NPM : C11180062
Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) antara lain adalah:
a. Untuk membantu pengguna dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan
tujuannya, yaitu untuk:
1) Pengambilan keputusan investasi dan kredit
2) Menilai prospek arus kas
3) Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
b. Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan
keuangan
c. Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi oleh perbankan dalam menyusun laporan
keuangan
1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK), Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
2. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
3. Internat onal Account ng Standard (IAS)/Internat onal Financial Report ng Standards (IFRS).
4. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan.
5. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara dan standar
akuntansi negara lain.
Jika PSAK memberikan pilihan atas perlakuan akuntansi, maka diwajibkan untuk mengikut
ketentuan Bank Indonesia.
adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus
kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan juga disusun
dalam bahasa lain selain dari bahasa Indonesia, maka laporan keuangan dalam bahasa lain
tersebut harus memuat informasi dan waktu yang sama (tanggal posisi dan cakupan periode).
Selanjutnya, laporan keuangan dalam bahasa lain tersebut harus diterbitkan dalam waktu yang
sama dengan laporan keuangan dalam Bahasa Indonesia.
Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Apabila transaksi bank menggunakan mata
uang lain selain dari rupiah maka laporan tersebut harus dijabarkan dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan kurs laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
6. Kebijakan Akuntansi
Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan
dari suatu transaksi atau peristiwa, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk
memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
a. persyaratan dan pedoman PSAK yang mengatur hal-hal yang mirip dengan masalah terkait;
b. definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan dan beban yang
ditetapkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK);
dan
c. pernyataan yang dibuat oleh badan pembuat standar lain dan praktik industri yang lazim
sepanjang konsisten dengan huruf a dan b.
7. Penyajian
a. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
perubahan ekuitas, dan arus kas disertai pengungkapan yang diharuskan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
b. Aset disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas, sedangkan kewajiban
disajikan menurut urutan jatuh temponya.
c. Saldo transaksi sehubungan dengan kegiatan operasi normal bank, disajikan dan
diungkapkan secara terpisah antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa termasuk pihak-pihak terkait sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
d. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya yang
dikelompokkan secara berjenjang (multiple step) dari kegiatan utama bank dan kegiatan
lainnya.
e. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian
sesuai komponen utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan.
f. Dalam catatan atas laporan keuangan tidak diperkenankan menggunakan kata “sebagian
besar” untuk menggambarkan bagian dari suatu jumlah tetapi harus dinyatakan dalam
jumlah nominal atau persentase.
g. Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Perubahan estimasi akuntansi Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat
perubahan kondisi yang mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh
material dari perubahan yang terjadi baik pada periode berjalan maupun pada
periodeperiode berikutnya.
2) Perubahan kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila:
a) penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan
perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku; atau
b) diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian kejadian atau
transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan.