Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan

Dosen Pengampu :
Daniel Nababan S.E., MACC.

Disusun oleh :
Mega Refiyani
NPM 0119101194

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
202

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Sistem Akuntansi Aset
Tetap”. Ini ditujukan sebagai syarat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Pemerintahan.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan proposal penelitian ini, penulis


telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dorongan dan bantuan baik secara
moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Daniel Nababan S.E., MACC. selaku dosen dan
kedua orang tua yang sudah membantu memberikan dorongan bagi penulis.

Bandung, 13 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………i

Kata Pengantar………………………………………………………………………..ii

Daftar Isi.............……………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..……1

1.1.Latar Belakang………………………………………………………….…………1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….......……….1

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...2

2.1 Pengertian Aset Tetap ………..………………………………………………….. 2

2.2 Klasifikasi Aset Tetap………..………………………………………………….. .2

2.3 Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.…………………………………………..2

2.4 Pengeluaran-Pengeluaran Modal dan Pendapatan ………………………………..3

BAB III PENUTUPAN..................................................................…………………..14

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan
dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan. untuk digunakan (bukan barang dagangan), digunakan dalam
operasi perusahaan yang utama (bukan investasi jangka panjang), Dimiliki
untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan
(bukan perlengkapan) Memiliki nilai yang relatif tinggi, Dikarenakan
memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan menjadi alat
utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam aset tetap
(Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang. Umumnya aset
tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu: Tanah, seperti tanah yang
digunakan sebagai tempat berdirinya gedung perusahaan. Perbaikan Tanah,
seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun perusahaan, tempat
parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah. Gedung, seperti gedung yang
digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan gudang. Peralatan, seperti peralatan
kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan meubel.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akuntansi Asset Tetap ?
2. Bagaimana Klasifikasi Asset Tetap ?
3. Bagaimana Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Pengertian Akuntansi Asset Tetap.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Asset Tetap.
3. Untuk Mengetahui Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan
dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan. Karakteristik aset tetap sebagai berikut:1
1.   Dimiliki perusahaan untuk digunakan (bukan barang dagangan)
2.   Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama (bukan
investasi jangka panjang)
3.   Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus
operasi perusahaan (bukan perlengkapan)
4.   Memiliki nilai yang relatif tinggi
Dikarenakan memiliki nilai yang tinggi, penggunaan yang relatif lama dan
menjadi alat utama perusahaan menghasilkan revenue, maka investasi dalam
aset tetap (Capital Budgeting) harus diperhitungkan dengan matang.2

2.2 Klasifikasi Aset Tetap


Umumnya aset tetap dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1.   Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung
perusahaan.
2.   Perbaikan Tanah, seperti jalan diseputar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.
3.   Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan
gudang.
4.   Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin,
kendaraan, dan meubel.

2.3 Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap


Dari beragam aset tetap berujud, untuk tujuan akuntansi dilakukan
pengelompokkan sbb:

5
1.  Aset tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah untuk lokasi
perusahaan, pertanian, dan peternakan.
2.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aset yang sejenis, misalnya gedung
dan peralatan.
3.  Aset tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aset yang sejenis, seperti
sumber-sumber alam misalnya tambang dan hutan.

2.4 Pengeluaran-Pengeluaran Modal Dan Pendapatan


Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan
dengan perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.   Capital expenditure/pengeluaran modal
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat
yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi dan akan dicatat
dalam rekening aset (dikapitalisasi).3
2.   Revenue expenditure/pengeluaran pendapatan
Merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat
yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan
dan dicatat dalam rekening biaya.4
Cara-Cara Perolehan Aset Tetap
1.   Pembelian Tunai
2.   Pembelian Angsuran
3.   Ditukar dengan Surat-surat Berharga
4.   Ditukar dengan Aset Tetap yang Lain
1.   Pertukaran aset tetap yang tidak sejenis
2.   Pertukaran aset tetap yang sejenis
5.   Diperoleh dari Hadiah/Donasi
6.   Aset yang Dibuat Sendiri

3
Horngren, Charles T, Akuntansi di Indonesia, (Jakarta : Salemba Empat, 2004), hlm. 77.
4
Hadibroto, Dasar-Dasar Akuntansi, (Jakarta : LP3ES, 2009), hlm. 19.

6
ASET YANG DIPEROLEH DARI PERTUKARAN DENGAN SURAT
BERHARGA
Ilustrasi PT XYZ menukar sebuah gedung dengan 10.000 lembar saham biasa,
nominal @ Rp10.000,00. Pada saat pertukaran harga pasar saham per lembar adalah
Rp11.000,00. Pertukaran ini dicatat dengan jurnal:
Gedung Rp110.000.000,00
Modal Saham Biasa Rp100.000.000,00
Agio Saham 10.000.000,00

ASET YANG DIPEROLEH DARI HADIAH/DONASI


Pencatatannya dapat menyimpang dari harga perolehan karena harga perolehannya
relatif kecil.
Ilustrasi PT ALIT menerima hadiah berupa tanah dan gedung yang masing-masing
dinilai Rp60.000.000,00 dan Rp40.000.000,00. Pencatatannya adalah:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal - Hadiah Rp100.000.000,00
Apabila dalam penerimaan hadiah tersebut, PT ALIT mengeluarkan biaya sebesar
Rp5.000.000,00. Maka pencatatan penerimaan hadiah tersebut:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah Rp95.000.000,00
Kas 5.000.000,00
Apabila donasi yang diterima itu belum pasti akan menjadi milik perusahaan (karena
tergantung pada terlaksananya perjanjian) maka aset dan modal dicatat sebagai
elemen yang belum pasti (contingent). Apabila hak atas aset tersebut sudah diterima,
maka barulah contingent assets tersebut dicatat sebagai aset.
Ilustrasi Jika pada kasus PT ALIT di atas, hak atas tanah baru akan diserahkan 2
tahun kemudian maka jurnal yang dibuat adalah
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah Rp100.000.000,00

7
Ketika hak atas sudah diterima, dikeluarkan biaya sebesar Rp5.000.000,00. Jurnal:
Tanah Rp60.000.000,00
Gedung 40.000.000,00
Modal yang Belum Pasti - Hadiah 100.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Tanah Rp60.000.000,00
Aset yang Belum Pasti - Gedung 40.000.000,00
Modal – Hadiah 95.000.000,00
Kas 5.000.000,00

Apabila hadiah yang belum pasti tersebut berupa aset yang didepresiasi, maka
perhitungan depresiasi dimulai sejak aset tersebut diterima sebagai hadiah yang belum
pasti.
Konsep Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap
adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;


b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan; serta
d. nilainya cukup besar.

Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan,
seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi perusahaan. Mobil yang
dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual kembali. Apabila untuk dijual
kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil, maka mobil dalam hal ini termasuk
kelompok persediaan. Selain itu nilainya cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan
yang nilainya relative kecil, seperti sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap.5

Biaya Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap samapi tiba di tempat
dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aset

5
Bakri,   Aswan, Prinsip – Prinsip Akuntansi, ( Bandung : IFI Press, 2007), hlm. 53.

8
yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak terbatas
pada harga belinya saja.
Berikut adalah contoh biaya perolehan tanah.

 Harga beli tanah Rp 100.000.000,-


 Biaya pembuatan akta jual beli tanah Rp     7.500.000,-
 Biaya balik nama ke perusahaan Rp     2.500.000,-
 Biaya pengurugan tanah Rp   10.000.000,-
 Biaya perataan tanah sampai siap Rp   15.000.000,-
bangun
JUMLAH Rp 135.000.000,-

Berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan di atas, maka biaya perolehan untuk
tanah adalah Rp 147.500.000,-. Sementara untuk mesin (peralatan) biaya perolehan
dapat terdiri dari harga beli, biaya kirim, biaya instalasi (pemasangan), biaya training
untuk operator, dan biaya set up.
Perolehan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara. Biasanya melalui
pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian dengan angsuran maupun leasing.
Penyusutan
Semua jenis aset tetap, kecuali tanah, akan makin berkurang kemampuannya
untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa factor yang
mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah karena pemakaian, keausan,
ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan ketetinggalan
teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aset tetap yang
bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai
aset tetap berwujud disebut penyusutan (depresiasi / depreciation).  Penyusutan dapat
dihitung tiap-tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun.
Terdapat beberapa metode untuk menghitung penyusutan aset tetap berwujud.
Ada dua factor yang mempengaruhi besarnya penyusutan, yaitu
a)      Nilai aset tetap yang digunakan dalam perhitungan pernyusutan (dasar penyusutan),
dapat berupa harga perolehan atau nilai buku.

9
b)      Taksiran manfaat, mencerminkan besarnya kapasitas / manfaat aset tetap selama
dipakai. Taksiran ini dapat dinyatakan dalam lamanya jangka waktu pemakaian atau
kapasitas produksi yang dihasilkan. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat
dinyatakan dalam tarif penyusutan.
Dari uraian di atas, maka secara umum penyusutan aset tetap dapat dihitung dengan
rumus:

Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar


Penyusutan

Berikut adalah metode yang lazim digunakan untuk penyusutan aset tetap.

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap
tahun sepanjang umur manfaat suatu aset tetap. Rumus yang digunakan untuk
menghitung biaya penyusutan per tahun dengan metode ini adalah:

Harga Perolehan Aset Tetap - Nilai Sisa


Biaya Penyusutan = ---------------------------------------------------------
Umur Ekonomis

 Sebagai contoh, asumsikan bahwa biaya akuisisi aset tetap adalah Rp 24.000.000,-,
dimana estimasi nilai sisa adalah Rp 2.000.000,- dan manfaat ekonomisnya 5 tahun.
Penyusutan tahunan aset tersebut dihitung sebagai berikut:

Rp 24.000.000 -  Rp 2.000.000
-------------------------------------- = Rp 4.400.000,- penyusutan per tahun.
                        5 tahun
Jika suatu aset tidak digunakan setahun penuh, maka penyusutan tahunannya
disesuaikan menurut lamanya pemakaian. Mislkan aset tetap di atas digunakan mulai
1 Oktober, sedangkan akhir tahun fiskal adalah 31 Desember. Maka penyusutan untuk
tahun pertama adalah Rp 1.100.000,- (Rp 4.400.000,- x 3/12).

10
Untuk kemudahan penerapan meted garis lurus,, penyusutan tahunan bisa
dikonversi ke persentase biaya yang dapat disusutkan. Persentase ini ditentukan
dengan membagi 100% dengan lamanya umur manfaaat. Sebagai contoh, jika umur
manfaatnya 20 tahun, maka persentase penyusutan tahunannya adalah 5% (100%
dibagi 20). Jika umur manfaatnya 8 tahun maka persentase beban penyusutan
tahunannya adalah 12,5% (100% dibagi 8). Dengan demikian pada contoh di atas,
biaya penyusutan di atas dapat dihitung dari Rp 22.000.000 dikali 20% (100%/5).
Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Mtode ini
menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aset dan
pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari period eke periode.

2. Metode Unit Produksi (Unit Production Method)

Jika tingkat pemanfaatan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun, dan lamanya umur
ekonomis berkaitan erat  dengan tingkat pemakaian, maka metode unit produksi lebih
tepat dipakai daripada metode garis lurus. Karena, metode unit produksi mampu
membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait.
Metode Unit Produksi (Unit Production Method) menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang
digunakan oleh aset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aset diekspresikan
dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan
untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalikan penyusutan
per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.
Sebagai contoh asumsikan bahwa sebuah mesin dengan harga perolehan Rp
240.000.000,- dan prediksi nilai sia Rp 20.000.000,- diperkirakan memiliki umur
manfaat 10.000 jam operasi. Dari data tersebut maka penyusutan per jam diitung
sebagai berikut:

Rp 240.000.000 – Rp 20.000.000
---------------------------------------- = Rp 22.000.000,- penyusutan per jam
            10.000 jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun,
maka penyusutan tahun tersebut adalah Rp 46.200.000 ( Rp 22.000.000 x 2.100 jam).

11
3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Metode saldo menurun menghasilkan beban periodic yang terus menurun
sepanjang estimasi umur manfaat aset. Untuk menerapkan metode ini, tariff
penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Sebagai contoh
tariff penyusutan saldo menurun atas suatu aset yang memiliki estimasi umur manfaat
5 tahun adalah 40% yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% / 5).
Untuk tahun pertama, biaya aset dikalikan dengan tariff saldo menurun. Setelah tahun
pertama,  nilai buku (book value) yang menurun (biaya dikurangi akumulasi
penyusutan) dikalikan dengan tariff yang dimaksud. Sebagai contoh, penyusutan
saldo menurun tahunan atas suatu aset yang memiliki umur manfaat 5 tahunan dan
biaya $24.000 dikperlihatkan berikut ini:

Akumulasi Nilai Nilai


Harga
Tahu Penyusuta Buku Tari Penyusuta Buku
Peroleha
n n Awal Awal f n Tahunan Akhir
n
Tahun Tahun Tahun
$24,000.0 $14,400.0
1 $24,000 0 X 40% $9,600.00
0 0
2 $24,000 $9,600.00 14,400.00 X 40% 5,760.00 $8,640.00
3 $24,000 15,360.00 8,640.00 X 40% 3,456.00 $5,184.00
4 $24,000 18,816.00 5,184.00 X 40% 2,073.60 $3,110.40
5 $24,000 20,889.60 3,110.40 X - 1,110.40 $2,000.00

Perhatikan bahwa pada saat perusahaan menggunakan metode saldo menurun,


estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam penentuan tariff penyusutan. Nilai sisa
juga diabaikan dalam penghitungan periode penyusutan. Namun aset tidak boleh
disusutkan melampaui estimasi nilai sisa. Dalam contoh di atas,estimasi nilai sisa
adalah $2,000. Jadi penyusutan tahun ke-5 adalah $1,110.40 yaitu $3,110.40
dikurangi $2,000, bukan $1,244.16 yaitu dari 40% x $3,110.40.
Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

12
Setelah perolehan, masih terdapat biaya-biaya yang muncul selama
penggunaan aset tetap. Misalnya biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan
(additions), penggantian (replacements) atau perbaikan (repairs). Pada dasarnya
pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap setelah perolehan dapat dikategorikan
menjadi pengeluaran modal (capital expenditures) dan pegeluaran pendapatan
(revenue expenditures).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai
aset (dikapitalisasi). Pengeluaran jenis ini akan mendatangkan manfaat lebih dari satu
periode akuntansi, akan menambah efisiensi aset tetap, memperpanjang masa manfaat
atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi. Yang termasuk dalam pengeluaran
modal adalah penambahan AC pada mobil, penambahan teras pada gedung,
penggantian generator pada sebuah mesin, perbaikan besar-besaran (overhaul).
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya
mendatangkan manfaat untuk tahun di mana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh
karena itu pengeluaran ini dicatat sebagai beban. Contohnya adalah pemeliharaan dan
perbaikan rutin sebuah mesin. Beban pemeliharaan dilakukan agar aset tetap selalu
berada dalam keadaan baik. Sementara beban perbaikan dikeluarkan agar mesin tetap
dalam keadaan baik hingga dapat beroperasi secara optimal.
                                                                                                           
Pengakuan Transaksi Aset Tetap
Aset tetap diakui oleh perusahaan apabila telah dilakukan transaksi pembelian
aset tetap yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur pengakuan
aset tetap akan melibatkan dua fungsi, yaitu:

a. Fungsi Pembelian, bertanggung jawab terhadap proses pembelian aset tetap


yang dibutuhkan oleh perusahaan, mulai dari jenis aset tetap, spesifikasi teknis
aset tetap, harga beli aset tetap, biaya-biaya lain yang mugkin muncul sempai
aset tetap tersebut siap digunakan.
b.  Fungsi Akuntansi, bertanggung jawab terhadap pencatatan transaksi
pembelian aset tetap, mulai dari nilai aset tetapnya sampai dapat
ditentukannya biaya perolehan aktvia tetap yang bersangkutan. Selain itu
fungsi akuntansi juga harus menghitung beban penyusutan setiap periodenya
sesuai dengan metode penyusutan yang ditetapkan.

13
Akuntansi Aset Tetap
Proses akuntansi untuk aset tetap dimulai pada saat pembelian (perolehan) aset
tetap. Selama aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan, harus dilakukan
perhitungan beban penyusutan setiap periode, biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan atau perbaikan aset tetap, penjualan aset tetap, penukaran sampai aset tetap
tersebut habis umur ekonomisnya. 
Perlakuan disini merupakan penetapan transaksi aset tetap yang telah diakui ke
dalam akun-akun yang menampung mutasi, yaitu terdiri dari:
a. Aset Tetap (Fixed Asset) merupakan akun yang menampung nilai perolehan
aset tetap yang telah diakui.
b. Akumulasi  Penyusutan Aset Tetap (Accumulation of Depreciated of Fixed
Asset) merupakan akun yang menampung jumlah akumulasi penyusutan aset
tetap.
c. Beban Depresiasi Penyusutan Aset Tetap (Accumulated of Depreciation
Expenses) merupakan akun yan menampung beban periodic penyusutan aset
tetap yang telah dihitung sesuai dengan metode dan aturan yang ditetapkan.

Penetapan Aset Tetap


Nilai aset tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Tetapi bila manfaat ekonomi dari suatu aset tetap tidak
lagi sebesar nilai bukunya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang
sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset
tersebut dicatat sebagai kerugian.
Bila selama pemakaian aset tersebut menyerap biaya-biaya yang dapat
dikategorikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure), maka pengeluaran
tersebut akan menambah nilai aset yang bersangkutan. Sementara untuk
penyusutannya haruslah ditetapkan. Apakah memperpanjang umur ekonomisnya atau
menambah kapasitas produksi. Jika menambah umur ekonomis, maka dalam
perhitungan penyusutan umur ekonomisnya haruslah diperhitungkan.

Pelaporan Aset Tetap


Aset tetap dilaporkan dalam neraca. Aset tetap harus dirindi menurut jenisnya,
seperti misalnya tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lain.
Akumulasi disajikan sebagai pengurang terhadap aset tetap, baik secara sendiri-

14
sendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan. Apabila di neraca akumulasi
penyusutan dikurangkan secara keseluruhan, maka dalam catatan atas laporan
keuangan perlu dibuatkan rincian harga perolehan masing-masing jenis aset serta
masing-masing penyusutannya. Metode penyusutan yang dianut oleh perusahaan serta
taksiran masa manfaat, perlu dijelaskan dalam laporan keuangan.
Akun aset tetap di buku besar perlu dibuatkan rinciannya   dalam buku aset
tetap (fixed assets subsidiary ledger) . Buku tambahan ini merinci aset di buku besar
menurut jenisnya. Untuk setiap aset tetap dibuatkan kartu tersendiri. Dari kartu-kartu
aset tetap ini, pada saat tertentu dapat dibuatkan dafta rincian aset tetap. Berikut
contoh kartu aset tetap.

Nama :Mobil, sedan NomorAkun :123-44


AsetTetap ToyotaCorolla,
1982
Seri Nomor : B-1907-HA Akun Buku :Kendaraan
Besar
Dibeli dari :Astra Motor Harga :Rp10.000
Perolehan
Penanggung :Bambang ST TaksiranUmur :5 tahun
jawab
Tanggal :2-1-200A Nilai Sisa :0
diperoleh
Metode :Garis Lurus
Penyusutan

Tanggal Keterangan Harga Akumulasi Nilai Buku


Perolehan Penyusutan
200A
Jan2 Pembelian 10,000,000 10,000,000
Des 31 Penyusutan 2,000 8,000,000
200B
Des 31 Penyusutan 2,000 6,000,000
200C
Des 31 Penyusutan 2,000 4,000,000
200D
Des 31 Penyusutan 2,000 2,000,000

15
2005
Jun 15 Perbaikan (1,750) 3,750,000

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 aset tetap
adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. masa manfaatnya lebih dari satu tahun;
b. digunakan dalam kegiatan perusahaan;
c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan; serta
d. nilainya cukup besar.
Contoh dari aset tetap adalah (mobil) kendaraan. Mobil mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, seperti mengirim barang ke pembeli, mobil inventaris direksi
perusahaan. Mobil yang dikategorikan sebagai aset tetap tidak untuk dijual
kembali. Apabila untuk dijual kembali, misalnya bagi perusahaan dealer mobil,
maka mobil dalam hal ini termasuk kelompok persediaan. Selain itu nilainya
cukup besar untuk sebuah aset. Peralatan yang nilainya relative kecil, seperti
sendok, piring, gelas, meskipun mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
tidak dikelompokkan ke dalam aset tetap
.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Dedi K, Tahap Pencatatan Akuntansi, (Jakarta : Insan Press,2007),


hlm. 120.
Jurnal Soemarso “ Asset Tetap , Mekanisma , Alur , dan Fungsiya Bagi
Perusahaan di Indonesia”.
https://www.bing.com/search?
q=makalah+sistem+akuntansi+aset+tetap&cvid=302cf58c3b4d4fecbd90e986dc1a237
5&aqs=edge..69i57.12155j0j4&FORM=ANAB01&PC=U531

18

Anda mungkin juga menyukai