Dosen Pengampu :
Daniel Nababan S.E., MACC.
Disusun oleh :
Mega Refiyani
NPM 0119101194
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Sistem Akuntansi
Pendapatan”. Ini ditujukan sebagai syarat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Pemerintahan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi………………………………………………………………… 3
2.2.1 Definisi……………………………………………………………….. 9
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 18
iii
Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pendapatan-LO diakui (tergantung mana yang lebih dahulu terjadi; penerimaan kas
atau hak tagih) (1) pada saat diterima (Paragraf 22) atau (2) pada saat timbulnya hak
atas pendapatan sesuai Paragraf 19 Lampiran 1.13 PSAP 12, pada saat hak menagih
pendapatan sesuai Paragraf 20 Lampiran 1.13 PSAP 12, karena itu pengakuan
akuntansi pendapatan berbasis penerimaan KUN/KUD merupakan penyimpangan
standar berbasis akrual paripurna.
PSAP pendapatan mendukung PSAP 13 vide Lampiran 1.13 PSAP 12, PP 71/2010
tentang Laporan Operasional (LO) untuk pengakuan, pengukuran, pencatatan dan
pelaporan pendapatan. Pendapatan berbasis akrual mendukung LO berbasis akrual,
karena itu pengakuan akuntansi pendapatan berbasis penerimaan KUN/KUD
merupakan penyimpangan dari standar berbasis akrual paripurna.
3. Bagaimana Dokumen Sumber yang digunakan SKPD dan PPKD dalam Akuntansi
Pendapatan?
v
4. Bagaimana Standar Jurnal Transaksi Pendapatan SKPD dan PPKD?
7. Bagaimana Dokumen Sumber yang diguanakan SKPD dan PPKD dalam Akuntansi
Belanja?
1.3 Tujuan
3. Untuk mengetahui bagaimana Dokumen Sumber yang digunakan SKPD dan PPKD
dalam Akuntansi Pendapatan?
8. Untuk mengetahui bagaimana Standar Jurnal Transaksi Belanja SKPD dan PPKD?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak
pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Dari kelompok pendapatan di atas, hanya Pendapatan Asli Daerah yang ada di
SKPD, sedangkan dua kelompok pendapatan lainnya hanya ada di PPKD. Rincian dari
kelompok PAD menurut kedua peraturan pemerintah tersebut, yaitu :
1
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah - Hasil pengelolaan kekayaan daerah
2
2.1.4 Standar Jurnal Transaksi Pendapatan
laan kekayaan daerah yang Cr. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dipisahkan.........................................................xx
Dr. RK-PPKDxx
Penyetoran Pendapatan Ke Kas Daerah
Cr. Kas di Bend Penerimaan/Bankxx
3
Dr. Pendapatanxx
Pengembalian kelebihan pendapatan
Cr. RK-PPKDxx
e. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas
pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan koreksi
atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya,
4
dicatat sebagai belanja tidak terduga (PP No. 24 thn 2005, dicatat sebagai pengurang
ekuitas dana lancar).
f. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan periode
berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
g. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
5
Dalam kondisi tertentu, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan pendapatan yang
harus dikembalikan ke pihak ketiga. Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya
berulang (recurring) baik yang terjadi di periode berjalan atau periode sebelumnya, dan
juga berlaku bagi pengembalian yang sifatnya tidak berulang tetapi terjadi dalam periode
berjalan. PPK-PPKD berdasarkan informasi transfer kas dari BUD mencatat transaksi
pengembalian kelebihan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Dr. RK-SKPDxx
Pengembalian kelebihan Pendapatan
Cr. Kas di Kas Daerahxx
Satker yang dicatat oleh PPK-PPKD
Dr. SiLPAxx
Pengembalian kelebihan Pendapatan,
Cr. Kas di Kas Daerahxx
bersifat tidak berulang (non recurring)
2.2.1 Definisi
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.”
6
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan
ekuitas dana pemerintah daerah. Kedua peraturan yang mengatur penausahaanm
belanja tersebut, mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda.
Perbedaan dimaksud semata-mata karena ada hal lain yang ingin dicakup dalam
Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sebagaimana diketahui Permendagri No. 13 Tahun 2006
merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah, yang mencakup mengenai perencanaan,
penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan pertanggungjawaban. Sebagai instrumen
penganggaran, beberapa informasi diperlukan diantaranya informasi pengendalian.yang dikaitkan
dengan konsep anggaran berbasis kinerja.
7
- Bunga - Belanja subsidi
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
Jaringan
8
b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja
modal.
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat
dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang
lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.
9
Dokumen Lampiran Dokumen
No. Transaksi Belanja
Sumber Sumber
Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi belanja di SKPD :
No. Transaksi Standar Jurnal
10
SKPD
Cr. RK-PPKD..................................................xx
Dalam hal terjadi pengembalian kas dari SP2D UP/TU dari SKPD ke BUD, maka
jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
4 Pengembalian kas SP2D Dr. RK-PPKD................................................xx
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK- SKPD juga
mengakui penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal :
....................................................... xx
11
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai
adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-SKPD tetap mencatat
belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat
potongan tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem
Akuntansi PPKD.
Cr. RK-PPKD..........................................................xx
Dalam kasus UP Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan
pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-
SKPD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai
berikut :
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja di catat sebagai pengurang belanja. PPK-SKPD mencatat transaksi pengembalian
belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
12
11 Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank......................xx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka
SKPD mencatat jurnal sebagai berikut :
berikutnya
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu dicatat
dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang lainnya untuk
mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal tersebut.
e. Transaksi belanja di PPKD dilakukan dengan dua ( 2 ) cara yaitu :
13
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa
penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui sebagai utang.
14
- Bukti potongan - SPD
- Bukti - Bukti tanda terima
pengeluaran barang/jasa
lainnya
- SP2D - SPM
- Bukti potongan - SPD
6 Pelunasan PFK
- Bukti - Berita acara serah
pengeluaran terima
lainnya
Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi belanja di PPKD :
No Transaksi Standar jurnal
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan
pajak), namun PPK-PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-
PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang, dengan jurnal sebagai
berikut :
16
10 Penerimaan Potongan Dr. Kas di Kasda/Bank...........................................xx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja di catat sebagai pengurang belanja. PPK-PPKD mencatat transaksi pengembalian
belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya, maka
SKPD mencatat jurnal sebagai berikut :
13 Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Kasda/Bank............................................xx
Belanja, diterima pada
Cr. Pendapatan lain-lain...........................................xx
periode
berikutnya
17
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
18
DAFTAR PUSTAKA
19