir ialah menurut Nizar dan Hasibuan (2011:58), metode
ceramah adalah metode yang memberikan penjelasan-penjelasan sebuah materi. Biasa
dilakukan di depan beberapa orang peserta didik. Metode ini menggunakan bahasa lisan.
Peserta didik biasanya duduk sambil mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan
pendidik.

Dari berbagai macam definisi yang dipaparkan tentang metode ceramah, maka dapat
disimpulkan bahwa inti metode ceramah ada pada penyampaian secara lisan. Artinya dalam
metode ini kemampuan bahasa memiliki urgensitas yang sangat besar dalam
keberhasilannya sesuai dengan tujuan pembelajaran dari zaman ke zamannya.

4
2.2 Struktur Ceramah

Teks ceramah memiliki struktur atau bagian-bagian tertentu yang antaralain:

1. Pembuka
a) Pendahuluan: bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan
syukur.
b) Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik. Biasanya
pengantar berasal dari informasi atau berita yang faktual yang masih terkait dengan
topik ceramah.
2. Isi Ceramah
a) Inti: berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi yang
disampaikan.
b) Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah yang
baik berisi satu gagasan besar yang kemudian dikembangkan dalam subtopic.
3. Penutup
a) Simpulan
b) Ucapan permintaan maaf
c) Salam penutup

2.3 Jenis-Jenis Ceramah

1. Ceramah Umum: adalah ceramah yang ditujukan keseluruhan untuk siapa saja seperti
khalayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Ceramah umum bertujuan untuk memberikan
nasehat yang sifatnya menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens
yang tua muapun muda, materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
2. Ceramah Khusus: Khusus memiliki arti istimewa dan takkan ada yang lain, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ceramah khusus berarti ceramah yang bertujuan untuk
memberikan nasehat-nasehat kepada khalayak tertentu dan juga bersifat khusus baik itu
materi maupun yang lainnya. Ceramah khusus sendiri memiliki banyak batasan-batasan
yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yang
menyesuaikan dengan keadaan.
5
2.4 Ciri-Ciri Ceramah

Pada ceramah, baik lisan maupun tulisan, ciri-ciri sangat memengaruhi isi dari ceramah
itu sendiri. Terdapatnya ciri khas pada ceramah, akan membuat pendengar atau pembaca
mengetahui bahwa setiap jenis keterampilan berbicara memiliki karakteristik tersendiri.
Sehingga, para pendengar atau pembaca tidak kebingungan untuk mengenali setiap
keterampilan berbicara yang ada di masyarakat. Pada pelaksanaannya, ceramah akan
dipengaruhi oleh cara pembicara menangani jalannya kegiatan ceramah. Agar kegiatan
ceramah berjalan dengan baik, ada baiknya pembicara dalam ceramah memiliki ciri-ciri
yang baik. Seperti yang dikemukakan oleh King (2015, hlm. 63), ciri-ciri pembicara yang
baik adalah:

1. penceramah memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mengambil titik
pandang yang tak terduga pada hal-hal umum;
2. mempunyai cakrawala luas;
3. memikirkan dan membicarakan isu-isu dan beragam pengalaman di luar kehidupan
mereka sehari-hari;
4. antusias, menunjukkan minat besar pada apa yang diperbuat dalam kehidupannya,
maupun pada apa yang pendengar katakan pada kesempatan itu;
5. penceramah tidak pernah membicarakan dirinya sendiri;
6. sangat ingin tahu;
7. menunjukkan empati. Penceramah berusaha menempatkan diri mereka untuk memahami
apa yang pendengar katakan;
8. mempunyai selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri; serta
9. memiliki gaya bicara sendiri.
Pernyataan di atas menjelaskan tentang ciri-ciri pembicara yang baik. Pembicara yang
baik ialah, pembicara yang mampu berpikiran meluas perihal wawasan baru di sekitarnya,
berminat tinggi terhadap hal yang dibicarakan, berempati tinggi, rendah hati, memiliki selera
humor yang baik, berpandangan dengan sudut pandang terbaru, dan memiliki gaya bicara
sendiri. Jika hal-hal tersebut dapat dimiliki seseorang ketika hendak melakukan
pembicaraan, maka proses dan hasil pembicaraan juga akan berdampak baik. Begitu pula
terhadap kegiatan ceramah.
6
Pada hakikatnya, ceramah memiliki ciri-ciri agar mudah dikenali. Arsjad (1993, hlm. 67)
mengemukakan ciri khas dari ceramah sebagai berikut:

1. ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para
pendengar, biasanya disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap
ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu;
2. terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu berupa dialog,
tanya jawab, diskusi, dan sebagainya; serta
3. berisi argument dengan fakta dan data untuk menguatkan topik yang dibicarakan.

Pernyataan yang diuraikan di atas, menjelaskan tentang ciri khas dari ceramah. Pada
uraian tersebut dikatakan bahwa, ciri khas ceramah yaitu terdapatnya suatu gagasan yang
disampaikan kepada pendengar atau pembaca. Kemudian, dapat juga ditunjang dengan
bantuan media visual yang membuat gagasan yang disampaikan menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami. Terdapat juga kegiatan-kegiatan seperti diskusi, tanya jawab, dan
percakapan-percakapan dalam kegiatan ceramah tersebut. Adapun ciri-ciri ceramah ini
merupakan jati diri atau tanda pengenal bagi ceramah. Hal tersebutlah yang dapat
menunjukkan perbedaannya ceramah dengan jenis keterampilan berkomunikasi yang lain.

2.5 Metode Ceramah

Dari segi persiapannya Glenn R. Capp dalam Rakhmat (1982:32-34) membagi empat
macam metode ceramah.

1. Impromtu, yaitu metode ceramah yang dilakukan secara spontan, tanpa adanya persiapan
sebelumnya. Persiapan ceramah mutlak diperlukan. Akan tetapi seringkali keadaan
memaksa orang harus berceramah tanpa adanya waktu untuk mempersiapkannya dengan
cukup. Ceramah impromtu ini memiliki keuntungan-keuntungan antara lain dapat
mengungkapkan perasaan asli pembicara serta Nampak lebih segar dan hidup yang
bersikap netral, ada kesempatan memandang pendengar, berfikir dengan aktif, dan dapat
mengajak pendengar berfikir. Akan tetapi kelemahan-kelemahannya lebih banyak
terutama bagi pembicara yang masih hijau yaitu :

7
a) Menimbulkan kesimpulan yang mentah sebab dasar pengetahuan yang kurang
memadai;
b) Penyampaian pidato yang tersendat-sendat dan tidak lancar;
c) Gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan;
d) Ada kemungkinan membuat demam panggung.

2. Manuskrip, adalah metode ceramah dengan membaca naskah yang merupakan tipe atau
model penyampaian yang paling formal. Tipe ini juga merupakan pilihan yang paling
tepat untuk menjaga agar jangan sampai apa yang dibicarakan keluar atau menyimpang
jauh dari tema. Teknik membaca naskah ini sangat dianjurkan ketika seseorang berpidato
mengenai topik-topik yang sensitive sehingga mencegah terjadinya pembicaraan yang
lepas kontrol, pelanturan materi, kesalahan ucap, dan ketergelinciran lain yang
berpotensi menimbulkan salah paham dan salah tafsir dari audiens. Boleh juga sekali-
kali ceramah yang menggunakan teknik membaca naskah diselingi dengan spontanitas
dan percakapan dialogis dengan audiens sehingga komunikasi antara orang yang
berpidato dengan audiens dapat terjalin. Spotanitas dan percakapan dialogis yang
diselipkan dalam teknik reading from a manuskrip ini bisa menambah hidupnya suasana
dan mendorong orang untuk lebih memahami dan mengerti isi pidato yang sedang
disampaikan.
Keuntungan metode manuskrip adalah :
a) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat
dan pernyataan yang gemilang;
b) Pernyataan dapat dihemat karena manuskrip dapat disusun kembali;
c) Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata;
d) Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari.

Kelemahan dari teknik ini adalah kurangnya interaksi/kontak mata antara pemateri
dengan audiens. Jika tidak diselingi dengan spotanitas yang menarik, ceramah dengan
membaca naskah ini juga akan menjadi ceramah yang paling membosankan bagi audiens.
Karena terkesan membosankan, tentunya apa yang akan disampaikan oleh pembicara
kepada audiens juga tidak akan dipahami sebagaimana mestinya.

8
oleh karena itu, bagi seseorang yang ingin berceramah dengan teknik membaca naskah
disarankan agar sering memberikan selingan-selingan spontan dari naskah yang
dibacanya dan usahakan agar kontak mata dengan audiens tetap terjaga.

3. Memoriter, yakni metode ceramah dengan hafalan kata demi kata dari isi ceramah yang
telah dipersiapkan. Dengan persiapan naskah yang telah tertulis, maka ceramah
memoriter ini dapat memilih kata dan ungkapan yang tepat, pemilihan bahasa yang baik,
susunan pembicaraan yang tersusun secara sistematis dan terarah. Akan tetapi karena
pesan sudah tetap, maka tidak terjalin saling hubungan antara pesan dan pendengar,
kurang langsung, memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang spontan, perhatian
beralih dari kata-kata kepada usaha mengingatingat. Bahaya terbesar timbul, ketika satu
kata atau lebih hilang dari ingatan.

4. Ekstempore, merpakan metode ceramah dengan persiapan berupa outline (garis besar)
dan supporting points (pembahasan penunjang). Jenis yang terakhir ini adalah metode
yang paling baik dan paling banyak dipakai oleh para ahli ceramah. Metode ekstempore
ini adalah ceramah yang paling popular dan banyak dipakai oleh ahli-ahli ceramah.
Pembicaraan tidak mempersiapkan dan menyusun ceramah kata demi kata serta tidak
perlu menghafal keseluruhan isi ceramah, akan tetapi ia hanya menyusun garis besar dari
isi ceramah yang akan disampaikan yang dianggap dapat mengorganisir dan
mensistematir keseluruhan pesan ceramah.

2.6 Tujuan Ceramah

Ceramah merupakan jenis keterampilan berbicara yang dapat dituangkan dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Adanya kehadiran tujuan dalam ceramah, akan membuat kegiatan
ceramah menjadi lebih terarah. Sehingga pada pelaksanaannya, ceramah tidak akan menjadi
salah sasaran. Pada hakikatnya, setiap pelaksanaan keterampilan berbicara pasti memiliki
tujuan. Baik tujuan untuk diri sendiri maupun khalayak.

9
Begitu juga dengan ceramah, tentu memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Secara
umum terdapat dua macam tujuan ceramah yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

A. Tujuan umum, ceramah biasanya dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan
(informatif), memengaruhi (persuasif), dan menghibur (rekreatif).
1) Ceramah informatif: ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya,
ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan, posisi
Indonesia di kancah internasional;
2) Ceramah persuasif: ditujukan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan
mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang caracara hidup sehat dan
menjaga kesehatan lingkungan;
3) Ceramah rekreatif: ditujukan agar pendengar merasa terhibur. Karena itu, ceramah
ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, ataupun guyonanguyonan yang
memancing tertawa pendengar.
B. Tujuan khusus, ialah tujuan yang merupakan rincian dari tujuan umum. Tujuan umum
lebih informasional, lebih jelas, dan terukur dalam pencapaiannya. Berikut contoh
hubungan topik, tujuan umum, dan tujuan khusus.
Topik: Keragaman budaya daerah
Tujuan umum: Informatif (memberi tahu)
Tujuan khusus: Pendengar mengetahui bahwa setiap daerah memiliki budaya yang khas,
dan dalam budaya daerah terdapat nilai-nilai kehidupan yang bisa kita petik.

Sedangkan menurut Tarigan dalam Nurhayatin (2009, hlm. 8), ceramah merupakan
bentuk komunikasi lisan yang memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menghibur, berbicara untuk mengibur berarti pembicara menarik perhatian pendengan


dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas, menggairahkan, kisah- kisah jenaka,
petualangan, dan sebagainya;
2. Menginformasikan, berbicara untuk melaporkan suatu proses;
3. Menstimulasi, berbicara untuk mempengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya; serta
4. Menggerakan, melalui kepintarannya dalam berbicara, kecakapan pemanfaatan situasi,
ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan
pendengarnya. 10
Menurut pendapat tersebut, dapat dijelaskan kembali bahwa tujuan dari ceramah adalah
untuk memberikan informasi dan menghibur pendengar maupun pembacanya. Selain itu,
ceramah juga bertujuan untuk memberikan pengaruh stimulus kepada pendengar atau
pembacanya. Maka dari beberapa uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari kegiatan ceramah tersebut antara lain menginformasikan kepada khalayak perihal
suatu hal yang dibicarakan, menghibur para pendengar atau pembaca, penyalur gagasan atau
ide pokok terhadap suatu hal, dan keberlangsungan kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan dengan komunikasi publik.

2.7 Unsur-Unsur Ceramah

1. Penceramah: adalah orang yang melakukan penyampaian materi. seorang pencermah


harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang pencermah, artinya sebelum menjadi
penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas
apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.
2. Audiens: merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam
kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status
sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.
3. Materi: tujuan adanya materi yakni agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk
mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu,
penceramah harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar audiens tertarik,
dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai
sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan
konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan
artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga
pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

11
2.8 Media dalam Ceramah

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi ceramah kepada
para audiens. Pada dasarnya dakwah di jaman sekarang, tidak hanya dilakukan oleh para
mubaligh di masjid tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan tempat.

Adapun beberapa media yang biasa dipakai dalam ceramah ialah:

1. Youtube
2. Instagram
3. Whatsapp
4. Televisi
5. Buku
6. Radio, dan sebagainya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan jawaban dari rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat kami
simpulkan bahwa keterampilan ceramah merupakan kegiatan seseorang didepan khalayak ramai
guna menyampaikan suatu nasihat dan ajaran-ajaran dengan menggunakan lisan. Ceramah juga
biasa digunakan dalam penyampaian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung di hadapan peserta didik.

Unsur-unsur dalam ceramah ada tiga yakni: Penceramah, audiens dan materi ceramah.
Penceramah adalah orang yang menyampaikan ceramah. Audiens adalah orang yang menjadi
pendengar ceramah. Dan materi ceramah adalah materi yang akan disampaikan.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan yakni keterampilan ceramah tidak hanya
dilakukan dalam kegiatan-kegiatan atau acara umum dan khusus tetapi juga dapat dilakukan
disekolah sebagai media pembelajaran bagi guru kepada muridnya.

Hendaknya makalah mengenai keterampilan ceramah yang telah kami buat ini dapat
pembaca pahami dengan baik agar kelak dalam pelaksanaan ceramah yang dilakukan dapat
berjalan lancar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Pasundan Bandung. (2017). Mengidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan


Aktual dalam Ceramah Berdasarkan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk
SMA/SMK di Kelas XI.

Ria, Y. (2020). Modul Struktur Dan Kebahasaan Teks Ceramah Bahasa Indonesia.

Rizal Akbar, H. (2019). Keterampilan Berbicara Ceramah.

Syahraini, T. (2014). Metode Ceramah: Konsep dan Aplikasi dalam pembelajaran pendidikan
agama islam (vol. 21). Jurnal Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Surabaya. (2016). Metode Ceramah

14.

Anda mungkin juga menyukai