KELOMPOK 1 :
1. AGNES PUTRI SIAHAAN (7213342004)
2. AZIZAH DWI PUSPITA NASUTION (7211142010)
3. LASTRI NURHALIJA SINAMBELA (7211142009)
4. METAULINA SITANGGANG (7213342009)
5. M. RISKY NASUTION (7211142011)
FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan selesai pada
waktu yang ditentukan.
Kami mengakui bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik kata,
kalimat maupun isi dari setiap pembahasan yang ada. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih dan semoga bermanfaat bagi para pembaca makalah ini .
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
1.3 TUJUAN........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN AKTIVA TETAP..............................................................................................................6
2.2 PENGELUARAN DALAM ASSET TETAP................................................................................................8
2.3 PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN...........................................................10
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................19
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
Asset tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lebih dari setahun, sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama. Namun, manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin
menurun manfaatnya dan menyebabkan terjadinya penyusutan (depreciation). Seiring
berjalannya waktu, aktiva tetap mengalami penyusutan (kecuali tanah).
Dengan demikian, kita perlu mengetahui tentang apa saja yang dibahas dari Aktiva Asset
Tetap, sehingga kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat didalam aktiva tetap
sebuah perusahaan.
1.3 TUJUAN
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta
pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IKI), Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Jadi, Aktiva Tetap ialah aktiva yang berwujud dan mempunyai nilai guna ekonomi jangka
panjang, dimilki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar memperoeh laba
atas penjualan tersebut.
Contoh dari asset tetap adalah Kendaraan (Mobil). Mobil mempunyai masa lebih dari
satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, seperti mengirim barang
ke pembeli. Mobil dikategorikan sebagai asset tetap tidak untuk dijual kembali, karena
apabila dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini
termasuk kelompok persediaan. Peralatan yang nilainya relatif kecil, seperti sendok, piring,
gelas meskipun manfaatnya lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam asset
tetap.
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat
utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam asset tetap (Capital
Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.
A. HARGA PEROLEHAN
Harga Perolehan ialah harga yang dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap
dalam neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap
yang bersangkutan. PSAK No. 16 butir 14 Biaya Perolehan suatu Aktiva Tetap adalah terdiri
dari harga belinya, termasuk Bea Impor dan PPN/PPN BM dan biaya lain yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tetap yang bersangkutan dapat
bekerja dan dipergunakan. Biaya yang dimaksud adalah biaya persiapan tempat, biaya
pengiriman awal, biaya pemasangan, dan biaya konsultan.
Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan diatas, maka biaya perolehan untuk tanah
adalah Rp 135.000.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan dapat terdiiri
dari harga beli, biaya kirim, biaya inslatasi (pemasangan), biaya training untuk operator, dan
biaya set up.
Perolehan asset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui
Pembelian Tunai, Pembelian Kredit, Pembelian dengan Angsuran, maupun Leasing.
Perolehan Aset yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa pengeluaran
tersebut akan menghasilkan manfaat atau hasil untuk jangka waktu yang lebih dari setahun.
Pengeluaran untuk pembelian aset tetap adalah merupakan Pengeluaran Modal, akan tetapi
tidak semua pengeluaran modal akan dipergunakan untuk membeli aset tetap. Terjadinya
Pengeluaran Modal dapat disebabkan karena beberapa alasan yang berbeda satu sama lain.
Akan tetapi sekalipun motif dari pengeluaran tersebut berbeda satu sama lain, namun cara atau
teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama. Adapun motif-motif utama dalam
melakukan pengeluaran modal adalah:
Penggantian aset tetap yang lama adalah mengganti aset yang sudah lama atau rusak dengan
yang lebih baik. Penggantian aset tetap seringkali ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
sudah cukup lama berdiri. Pengeluaran-pengeluaran untuk Pengeluaran modal ini tidak selalu
disebabkan karena kegagalan total suatu aset ataupun karena ketidakmampuan mesin yang ada
sekarang untuk beroperasi
secara efisien. Akan tetapi seorang manajer keuangan harus secara periodik meneliti apakah
pengeluaran-pengeluaran untuk pemeliharaan aktiva tersebut sudah sedemikian besarnya
sehingga apabila dilakukan penggantian akan lebih menguntungkan. Jelasnya seorang manajer
keuangan karus selalu melihat dari sudut pandang untung ruginya bagi perusahaan dalam
mengevaluasi suatu rencana penggantian suatu aktiva. Penggantian tidak akan dibenarkan
apabila hal tersebut membawa kerugian bagi perusahaan.
Perbaikan atau modernisasi atas aset tetap yang lama adalah penggantian atau modifikasi aset
lama dengan aset modern yang mampu menampung kapasitas produksi. Modernisasi yang
dilakukan atas aset tetap yang dimiliki sering kali merupakan alternatif lain dari penggantian
aset tetap perusahaan. Perusahaan yang membutuhkan tambahan kapasitas mungkin akan
menemukan bahwa baik penggantian maupun modernisasi aset tetap dapat memecahkan
persoalan tambahan kapasitas tersebut.Modernisasi dapat merupakan perbaikan-perbaikan
kecil, reparasi ataupun menambah komponen-komponen tertentu pada aktiva tetap yang
sudah ada.Keputusan-keputusan sehubungan dengan modernisasi aktiva tetap haruslah
ditinjau dari segi untung ruginya bagi perusahaan. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
modernisir suatu aset akan dapat dibenarkan selama hasil yang diperoleh akan lebih besar dari
biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Untuk hal ini, manajer keuangan harus menganalisanya
secara teliti, dalam pengertian bahwa alternatif lain sudah diperhitungkan sebaik-baiknya.
Dalam keadaan tertentu, biaya modernisasi suatu aset tetap mungkin akan lebih besar dari
pada biaya-biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan penggantian, dan dalam kasus lain,
sekalipun biaya-biaya untuk mengadakan penggantian aset tetap lebih besar dari pada biaya-
biaya untuk mengadakan modernisasi, tetapi apabila hasil yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan mengadakan modernisasi, maka usulan untuk mengadakan penggantian
aset tetap tersebut dapat diterima. Tidak jarang pula suatu perusahaan menghadapi suatu
situasi yang cukup sulit sehubungan dengan keputusan tentang “apakah harus mengganti atau
memodernisir suatu aset”.
Apabila dilihat dari tingkat material, biasanya biaya-biaya ini dikeluarkan dalam
nominal yang cukup material. Selain itu, tingkat pengeluaran modal ini jarang terjadi.
Misalnya, pembelian mesin produksi, pembelian komponen mesin produksi, meng-
upgrade kapasitas mesin produksi, yang umumnya jumlah yang dikeluarkan itu sangat
material.
C. PENYUSUTAN
Nilai asset tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan (dasar penyusutan),
dapat berupa harga perolehan atau nilai buku. Taksiran manfaat,mencerminkan besarnya
kapasitas/manfaat asset tetap selama dipakai. Dari uraian diatas, maka secara umum
penyusutan asset tetap dapat dihitung dengan rumus :
Ada 2 faktor yang menyebabkan asset tetap mengalamipenyusutan antara lain sebagai
berikut :
1. Faktor Fisik
Asset tetap yang dipakai perusahaan mempunyai daya tahan yang terbatas.
Asset tetapa yang bersangkutan akan mengalami aus karena umur dan kerusakan-
kerusakan seiring berjalannya waktu.
2. Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain :
Ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti
Adanya perubahan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
Adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tetap yang bersangkutan tidak
ekonomis lagi dipakai
Besar kecilnya nilai penyusutan ditentukan oleh harga perolehan dari asset tetap
yang bersangkutan, nilai sisa/nilai residu, perkiraan umur ekonomis, dan metode
perhitungan yang digunakan.
Umur Ekonomis
Contoh :
Sebuah trik dibeli oleh PT. Suka Maju pada tanggal 1 Februari dengan harga beli
Rp12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000 dan taksiran nilai residu Rp1.000.000.
mempunyai masa manfaat selama 5 tahun. Tentukan Biaya perolehan/depresiasi dari
truk tersebut!
Diketahui :
Harga perolehan = Rp12.000.000 + Rp1.000.000 = Rp13.000.000
Residu/Nilai sisa = Rp1.000.000
Umur ekonomis = 5 tahun
Jawab
Rp 13.000 .000−Rp 1.000 .000
Biaya Depresiasi = =Rp2.400 .000
5 tahun
Contoh lain :
Suatu aktiva yang berharga Rp10.000.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari memiliki
manfaat umur selama 10 tahun dengan nilai sisa Rp2.000.000. maka hitunglah :
a. Tarif depresiasi
b. Depresiasi pertahun
c. Nilai buku selama 5 tahun
Jawab
100 %
a. Tarif depresiasi =
Umur Manfaat
100 %
= =10 %
10tahun
Keterangan
Persen garis lurus = 1: Umur Ekonomis x 100 %
Nilai Buku : Harga Perolehan
Contoh :
Sebuah mobil dibeli oleh PT Bromo pada tanggal 1 Januari dengan harga beli
Rp12.000.000, biaya perbaikan Rp1.000.000 dengan taksiran nilai sisa/residu
Rp1.000.000 dan umur manfaatnya selama 5 tahun. Tentukan biaya depresiasi mobil
tersebut!
Jawab
100 %
Biaya Depresiasi = Rp13.000.000 x x2
5
= Rp 13.000.000 x (20% x 2)
= Rp13.000.000 x 40% = Rp5.200.000
Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa, maka depresiasi untuk tahun terakhir dihitung
dsb :
Depresiasi = Nilai buku awal taun akhir - Nilai sisa
Penyusutan pertahun :
Contoh :
PT. Kita membeli mobil bekas seharga Rp 600.000 dan mengeluarkan Rp 150.000
sebagai biaya reparasi. Berapa depresiasi dan nilai buku pada akhir tahun kedua mobil
tersebut jika mempunyai nilai sisa Rp 150.000 dan taksiran umur manfaat 85.000 km
lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 km dan tahun kedua
menempuh 14.000 km.
Jawab
Rp 750.000−Rp 15.000
Depresiasi perunit = =Rp 7/km
85.000 km
Penyusutan pertahun :
Total Jam Kerja = Jam Kerja tahun ke-n x (Harga Perolehan – Residu)
n (n+1)
S=
2
n
Depresiasi tahun ke-1 = x Nilai Terdepresiasi
S
n−1
Depresiasi tahun ke-2 = x Nilai Terdepresiasi
S
n−2
Depresiasi tahun ke-3 = x Nilai Terdepresiasi
S
Contoh :
Sebuah mesin dibeli oleh PT. Texmaco, berapa depresiasi untuk 2 tahun pertama jika
mesin punya nilai sisa Rp192.000 dan taksiran umur manfaatnya 25 tahun dengan
harga mesin tersebut adalah Rp1.350.000?
Jawab
25(25+1)
S = = 325
2
Depresiasi
25
Tahun ke-1 = x Rp1.158.000 = 89.077
325
25−1
Tahun ke-2 = x Rp1.158.000 = 85.513 dan seterusnya
325
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aktiva Tetap ialah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dengan terlebih dahulu dibangun yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva Tetap mempunyai sifat relatif lama
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal dan berkarakteristik, seperti
memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan untuk kegiatan
operasional secara beulang-ulang, dan tidak dijual kembali ke konsumen, serta manfaat
ekonomisnya yang lebih dari satu tahun.
Harga perolehan dipakai sebagai dasar pelaporan nilai harta tetap dalam sebuah
neraca tetap dan akan dijadikan sebagai dasar perhitungan penyusutan harta tetap yang
bersangkutan. Sedangkan, Penyusutan adalah pengakuan adanya penurunan nilai asset
tetap berwujud. Ada dua faktor yang mempengaruhi penyusutan, yaitu faktor fisik yang
disebebkan oleh keausan dan faktor fungsional yang disebabkan karena ketidakcukupan
kapasitas hingga kemajuan teknologi. Adapun metode dalam menghitung penyusutan
yaitu, metode garis lurus, metode unit produksi, metode saldomenurun, dan lainnya.