NIM : 19012030
Penyusunan Agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas
kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut
sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Isu kebijakan
(policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Penyusunan
agenda kebijakan harus dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga
keterlibatan stakeholder.
Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan
kebijakan yang ada.
Adopsi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara
akan mengikuti arahan pemerintah.
Implementasi Kebijakan
Dalam tahap implementasi kebijakan akan menemukan dampak dan kinerja dari kebijakan
tersebut. Disini akan ditemukan apakah kebijakan yang dibuat mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak.
Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau
penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini,
evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak
hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses
kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah
kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.
4. Jelaskan bagaimana menentukan prioritas masalah dengan metode delbeg ? adalah metoda
kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya
sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya
termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit tersebut.
Tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapainya kesejahteraan masyarakat melalui peraturan yang
dibuat oleh pemerintah. Tujuan kebijakan publik adalah dapat diperolehnya nilai-nilai oleh publik
baik yang bertalian dengan barang publik (public goods) maupun jasa publik (public service).
TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN MUTU Jawablah pertanyan di bawah ini
5. Jelaskan hubungan antara GKM dan TQC ? Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) adalah suatu sistem
yang memadukan pengembangan pemeliharaan, perbaikan mutu usaha untuk mencapai produksi
pada tingkat yang paling ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan (konsumen).
Dalam penerapannya, TQC membutuhkan partisipasi dari semua orang (karyawan) dan melibatkan
semua fungsi departemen yang ada di dalam suatu perusahaan atau disebut dengan Company Wide
Quality Control (pengendalian mutu perusahaan secara menyeluruh).
Dalam pelaksanaannya juga, program TQC dilandasi oleh beberapa hal, yaitu :
· People Building
Manusia sebagai subjek yang dinamis sehingga sangat penting adanya usaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada.
· Team Building
Adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil yang dinamis yang berupaya untuk menyelesaikan
masalah operasional di lokasi kerjanya masing-masing.
· Market in
Semua usaha atau langkah tindakan perlu mencerminkan kepuasan bagi pihak yang menggunakan
hasil kerja kita atau disebut dengan istilah yang populer yaitu the next process in our customer.
Semua masalah yang timbul jangan dihindari, justru masalah dijadikan suatu kesempatan untuk
melakukan suatu perbaikan (improvement).
GKM bisa dijadikan salah satu alat untuk menunjang penerapan TQC, karena pada dasarnya GKM
juga berangkat dari suatu kelompok karyawan yang mempunyai semangat yang besar untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di lokasi kerjanya, sehingga bisa dicapai suatu
perbaikan (improvement).
Tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah penerapan TQC tidak bisa dicapai hanya semata-mata
dengan membentuk GKM dalam suatu perusahaan. Adalah suatu anggapan yang keliru bahwa
perusahaan yang sudah melaksanakan GKM berarti sudah menerapkan TQC, karena GKM lebih
diarahkan untuk kelompok karyawan guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehari-
hari, sedangkan TQC adalah suatu program yang menyeluruh yang lebih luas cakupannya sehingga
perlu ditunjang juga dengan usaha (tindakan) yang lain selain membentuk dan mengaktifkan GKM.