Anda di halaman 1dari 14

Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis

Mata Kuliah studi kelayakan bisnis

Dosen Pengampu : Muhammad Qomaruddin, SE, MEI

Disusun Oleh :

Kelompok VI

Aisyah Nurhayati 190105010130


Muhammad Alfisyahrin 180105010315
Norhekmah 190105010336

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya terutama
nikmat dan kesehatan sehingga kami selaku pembuat makalah ini dapat menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup umat manusia yakni Al-
Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat manusia hingga ahir zaman kelak.

Adapun maksud dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi
Kelayakan Bisnis. Rasa trimakasih kami yang tidak terkira kepada yang terhormat Bapak
Muhammad Qomaruddin, SE, MEI. sebagai dosen pengampu serta semua pihak yang telah
mendukung dalam proses pembuatan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan para pembaca sekalian dalam menambah wawasan dan rasa cinta
kita terhadap Ekonomi Syariah demi majunya Ekonomi Syariah di Indonesia.

Ucapan terimakasih kepada kelompok VI yang telah berkerja dengan sepenuh hati
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
ini, jadi kami memohon kepada teman-teman sekalian agar kiranya kami dapat
memperbaikinya ke arah yang lebih baik lagi.

Banjarmasin, 29 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

A. Kebutuhan dan Sumber Dana ........................................................................ .2


B. Pembelanjaan Hutang dan Modal Sendiri ........................................................ 4
C. Biaya Modal dan Aliran Kas ............................................................................ 7

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika sebuah gagasan usaha/proyek yang direncanakan telah efisien dan efektif dilihat
dari aspek pemasaran dan aspek teknis hukum, maka langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah mengadakan penilaian terhadap aspek ekonomi dan keuangan., baik
yang menyangkut kebutuhan dan sumber dana, pembelanjaan hutang dan modal sendiri,
maupun biaya modal dan aliran kas. Dalam perencanaan bisnis perlu dilakukan
penilaian terhadap aspek-aspek yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan
kebutuhan dan sumber dana, bagaimana segi pembelanjaannya, apakah itu berasal dari
hutang atau modal sendiri, maupun jumlah biaya modalnya dan bagaimana aliran kas
nya berjalan, karena seringkali hal tersebut berdampak besar kepada kelangsungan
hidup perusahaan ataupun usaha itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum membangun
sebuah bisnis/usaha, maka melakukan penilaian tehadap aspek keuangan itu adalah
salah satu syarat terpenting. Maka dari itu kami bermaksud menyusun makalah ini
dengan harapan dapat menambah pengetahuan mengenai aspek keuangan dalam studi
kelayakan bisnis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kebutuhan dan sumber dana?
2. Apa itu pembelanjaan hutang dan modal sendiri?
3. Apa itu biaya modal dan aliran kas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kebutuhan dan sumber dana
2. Untuk mengetahui apa itu pembelanjaan hutang dan modal sendiri
3. Untuk mengetahui apa itu biaya modal dan aliran kas

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Dan Sumber Dana


1. Kebutuhan
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung
oleh kesediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat
memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan
dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk malakukan proses
produksinya, maka sudah dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal. 1
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan
suatu aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan
atau taksiran ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya,
taksiran dana yang dibutuhkan tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu
sendiri, misalnya penentuan lokasi bisnis tergantung pada harga tanah. Semakin mahal
harga tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Di
samping itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis
tersebut.
Menurut Carter dan usry (2004) biaya adalah: nilai tukar, pengeluaran,
pengorbanan untuk memperoleh manfaat, biaya seringkali sinonim dengan beban. Biaya-
biaya dapat dibagi dalam kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama,
biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variable, biaya terkendali, biaya
produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost), biaya estimasi, biaya standar, biaya
tertanam (sunk cost), dan biaya tunai.
Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke arah bagaimana dana
akan dialokasikan. Secara umum, pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan ke dalam
dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working
capital).
a) Alokasi Dana Untuk Aktiva Tetap.
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tertap berwujud (tangible assets), dan aktiva tetap
tidak berwujud (intangible assets). Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang
berwujud dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih dari satu periode akuntansi,

1
Syafrizal Helmi Situmorang, Ami Dilham, “Studi Kelayakan Bisnis Buku II”, USU press, 2007, hal.2

2
seperti tanah, gedung perkantoran dan peralatannya, gedung pabrik dan mesin-mesin,
serta aktiva tetap lainnya. Aktiva tidak berwujud adalah: aktiva tetap yang tidak
berwujud secara fiksi yang memiliki umur lebih dari satu tahun seperti hak paten,
lisensi, copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya-biaya pra-operasional, dan lain
sebagainya.2
b) Alokasi Dana Untuk Modal Kerja.
Weston dan Copeland (1995) mendefisinikan modal kerja adalah investasi
perusahaan dalam bentuk uangn tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan
dikurangi beban lancer. Sedngkan Sawir (2005), menyatakan modal kerja adalah
keseluruhan akiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membiayai kegiatan operasi
sehari-hari. Secara umum modal kerja dapat diartikan dalam dua bentuk, yaitu: gross
working capital dan net working capital menerut Van horne Wachowichz (2005)
gross working capital adalah: keseluruhan aktiva lancar yang akan digunakan dalam
operasi. Sedangkan net working capital menunjukan kelebihan aktiva lancar yang
akan digunakan untuk kegiatan operasional bisnis bisnis, di luar dari penggunaan dana
untuk aktiva tetap produksi dan penjualan yang dari bisnis tersebut. Semakin besar
rencana produksi dan penjualan yang akan dilaksanakan oleh suatu bisnis, maka akan
semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

2. Sumber-Sumber Dana
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang
relative besar. Perolehan dana dapat dicari dari beberapa sumber dana yang ada seperti
dari modal sendiri atau pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman atau modal gabungan dari keduanya tergantung dari
jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak
lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah satu modal atau modal gabungan.
Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui. Selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah
sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah
bagi perusahaan.

2
Ibid, hal.3

3
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda. Dilihat dari sumber aslinya, modal dibagi menjadi dua macam
yaitu:

a). Modal Asing (Modal Pinjaman)

Modal asing atau pinjaman merupakan modal yang diperolaeh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan terkena biaya, yaitu biaya administrasi, provinsi dan
komisi, serta bunganya yang relative besar. Kemudian adanya kewajiban untuk
mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian
sebelumnya. Perolehan modal asing juga relative sulit karena diperlukan syarat-
syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana. Keuntungan modal pinjaman
adalah jumlah relative tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak.
Disamping itu dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari
pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan.
1) Pinjaman dari dunia perbankan.
2) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal vetura, asuransi,
leasing, dana pension atau lembaga keuangan lainya.
3) Pinjaman dari perusahaan nonbank.
b).Modal Sendiri.
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
menggunakan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari
kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual
saham kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk
membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman.
Perusahaan hanya berkewjiban membayar deviden. Perolehan dana modal sendiri
biasanya berasal dari:
1) Setoran dari pemegang saham.
2) Dari cadangan laba.
3) Dari laba yang belum dibagi3

B. Pembelanjaan hutang dan Modal Sendiri

3
https://www.academia.edu/17386082/Studi_kelayakan_bisnis_aspek_finansial, diakses pada tanggal 29
september 2021 pukul 08.00

4
1. Pembelanjaan Hutang
Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki resiko
(risk) berupa pembayaran Bunga (interest) dan pengembaliannya (repayment) hal ini
dikarenakan adanya prinsip the risk-return trade-off.
Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan dapat dibagi dua,
yaitu:
a)Hutang jangka pendek (shortterm debt)
Hutang jangka pendek akan dikembalikan dalam tenpo waktu kurang dari 1 tahun,
hutang jangka pendek ini hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka
pendek pula, misalnya pembiayaan aktiva lancar atau modal kerja.
1) Pinjaman dari lembaga keuangan
Lembaga keuangan biasanya akan memiliki beberapa penilaian tentang layak atau
tidaknya suatu bisnis menerima pinjaman investasi, penilaian tersebut berkenaan
dengan faktor-faktor sebagai berikut.
(a) Rencana penggunaan pinjaman perusahaan.
(b) Kondisi keuangan bisnis perusahaan.
(c) Peramalan industri atau lingkungan disekitar bisnis perusahaan
(d) Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk pengembalian
pinjaman.

Persyaratan-persyataran tersebut akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu


pinjaman, jaminan terhadap pinjaman, dan tingkat suku bunga pinjaman.

2) Menentukan surat dagang.Surat dagang misal: surat hutang wesel dan surat hutang
lainnya dengan tingkat suku bunga yang menarik.
3) Kredit dagang
Kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuasaan hukum lebih lemah
dibandingkan surat dagang.
4) Sumber keuangan lainnya misal: pegadaian, masyarakat pemodal (kreditor), dan
lain sebagainya.

b).Hutang Jangka panjang (long trem debt)

Menurut Warren, Reeve, & Fess (2005) hutang jangka panjang akan diharapkan
dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih 1 tahun, misal: obligasi (bonds),
hipotik (mortage), dan sebagainya. Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk

5
pembiayaan modal kerja ataupun membiayai aktiva tetap. Ada beberapa faktor harus
dipertimbangkan dalam menggunakan pendanaan hutang untuk membelanjai
aiktivitas usaha suatu bisnis, yaitu:

1) Biaya.
2) Resiko.
3) Syarat-syarat yang ditetapkan kreditor.
4) Tingkat inflasi
5) Posisi likuidasi
6) Keamanan usaha

2 Pembelajaan Modal Sendiri


Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh banyak aktivitas
bisnis adalah pembelajaan modal sendiri. Pembelanjaan modal sendiri disebut juga
sebagai pembelanjaan atau pendanaan akuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak
terbatas. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan selama perusahaan tersebut
berdiri. Didalam pendanaan ekuaitas, terdapat dua hal yang penting yaitu:
a) Laba Ditahan
Perusahaan akan memilih menahan laba dari pada mendistribusikannya langsung
kepada pemilik untuk memperoleh pendanaan ekuitas, misal untuk tujuan
memperluas ekspansi perusahaan. Perusahaan besar biasanya akan menahan
sebagian labanya untuk dividen, dan sebagian lagi untuk ditahan. Sementara
perusahaan kecil akan menahan sebagian besar labanya untuk tujuan tertentu.
b) Penerbitan Saham
Pendanaan ekuitas biasanya akan sering menggunakan saham pada perseroan
terbatas sebagai sumber pendanaannya, atau pada persekutuan komanditer (CV )
dan firma (fa) digunakan modal sekutu. Sementara untuk perushaan perseorangan,
pembelanjaan sendirinya menggunakan modal pribadi. Sedangkan untuk PT
biasanya menerbitkan saham. Saham adalah sebuah tanda bukti keikutsertakan
seorang atau suatu pihak akan kepemilikan suatu perusahaan atau bisnis. Saham
akan diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana ekuitas. 4

4
https://www.academia.edu/37090879/Aspek_keuangan_dalam_Studi_Kelayakan_Bisnis, diakses pada tanggal
27 September 2021 pukul 20.38

6
C. Biaya Modal dan Aliran Kas

1 Biaya Modal (Cost of Capital)

Setiap modal yang ditanamkan atau diinvestasikan, akan mengeluarkan biaya


modal (cost of capital) tersendiri. Biaya modal tersebut maksudnya adalah: biaya yang
harus dikeluarkan setelah adanya penanaman modal, misalnya keharusan adanya
pembayaran dividen bagi pemegang saham. Biaya modal hutang jangka panjang
mengurangi besarnya pajak pendapatan. Biaya hutang jangka pendek akan dibayar
sebelum perhitungan pajak pendapatan, sehingga tidak berpengaruh terhadap
perhitungan pajak pandapatan. Sebaliknya, perhitungan biaya modal dari modal sendiri
baik dividen saham preferen, maupun saham biasa diperhitungkan setelah perhitungan
pajak pendapatan. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing
sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual tersebut
dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun, apabila perusahaan menggunakan
beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
tertimbang (weighted average cost of capitaldisingkat WACC) dari seluruh modal yang
digunakan. Konsep biaya modal erat kaitannya dengan dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat
keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi investor
dan perusahaan.

2. Aliran Kas (Cash Flow)

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
Rincian pengeluaran dan penerimaan kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan
menjadi tiga aktivitas, antara lain:

a). Aktivitas Operasi (Operating Activities)

Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang berhubungan baik
secara langsung, maupun tidak langsung dengan kegiatan operasional pokok atau yang
utama dari perusahaan, yaitu dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba
bersih.

7
b). Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta (assets)
yang terdapat pada neraca.

c). Aktivitas Pembiayaan (Financing Activities)

Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses aktivitas bisnis
suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Para
investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan laporan arus kas dibandingkan
laporan laba rugi (income statement). Hal ini dikarenakan kas adalah tergolong harta
lancar yang tingkat likuiditasnya paling tinggi di antara semua harta lancar. Karena
tingkat likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera melunasi
segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor. Dengan kata lain,
dalam keadaan yang paling buruk, sejauhmana perusahaan dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya dapat melunasi kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar
nilai kas yang ada pada laporan arus kas-nya.5

5
https://www.researchgate.net/publication/341151016_ANALISIS_KONSEP_BIAYA_MODAL, diakses pada
tanggal 29 September 2021 pukul 14.49

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kebutuhan Dan Sumber Dana


a) Kebutuhan
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak
didukung oleh kesedian dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas
bisnis tidak dapat memenuhi permintaan barang atau jasa sesuai dengan
jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis tersebut tidak memiliki
dana yang cukup untuk malakukan proses produksinya, maka sudah dapat
dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal
b) Sumber-Sumber Dana
Untuk menandai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan
dana yang relative besar. Perolehan dana dapat dicari dari beberapa sumber
dana yang ada seperti dari modal sendiri atau pinjaman atau keduanya. Pilihan
apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau modal
gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan
kebijakan pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya
jika menggunakan salah satu modal atau modal gabungan. Setelah jumlah dana
yang dibutuhkan diketahui. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dalam
bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber
dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah
bagi perusahaan.
2.Pembelanjaan Hutang dan Modal Sendiri
Pembelanjaan hutang (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki
resiko (risk) berupa pembayaran Bunga (interest) dan pengembaliannya
(repayment) hal ini dikarenakan adanya prinsip the risk-return tradeoff.
Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau pendanaan
akuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatas. Artinya pendanaan
tersebut akan digunakan selama perusahaan tersebut berdiri.

3. Biaya Modal dan Aliran Kas

9
Biaya modal maksudnya adalah: biaya yang harus dikeluarkan setelah
adanya penanaman modal, misalnya keharusan adanya pembayaran dividen
bagi pemegang saham.Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan
informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah
perusahaan selama suatu periode.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Helmi Situmorang, Syafrizal, Ami Dilham, 2007. Studi Kelayakan Bisnis


Buku II .USU press

Sumber lain

https://www.academia.edu/17386082/Studi_kelayakan_bisnis_aspek_finansial

https://www.academia.edu/37090879/Aspek_keuangan_dalam_Studi_Kelayak
an_Bisnis

https://www.researchgate.net/publication/341151016_ANALISIS_KONSEP_
BIAYA_MODAL

11

Anda mungkin juga menyukai