Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MEKI PRANATA

NIM : 19012030

TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN Jawablah pertanyan di bawah ini

1. Jelaskan tahap perumusan masalah ?


- Melakukan identifikasi masalah
- Mengumpulkan data dalam cakupan masalah
- Memilah data untuk mencari korelasi, hubungan yang bermakna dan keteraturan
- Merumuskan hipotesis (suatu generalisasi) yang merupakan tebakan ilmiah yang
menjelaskan data data yang ada dan menyarankan langkah langkah berikutnya yang
harus dilakukan untuk penelitian yang lebih lanjut
- Menguji hipotesis secara setepat mungkin dengan cara mengumpulkan data data baru
- Melakukan konfirmasi, modifikasi ataupun menolak hipotesis apabila memperoleh
temuan temuan baru

2. Jelaskan 3 elemen dalam sistem kebijakan ?


Menurut Thomas R. Dye dalam Dunn (2000: 110) terdapat tiga elemen kebijakan yang
membentuk sistem kebijakan. Dye menggambarkan ketiga elemen kebijakan tersebut
sebagai kebijakan publik/public policy, pelaku kebijakan/policy stakeholders, dan lingkungan
kebijakan/policy environment.

3. Jelaskan tahapan proses kebijakan ?

 Penyusunan Agenda

Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas
kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut
sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik dipertarungkan. Isu kebijakan
(policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem). Penyusunan
agenda kebijakan harus dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, juga
keterlibatan stakeholder.

 Formulasi Kebijakan

Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan
kebijakan yang ada.

 Adopsi Kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika
tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara
akan mengikuti arahan pemerintah.

 Implementasi Kebijakan

Dalam tahap implementasi kebijakan akan menemukan dampak dan kinerja dari kebijakan
tersebut. Disini akan ditemukan apakah kebijakan yang dibuat mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak.

 Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau
penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini,
evaluasi dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak
hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses
kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-
masalah kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah
kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

4. Jelaskan bagaimana menentukan prioritas masalah dengan metode delbeg ? adalah metoda
kualitatif dimana prioritas masalah penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya
sekelompok pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan prioritasnya
termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit tersebut.

5. Jelaskan tujuan (kebijakan) policy ?

Tujuan kebijakan publik adalah dapat dicapainya kesejahteraan masyarakat melalui peraturan yang
dibuat oleh pemerintah. Tujuan kebijakan publik adalah dapat diperolehnya nilai-nilai oleh publik
baik yang bertalian dengan barang publik (public goods) maupun jasa publik (public service).
TUGAS INDIVIDU MANAJEMEN MUTU Jawablah pertanyan di bawah ini

1. Jelaskan 8 prinsip dalam perbaikan mutu ?

1. FOKUS PADA PELANGGAN (Customer Focus)


Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang & yang akan datang. Organisasi harus
memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.
 
2. KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi
terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
 
3. KETERLIBATAN ORANG (Involvement of people)
Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari suatu
organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan
mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
 
4. PENDEKATAN PROSES (Process Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-
sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin dan
peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan.
 
5. PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MANAJEMEN (System Approach to Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling berkaitan
sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi
dalam mencapai tujuan- tujuannya.
 
6. PENINGKATAN TERUS MENERUS (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu proses
sebagai suatu proses  yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektifitas
dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif,
menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin
suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
 
7. PENDEKATAN FAKTUAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN (Factual Approach to
Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan
informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah
kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
 
8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN (Mutually Beneficial
Supplier Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai
tambah.
2. Jelaskan tujuan umum gugus kendali mutu ? Tujuan GKM adalah untuk mendayagunakan seluruh
aset yang dimiliki perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna
meningkatkan mutu dalam arti luas.

3. Jelaskan bagaimana pemecahan masalah dalam gugus kendali mutu?

4. Jelaskan langkah-langkah dalam gugus kendali mutu ?

 Yang diangkat menjadi tema adalah masalah di tempat kerja, yaitu sesuatu


yang menyimpang dari norma seharusnya, misalnya ekses kelebihan
(penumpukan), atau kekurangan yang dirasakan, atau sesuatu ketegangan
yang harusnya tidak ada. Tema yang dipilih adalah yang dirasa penting dan
mendukung tercapainya sasaran kerja.
 Analisis situasi/memeriksa fakta tema.

 Pengumpulan data yang menyangkut tema. Bukan hanya kira-kira, tetapi


melalui benar-benar berasal dari fakta dalam rentang waktu tertentu,
seminggu atau sebulan atau setahun, menggunakan lembar periksa. Data
disusun dalam bagan kendali atau digolong-golongkan dalam suatu stratifikasi.
Dari situ dikenali masalah yang harus diperhatian.
 Mengenali sebab yang paling mungkin. Menyusun rencana penanggulangan

 Masalah yang ditemukan dalam langkah terdahulu dianalisis dengan sumbang


saran dan dipetakan menggunakan diagram tulang ikan, untuk melihat faktor-
faktor yang terkait di dalamnya.
 Implementasi rencana penanggulangan.

 Rencananya terdiri dari rencana penanggulangan sementara (darurat); dan


dilengkapi dengan tindakan pencegahan agar masalah tidak terjadi lagi di
kemudian hari.
 Pemeriksaan hasil penanggulangan.

 Diawali dengan presentasi rencana kepada pihak manajemen supaya diketahui


dan mendapat dukungan. Pelaksanaan dilakukan dengan konsisten, konkret
dan konsekuen.
 Tindakan perbaikan yang diakhiri dengan pembakuan proses.

 Setelah kurun waktu tertentu data hasil implementasi penanggulangan dan


pencegahan dibandingkan dengan data yang sudah dikumpulkan dalam
langkah 2. Apakah ada perkembangan perbaikan?
 Penentuan perbaikan selanjutnya.

 Jika ada sesuatu dari langkah penanggulangan yang diketahui perlu


disempurnakan, maka segera dilakukan perbaikan dalam kurun waktu
berikutnya. Setelah itu proses kerja dijadikan standar.
 Stratifikasi/Standardisasi dan perencanaan berikutnya
 Berdasarkan langkah 2, masalah yang sudah diketemukan dengan stratifikasi
namun tidak dipilih sebagai tema dalam paket yang lalu, kemudian dapat
ditentukan sebagai program perbaikan selanjutnya.

5. Jelaskan hubungan antara GKM dan TQC ? Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) adalah suatu sistem
yang memadukan pengembangan pemeliharaan, perbaikan mutu usaha untuk mencapai produksi
pada tingkat yang paling ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan (konsumen).

Dalam penerapannya, TQC membutuhkan partisipasi dari semua orang (karyawan) dan melibatkan
semua fungsi departemen yang ada di dalam suatu perusahaan atau disebut dengan Company Wide
Quality Control (pengendalian mutu perusahaan secara menyeluruh).

Dalam pelaksanaannya juga, program TQC dilandasi oleh beberapa hal, yaitu :

· People Building

Manusia sebagai subjek yang dinamis sehingga sangat penting adanya usaha untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada.

· Team Building

Adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil yang dinamis yang berupaya untuk menyelesaikan
masalah operasional di lokasi kerjanya masing-masing.

· Market in

Semua usaha atau langkah tindakan perlu mencerminkan kepuasan bagi pihak yang menggunakan
hasil kerja kita atau disebut dengan istilah yang populer yaitu the next process in our customer.

· Problem is Opportunity for Progress

Semua masalah yang timbul jangan dihindari, justru masalah dijadikan suatu kesempatan untuk
melakukan suatu perbaikan (improvement).

GKM bisa dijadikan salah satu alat untuk menunjang penerapan TQC, karena pada dasarnya GKM
juga berangkat dari suatu kelompok karyawan yang mempunyai semangat yang besar untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di lokasi kerjanya, sehingga bisa dicapai suatu
perbaikan (improvement).

Tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah penerapan TQC tidak bisa dicapai hanya semata-mata
dengan membentuk GKM dalam suatu perusahaan. Adalah suatu anggapan yang keliru bahwa
perusahaan yang sudah melaksanakan GKM berarti sudah menerapkan TQC, karena GKM lebih
diarahkan untuk kelompok karyawan guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehari-
hari, sedangkan TQC adalah suatu program yang menyeluruh yang lebih luas cakupannya sehingga
perlu ditunjang juga dengan usaha (tindakan) yang lain selain membentuk dan mengaktifkan GKM.

Anda mungkin juga menyukai