Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK KEUANGAN”

Dosen Pengampu

Maya Novitasari, S.E., M.Ak.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

1. ANISA SEKAR LANGIT (2203101027)

2. ANNISA AYUNDRA SAFIRA (2203101031)

3. DEA DWI AVINDA (2203101034)

4. MELINDA DWI KURNIAWATI (2203101036)

5. TIA FEBRI NURYANI (2203101037)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang berjudul “Aspek
Keuangan”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui perjiraan pendanaan dan
aliran kas proyek/bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang
dimaksud.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Maya Novitasari, S.E., M.Ak. selaku dosen
pengampu mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
dan penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Madiun, 15 April 2024

Penyusun

Anggota Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN.......................................................................3


B. SUMBER-SUMBER DAN.........................................................................................4
C. BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI.........................................................................6
D. ARUS KAS (Cash Flow)............................................................................................7
E. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI......................................................................9
F. RASIO-RASIO KEUANGAN...................................................................................12
G. PROYEKSI NERACA DAN LAPORAN LABA/RUGI...........................................16
H. PENGUKURAN DENGAN RASIO KEUANGAN..................................................19

BAB III PENUTUP................................................................................................................25

A. KESIMPULAN..........................................................................................................25
B. SARAN .....................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Studi kelayakan bisnis sangat dibutuhkan oleh banyak kalangan, khususnya bagi
para inveetor selaku pemrakasa. Studi kelayakan bisnis dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh perusahaan yaitu berdasarkan
orientasi laba, dan secara orientasi tidak pada laba atau sosial
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang
sangat penting untuk diteliti kelayakanya.
Keuangan merupakan mempelajari bagaimana individu, bisnis dan organisasi
dapat meningkatkan, mengalokasikan maupun menggunakan sumber daya moneter
yang sejalan dengan waktu, serta menghitung rasio dalam menjelaskan proyek yang
sah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aspek keuangan ?
2. Apa saja yang termasuk sumber sumber dana?
3. Apa saja biaya kebutuhan investasi?
4. Apa pengertian dari arus kas?
5. Bagaimana kriteria penilaian investasi?
6. Apa saja rasio rasio keuangan?
7. Bagaimana pengukuran dengan rasio keuangan?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari aspek keuangan.
2. Untuk mengetahui berbagai macam sumber dana.
3. Untuk mengetahui berbagai macam biaya kebutuhan investasi.
4. Untuk mengetahui pengertian arus kas.
5. Untuk mengetahui kriteria penilaian investasi.

iv
6. Untuk mengetahui berbagai rasio keuangan.
7. Untuk mengetahui pengukuran rasio keuangan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN


Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha), sudah barang
tentu memerlukan sejumlah modal (uang), di samping keahlian lainnya. Modal yang
digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya
investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.
Untuk pertama kali modal digunakan untuk membiayai biaya prainvestasi dan
seperti pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha. Kemudian selanjutnya yang
harus dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah,
pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya.
Modal juga digunakan untuk biaya operasi pada saat bisnis tersebut dijalankan,
misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya. Besarnya modal
untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis yang akan digarap.
Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi perlu dilakukan sebelum investasi
dilaksanakan.
Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber
dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing). Penggunaan masing-
masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta
jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan
kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk
memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi. Dalam praktiknya pembiayaan
suatu usaha bersumber dari sumber dana yang diperoleh secara gabungan antara
modal sendiri dan modal pinjaman. Apalagi untuk usaha baru tak akan mungkin
memperoleh modal secara pinjaman seratus persen, mengingat belum adanya
kepercayaan dari pihak investor.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal
adalah masa pengembalian modal dalam jangka waktu ter- tentu. Tingkat
pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang akan
diperoleh pada masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih

vi
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan
sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu
dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan.
Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan diperoleh di masa yang akan
datang perlu dilakukan perhitungan secara cermat dengan membandingkan data dan
informasi yang ada sebelumnya. Begitu juga dengan estimasi biaya-biaya yang akan
dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan
perlu diperinci serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan asumsi-asumsi
tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan
selarna periode usaha.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupa kan aspek
yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini
sama pentingnya dengan apek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap
justru aspek inilah yang paling utama antuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar
jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.

Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.


2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk
jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.
5. Kriteria penilaian investasi.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

B. SUMBER-SUMBER DANA
Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dana yang
relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada
seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya
tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha.
Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah satu
modal atau dengan modal gabungan.

vii
Dalam praktiknya kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua
macam, yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi di- gunakan untuk
membeli aktiva tetap seperti tanah bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris
lainnya dan biasanya modal investasi diperoleh dari pinjaman yang berjangka waktu
panjang (di atas satu tahun).
Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan selama perusahaan beroperasi. Jangka waktu penggunan modal keja relatif
pendek, yaitu untuk satu atau beberapa siklus operasi perusahaan (satu tahun). Modal
kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan
biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu:
1. Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan
modal pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, yaitu
biaya administrasi, provisi, dan komisi, serta bunga yang besarnya relatif.
Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka
waktu tertentu sesuai perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif
sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik
dana.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak ter batas,
artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan
modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
sungguh-sungguh mengerjakan usaha yang dijalankan. Hal ini dikarenakan
adanya kewajiban untuk mengembalikan modal tersebut.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara lain dari:
a. Pinjaman dari dunia perbankan.
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Ter- tutup artinya

viii
hanya dari kalangan internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka
dengan menjual saham kepada masyarakat luas.
Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai suatu usaha
adalah tidak adanya beban biaya bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan
hanya berkewajiban membayar dividen. Pembayaran dividen dilakukan jika
perusahaan memperoleh keuntungan dan besarnya dividen tergantung dari
keuntungan perusahaan. Kemudian tidak adanya kewa- Jiban untuk
mengembalikan modal yang telah digunakan. Kerugian meng- gunakan modal
sendiri jumlahnya sangat terbatas dan relatif sulit untuk memperolehnya.
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari:
a. setoran dari pemegang saham.
b. dari cadangan laba.
c. dari laba yang belum dibagi.

C. BIAYA KEBUTUHAN INVESTASI


Seperti sudah dijelaskan dalam Bab I bahwa investasi merupakan penanaman
modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam
berbagai bidang usaha. Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun,
terutama digunakan untuk pembelian aktiva tetap.
Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk membeli aset-
aset yang dibutuhkan usaha tersebut. Aset-aset tersebut biasanya berupa aset tetap
yang dibutuhkan perusahaan mulai dari pendirian sampai dapat dioperasikan. Oleh
karena itu, sebelum melakukan investasi kita harus membuat lebih dahulu biaya
kebutuhan investasi. Kebutuhan investasi yang digunakan untuk membeli berbagai
kebutuhan yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan
dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi
meliputi:
1. biaya prainvestasi
2. biaya aktiva tetap; dan
3. biaya operasi.

Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut:

1. Biaya prainvestasi terdiri dari:

ix
a. Biaya pembuatan studi.
b. Biaya pengurusan izin-izin.
2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti:
a. Aktiva berwujud antara lain:
 Tanah
 Mesin-mesin
 Bangunan
 Peralatan
 Inventaris kantor
 Aktiva berwujud lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud antaralain:
 Goodwill
 Hak cipta
 Lisensi
 Merek dagang
3. Biaya operasional yang terdiri dari:
 Upah dan gaji karyawan
 Biayalistrik
 Biaya telepon dan air
 Biaya pemeliharaan
 Pajak
 Premi asuransi
 Biaya pemasaran
 Biaya-biaya lainnya

Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat digunakan


modal sendiri atau modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk
membeli aktiva tetap biasanya bersumber dari pinjaman jangka panjang. Hal ini
disebabkan aktiva tetap digunakan dalam jangka waktu relative panjang pula,
sehingga pengembalian pinjamannya pun dapat dilakukan secara jangka panjang.

D. ARUS KAS (CASH FLOW)


Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu
periode tertentu. Cash flow menggambar berapa uang yang masuk (cash in) ke

x
perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan
berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis- jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak
tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau peridapatan yang
diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan
seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan
lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu
periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun
yang tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar ini
merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan
yang berkaitan dengan kegiatan. usaha, seperti pembayaran cicilan utang dan bunga
pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya pemasaran.
Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan
dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemi- kian rupa, sehingga
menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang.
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang
akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluar- kan dalam suatu
periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkan serta
berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada
akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan.
Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan
mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam
hal ini, bagi investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang
yang diinvestasikan di suatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi investor jika
dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan:
1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.
2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.

Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari

1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan penge. luaran pada
awal periode untuk investasi. Contoh biaya prainvestasi adalah pembelian

xi
tanah, gedung, mesin peralatan, dan modal kerja. Dalam contoh di bawah Initial
cash flow adalah Rp 300.000.000,-.
2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluar. kan pada saat
operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang
dikeluarkan pada suatu periode.
3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut
berakhir.

E. KRITERIA PENILAIAN INVESTASI


Dalam praktiknya ada beberapa kriteria untuk menentukan apakah suatu usaha
layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini sangat
tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana yang akan
digunakan. Setiap metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai meng- gunakan
beberapa metode sekaligus Artinya, semakin banyak metode yang digunakan, maka
semakin memberikan gambaran yang lengkap sehingga diharapkan memberikan hasıl
yang akan diperoleh menjadi lebih sempurna.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi adalah:
1. Pay Period (PP)
Merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.
Ada dua macam perhitungan yang akan digunakan untuk menghitung masa
pengembalian investasi :
a) Kas bersih setiap tahun sama

Investasi
PP= x 1 tahun
Kas Bersih/Tahun

b) Kas bersih setiap tahun berbeda

Sisa proceed tahun kedua


PP= x 12bulan
proceed tahun ketiga

xii
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka
hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut:

 PP sekarang lebih kecil dari umur investasi.


 Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis. Sesuai
dengan target perusahaan.

Kelemahan metode payback period adalah:

 Mengabaikan time value of money.


 Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa
pengembalian

2. Average Rate of Return (ARR)


Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga, dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata
investasi.
Rumus menghitung ARR:

Rata−rata EAT (average earning after tax)


ARR=
Rata−Rata investasi(average invesment)

3. Net Present Value (NPV)


Merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of proceed) dan PV
investasi (capital outloys) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua
PV tersebutlah yang kita kenal dengan net present value (NPV).
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas
bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung
dari cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

Rumus menghitung NPV:

Kas bersih 1 Kas bersih 2 Kas bersih N


NPV = + + …+
( 1+r ) ( 1+r ) ¿¿

xiii
4. Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian hasil
intern. Ada dua cara untuk mencari IRR:
a) Cara pertama
NPV 1
IRR=i1 + x ( i −i )
NPV 1−NP V 2 2 2

Dimana:
 i 1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV1)
 i 2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV2)
 NPV 1 = net present value 1

 NPV 2 = net present value 2

b) Cara kedua
P 2−P 1
IRR=P1−C 1 x
C 2−C 1

Dimana:
 P1 = tingkat bunga 1
 P2 = tingkat bunga 2
 C1 = NPV 1
 C2 = NPV 2

5. Profitability Index (PI)


Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Rumus mencari PI:

PI =
∑ PV Kas Bersih x 100 %
∑ PV Investasi

xiv
Kesimpulan:
 Apabila PI lebih besar (>) dari 1, maka diterima.
 Apabila PI lebih kecil (<) dari 1, maka ditolak.

F. RASIO-RASIO KEUANGAN
Dalam praktiknya setiap perusahaan, baik bank maupun nonbank pada suatu
waktu (periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangan ada suatu perusahaan ini
bertujuan untuk memberikan informasi keuangan baik kepada pemilik, manajemen,
maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Dalam laporan
keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis
kekayaan yang dimiliki, kewajiban-kewajiban (utang) yang dimiliki baik jangka
panjang maupun jangka pendek, serta ekuitas (modal) yang di milikinya.
Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha
yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban
yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam
laporan laba/rugi.
Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara
umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan sebagai berikut:
1. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva, jenis-jenis aktiva.
2. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban, dan jumlah modal.
3. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tecermin dari jumlah
pendapatan yang diperoleh, sumber-sumber pendapatan.
4. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu peri- ode dari
hasil laporan keuangan yang disajikan.

Dari laporan keuangan akan tergambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan


sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen

xv
berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh
perusahaan.

Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan digunakan untuk menilai
perusahaan yang sudah berjalan beberapa periode. Tujuan nya adalah untuk menilai
apakah layak usaha baru tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang
dibutuhkan. Dari laporan keuangan ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu
yang sekaligus merupakan gam baran kinerja ke depan. Laporan yang disajikan akan
dinilai melalui rasio rasio keuangan yang ada, sehingga akan mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.

Pihak-pihak yang Berkepentingan

Dalam praktiknya, pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk me menuhi


kepentingan berbagai pihak di samping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu
sendiri. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap
laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaan. Adapun pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap laporan ke- uangan perusahaan sebagai berikut:

1. Kreditur
Pihak penyandang dana atau kreditur (lembaga keuangan) sangat ber-
kepentingan terhadap usaha yang akan dibiayainya. Bank atau lembaga
keuangan lainnya tidak mau menderita kerugian (seperti kredit macet) se-
hingga bank perlu mempelajari prospek usaha yang akan datang. Bank juga
harus tahu berapa dana yang dibutuhkan sesungguhnya, sehingga tidak terjadi
dana mubazir yang pada akhirnya akan menjadi beban nasabahnya.
2. Pemegang Saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik bank, ke-
pentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan
bank dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Kemajuan yang dilihat
adalah kemampuan dalam menciptakan laba dan pengembangan aset yang
dimiliki. Dari laporan ini pemilik juga dapat menilai sampai sejauh mana
pengembangan usaha bank tersebut telah dijalankan pihak manajemen. Bagi
pemilik dengan adanya laporan keuangan ini, pertama akan dapat
memberikan gambaran berapa jumlah dividen yang bakal mereka terima.

xvi
Kedua adalah untuk menilai kinerja pihak manajemen dalam menjalankan
kepercayaan yang diberikannya.

3. Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk menilai kejujuran
perusahaan dalam melaporkan aktivitasnya, sekaligus untuk mengetahui
kewajiban perusahaan terhadap negara terutama pajak.
4. Manajemen
Laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk menilai kinerja
manajemen perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam me- ngelola sumber
daya yang dimilikinya. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari
pertumbuhan laba yang diperoleh dan pengembangan aset-aset yang
dimilikinya. Pada akhirnya, laporan keuangan ini juga merupakan penilaian
pemilik untuk memberikan kompensasi dan karier manajemen serta
memercayakan pihak manajemen untuk memimpin perusahaan pada periode
berikutnya.
5. Karyawan
Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Dengan mengetahui Ini
mereka juga paham tentang kinerja mereka, sehingga mereka juga merasa
perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila perusahaan
mengalami keuntungan, dan sebaliknya, perlu melakukan perbaikan jika
perusahaan mengalami kerugian.

Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan. Artinya laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Dalam praktiknya jenis-jenis laporan keuangan yang ada sebagai berikut:

1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan per-
usahaan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah po- sisi
aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

xvii
Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan
jatuh tempo.

2. Laporan Laba/Rugl
Laporan laba/rugi merupakan laporan keuangan yang menggambar kan
hasil usaha dalam sumerupakan aptentu. Dalam laporan ini tergambar umiah
pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua as- pek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan
konsep kas selama periode laporan.
4. Laporan Perubahan Modal
Merupakan laporan yang berisi catatan terjadinya perubahan modal di
perusahaan. Dari masing-masing jenis laporan keuangan di atas tentu
mempunyai bentuk-bentuk laporan keuangan tersendiri. Bentuk laporan
keuangan ini dibuat sesuai dengan keinginan pihak manajemen perusahaan,
tanpa menyalahi aturan yang berlaku.
Berikut ini bentuk laporan keuangan yang umum yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku:
1. Laporan Keuangan Neraca
Dalam laporan keuangan neraca terdapat tiga macam bentuk yaitu :
a. Bentuk skontro atau horizontal (account form) Neraca dalam bentuk ini seperti
huruf"T" di mana sisi aktiva di sebelah kiri dan pasiva (kewajiban dan ekuitas)
di sebelah kanan.
b. Bentuk laporan atau vertikal (report form) Neraca dalam bentuk ini tersusun
dari atas ke bawah secara berurutan mulai dari aktiva diikuti dengan kewajiban
dan terakhir ekuitas.
c. Bentuk lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan posisi keuangan
perusahaan.

2. Bentuk Laporan Laba/Rugi

xviii
Khusus untuk laporan laba/rugi hanya memiliki dua macam yaitu:
a. Bentuk tunggal (single step system) Dalam bentuk ini laporan laba/rugi
tidak terperinci dan ditentukan berdasarkan total pendapatan dikurangi
total biaya. Dalam bentuk ini laporan laba/rugi disusun tanpa membedakan
pendapatan dan biaya usaha dan di luar usaha.
b. Bentuk majemuk (multiple step system) Merupakan bentuk yang dihitung
secara terperinci dan bertahap yaitu dengan membedakan antara
pendapatan maupun biaya dari usaha dengan di luar usaha.

G. PROYEKSI NERACA DAN LAPORAN LABA/RUGI


Dari proyeksi neraca akan tergambar berapa harta perusahaan, baik harta lancar,
harta tetap, atau harta lainnya. Kemudian juga akan tergambar kewajiban baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta modal yang dimiliki dari periode ke periode.
Dengan demikian, suatu neraca yang dibuat untuk beberapa periode akan tergambar
apakah ada perubahan dan kalau ada pos-pos apa saja yang berubah, sehingga dapat
dianalisis meng apa terjadi perubahan.
Adapun, proyeksi laporan laba/rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama. Dari
laporan ini dapat terlihat kondisi keuangan perusahaan apakah terdapat keuntungan
atau kerugian dalam suatu perio- de atau beberapa periode.
Untuk lebih memahami neraca dan laporan laba/rugi ada baiknya kita mengulang
kembali pengertian dan komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam dua
laporan keuangan tersebut.
1. Neraca (Income Statement)
Merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi harta. utang, dan
modal perusahaan pada saat tertentu. Artinya, neraca dapat di- buat untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam waktu ter- tentu setiap saat
dibutuhkan.
Secara garis besar neraca menggambarkan jumlah harta di posisi ak- tiva dan
jumlah utang serta modal (ekuitas) di posisi pasiva. Komponen harta yang
tergambar di posisi aktiva sebagai berikut:
 Aktiva lancar terdiri dari:

xix
a. Kas
b. Brekening pada bank (giro dan tabungan)
c. Deposito berjangka
d. Surat-surat berharga
e. Plutang/kredit yang diberikan
f. Persediaan
g. Biaya yang dibayar di muka
h. Pendapatan yang masih harus diterima
i. Aktiva lancar lainnya.
 Penyertaan.
 Aktiva tetap terdiri dari:
a. Aktiva tetap berwujud yaitu:
- Tanah
- Mesin
- Bangunan
- Peralatan
- Akumulasi penyusutan
- Aktiva tetap lainnya.
b. Aktiva tetap tidak berwujud yaitu:
- Good will
- Hak cipta
- Lisensi
- Merek dagang.
 Aktiva lainnya terdiri dari antara lain:
a. Gedung dalam proses
b. Tanah dalam penyelesaian
c. Piutang jangka panjang
d. Uang jaminan
e. Uang muka investasi.

Kemudian, komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) ter gambar


dalam posisi pasiva sebagai berikut:
 Utang lancar (kewajiban jangka pendek) terdiri dari:

xx
a. Utang dagang
b. Utang wesel
c. Utang bank
d. Utang pajak
e. Biaya yang masih harus dibayar
f. Utang sewa guna usaha
g. Utang dividen
h. Utang lancar lainnya.
 Utang jangka panjang terdiri dari:
a. Utang hipotek
b. Utang obligasi
c. Utang bank jangka panjang
d. Utang bank jangka panjang lainnya
 Ekuitas terdiri dari:
a. Modal saham
b. Agio saham
c. Laba ditahan
d. Modal sumbangan

2. Laporan Laba/Rugi (Balance Sheet)


Laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh, dan biaya-
biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Komponen-komponen dalam suatu laporan laba/rugi:
a. Penjualan (pendapatan)
b. HPP (harga pokok penjualan)
c. Laba kotor
d. Biaya operasional terdiri dari:
 Biaya umum
 Biaya penjualan
 Biaya sewa
 Biaya administrasi
e. Laba kotor operasional
f. Penyusutan (depresiasi)

xxi
g. Pendapatan bersih operasi
h. Pendapatan lainnya
i. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interst and
Tax)
j. Biaya bunga terdiri dari:
 Bunga wesel
 Bunga bank
 Bunga hipotek
 Bunga obligasi
 Bunga lainnya
k. Laba sebelum pajak atau EBIT (Earning Before Tax)
l. Pajak (TAX)
m. Leba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax)
n. Laba perlembar saham (Earning per Share)

H. PENGUKURAN DENGAN RASIO KEUANGAN


Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Untuk mengukur keuangan
perusahaan dengan menggunakan rasio- rasio keuangan terdiri dari beberapa rasio:
1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen
yang ada di aktiva lancar dengan komponen di pa- siva lancar (utang
jangka pendek). Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan
beberapa rasio, antara lain:
a. Current Ratio (CR) :
Current ratio merupakan rasio lancar mengukur kemampuan
perusa haan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih. Rumus untuk mencari
current ratio:

Aktiva Lancar (Current Assets)


Carrent Ratio(CR)=
Utang Lancar (Current Liabilities)

xxii
b. Quick Ratio (Acid Tint Ratio):
Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban. Rumus yang dapat
digunakan untuk mencari quick ratio sebagai berikut:

Current Assets Inventory


Quick Ratio( Acid Test Ratio)=
Current Liabilities

Atau

Kas+Bank + Efek + Piutang


Quick Ratio( Acid Test Ratio)=
Current Liabilities

c. Inventory to Net Working Capital:


Merupakan rasio yang mengukur atau membandingkan antara
jumlah persediaan yang ada dan modal kerja perusahaan. Modal
kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dan
utang lancar dan biasanya dinyatakan dalam desimal. Rumusan
untuk mencari inventory to net working capital dapat du gunakan
sebagai berikut:
Inventory
Inventory ¿ NWC=
Current Assets Current Liabilities

d. Cash Ratio:
Cash ratio merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang
kas yang tersedia untuk membayar utang. Rumus untuk mencari
cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Cash∨Cash Equivalent
Cash Rotlo=
Current Liabilities

Atau

Kas+ Bank
Cash Ratio=
Current Liabilities

xxiii
2) Leverage Ratio
Leverage rutio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan aan dibiayai dengan utang.
Keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah:
 Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban ke-
pada pihak lainnya.
 Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap.
 Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.

Adapun rasio-rasio yang ada dalam leverage ratio antara lain:

a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) : Merupakan rasio yang


digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dan
total aktiva. Rumusan untuk mencari debt ratio sebagai berikut:

Total Debt
Debt ¿ Asset Ratio(Debt Ratio)=
Total Assets

b. Debt to Equity Ratio: Rasio yang digunakan untuk mengetahui


perbandingan antara total utang dan modal sendiri. Rasio ini
berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai dari utang. Rumus untuk mencari debt to equity ratio
dapat digunakan perban- dingan antara total utang dan total modal
sendiri sebagai berikut:
Total Utang (Debt)
Debt ¿ Equity Ratio=
Equity

c. Long Term Debt to Equity Ratio : Merupakan rasio antara utang


jangka panjang dan modal sendiri. Tu- juannya adalah untuk
mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara mem-
bandingkan antara utang jangka panjang dan modal sendiri yang
disedia- kan oleh perusahaan dan biasanya dinyatakan dalam

xxiv
persentase. Rumusan untuk mencari long term debt to equity ratio,
bisa digunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan
modal sendiri sebagai berikut:

Long Term Debt


LTDER=
Ekuitas

d. Current Liabilities to Net Worth : Merupakan rasio antara utang


lancar dan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan bahwa dana
pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya
modal sendiri. Rumus untuk mencari current liabilities to net
worth:

Current Liabilities
Clavent Lisbullities ¿ Equity=
Equity

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan
piutang, dan lainnya). Adapun sebagian dari rasio-rasio aktivitas sebagai
berikut:
a. Perputaran Piutang (Turnover Receivable) :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama pe-
nagihan piutang selama satu periode. Rumusan untuk mencari
turnover receivable sebagai berikut:
Penjualan Kredit
Turnover Receivable=
Rata−rata Piutang

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) :


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanam dalam inventory ini berputar dalam satu periode
berputar dalam suatu periode. Rumusan untuk mencari inventory
turnover dapat digunakan sebagai berikut:
Harga Pokok Barang yang Dijual
Inventory Turnover=
Rata−rata Persediaan

xxv
c. Working Capital Turnover :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam modal kerja berputar dalan satu periode atau
berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang di-
gunakan. Caranya adalah dengan membandingkan penjualan bersih
dengan modal kerja. Rumus untuk mencari working capital turnover
yang dapat digunakan sebagai berikut:
Net Sales
NWC Turnover=
WorkingCapital

d. Fixed Assets Tumaver :


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
Caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dan aktiva
tetap dan biasanya rasio ini dinyatakan dengan desimal. Rumus untuk
mencari fixed assets turnover dapat digunakan sebagai berikut:
Sales
¿ AssesTurnover= Assets ¿
Total ¿
e. Asset Turnover :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur penggunaan semua
aktiva perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva dan biasanya rasio ini
dinyatakan dengan desimal. Rumus untuk mencari asset turnover
sebagai berikut:
Sales
Asset Turnover=
Total Assets

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)


Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan per
usahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Rasio ini terdiri dari:
a. Profit Margin (Profit Margin on Sales) :

xxvi
Rasio ini diukur antara profit margin dan penjualan, dan diukur dalam
persentase. Rumus untuk mencari profit margin sebagai berikut:

Net Profit After Tax


Net Profit Margin=
Net sales

b. Retum on Investment (ROI) : merupakan rasio yang menunjukkan


hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan
atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rumus untuk mencari
return on investment dapat digunakan sebagai berikut:

Net Profit After Tax


Returnon investment =
Total asset

c. Return on Equity (ROE) : Return on equity atau rentabilitas modal


sendiri merupakan rasto un tuk mengukur laba bersih sesudah pajak
dengan modal sendiri. Rumus untuk mencari return on equity dapat
digunakan sebagai berikut :

Net Profit After Tax


Returnon Investment =
Equity

xxvii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan
dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat
penting untuk diteliti kelayakanya.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Dalam menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan juga manfaat yang akan
diharapkan dapat dengan membandingkan antara pengeluaran maupun pendapatan.
Untuk menghitung keseluruhan dana yang dipakai, rincian dari analisis biaya dari
sumber pembelanjaan dapat ditentukan oleh biaya utang, biaya modal sendiri dan juga
biaya laba yang ditahan.
B. Saran
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diperlukan dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, dan diharapkan juga bahwa jangan hanya berfokus pada

xxviii
materi ini saja tetapi telusuri lebih dalam tentang aspek keuangan study kelakayakan
bisnis melalui referensi-referensi lain yang dapat membatu meningkatkan pengetahuan
kita tentang aspek keuangan karena dalam penulisan makalah ini penulis menyadari
bahwa materi tentang aspek keuangan masih sangat terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.
Kasmir, S.E., M.M., Jakfar, S.E., M.M,. (2012). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP.

xxix

Anda mungkin juga menyukai