Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN II

“PENGELUARAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN MODAL”

KELOMPOK 1 :
1. AGNES PUTRI SIAHAAN (7213342004)
2. AZIZAH DWI PUSPITA NASUTION (7211142010)
3. LASTRI NURHALIJA SINAMBELA (7211142009)
4. METAULINA SITANGGANG (7213342009)
5. M. RISKY NASUTION (7211142011)

FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan selesai pada
waktu yang ditentukan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah akuntansi


keuangan II, dan juga kepada teman-teman yang ikut serta memberikan masukan untuk
makalah ini.

Kami mengakui bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik kata,
kalimat maupun isi dari setiap pembahasan yang ada. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan semoga bermanfaat bagi para pembaca makalah ini .
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
1.3 TUJUAN........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN AKTIVA TETAP..............................................................................................................6
2.2 PENGELUARAN DALAM ASSET TETAP................................................................................................8
2.3 PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN...........................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asset tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lebih dari setahun, sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin
menurun manfaatnya dan menyebabkan terjadinya penyusutan (depreciation). Seiring
berjalannya waktu, aktiva tetap mengalami penyusutan (kecuali tanah).

Dengan demikian, kita perlu mengetahui tentang apa saja yang dibahas dari Aktiva Asset
Tetap, sehingga kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat didalam aktiva tetap
sebuah perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud pengeluaran modal?


2. Apa yang dimaksud pengeluaran pendapatan?
3. Apa yang dimaksud dengan Asset Tetap?
4. Apa sajakah Karakteristik dari Asset Tetap?
5. Bagaimana Harga Perolehan dan Cara Asset Tetap di peroleh?
6. Perbedaan Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan?
7. Apa yang dimaksud dengan Penyusutan?
8. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan?
9. Apa saja Metode penyusutan dalam Asset Tetap?

1.3 TUJUAN

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengeluaran modal


3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengeluaran pendapatan
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Asset Tetap
5. Mengetahui apa saja sifat/karakteristik dari Asset Tetap
6. Mengetahui apa yang dimaksud Harga Perolehan dan bagaimana cara memperolehnya
7. Mengetahui Perdedaan antara Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan
8. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Penyusutan
9. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Beban Penyusutan
10. Mengetahui Metode apa saja dalam Penyusutan Asset Tetap
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta
pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IKI), Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Jadi, Aktiva Tetap ialah aktiva yang berwujud dan mempunyai nilai guna ekonomi jangka
panjang, dimilki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar memperoeh laba
atas penjualan tersebut.

1. Karakteristik Asset Tetap


Sifat umum dari aktiva/asset tetap adalah relatif digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal dan memiliki umur ekonomis berjangka panjang. Menurut
PSAK No. 16 Butir 5, Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dengan cara dibangun yang digunakan dalam operasional
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Suatu aktiva dapat
dikatakan termasuk dalam aktiva tetap apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Mempunyai bentuk fisik.
 Digunakan dalam kegiatan normal perusahaan bukan untuk dijual kembali atau
investasi.
 Dapat dipakai atau digunakan secara berulang-ulang.
 Masa manfaatnya lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal
perusahaan.
 Mempunyai nilai yang cukup material artinya nilai atau harga aktiva tersebut
cukup tinggi.

a. Karakteristik Aktiva/asset Tetap Menurut Jerry. Weygandt (2007)


 Memiliki bentuk fisik (bentukdan ukuran yang jelas).
 Digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
 Tidak untuk dijual ke konsumen.

b. Karakteristik Aktiva/asset Tetap Menurut Soemarso S. R (2005)


 Mas manfaatnya lebih dari satu tahun.
 Digunakan dalam kegiatan perusahaan.
 Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.
 Nilainya cukup besar.

Contoh dari asset tetap adalah Kendaraan (Mobil). Mobil mempunyai masa lebih dari
satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim barang
ke pembeli. Mobil dikategorikan sebagai asset tetap tidak untuk dijual kembali, karena
apabila dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini
termasuk kelompok persediaan. Peralatan yang nilainya relatif kecil, seperti sendok, piring,
gelas meskipun manfaatnya lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam asset
tetap.

Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat
utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam asset tetap (Capital
Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.

A. HARGA PEROLEHAN

Harga Perolehan ialah harga yang dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap
dalam neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap
yang bersangkutan. PSAK No. 16 butir 14 Biaya Perolehan suatu Aktiva Tetap adalah terdiri
dari harga belinya, termasuk Bea Impor dan PPN/PPN BM dan biaya lain yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tetap yang bersangkutan dapat
bekerja dan dipergunakan. Biaya yang dimaksud adalah biaya persiapan tempat, biaya
pengiriman awal, biaya pemasangan, dan biaya konsultan.

Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

Harga beli tanah Rp 100.000.000,-


Biaya pembuatan akta jual beli
Rp 7.500.000,-
tanah
Biaya baliknama ke Perusahaan Rp 2.500.000,-
Biaya pengurugan tanah Rp 10.000.000,-
Biaya perataan tanah sampai siap
Rp 15.000.000,-
dibangun
JUMLAH Rp 135.000.000,-

Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan diatas, maka biaya perolehan untuk tanah
adalah Rp 135.000.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan dapat terdiiri
dari harga beli, biaya kirim, biaya inslatasi (pemasangan), biaya training untuk operator, dan
biaya set up.

Perolehan asset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui
Pembelian Tunai, Pembelian Kredit, Pembelian dengan Angsuran, maupun Leasing.

2.2 PENGELUARAN DALAM ASSET TETAP

Perolehan Aset yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa pengeluaran
tersebut akan menghasilkan manfaat atau hasil untuk jangka waktu yang lebih dari setahun.
Pengeluaran untuk pembelian aset tetap adalah merupakan Pengeluaran Modal, akan tetapi
tidak semua pengeluaran modal akan dipergunakan untuk membeli aset tetap. Terjadinya
Pengeluaran Modal dapat disebabkan karena beberapa alasan yang berbeda satu sama lain.
Akan tetapi sekalipun motif dari pengeluaran tersebut berbeda satu sama lain, namun cara atau
teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama. Adapun motif-motif utama dalam
melakukan pengeluaran modal adalah:

1) Pembelian aset tetap yang baru


Pembelian aset tetap yang baru adalah mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli yang
baru.Pengeluaran untuk membeli aset tetap yang baru mungkin merupakan motif yang paling
umum dijumpai dalamPengeluaran modal, terutama dalam perusahaan-perusahaan yang
sedang mengalami perkembangan yang pesat.Untuk perusahaan-perusaahn yang tingkat
pertumbuhannya sudah mengalami kelambanan dan telah mencapai titik puncak, maka
sebagian Pengeluaran modal digunakan untuk menggantikan aset tetap yang lama.

2) Penggantian aset tetap yang lama

Penggantian aset tetap yang lama adalah mengganti aset yang sudah lama atau rusak dengan
yang lebih baik. Penggantian aset tetap seringkali ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
sudah cukup lama berdiri. Pengeluaran-pengeluaran untuk Pengeluaran modal ini tidak selalu
disebabkan karena kegagalan total suatu aset ataupun karena ketidakmampuan mesin yang ada
sekarang untuk beroperasi

secara efisien. Akan tetapi seorang manajer keuangan harus secara periodik meneliti apakah
pengeluaran-pengeluaran untuk pemeliharaan aktiva tersebut sudah sedemikian besarnya
sehingga apabila dilakukan penggantian akan lebih menguntungkan. Jelasnya seorang manajer
keuangan karus selalu melihat dari sudut pandang untung ruginya bagi perusahaan dalam
mengevaluasi suatu rencana penggantian suatu aktiva. Penggantian tidak akan dibenarkan
apabila hal tersebut membawa kerugian bagi perusahaan.

3) Perbaikan atau modernisasi atas aset tetap yang lama

Perbaikan atau modernisasi atas aset tetap yang lama adalah penggantian atau modifikasi aset
lama dengan aset modern yang mampu menampung kapasitas produksi. Modernisasi yang
dilakukan atas aset tetap yang dimiliki sering kali merupakan alternatif lain dari penggantian
aset tetap perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan tambahan kapasitas mungkin akan
menemukan bahwa baik penggantian maupun modernisasi aset tetap dapat memecahkan
persoalan tambahan kapasitas tersebut.Modernisasi dapat merupakan perbaikan-perbaikan
kecil, reparasi ataupun menambah komponen-komponen tertentu pada aktiva tetap yang
sudah ada.Keputusan-keputusan sehubungan dengan modernisasi aktiva tetap haruslah
ditinjau dari segi untung ruginya bagi perusahaan. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
modernisir suatu aset akan dapat dibenarkan selama hasil yang diperoleh akan lebih besar dari
biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Untuk hal ini, manajer keuangan harus menganalisanya
secara teliti, dalam pengertian bahwa alternatif lain sudah diperhitungkan sebaik-baiknya.
Dalam keadaan tertentu, biaya modernisasi suatu aset tetap mungkin akan lebih besar dari
pada biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan penggantian, dan dalam kasus lain,
sekalipun biaya-biaya untuk mengadakan penggantian aset tetap lebih besar dari pada biaya-
biaya untuk mengadakan modernisasi, tetapi apabila hasil yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan mengadakan modernisasi, maka usulan untuk mengadakan penggantian
aset tetap tersebut dapat diterima. Tidak jarang pula suatu perusahaan menghadapi suatu
situasi yang cukup sulit sehubungan dengan keputusan tentang “apakah harus mengganti atau
memodernisir suatu aset”.

2.3 PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN

Perusahaan dalam pelaksaan kegiatan operasinya pasti mengeluarkan biaya-biaya


sehubungan dengan aset tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Dimana biaya-biaya
tersebut dikeluarkan dengan tujuan untuk memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi
operasional dan kapasitas produktif aset tetap serta memperpanjang masa manfaat dan
memperbaiki aset tetap perusahaan tersebut.Pengeluaran-pengeluaran terhadap aset tetap
tersebut harus mempunyai pemisahan yang jelas antara pengeluaran modal (capital
expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Karena dengan adanya
kebijakan perusahaan dalam mengatur pengeluaran yang digunakan untuk pengeluaran modal
dan pengeluaran pendapatan dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengelolaan aset
tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)


Pengeluaran Modal (capital expenditure) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam rangka memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas
produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap.Biaya-biaya ini
biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar (material), namun sering tidak
terjadi.Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibebankan
langsung sebagai beban dalam laporan laba-rugi, melainkan dikapitalisasi terlebih
dahulu sebagai aset tetap di neraca, karena pengeluaranpengeluaran ini akan
memberikan manfaat bagi perusahaan dimasa mendatang.Pengeluaran Modal dalam
kamus edisi lengkap merupakan pengeluaran yang digunakan untuk mendapatkan atau
menyempurnakan aktivitas modal, seperti bangunan dan peralatan atau pengeluaran
dana-dana oleh perusahaan yang diharapkan menghasilkan manfaat selama periode
waktu yang lebih dari satu tahun.

b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)


Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang hanya
akan memberikan manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan ini tidak akan dikapitalisasi sebagai aset tetap di neraca, melainkan akan
langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana
biaya tersebut terjadi.Pengeluaran Pendapatan yaitu pengeluaran dimana manfaat dari
adanya pengeluaran tersebut dapat dinikmati oleh periode akuntansi tersebut.
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) dalam kamus edisi lengkap merupakan
pengeluaran untuk perbaikan dan perawatan aktiva tetap atau aset tetap untuk
menjaga manfaat keekonomisan dimasa yang akan datang yang dapat diharapkan
perusahaan untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva tetap
diakui sebagai beban pada saat terjadi.Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pengeluaran modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue
expenditure) mempunyai ciri yang berbeda, yaitu:
a) Memberikan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
b) Dapat meningkatkan kapasitas dan mutu operasi perusahaan
c) Jumlahnya relatif besar atau diatas kapasitas
d) Tidak bersifat rutin
2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
a) Memberikan manfat hanya periode berjalan
b) Tidak meningkatkan kapasitas mutu operasi perusahaan
c) Jumlahnya relatif kecil atau dibawah kapasitas
d) Bersifat rutin
Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aset tersebut sudah habis
disusutkan. Jika aset masih digunakan oleh perusahaan, biaya dan akumulasi
penyusutannya tetap dicatat dalam buku besar untuk menjaga akuntabilitas asetdalam
buku besar. Jika nilai buku aktiva dipindahkan dari buku besar, akun tidak akan
menyimpan bukti keberadaan aset yang masih berlangsung. Selain itu, data biaya dan
akumulasi penyusutan untuk aset tersebut sering kali masih dibutuhkan untuk
keperluan menghitung pajak bangunan dan pajak penghasilan.

B. Perbedaan Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)


Merupakan pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai asset
(dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini dapat menambah kapasitas output aktiva tetap,
menambah tingkat keefesienan aktiva tetap, juga memperpanjang umur ekonomis
suatu aktiva tetap (manfaat ekonomisnya lebih dari satu tahun buku).

Apabila dilihat dari tingkat material, biasanya biaya-biaya ini dikeluarkan dalam
nominal yang cukup material. Selain itu, tingkat pengeluaran modal ini jarang terjadi.
Misalnya, pembelian mesin produksi, pembelian komponen mesin produksi, meng-
upgrade kapasitas mesin produksi, yang umumnya jumlah yang dikeluarkan itu sangat
material.

Jadi, pengeluaran modal merupakan pengeluaran yang tidak dibebankan pada


saat periode pengeluaran itu terjadi melainkan di Kapitalisasi sebagai asset tetap dalam
neraca. Kemudian, secara periodik asset tetap ini dialokasikan sebagai beban
penyusutan pada periode mendatang.

2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)


Merupakan pengeluaran/biaya-biaya yang hanya memberikan manfaat
ekonomispada saat Periode Berjalan terjadinya pengeluaran. Pengeluaran ini tidak di
Kapitalisasi sebagai asset tetap pada neraca, tetapi Langsung Dibebankan pada laporan
laba/rugi periode berjalan. Oleh karena itu, pengeluaran ini dicatat sebagai Beban.

Dilihat dari nilai materialitasnya, pengeluaran pendapatan ini nilainya cenderung


kecil, alias tidak material bagi perusahaan. Manfaat ekonomisnya tidak lebih dari satu
tahun. Pengeluaran ini biasanya juga sering terjadi dalam operasional perusahaan dan
berulang-ulang. Contohnya seperti pengeluaran pemeliharaan mesin, pembersihan
mesin, melumasi mesin agar bisa beroperasi seperti biasanya.

Pengeluaran seperti ini berulang terjadi dan pencatatannya langsung dibebankan


pada periode tersebut. Namun, jika seandainya ada salah satu komponen mesin yang
masih rusak, misalnya ada beberapa kabel yang harus diganti atau plank yang harus di
las dan kerusakannya tidak sampai membuat turun mesin, nilainya tidak material.
Maka pengeluaran ini dicatat sebagai Beban Perbaikan, tidak dikapitalisasi.

C. PENYUSUTAN

Berdasarkan PSAK No. 16 Penyusutan atau Depresiasi adalah Pembebanan biaya


terhadap pemakaian harta tetap selama umur manfaatnya. Semua jenis asset tetap (kecuali
tanah) akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan
berlalunya waktu. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai asset tetap yang
bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai asset
tetap berwujud disebut Penyusutan (depresiasi/depreciation). Penyusutan dapat dihitung
tiap-tiap bulan atau ditunda sampai akhir tahun.

Nilai asset tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan (dasar penyusutan),
dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Taksiran manfaat,mencerminkan besarnya
kapasitas/manfaat asset tetap selama dipakai. Dari uraian diatas, maka secara umum
penyusutan asset tetap dapat dihitung dengan rumus :

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Penyusutan

Ada 2 faktor yang menyebabkan asset tetap mengalamipenyusutan antara lain sebagai
berikut :
1. Faktor Fisik
Asset tetap yang dipakai perusahaan mempunyai daya tahan yang terbatas.
Asset tetapa yang bersangkutan akan mengalami aus karena umur dan kerusakan-
kerusakan seiring berjalannya waktu.

2. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain :
 Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti
 Adanya perubahan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
 Adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tetap yang bersangkutan tidak
ekonomis lagi dipakai

Besar kecilnya nilai penyusutan ditentukan oleh harga perolehan dari asset tetap
yang bersangkutan, nilai sisa/nilai residu, perkiraan umur ekonomis, dan metode
perhitungan yang digunakan.

E. Metode Perhitungan Penyusutan


Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan asset tetap antar lain :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun
sepanjang umur manfaat suatu asset tetap.

Biaya Penyusutan = Harga Perolehan Aset – Nilai Sisa Tetap

Umur Ekonomis

Contoh :
Sebuah trik dibeli oleh PT. Suka Maju pada tanggal 1 Februari dengan harga beli
Rp12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000 dan taksiran nilai residu Rp1.000.000.
mempunyai masa manfaat selama 5 tahun. Tentukan Biaya perolehan/depresiasi dari
truk tersebut!

Diketahui :
Harga perolehan = Rp12.000.000 + Rp1.000.000 = Rp13.000.000
Residu/Nilai sisa = Rp1.000.000
Umur ekonomis = 5 tahun

Jawab
Rp 13.000 .000−Rp 1.000 .000
Biaya Depresiasi = =Rp2.400 .000
5 tahun

Jumlah Biaya Akumulasi


Tahun Nilai Buku
Terdepresiasi Depresiasi Depresiasi
1 12.000.000 2.400.000 2.400.000 10.600.000
2 12.000.000 2.400.000 4.800.000 8.200.000
3 12.000.000 2.400.000 7.200.000 5.800.000
4 12.000.000 2.400.000 9.600.000 3.400.000
5 12.000.000 2.400.000 12.000.000 1.000.000

Contoh lain :
Suatu aktiva yang berharga Rp10.000.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari memiliki
manfaat umur selama 10 tahun dengan nilai sisa Rp2.000.000. maka hitunglah :
a. Tarif depresiasi
b. Depresiasi pertahun
c. Nilai buku selama 5 tahun

Jawab
100 %
a. Tarif depresiasi =
Umur Manfaat
100 %
= =10 %
10tahun

b. Depresiasi = (Harga Perolehan - Nilai Sisa) x Tarif depresiasi


= (Rp10.000.000 – Rp2.000.000) x 10% = Rp800.000/tahun

c. Nilai Buku selama 5 tahun = Depresiasi x tahun ke-n


= Rp800.000 x 5 tahun = Rp4.000.000

Nilai Buku = Harga Perolehan – Akumulasi depresiasi


= Rp10.000.000 - Rp4.000.000
= Rp6.000.000

2. Metode Saldo Menurun Ganda


Merupakan bentuk yang populer untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang
digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Oleh
karena itu, metode saldo menurun dikenal juga sebagai metode saldo menurun ganda.
Jadi, saldo menurun ganda adalah saldo menurun yang menggunakan tarif penyusutan
dua kali dari yang digunakan metode garis lurus.

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa/residu. Depresiasi tiap


periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang
berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua
dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva
menurun.
Rumus
Penyusutan pertahun :

Persen garis lurus x Nilai Buku x 2

Keterangan
Persen garis lurus = 1: Umur Ekonomis x 100 %
Nilai Buku : Harga Perolehan
Contoh :
Sebuah mobil dibeli oleh PT Bromo pada tanggal 1 Januari dengan harga beli
Rp12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000 dengan taksiran nilai sisa/residu
Rp1.000.000 dan umur manfaatnya selama 5 tahun. Tentukan biaya depresiasi mobil
tersebut!

Jawab
100 %
Biaya Depresiasi = Rp13.000.000 x x2
5
= Rp 13.000.000 x (20% x 2)
= Rp13.000.000 x 40% = Rp5.200.000

Jumlah Biaya Akumulasi


Tahun Tarif Nilai Buku
Terdepresiasi Depresiasi Depresiasi
1 13.000.000 40% 5.200.000 5.200.000 7.800.000
2 7.800.000 40% 3.120.000 8.320.000 4.680.000
3 4.680.000 40% 1.872.000 10.192.000 2.808.000
4 2.808.000 40% 1.123.000 11.315.000 1.685.000
5 1.685.000 40% 685.000 12.000.000 1.000.000

Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa, maka depresiasi untuk tahun terakhir dihitung
dsb :
Depresiasi = Nilai buku awal taun akhir - Nilai sisa

3. Metode Unit Produksi


Merupakan metode perhitungan penyusutan harta tetap yang di dasari pada
perkiraan kemapuan produksi barang yang dihasilkan selama umur manfaat dari harta
tetap yang bersangkutan. Metode ini bergantung kepada banyaknya produksi yang
sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut (biasanya berupa mesin produksi).

Penyusutan pertahun :

Total Produksi = Unit Produksi Tahun ke-n x (Harga Perolehan – Residu)

Atau dengan rumus

Total Produksi = Produksi yang dihasilkan tahun ke-n x Nilai Terdepresi

Contoh :
PT. Kita membeli mobil bekas seharga Rp 600.000 dan mengeluarkan Rp 150.000
sebagai biaya reparasi. Berapa depresiasi dan nilai buku pada akhir tahun kedua mobil
tersebut jika mempunyai nilai sisa Rp 150.000 dan taksiran umur manfaat 85.000 km
lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 km dan tahun kedua
menempuh 14.000 km.

Jawab
Rp 750.000−Rp 15.000
Depresiasi perunit = =Rp 7/km
85.000 km

Depresiasi Tahun 1 = 7 x 12.000 km = 84.000

Depresiasi Tahun 2 = 7 x 14.000 km = 98.000

Akumulasi depresiasi = 84.000 + 98.000 = 182.000


Nilai Buku akhir tahun ke-2 = 750.000 - 182.000 = 568.000

4. Metode Jam Kerja


Merupakan metode perhitungan penyusutan harta tetap yang di dasari pada
perkiraan kemampuan harga tetap yang bersangkutan bekerja selama umur
manfaatnya.

Penyusutan pertahun :

Total Jam Kerja = Jam Kerja tahun ke-n x (Harga Perolehan – Residu)

5. Metode Jumlah Angka Tahunan


Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar dan
pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi, depresiasi setiap periode
berkurang sesuai dengan jumlah angka tahunan taksiran umur manfaatnya. Jika
taksiran umur manfaatnya = n tahun, maka cara menghitungnya adalah sebagai
berikut:

n (n+1)
S=
2

n
Depresiasi tahun ke-1 = x Nilai Terdepresiasi
S
n−1
Depresiasi tahun ke-2 = x Nilai Terdepresiasi
S

n−2
Depresiasi tahun ke-3 = x Nilai Terdepresiasi
S

Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.

Contoh :
Sebuah mesin dibeli oleh PT. Texmaco, berapa depresiasi untuk 2 tahun pertama jika
mesin punya nilai sisa Rp192.000 dan taksiran umur manfaatnya 25 tahun dengan
harga mesin tersebut adalah Rp1.350.000?

Jawab

25(25+1)
S = = 325
2

Jumlah terdepresiasi = Rp1.350.000 - Rp192.000


= Rp1.158.000

Depresiasi
25
Tahun ke-1 = x Rp1.158.000 = 89.077
325

25−1
Tahun ke-2 = x Rp1.158.000 = 85.513 dan seterusnya
325
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aktiva Tetap ialah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan terlebih dahulu dibangun yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva Tetap mempunyai sifat relatif lama
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal dan berkarakteristik, seperti
memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan untuk kegiatan
operasional secara beulang-ulang, dan tidak dijual kembali ke konsumen, serta manfaat
ekonomisnya yang lebih dari satu tahun.
Harga perolehan dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap dalam sebuah
neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap yang
bersangkutan. Sedangkan, Penyusutan adalah pengakuan adanya penurunan nilai asset
tetap berwujud. Ada dua faktor yang mempengaruhi penyusutan, yaitu faktor fisik yang
disebebkan oleh keausan dan faktor fungsional yang disebabkan karena ketidakcukupan
kapasitas hingga kemajuan teknologi. Adapun metode dalam menghitung penyusutan
yaitu, metode garis lurus, metode unit produksi, metode saldomenurun, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai