Anda di halaman 1dari 25

Akuntansi Keuangan Menengah

“Perolehan Dan Pelepasan Aset Tetap”

OLEH :

KELOMPOK 5

Nurmila Wati (B1C122205) Resi Dwi Wulandari (B1C122213)

Oshin (B1C122207) Rika Angraeni (B1C122216)

Putri Anjar Rahmadani (B1C122209) Rita Nartika (B1C122218)

Rahma Lestari (B1C122211) Setiawati (B1C122221)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk
tujuan administrasi. Aset tetap diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode.
Aset tetap dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti pembelian, pembangunan sendiri,
pemberian donasi, atau pertukaran dengan aset tetap lain.
Proses perolehan aset tetap dapat mempengaruhi harga perolehan atas aset tersebut dan
menjadi faktor penentu dalam menetapkan beban penyusutan yang akan dialokasikan. Biaya
perolehan aset yang dibangun sendiri juga perlu dihitung dengan cermat. Selain itu, terdapat
berbagai pendekatan untuk mencatat biaya bunga selama konstruksi.
Pelepasan aset tetap terjadi saat aset tersebut tidak lagi memberikan manfaat ekonomi
masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Pada saat pelepasan, jumlah tercatat aset
tetap dihentikan pengakuannya. Aset tetap juga dapat dihentikan pengakuannya pada saat
tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan dan
pelepasannya.
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam mengenai perolehan dan pelepasan aset
tetap sangat penting dalam konteks akuntansi keuangan perusahaan. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk mengelola aset tetap dengan efisien dan mematuhi standar akuntansi yang
berlaku.

1.2 Sub Topik


1. Perolehan
2. Penilaian
3. Biaya – Biaya Setelah Perolehan
4. Pelepasan
LANDASAN TEORI

2.1 Aset Tetap

Perusahaan seperti Hai Precision (TWN), Tata Steel (IND), dan Royal Dutch Shell (GBR dan
NLD) menggunakan aset yang tahan lama. Aset terbutdisebut properti, pabrik, dan peralatan (property
plant, and equipment-PPE). Istilah aset tersebut yang umum digunakan adalah aset tetap (ixed assets).
Aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan produksi
atai penyediaan barang jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif aset-aset
tersebut diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode. [I1] Aset termasuk tanah, struktur
bangunan (kantor, pabrik, gudang. dan peralatan (mesin, furnitur, alat). Karakteristik utama dari aset tetap
adalah sebagai berikut.

1. Aset-aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali.
Hanya aset yang digunakan dalam operasi bisnis normal yang diklasifikasikan sebagai aset tetap.
Misalnya, sebuah bangunan yang menganggur lebih tepat dikdasifkasikan secara terpisah sebagai
investasi. Aset tetap yang dimiliki untuk kemungkinan harga diklasifikasikan sebagai investasi.
Selain itu, aset tetap yang dimiliki untuk dijual atau pelepasan secara terpisah dikdasifikasikan
dan dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Pengembang tanah atau pengelola
mengklasifikasikan tanah sebagai persediaan.
2. Aset-aset tersebut bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan. Aset tetap memberikan
manfaat selama beberapa tahun. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aset ini untuk
beberapa periode mendatang melaluj biaya penyusutan periodic. Pengecualian dari kaidah ini
adalah tanah,yang disusutkan hanya jika penurunan nilal yang material terjadi, seperti kerugían
pada kesuburan lahan pertanian karena rotasi tanaman yang tidak baik, kekeringan atau erosi
tanah.
3. Aset-aset tersebut memiliki substansi fisik. Aset tetap adalah aset berwujud yang ditandai dengan
keberadaan fisik atau substansi. Hal ini membedakan aset tetap dari asset takberwujud, seperti
paten atau goodwill. Namun, tidak seperti bahan baku, aset tetap tidak secara fisik menjadi bagian
dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.

2.2 Perolehan Aset Tetap

Sebagian besar perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai aset tetap.
Biaya historis (historical cost) mengukur harga kas atau setara kas yang dikeluarkan untuk memperoleh
aset dan membawanya ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk digunakan.
Perusahaan mengakui aset tetap ketika biaya perolehan aset dapat diukur secara andal dan besar
kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomik masa depan. Secara umum
perusahaan melaporkan biaya-biaya berikut sebagai aset tetap :

1. Harga pembelian, termasuk bea impor, pajak pembelian non refundable, diskon perdagangan dan
rabat.
2. Biaya yang timbul untuk membawa aset ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang diperlukan
untuk dipergunakan dengan cara yang dimaksudkan oleh perusahaan.
a) Biaya Perolehan Tanah

Semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh tanah dan mempersiapkannya


untuk penggunaan dianggap sebagai bagian dari biaya perolehan fanah. Jadi, ketika Group
Auchan (FRA)atau AEON (IPN) membeli tanah untuk membangun toko baru, blaya perolehan
tanah biasanya mencakup (1) harga pembelían; (2) biaya legal, seperti hak atas tanah, biaya
pengacara, dan biaya pencatatans (3) biaya yang dikeluarkan dalam mengolah tanah sehingga
kondisinya siap untuk digunakan, seperti perataan grading), pengisian (illing), pembuangan
(draining), dan pembersihan (clearing); (4) hak gadai, hipotek, atau kasus sitaan atas properti; dan
(5) peningkatán lahan (land improvements) tambahan yang memiliki umur manfaat tak terbatas.

Misalnya, ketika Acon membeli tanah untuk tujuan membangun gedung. perusahaan
mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan untuk penggalianpada gedung baru sebagai
biaya perolehan tanah. Penghapusan bangunan tua- pembersihan, pengisian, dan grading-adalah
biaya perolehan tanah karena kegiatan ini diperlukan untuk mempersiapkan kondisi tanah untuk
digunakan Acon memperlakukan setiap hasil penerimaan dari proses persiapan tanah supaya siap
untuk digunakan, seperti penerimaan atas penjualan sisa-sisa pembongkaran bangunan tua atau
penjualan kayu, sebagal pengurangan atas harga tanah.

Dalam beberapa kasus, ketika Acon membeli tanah, perusahaan mungkin dikenai
kewajiban tertentu atas tanah seperti pajak kembali (back taxes) atau hak gadai. Dalam situasi
seperti itu, biaya perolehan tanah adalah uang tunai yang dibayar untuk hal itu ditambah dengan
sitan. Dengan kata lain,jika harga pembelian tanah adalah 50.000.000 tunai, tetapi Aeon dikenai
pajak properti yang masih harus dibayar sebesar Y5.000.000 dan hak gadai sebesar Y10.000.000,
maka biaya perolehan tanah menjadi Y65.000.000.

Aeon juga mungkin dikenai penilaian khusus untuk peningkatan lokal, seperti trotoar,
lampu jalan, selokan, dan sistem drainase. Perusahaan harus membebankan biaya tersebut ke
akun Tanah karena biaya tersebut bersifat permanen. Artinya, setelah instalasi, tanah akan
dipelihara oleh pemerintah setempat. Selain itu, Acon harus membebankan semua perbaikan
permanen, seperti landscaping (pertamanan), ke akun Tanah. Perusahaan mencatat secara terpisah
perbaikan dengan umur manfaat yang terbatas, seperti jalan masuk pribadi, jalan setapak, pagar,
dan lahan parkir, ebagai Perbaikan Tanah (Land Improvements), Biaya ini disusutkan selama
estimasi umur manfaatnya.

Umumnya, tanah merupakan bagian dari aset tetap. Namun, jika tujuan utama dari
memperoleh dan memiliki tanah adalah spekulatif, maka perusahaan lebih tepat
mengklasifikasikan tanah tersebut sebagai investasi. Jika perusahaan properti memiliki tanah
untuk dijual kembali, maka perusahaan harus mengklasifikasikan tanah sebagaí persediaan.

Dalam kasus di mana tanah dimiliki sebagai investasi, bagaimana perlakuan akuntansi
yang harus diberikan atas pajak, asuransi, dan biaya langsung lainnya yang dikenakan saat
kepemilikan tanah? Banyak yang berpendapat bahwa biaya ini harus dikapitalisasi. Alasannya:
Tanah tersebut tidak menghasilkan pendapatan dari investasi pada saat ini. Perusahaan umumnya
menggunakan pendekatan ini, kecuali ketika aset tersebut sedang menghasilkan pendapatan pada
periode ini (misalnya properti sewa).
b) Biaya Perolehan Bangunan

Biaya perolehan bangunan harus mencakup semua pengeluaran yang terkait langsung dengan
perolchan atau konstruksi bangunan teresbut. Biaya perolehan ini melíputi (1) bahan baku, tenaga kerja,
dan biaya overhead yang muncul selama konstruksi, dan (2) biaya jasa profesional dan izin bangunan.
Umumnya, perusahaan menyewa perusahaan lain untuk membangun bangunan mereka. Perusahaan
memasukkan emaa biaya perolehan yang dikeluarkan, mulai dari penggalian sampai penyelesaian sebagai
bagian dari biaya perolehan bangunan.

c) Biaya Perolehan Peralatan

Istilah ‘perlatan’ dalam akuntansi termasuk peralatan transportasi, peralatan kantor, mesin,
perabot dan perlengkapan, peralatan pabrik, dan aset tetap sejenis. Biaya perolchan aset tersebut meliputi
harga pembelian, biaya pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi atas peralatan saat pengiriman,
biaya fondasi khusus jika diperlukan, biaya perakitan dan pemasangan, dan biaya pengujian peralatan.
Semua hasil penerimaan dari penjualan setiap item yang diproduksi saat proses pengiriman peralatan ke
lokasi dan persiapan kondisi peralatan untuk digunakan (misalnya, sampel yang dlihasilkan dari
pengujian peralatan) harus mengurangi biaya perolehan peralatan. Oleh karena itu, biaya mencakup
semua pengeluaran yang terjadi dalam memperoleh peralatan dan mempersiapkannya untuk digunakan.

2.3 Aset Dibangun Sendiri

Kadang kala perusahaan membangun asetnya sendiri. Penentuan biaya mesin tersebut dan aset
tetap lainnya dapat menjadi masalah. Tanpa adanya harga pembelian atau utansiyanharga kontrak,
perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban untuk menghitung bíaya perolehan aset yang
dibangun sendiri (self constructed asset). Bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan dalam
konstruksi tidak menimbulkan masalah. Perusahaan dapat dengan mudah melacak biaya ini langsung ke
pesanan pekerjaan dan bahan baku yang terkait dengan aset tetap yang dibangun.

Namun, penetapan biaya tidak langsung dari manufaktur menciptakan masalah khusis. Biaya
tidak langsung ini, yang disebut overhead, termasuk listrik, pemanas pencahayaan, asuransi, pajak
properti pada bangunan pabrik dan peralatan, tenaga kerja pengawasan pabrik, penyusutan aset tetap, dan
perlengkapan.

Perusahaan dapat menangani overhead dengan salah satu dari dua cara :

1. Tidak boleh menetapkan overead tetap ke biaya perolehan aset yang dibangun. Argumen
utama perlakuan ini adalah bahwa biaya overhead umumnya bersifat tetap jumlahnya; biaya
tersebut tidak meningkat sebagai akibat dari pembangunan pabrik atau peralatan.
2. Menetapkan seluruh dari overhead ke proses konstruksi. Pendekatan ini, yang disebut juga
pendekatan biaya penuh, dianggap tepat jika seseorang berpendapat bahwa biaya yang terkait
dengan semua produk dan aset yang dibuat atau dibangun. Dalam pendekatan ini, perusahaan
menetapkan seluruh dari overhead pada proses konstruksi, sebagaimana yang dilakukan
perusahaan untuk produksi normal.

Perusahaan harus mengalokasikan porsí prorata pada overhead tetap ke aset untuk menentukan
biaya perolehannya. Perusahaan menggunakan perlakuan ini secara lebih luas karena banyak yang
percaya bahwa pendekatan ini menghasilkan pengaitan yang lebih baik antara biaya dengan pendapatan.
Jumlah abnormal dari bahan baku tenaga kerja, atau sumber daya lainnya yang terbuang tidak boleh
ditambahkan ke biaya perolchan aset.

Jika overhead yang dialokasikan menghasilkan pencatatan blaya konstruksi yang lebih besar dari
biaya yang umumnya dikenakan oleh produsen independen maka perusahaan harus mencatat kelebihan
biaya overhead tersebut sebagai kerugian pada periode berjalan, dan bukan mengapitalisasinya. Hal ini
untuk menghindari kapitalisasi aset yang melebihi nilai wajarnya. Dalam kondisi apa pun, perusahaan
tidak boleh mencatat “laba atas konstruksi dibangun sendiri”.

2.4 Biaya Bunga Selama Kontruksi

Akuntansi yang tepat atas biaya bunga telah lama menjadi kontroversi. Terdapat tiga pendekatan
yang telah disulkan untuk mencatat bunga yang dikenakan dalam pembiayaan pembangunan aset tetap :

1. Tidak mengapitalisasi biaya bunga selama konstruksi. Dalam pendekatan ini bunga dianggap
sebagai baiya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi. Beberapa pihak berpendapat bahwa jika
perusahan menggunakan pembiayaan ekuitas dan bukan utang, maka perusahaan tidak akan
dikenakan biaya ini. Argumen utama atas pendekatan ini adalah bahwa penggunaan uang tunai,
apa pun sumbernya memiliki biaya bunga implisit terkait, yang tidak boleh diabaikan.
2. Memasukan dalam konstruksi dengan semua biaya atas dana yang digunakan, baik dapat
diidentifikasi maupun tidak diidentifikasi. Metode ini menyatakan bahwa biaya konstruksi harus
mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang maupun ekuitas. Pendukung pendekatan ini
mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan,
termasuk bunga merupakan bagian dari biaya perolehan aset. Bunga yang aktual maupun yang
diperhitungkan merupakan biaya, sebagaimana halnya tenaga kerja dan bahan baku. Kritik utama
dari pendekatan ini adalah bahwa biaya modal ekuitas yang diperhitungkan cenderung subjektif
dan berada di luar kerangka sistem biaya historis.
3. Kapitalisasi hanya biaya bunga yang terjadi selama konstruksi. Pendekatan ini memiliki logika
yang senada dengan pendekatan kedua-bahwa bunga termasuk biaya tenaga kerja dan bahan
baku. Akan tetapi, pendekatan ini mengapitalisasi hanya biaya bunga yang timbul dari
pembiayaan utang (Artinya, pendekatan ini tidak mencoba untuk menentukan biaya pembiayaan
ekuitas). Dalam pendekatan imi, perusahaan yang menggunakan pembiayaan utang akan
memiliki aset dengan biaya yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang menggunakan
pembiayaan ekuitas. Beberapa pihak menganggap pendekatan ini tidak memuaskan, karena
mereka berpendapat biaya perolehan aset seharusnya tetap sama apakah dibiayai dengan uang
tunai, utang, maupun ekuitas.

IFRS mensyaratkan pendekatan ketiga-mengapitalisasi bunga aktual (dengan modifkasi). Metode


ini mengikuti konsep bahwa biaya historis dari perolehan aset mencakup semua biaya (termasuk bunga)
yang terjadi untuk mempersiapkan aset ke kondisi dan lokasi yang diperlukan untuk digunakan. Dasar
pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan selama
konstruksi. Oleh karena itu, perusahaan harus menunda (mengapitalisasi) biaya bunga. Setelah
pembangunan selesai, aset tersebut siap untuk digunakan perusahaan dapat memperoleh pendapatan. Pada
titik ini, perusahaan harus melaporkan bunga sebagai beban dan mengaitkannya dengan pendapatan.
Perusahaan harus membebankan semua biaya bunga yang terjadi dalam pembelian aset yang siap untuk
digunakan. [5] Untuk menerapkan pendekatan umum ini, perusahaan mempertimbangkan tiga hal
berikut : (1) aset kualifikasian, (2) periode kapitalisasi dan (3) jumlah yang dikapitalisasi.
a) Aset Kualifikasian

Agar memenuhi syarat kapitalisasi bunga, aset harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menjadikan aset tersebut siap untuk digunakan atau dijual. Perusahaan mengapitalisasi biaya bunga dimulai
dengan pengeluaran pertama yang terkait dengan aset. Kapitalisasi terus berlanjut sampai perusahan secara
substansial selesal mempersiapkan aset untuk digunakan.

Aset yang memenuhi syarat untuk kapitalisasi biaya bunga mencakup aset dalam pembangunan untuk
digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk bangunan, pabrik, dan mesin besar) dan aset yang dimaksudkan
untuk dijual atau disewakan, yang dibangun atau diproduksi sebagai proyek diskrit.

Contoh aset yang tidak memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga di antaranya (1) aset yang sedang
digunakan atau siap untuk digunakan, dan (2) aset yang tidak digunakan perusahaan dalam aktivitas produktif
dan yang tidak menjalani aktivitas untuk menjadikan aset siap untuk digunakan. Contoh jenis kedua ini
termasuk tanah yang masih belum dikembangkan dan aset yang tidak digunakan karena usang, kelebihan
kapasitas, atau perlu perbaikan.

b) Periode Kapitalisasi

Periode kapitalisasi (capitalization period) adalah periode waktu di mana perusahaan harus
mengapitalisasi bunga. Periode ini dimulai dengan adanya tiga kondisi:

1) Pengeluaran untuk aset yang telah mulai dilakukar.


2) Aktivitas diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan atau dijual sedang berlangsung
3) Biaya bunga yang sedang dikenakan.

Kapitalisasi bunga terus berlangsung selama ketiga kondisi tersebut terjadi. Periode kapitalisasi
berakhir Ketika aset tersebut secara substansial telah selesai dan siap untuk digunakan.

c) Jumlah Yang Dikapitalisasi

Jumlah bunga untuk dikapitalisasi adalah jumlah terbatas yang terendah dari biaya bunga yang terjadi
selama periode atau bunga yang dapat dihindari. Bunga yang dapat dihindari (avoidable interest) adalah
jumlah biaya bunga selama periode yang secara teoretis dapat dihindari oleh perusahaan jika perusahaan tidak
membuat pengeluaran untuk aset tersebut. Jika biaya bunga aktual untuk periode ini adalah $90.000 dan
bunga yang dapat dihindari adalah $80.000, maka perusahaan mengapitalisasi hanya $80.000. Sebaliknya,
jika biaya bunga aktual adalah $80.000 dan bunga yang dapat dihindari adalah $90.000, perusahaan tetap
mengapitalisasi hanya sebesar $80.000. Dalam setiap situasi apa pun, biaya bunga tidak boleh mencakup
biaya modal yang dibebani untuk ekuitas.

Untuk menerapkan konsep avoidable interest, perusahaan menentukan jumlah potensi bunga yang
mungkin dikapitalisasi dalam suatu periode akuntansi dengan mengalikan tingkat bunga yang sesuai dengan
weighted-average accumulated expenditures untuk kualifikasi aset selama periode berjalan.

Weighted-Average Accumulated Expenditure (WAAE). Dalam menghitung Pengeluaran Rata rata


tertimbang Akumulasi, sebuah perusahaan menimbang pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (fraksi
tahunan atau periode akuntansi) yang dapat dikenakan biaya bunga atas pengeluaran.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa Hen Ren Company memutuskan untuk membangun sebuah
jembatan, yang diperkirakan menghabiskan waktu 17 bulan untuk diselesaikan, dimulai pada 2011.
Perusahaan melakukan pembayaran seperti kepada kontraktor pada 2011 : $240,000 pada tanggal 1 Maret,
$480,000 pada tanggal 1 Juli, dan $360,000 pada 1 November. Perusahaan menghitung pengeluaran rata rata
tertimbang akumulasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 seperti berikut ini.
Pengeluaran Pengeluaran Rata
Periode
rata tertimbang
Kapitalisasi *
Akumulasi
Tanggal Jumlah
1 Maret $240,000 10/12 $200,000
1 Juli 480,000 6/12 240,000
1 November 360,000 2/12 60,000
$1,080,000
*bulan antara tanggal pengeluaran dan tanggal berhentinya kapitalisasi bunga atau akhir
tahun, mana yang lebih dulu (dalam hal ini 31 Desember).

d) Contoh Kompherensif Kapitalisasi Bunga

Untuk menggambarkan persoalan yang terkait dengan kapitalisasi bunga, asumsikan bahwa pada
tanggal 1 November2010, Shalla Company mengontrak Pfeifer Construction Co. untuk membangun gedung
senilai $1,400,000 pada tanah senilai $100,000 (dibeli dari kontraktor dan termasuk dalam pembeyaran
pertama). Shalla melakukan pembayaran sebagai berikut ke perusahaan konstruksi selama tahun 2011.
1 Januari = $210,000
1 Maret= $300,000
1 Mei= $540,000
31 Desember = $450,000
Total= $1,500,000

Pfeier Construction menyelesaikan gedung, siap untuk digunakan pada tanggal 31 Desember 2011.
Shalla memiliki hutang yang harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2011.
Utang Khusus
1. Wesel dengan masa jatuh tempo 3 tahun dengan bunga 15% diterbitkan untuk membiayai pembelian
tanah dan pembangunan gedung, tertanggal 31 Desember 2010, dengan bunga dibayar tahunan setiap
tanggal 31 Desember.
Utang Lain-lain
1. Wesel dengan masa jatuh tempo 5 tahun dengan bunga 10%, tertanggal 31 Desember
2007 diterbitkan, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 Desember.
2. Obligasi dengan masa jatuh tempo 10 tahun dengan bunga 12% diterbitkan pada tanggal
31 Desember 2006, dengan bunga dibayar tahunan setiap tanggal 31 Desember.
Shalla menghitung weighted-average accumulated expenditure selama 2011, seperti
yang tercantum dalam ilustrasi 10-4
Pengeluaran
Periode Akumulasi

Tanggal Jumlah Kapitalisasi Pengeluaran

Tahun Berjalan Rata-rata Tertimbang


1 Januari $ 210,000 12/12 $ 210,000
1 Maret 300,000 10/12 250,000
! Mei 540,000 8/12 360,000
31 Desember 450,000 0 0
$ $ 820,000
1,500,000
Catatan bahwa pengeluaran dilakukan pada tanggal 31 Desember, hari terakhir dari
tahun tersebut, tidak menimbulkan bung
e) Masalah Khusus Terkait Kapitalisasi Bunga

Ada dua masalah yang berkaitan dengan kapitalsasi bunga yang membutubkan perhatian khusus:

1) Pengeluaran untuk tanah


2) Pendapatan bunga.

Pengeluaran untuk Tanah. Ketika perusahaan membelí tanah dengan tujuan ingin
mengembangkannya untuk penggunan tertentu, biaya bunga yang terkait dengan pengeluaran tersebut
harus memenuhi syarat untuk kapitalisasi bunga. Jika perusahasn membeli tanah sebagai lokasi untuk
bangunan (seperti lokasi pabrik), maka biaya bunga yang dikapitalisasi selama periode konstruksi
merupakan bagian dari biaya perolehan pabrik, bukan biaya perolehan tanah. Sebaliknya, jika perusahaan
mengembangkan lahan untuk penjualan petak lahan, maka perusahaan memasukkan semda biaya bunga
yang dikapitalisasi sebagal bagian dari biaya perolehan tanah. Namun, perusahaan tidak boleh
mengapitalisasi biaya bunga yang terkait dengan pembčlian tanah yang dimiliki untuk tujuan spekulasi
karena aset tersebut sudah siap untuk digunakan sebagaimana dimaksudkan.

Pendapatan Bunga. Perusahaan sering meminjam uang untuk membiayal pembangunan aset.
Perusahaan menginvestasikan kelebihan dana yang dipinjam dalam efek berbunga untuk sementara
sampai perusahaan memerlukan dana tersebut untuk membayar keperluan konstruksi. Selama tahap awal
pembangunan, pendapatan bunga yang diperoleh mungkin bisa melebihi biaya bunga atas dana yang
dipinjam

f) Observasi

Persyaratan kapitalisasi bunga masih diperdebatkan. Dari sudut pandang konseptual, banyak yang
berpendapat bahwa perusahaan tidak harus mengapitalisasi biaya bunga, atau mengapitalisasi seluruh
biaya bunga, baik aktual atau diperhitungkan untuk alasan yang disebutkan sebelumnya.

2.5 Penilaian Aset Tetap

Seperti aset lainnya, perusahaan harus mencatat aset tetap sebesar nilai wajar yang diserahkan
atau sebesar nilai wajar aset yang diterima, mana yang lebih jelas. Namun demikian, proses perolehan
aset kadang dapat mengaburkan nilai wajar. Misalnya, jka pusahaan membeli tanah dan bangunan
bersama-sama pada harga tunggal, bagaimana cara menentukan nilai terpisah untuk tanah dan bangunan
tersebut? Bagian ini akan mempelajari masalah akuntansi jenis ini sebagail berikut.
1. Diskon Tunai

Ketika perusahaan membeli aset tetap kemudian dikenakan diskon tunai ats pembayaran lebih
awal, bagaimana perusahaan harus melaporkan discon mengambil diskon ini, perusahaan harus mencatat
diskon sebagai pengurangan harg pembelian aset. Akan tetapi, haruskah perusahaan bahkan jika
perusahaan akhirnya tidak mengambil diskon?
Ada dua sudut pandang yang bisa digunakan atas pertanyaan int. Salah sat pendekatan
menganggap diskon, baik diambil atau tidak, sebagai pengurangan bizya adalah harga kas atau setara kas
dari aset. Selain itu, beberapa pihak berpendapat bahwa termin diskon tunai sangat menarik, sehingga
kegagalan memanfaatkan diskon tersebut mengindikasikan adanya kesalahan atau inefisiensi manajemen.

Sehubungan dengan pendekatan kedua, para pendukungnya berpendapat bahrwa kegagalan untuk
mengambil diskon tidak harus selalu dianggap sebagai kerugian. Termin yang ada mungkin tidak
menguntungkan, atau mungkin tidak bijaksana bagi perusahaan untuk mengambil diskon tersebut. Saat
ini, perusahaan-perusahaan di dunia menggunakan kedua metode tersebut, meskipun sebagian besar lebih
memililh metode yang pertama.

2. Kontrak Pembayaran Tangguhan

Perusahaan sering membeli aset tetap dengan kontrak kredit jangka panjang dengan
menggunakan wesel, hipotek, obligasi, atau kewajiban peralatan. Untuk mencerminkan biaya perolehan
dengan tepat, perusahaan mencatat aset yang dibeli dengan kontrak kredit jangka panjang pada nilai
sekarang dari kompensasi yang diperuntukkan antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi

3. Pembelian Lumsum

Masalah khusus dalam penilaian aset tetap muncul ketika perusahaan membeli sekelompok aset
pada satu harga lumsum (lump sum price). Ketika situasi umum ini terjadi, perusahan mengalokasikan
total biaya antara berbagai aset atas dasar nilai wajar relatif. Asumsinya adalah bahwa biaya akan
bervariasi sesual dengan proporsi nilai wajarnya. Prinsip ini adalah prinsip yang sama yang diberlakukain
perusahaan untük mengalokasikan biaya lumsum antara barangbarang persediaan yang berbeda

4. Penerbitan Saham

Ketika perusahaan membeli properti dengan menerbitkan efek, seperti saham biasa, nilai pari atau nilai
dinyatakan dari saham tersebut kurang tepat untuk mengukur blaya perolchan properti. Jika perdagangan
saham adalah pasar aktif, maka harga pasar saham yang diterbitkan adalah indikasi wajar dari biaya
perolchan properti yang dibeli. Saham adalah ukuran yang baik dari harga setara kas saat ini.

5. Pertukaran Aset Nonmoneter

Akuntansi yang tepat untuk pertukaran aset nonmoneter seperti aset tetap, masih kontroversial. Beberapa
pilhak berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran jenis ini berdasarkan nilai wajar dari
aset yang diserahkan atau nilai wajar aset yang diterima, dengan mengakui keuntungan atau kerugian.
Pihak lainnya berpendapat bahwa perusahaan harus mencatat pertukaran berdasarkan jumlah tercatat
(nilal buku) dari aset yang diserahkan, tanpa mengakui adanya keuntungan tau kerugian. Pihak yang
lainnya mendukung pendekatan yang mengakui kerugian dalam semua kasus, tetapi menangguhkan
keuntungan dalam situasi khusus.

a) Arti Substansi Komersial

Seperti yang telah ditunjakkan di atas, nilai wajar merupakan dasar untuk mengukur aset
yang diperoleh dalam pertukaran nonmoneter jika transaksi memiliki substansi komersial. Pertukaran
memiliki substansi komersial (commercial substance) jika arus kas masa depan berubah sebagai hasil
transakši. Artinya, jika posisi ekonomi kedua pihak berubah maka transaksi memiliki substansi
komersial.

b) Pertukaran-Situasi Rugi

Ketika perusahaan menukaraset nonmoneterdan menghasilkan kerugian, perusahan mengakui


kerugian dengan segera. Alasannya: Perusahaan tidak harus menilai asetleblh dari harga sctara kasnya
jika pengakuan kerugian ditangguhkan, maka aset akan dinilai terlalu tinggi. Oleh karena itu,
perusahaan mengakul keruglan dengan segera upakah pertukaran memiliki substansi komersial atau
tidak

c) Pertukaran-Situasi Untung

Memiliki Substansi Komersial. Sekarang mari kita pertimbangkan situasi di mana pertukaran
nonmoneter memilki substans komersial dan menghasilkan keuntungan Dalam kasus seperti itu.
perusahaan blasanya mencatat blaya perolehan aset monmaneter yang diperoleh dalamı pertukaran
dengan aset nonmoneter lain padanilai wajar aset yang diserahkan, dan segera mengakui keuntungan.
Perusahaan harus menggunakan nilai wajar aset yang diterima hanya jika nilai itu lebih jelas terlihat
daripada nilai wajar aset yang diserahkan.

6. Hibah Pemerintah

Banyak perusahaan menerima hibah pemerintah. Hibah pemerintah (government grants)


merupakan bantuan yang diterima dari pemerintah dalam bentuk pengalihan sumber daya kepada
perusahaan dengan imbal hasil kepatuhan terhadap syarat tertentu di masa lalu atau masa depan yang
berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan. Misalnya, ABInBev NV (BEL) menerima hibah
pemerintah terkait dengan insentif fiskal yang diberikan oleh beberapa negara bagian di Brasil,
berdasarkan pada operasi dan investasi perusahaan di negara-negara bagian tersebut. Danisco A/S (DEN)
mencatat bahwa perusahaan menerima hibah pemerintah untuk hal-hal seperti penelitian, pengembangan,
dan tunjangan dan investasi karbon dioksida (CO²)

7. Pendekatan Akuntansi

Ketika perusahaan memperoleh aset seperti properti, pabrik, dan peralatan melalui hibah
pemerintah, konsep biaya ketat menyatakan bahwa penilaian aset harus nol. Namun, berangkat dari
prinsip biaya tampaknya dibenarkan karena biaya yang dikeluarkan (biaya lainnya dan pengeluaran kecil
yang relatif) bukan dasar akuntansi yang memadai untuk aset yang diperoleh. Untuk merecord ketiadaan
adalah dengan mengabaikan realitas ekonomi dari peningkatan kekayaan dan aset. Oleh karena itu,
sebagian besar perusahaan menggunakan nilai wajar aktiva untuk menetapkan nilainya dalam
pembukuan.

8. Pendekatan Pendapatan

IFRS mensyaratkan pendekatan pendapatan dan menunjukkan bahwa aturan umurm adalah
bahwa hibah harus diakui dalam pendapatan secara sistematis yang mengaitkan pendapatan dengan biaya
yang dimaksudkan untuk dikompensasi oleh hibah tersebut . Hal ini dipenuhi dengan satu dari dua cara
untuk aset seperti aset tetap:
a) Mencatat hibah sebagai pendapatan hibah tangguhan, yang diakui sebagai pendapatan secara
sistematis selama umur manfaat aset, atau
b) Mengurangi hibah dari jumlah tercatat aset yang diterima dari hibah, yang dalam hal ini hibah
diakui dalam pendapatan sebagai pengurang beban penyusutan

Untuk menggambarkan penerapan pendekatan pendapatan, pertimbangkan tiga contoh berikut:

contoh : contoh hibah peralatan laboratorium. AG. Company menerima subsidi sebesar €500.000 dari
pemerintan untuk membeli peralatan laboratorium pada tanggal 2 januari 2011. Biaya perolehan
laboratorium adalah €2.000.000, memiliki umur manfaat lima tahun, dan disusutkan secara garis lurus.

Seperti yang ditunjukan, AG dapat mencatat hibah ini dengan salah satu dari dua cara : (1).
Mengkreditkan pendapatan hibah tangguhan atas subsidi tersebut dan mangamortisasi pendapatan hibah
tangguhan selama periode lima tahun. (2). Mengkreditkan peralatan laboratorium atas subsidi dan
menyusutkan jumlah ini selama periode lima tahun.

Jika AG memilih untuk mencatat pendapatan tangguhan sebesar $500.000, maka perusahaan
mengamortisasi jumlah ini selama periode lima tahun menjadi pendapatan ($100.000 pertahun). Pengaruh
laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukan dalam ilistrasi 10-17.

Jika AG memilih untuk mengurangi biaya perolehan peralatan laboratorium, maka AG melaporkan
peralatan sebesar €1.500.000 (€2.000.000- €500.000) dan menyusutkan jumlah ini selama periode lima
tahun. Pengaruh terhadap laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 ditunjukan dalam ilustrasi
10-18
2.6 Biaya Setelah Perolehan

Setelah memasang aset tetap dan mempersiapkannya untuk digunakan, berbagai biaya tambahan
akan timbul yang berkisar dari perbaikan biasa sampai penambahan yang signifikan. Masalah utama
dalam topik ini adalah mengalokasikan biaya tersebut ke periode waktu yang tepat.

Dalam menentukan bagaimana biaya harus dialokasikan setelah perolehan, perusahaan mengikuti
kriteria yang sama yang digunakan untuk menentukan setelah perolehan biaya awal aset tetap. Artinya,
perusahaan mengakui biaya sebagai aset bila biaya tersebut dapat diukur secara andal dan besar
kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat ekonomik di masa depan mencakup
peningkatan (1) umur manfaat, (2) kuantitas produk yang dihasikan, dan (3) kualitas produk yang
dihasilkan.

1. Penambahan

Penambahan (additions) seharusnya tidak menímbulkan masalah akuntansi yang besar.Menurut


definisí, perusahaan mengapitalisasi setiap penambahan untuk aset tetap karena terdapat aset baru yang
dibuat, Misalnya, penambahan bangunan selasar di rumah sakit, atau sistem pendingin udara di kantor,
meningkatkan potensi pelayanan fasilitas itu.Perusahaan harus mengapitalisasi pengeluaran tersebut dan
mengaitkannya dengan pendapatan yang akan dihasilkan di masa mendatang.

2. Perbaikan dan Penggantian

Perusahaan menggtkn saahsatu aset dengan aset lain melalui perbaikan d penggantian.Apa
perbedan antara perbaikan dan penggantian? Perbaikan(improvement) adalah substitusi yang lebih baik
untuk menggantikan aset yang saat ini digunakan (misalnya, lantal beton menggantikan lantal kayu),
Penggantian (replacement), pada sisi lain, adalah substitusl aset serupa (lantai kayu menggantikan lantai
kayu).

3. Pengaturan ulang dan reorganisasi

Perusahaan dapat dikenakan biaya pengaturan ulang dan biaya reorganisasi atau beberapa asetnya.
Pertanyaannya adalah apakah biaya yang dikeluarkan dalam pengaturan ulang atau reorganisasi ini harus
dikapitalisasi atau di bebankan. IFRS menunjukan bahwa pengakuan biaya berhenti setelah aset sudah
berada dilokasi dan pada kondisi yang diperlukan untuk memulai operasi sebagaimana yang dimaksudkan
oleh manajemen. Akibatnya biaya reorganisasi atau pengaturan ulang aset tetap yang ada tidak
dikapitalisasi, tapi dibebankan pada saat terjadinya.

4. Perbaikan kembali
a) Perbaikan biasa

Perusahaan melakukan perbaikan biasa (ordianry repairs) untuk menjaga aset tetap agar
dalam kondisi operasi. Perusahaan membebankan biaya perbaikan biasa ke akun beban pada periode
terjadinya, atas dasar bahwa periode tersebut adalah periode utama yang merasakan manfaatnya.
Biaya pemeliharaan yang terjadi secara rutin termasuk penggantian suku cadang minor, pelumasam
dan penyesuaian peralatan, pengecatan dan pembersihan. Perusahaan memperlakukan biaya ini
sebagai perbaikan biasa.
b) Perbaikan besar

Beberapa perusahaan, seperti maskapai ryanair (IRL) atau Lufthansa (DEU) atau perusahaan
pelayaran seperti A.P Moller-Maersk (DEN) atau CMA CGM Group (FRA) memiliki biaya overhaul
yang besar yang terkait dengan pesawat terbang atau kapal yang dimilikinya. Misalnya asumsikan
Shipaway company baru saja membeli kapal baru seharga $200 juta. Umur manfaat kapal ini adalah
20 tahun. Tetapi setiap 4 tahun sekali perusahaan itu harus masuk galangan dan dilakukan overhaul
besar. Diperkirakan bahwa overhaul tersebut akan memakan biaya $4 juta. Overhaul tersebut harus
diperhitungkan sebagai komponen terpisah dari biaya perolehan kapal (menggunakan penyusutan
komponen) dan disusutkan selama 4 tahun.

2.7 Pelepasan Aset Tetap

1. Penjualan Aset Tetap

Perusahaan mencatat penyusutan untuk periode waktu antara tanggal dicatatan jurnal penyusutan
terakhir dan tanggal penjualan aset. Untuk ilustrasi diasumsikan bahwa barret Company mencatat
penyusutan atas mesin seharga $18.000 untuk sembilan tahun dengan tarif penyusutan sebesar $7,000,
maka barret mencatat penyusutan sampai tanggal berikut :

Beban penyusutan ($1.200*1/2) 600

Akumulasi Penyusutan-Mesin 600

Jurnal untuk penjualan aset adalah sebagai berikut :

Kas 7000

Akumulasi penyusutan-mesin 11.400

[($1200*9) +$600]

Mesin 18.000

Keuntungan atas pelepasan mesin 400

Nilai buku mesin pada saat penjualan adalah $6.600 ($18.000- $11.400). oleh karena mesin dijual
seharga $7000. Jumlah keuntungan dari penjualan ini adalah $400 ($7000-$6000)

2. Konversi Paksaan

Terkadang jasa ast diakhiri melalui beberapa jenis kejadian konversi paksaan (involuntary
converention) seperti kebakaran, banjir, pencurian, atau mpenggusuran. Perusahaan melaporkan selisih
antara jumlah dipulihkan (misalnya, dari ganti rugi prnggusuran atau klaim asuransi), jika ada, dan nilai
buku aset sebagai keuntungan atau kerugian. Perusahaan memperlakukan keuntungan atau kerugian
tersebut pada jenis pelepasan aset lainnya.

Untuk mengilustrasikan, Camel transportation corp. Harus menjual pabrik yang terletak pada
property perusahaan yang berdiri langsung dijalur jalan tol. Selam beberapa tahun, pemerintah telah
berusaha untuk membeli tanah tempat pabrik tersebut berdiri, tetapi perusahaan terus menolak.
Pemerintah akhirnya menggunkan haknya secara paksa, yang kasusnya disetujui oleh pengadilan. Dalam
penyelesasiannya, Camel menerima ganti rugi sebesar $500.000, jumlah yang secara substansial melebihi
nilai buku pabrik dan tanah sebesar $200.000 (biaya perolehan $400.000 dikurangi akumulasi penyusutan
$200.000). Camel membuat jurnal sebagai berikut :

Kas 500.000

Akumulasi penyusutan-aset tetap 200.000

Aset tetap 400.000

Keuntungan atas pelepasasn aset tetap 300.000

CONTOH SOAL KASUS

L10-4 (pembelian dan biaya perolehan aset yang dibangun sendiri) Dane Co. membeli dan
membangun berbagai peralatan yang digunakan dalam operasinya. Item – item berikut ini terkait dengan
dua jenis peralatan yang dicatat secara acak selama tahun 2011.

Diminta

Pembelian

Kas dibayarkan untuk peralatan, termasuk pajak penjualan sebesar €5.000 €105.000

Biaya pengiriman dan asuransi 2.000

Biaya memindahkan peralatan ke lokasi pabrik 3.100

Biaya upah teknisi untuk menguji peralatan 6.000

Premi asuransi yang dibayarkan selama tahun pertama operasi peralatan ini 1.500

Perlengkapan pipa khusus yang dibutuhkan untuk peralatan baru 8.000

Biaya perbaikam yang dikeluarkan dalam tahun pertama operasi yang

berhubungan dengan peralatan 1.300

Kontruksi

Bahan – bahan dan suku cadang (biaya bruto €200.000:gagal mengambil

diskon tunai 1%) €200.000

Bunga yang diperhitungkan atas dana yang digunakan selama konstruksi


(pembiayaan saham) 14.000

Biaya tenaga kerja 190.000

Biaya Overhead yang di alokasikan (tetap €20.000 : variabel €30.000) 50.000

Keuntungan atas konstruksi sendiri 30.000

Biaya pemasangan peralatan 4.400

Diminta

Hitung total biaya untuk masing – masing peralatan tersebut! Jika item tidak dikapitalisasi sebagai biaya
perolehan peralatan, tunjukkan bagaimana item harus dilaporkan!

L10-6 (Koreksi Jurnal Biaya Tidak Benar) perolehan pabrik untuk beberapa perusaahan disajikan
bawah ini.

1. Natchez Industries Inc. memperoleh tanah, bangunan, dan perlatan dari Perusahaan yang
bangkrut, Vivace Co., pada harga lumsum sebesar $680.000. Pada saat pembelian, aset Vivace
memiliki nilai buku dan nilai berdasarkan penilaian independen (appraisal) sebagai berikut.

Buku Nilai Nilai Apprasial

Tanah $200.000 $150.00

Bangunan 230.000 350.000

Peralatan 300.000 300.000

Agar lebih konservatif, Perusahaan memutuskan untuk mengambil nilai terendah antara dua nilai
tersebut untuk setiap aset yang diperoleh. Jurnal yang dibuat sebagai berikut.

Tanah 150.000

Bangunan 230.000

Peralatan 300.000

Kas 680.000

2. Arawak Enterprises membeli peralatan toko dengan membayar uang muka sebesar $2.000 dan
menandatangani wesel bayar berjangka waktu 1 tahun, senilai $23.000, bunga 10% Pembelian
tersebut dicatat sebagai berikut.

Peralatan Toko 27.300

Kas 2.000
Wesel Bayar 23.000

Utang Bunga 2.300

3. Ace Company membeli peralatan kantor sebesar $20.000, termin pembayaran 2/10, n/30, oleh
karena perusahaan berniat untuk mengambil diskon, perusahaan tidak membuat jurnal sampai
dengan pembayaran atas perlatan tersebut. Jurnalnya adalah sebagai berikut.

Peralatan Kantor 20.000

Kas 19.600

Diskon Pembelian 400

4. Paunee Inc. baru-baru ini menerima bangunan pada biaya nol dari Desa Cardassia sebagai insentif
untuk menempatkan bisnisnya di desa tersebut. Nilai appraisal bangunan adalah $270.000.
Perusahaan ini tidak membuat jurnal untuk mencatat bangunan karena tidak memiliki dasar biaya.
5. Mohegan Company membangun gudang senilai $600.000. Perusahaan dapat membeli bangunan
gudang tersebut seharga $740.000. Controller membuat jurnal sebagai berikut.

Gudang 740.000

Kas 600.000

Keuntungan atas Kontruksi 140.000

Diminta

Buatlah jurnal yang harus dicatat pada setiap tanggal perolehan!

KA 10-2 (Akuntansi untuk Aset yang Dibangun Sendiri) Troopers Medic Labs, Inc. mulai beroperasi
5 tahun lalu yang memproduksi stetrics, sebuah alat tipe baru yang diharapkan bisa dijual ke dokter,
dokter gigi, dan rumah sakit. Permintaan atas stetrics jauh melebihi harapan awal, dan perusahaan tidak
dapat memproduksi stetrics yang cukup untuk memenuhi permintaan.

Perusahaan membuat produknya menggunakan peralatan yang dibangun pada awal operasinya.
Untuk memenuhi permintaan, perusahaan memerlukan perlatan yang lebih efisien. Perusahaan
memutuskan untuk merancang dan membangun peralatan sendiri, karena peralatan yang saat ini tersedia
di pasar tidak cocok untuk memproduksi stetrics.

Pada tahun 2010, bagian dari pabrik yang didedikasikan untuk pengembangan pelatan baru, dan
staf khusus pun turut dipekerjakan. Dalam waktu 6 bulan, mesin baru berhasil dikembangkan dengan
menghabiskan biaya sebesar $714.000. produksi meningkat secara dramatis dan biaya tenaga kerja
berkurang secara substansial. Senang dengan keberhasilan mesin baru tersebut, perusahaan membangun
tiga mesin lagi dari jenis yang sama dengan biaya masing – masing sebesar $441.000.

Diminta:
a) Secara umum, biaya apa saja yang harus dikapitalisasi pada peralatan yang dibangun sendiri?
b) Diskusikan kepatutan yang termasuk dalam biaya yang dikapitalisasi dari aset yang dibangun
sendiri:
1. Kenaikan overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri.
2. Proporsi dari overhead dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang diterapkan
untuk barang yang diproduksi untuk dijual.
c) Diskusikan perlakuan akuntansi yang tepat atas kelebihan biaya perolehan mesin pertama
dibandingkan dengan biaya perolehan mesin berikutnya sebesar $273.000 ($714.000-$441.000).
Biaya tambahan ini tidak boleh dianggap sebagai biaya penelitian dan pengembangan.

KA 10-5 (Pertukaran Nonmoneter) Anda memiliki dua klien yang sedang mempertimbangkan untuk
menukar mesin antara satu sama lain. Meskipun mesin tersebut berbeda satu dengan yang lainnya, Anda
percaya bahwa penilaian arus kas yang diharapkan dari aset yang dipertukarkan akan menunjukkan
bahwa pertukaran tidak memiliki substansi komersial. Klien Anda akan lebih suka jika pertukaran
dianggap memiliki substansi komersial, sehingga memungkinkan klien Anda untuk mencatat keuntungan.

Berikut adalah beberapa fakta yang terjadi.

Klien A Klien B

Biaya perolehan awal €100.000


€150.000

Akumulasi penyusutan 40.000


80.000

Nilai wajar 80.000


100.000

Kas yang diterima (dibayar) (20.000)


20.000

Diminta:

a) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran memiliki


substansi komersial!
b) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
c) Buatlah memo kepada controller Klien A untuk menunjukkan dan menjelaskan dampa keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran memiliki substansi
komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
d) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
e) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran tidak memiliki
substansi komersial!
f) Buatlah memo kepada controller Klien B untuk menunjukkan dan menjelaskan dampak keuangan
tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran yang memiliki
substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
PEMBAHASAN
1. L10-4 (pembelian dan biaya perolehan aset yang dibangun sendiri)
Hitung total biaya untuk masing – masing peralatan tersebut! Jika item tidak dikapitalisasi
sebagai biaya perolehan peralatan, tunjukkan bagaimana item harus dilaporkan!

Jawab:

Pembelian

Kas dibayarkan untuk peralatan, termasuk pajak penjualan geberar €5.000 € 105.000

Biaya pengiriman dan asuransi 2.000

Biaya memindahkan peralatan ke lokari pabrik 3.100

Biaya upah teknisi untuk menguji peralatan 6.000

Perlengkapan pipa khusus yang dibutuhkan untuk peralatan beru 8.000

Total Biaya €124.400

Premi asuransi yang dibayarkan selama tahun pertama operari peralatan ini harus
dilaporkan sebagai biaya asuransi, dan tidak dikapitalisasi. Biaya perbaikan yang terjadi pada
tahun pertama operasi yang terkait dengan peralatan ini harus dilaporkan sebagai biaya perbaikan
dan pemeliharaan, dan tidak dikapitalisasi. Kedua biaya ini berhubungan dengan periode
setelah pembelian.

Kontruksi

Bahan-bahan dan suku cadang (biaya bruto €200.00 : gagal mengambil

diskon tunai 1%) (€ 200.000 x 1%) €198.000

Biaya tenaga kerja 190.000

Biaya overhead yang dialokasikan 50.000

Biaya pemasangan peralatan 4.400

Total Biaya €442.400

Perhatikan bahwa biaya material dan suku cadang yang dibeli dikurangi dengan jumlah
diskon tunai yang tidak diambil karena peralatan harus dilaporkan pada harga yang setara dengan
uang tunai. Bunga yang dibebankan pada dana yang digunakan selama konstruksi terkait dengan
pembiayaan saham tidak boleh dikapitalisasi atau dibebankan. Item ini adalah biaya peluang /
opportunity cost yang tidak dilaporkan. Keuntungan konstruksi sendiri tidak boleh dilaporkan
ketika aset dijual.

2. L10-6 (Koreksi Jurnal Biaya Tidak Benar)


Buatlah jurnal yang harus dicatat pada setiap tanggal perolehan!

Jawab:
 Tanah $680.000 x $150.000 = $127.500
$800.000
 Bangunan $680.000 x $350.000 = $297.500
$800.000
 Peralatan $680.000 x $300.000 = $255.000
$800.000

Jurnal

1) Tanah $127.500
Bangunan $297.500
Peralatan $255.000
Kas $680.000

2) Peralatan $25.000
Kas $2.000
Wesel bayar $23.000

3) Peralatan $19.600
Pembayaran atas peralatan (20.000 x 2%) $19.600

4) Bangunan $270.000
Hibah yang ditangguhkan $270.000

5) Bangunan $600.000
Kas $600.000

3. KA 10-2 (Akuntansi untuk Aset yang Dibangun Sendiri)


a) Secara umum, biaya apa saja yang harus dikapitalisasi pada peralatan yang dibangun sendiri?
Jawab:
Secara umum, biaya yang harus dikapitalisasi pada peralatan yang dibangun sendiri
mencakup biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan perancangan, konstruksi,
dan pengujian peralatan tersebut. Biaya langsung mencakup bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead langsung yang terkait dengan pembangunan peralatan. Biaya
tidak langsung mencakup biaya overhead pabrik yang terkait dengan pembangunan peralatan,
seperti biaya penyusutan pabrik, biaya bahan tak langsung, dan biaya tenaga kerja tak
langsung.

b) Diskusikan kepatutan yang termasuk dalam biaya yang dikapitalisasi dari aset yang dibangun
sendiri:
a. Kenaikan overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri.
b. Proporsi dari overhead dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang
diterapkan untuk barang yang diproduksi untuk dijual.
Jawab:
1) Kenaikan overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri: Kenaikan
overhead yang disebabkan oleh aset tetap yang dibangun sendiri harus dikapitalisasi jika
memenuhi kriteria aktivasi, yaitu biaya tersebut terkait langsung dengan pembangunan
aset, dapat diukur secara andal, dan diharapkan memberikan manfaat masa depan.
2) Proporsi dari overhead dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang diterapkan
untuk barang yang diproduksi untuk dijual: Proporsi dari overhead yang harus
dikapitalisasi harus dihitung dengan menggunakan dasar yang sama seperti yang
diterapkan untuk barang yang diproduksi untuk dijual, seperti biaya tenaga kerja
langsung atau jam mesin.

c) Diskusikan perlakuan akuntansi yang tepat atas kelebihan biaya perolehan mesin pertama
dibandingkan dengan biaya perolehan mesin berikutnya sebesar $273.000 ($714.000-
$441.000). Biaya tambahan ini tidak boleh dianggap sebagai biaya penelitian dan
pengembangan.
Jawab:
Biaya tambahan ini tidak boleh dianggap sebagai biaya penelitian dan pengembangan.
Sebagai gantinya, biaya tambahan ini harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan
mesin pertama. Biaya tambahan ini mungkin terdiri dari biaya overhead langsung dan tidak
langsung yang terkait dengan pengembangan mesin pertama, dan harus diakui sebagai bagian
dari biaya perolehan mesin pertama yang akan disusutkan selama umur manfaat mesin
tersebut

4. KA 10-5 (Pertukaran Nonmoneter)


a) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
Jawab:
Klien A

Perlakuan jika pertukaran memiliki substansi komersial

Klien A akan mengakui keuntungan sebesar £20.000 di bursa. Dasar dari aset yang diperoleh
adalah £100.000. Entrinya adalah sebagai berikut:
Mesin (£80,000+£20,000) 100.000
Akumulasi Penyusutan – Mesin 40.000
Uang tunai 20.000
Keuntungan dari Pembuangan Mesin 20.000*
Mesin 100.000
*Nilai buku mesin lama (£100,000 - £40,000) £60,000
Bandingkan dengan: Nilai wajar mesin lama 80.000
Keuntungan pelepasan aset tetap £20, 000

b) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien A dengan mengasumsikan pertukaran tidak


memiliki substansi komersial!
Jawab:
Klien A
Perlakuan jika pertukaran tidak memiliki substansi komersial
Klien A akan dilarang mengakui keuntungan sebesar £20.000 pada perubahan, hal ini
dikarenakan transaksi tersebut tidak memiliki substansi komersial. Aset baru pada buku
mereka akan memiliki dasar £80,000 (£100,000 dikurangi £20,000 keuntungan yang belum
diakui). Entrinya adalah sebagai berikut:
Mesin (£100,000 £20,000) 80.000
Akumulasi Penyusutan – Mesin 40.000
Uang tunai 20.000
Mesin 100.000

c) Buatlah memo kepada controller Klien A untuk menunjukkan dan menjelaskan dampa
keuangan tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran
memiliki substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
Jawab:
Memo untuk pengendali :
Dampak laporan keuangan dari memperlakukan bursa sebagai memiliki substansi komersial
versus tidak.
1. Laporan laba rugi akan mencerminkan keuntungan sebelum pajak sebesar £20.000.
Keuntungan ini akan menambah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan tahun
ini. Laporan laba rugi masa depan mungkin akan menunjukkan pengurangan depresiasi yang
lebih tinggi karena peningkatan nilai buku aset baru. Dengan demikian, laporan laba rugi
masa depan akan mencerminkan pendapatan yang lebih rendah.
2. Laporan posisi keuangan saat ini akan menunjukkan nilai aset tetap yang lebih tinggi
sebesar £20.000, kewajiban pajak yang lebih tinggi, dan laba ditahan yang lebih tinggi jika
bursa memiliki substansi komersial. Perbedaan ini akan hilang secara bertahap seiring dengan
penyusutan aset.
d) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran memiliki
substansi komersial!
Jawab:
Klien B
Perlakuan jika pertukaran memiliki substansi komersial
Dalam situasi ini, Keuntungan £30.000 akan diakui pada pendapatan tahun ini. Aset baru
akan dicatatkan pada nilai wajamya. Entrinya adalah sebagai berikut:

Mesin 80.000
Akumulasi Penyusutan Mesin 80.000
Uang tunai 20.000
Mesin 150.000
Keuntungan dari Pembuangan Mesin 30.000*
*Nilai buku mesin lama (£150,000-80,000) £70,000
Bandingkan dengan: Nilai wajar mesin lama 100.000
Keuntungan dari pelepasan £30.000

e) Catatlah pertukaran pada pembukuan Klien B dengan mengasumsikan pertukaran tidak


memiliki substansi komersial!
Jawab:
Perawatan jika pertukaran tidak memiliki substansi komersial

Mesin (£80,000-30,000). 50.000


Akumulasi Penyusutan – Mesin 80.000
Uang tunai 20.000
Mesin 150.000

f) Buatlah memo kepada controller Klien B untuk menunjukkan dan menjelaskan dampak
keuangan tertentu pada laporan terkini dan masa depan dari memperlakukan pertukaran yang
memiliki substansi komersial dibandingkan yang tidak memiliki substansi komersial!
Jawab:
Memo untuk pengendali:
1. Laporan laba rugi akan mencerminkan keuntungan sebelum pajak sebesar £30.000 jika
pertukaran tersebut memiliki substansi komersial. Keuntungan ini akan meningkatkan
pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan tahun ini. Laporan laba rugi masa
depan mungkin akan menunjukkan pengurangan depresiasi yang lebih tinggi karena
peningkatan nilai buku aset baru. Dengan demikian, laporan laba rugi masa depan akan
mencerminkan pendapatan yang lebih rendah. Tidak ada keuntungan yang akan
dilaporkan jika pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial.
2. Laporan posisi keuangan saat ini akan menunjukkan nilai aset tetap yang lebih tinggi
sebesar £30.000, kewajiban utang pajak yang lebih tinggi, dan laba ditahan yang lebih
tinggi jika bursa memiliki substansi komersial. Perbedaan ini akan hilang secara bertahap
seiring dengan penyusutan aset.
KESIMPULAN
Perolehan dan pelepasan aset tetap merupakan proses vital dalam manajemen keuangan suatu
perusahaan. Perolehan aset tetap melibatkan investasi dalam sumber daya yang diharapkan memberikan
manfaat jangka panjang. Proses ini mencakup pembelian, pembangunan, atau pengadaan aset tetap seperti
properti, peralatan, atau kendaraan. Pada sisi lain, pelepasan aset tetap dapat terjadi karena usia pakai
yang sudah habis, perubahan kebutuhan operasional, atau strategi restrukturisasi. Pelepasan ini dapat
dilakukan melalui penjualan, penghapusan, atau pemanfaatan kembali aset tersebut.
Dalam merencanakan perolehan dan pelepasan aset tetap, perusahaan perlu mempertimbangkan
faktor-faktor ekonomi, regulasi, dan kebutuhan operasional. Keputusan yang tepat dapat memberikan
dampak positif terhadap kesehatan keuangan perusahaan, efisiensi operasional, dan daya saing. Dengan
demikian, manajemen aset tetap memerlukan pendekatan yang cermat dan strategis guna memaksimalkan
nilai aset, mengoptimalkan penggunaan, serta meminimalkan kerugian potensial. Kesimpulan ini
menegaskan pentingnya perencanaan dan pemantauan yang baik dalam siklus hidup aset tetap untuk
mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai