Puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Tugas
Diskusi Dasar Kebijakan Kesehatan Mengenai Tahapan dalam Proses Perumusan Masalah”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kebijakan Kesehatan.
Kemudian kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Alvera Noviyani, S.
K. M., M. SC sebagai dosen Dasar Kebijakan Kesehatan di Universitas Sriwijaya yang telah
memberikan banyak sumbangsih dan bantuan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah
ini. Kami juga mengucapakan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
memberikan berbagai sumber dan ilmunya. Harapannya, semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang Dasar Kebijakan Kesehatan
terutama tentang topik yang dibahas.
Topik pembahasan pada makalah ini adalah tentang Dasar Kebijakan Kesehatan yang
berfokus pada Tugas Diskusi Mata Kuliah Dasar Kebijakan Kesehatan Mengenai Tahapan
dalam Proses Perumusan Kebijakan. Dengan pembahasan makalah ini, penulis lebih
memfokuskan tentang bagaimana tahapan dalam proses perumusan masalah. Makalah ini
disusun dengan berdasarkan refrensi-refrensi yang ada, yaitu dengan jurnal sebagai acuan
yang ilmiah. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan dan menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
I.3 Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
III.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
sistem politik)?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui tahapan proses perumusan kebijakan?
sistem politik)?
PEMBAHASAN
4. Model Sistem-Politik
Model ini menekankan pada peran sistem politik dalam perumusan kebijakan
publik. Sistem politik yang dimaksud adalah sistem politik yang berlaku di suatu
negara atau wilayah tertentu.
Neraca primer Jepang terkena dampak negatif karena pemerintah berulang kali
menambah kekurangan pendapatan dengan menerbitkan obligasi pemerintah.
Kebijakan penundaan ini dapat diterima ketika perekonomian sedang berkembang,
namun dapat menimbulkan masalah keuangan yang besar ketika perekonomian
menyusut dan angkatan kerja berkurang. Saat ini, seperempat dari total anggaran
nasional dihabiskan untuk pembayaran obligasi nasional, rasio terburuk terjadi di
antara negara-negara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan
(OECD).
2. Demografi
Menurut statistik resmi pada 1 Oktober 2017, jumlah penduduk Jepang adalah
127 juta jiwa, dimana 48,7% adalah laki-laki dan 51,3% adalah perempuan. Sejak
tahun 2010, jumlah penduduk mengalami penurunan sebesar 1,35 juta (−1,06%) .
3. Statistik Kesehatan
Sejak Perang Dunia II, status kesehatan Jepang meningkat drastis. Saat ini,
Jepang menduduki peringkat salah satu negara tersehat di dunia. Faktor-faktor yang
berkontribusi mencakup peningkatan kebersihan umum, sistem medis dan gizi, lebih
rendahnya insiden kecelakaan kekerasan dan fatal, dan iklim yang moderat. Selain itu,
tidak ada keraguan bahwa sistem asuransi kesehatan universal yang didirikan pada
tahun 1961 telah memainkan peran penting dalam peningkatan kesehatan.
Semua warga negara Jepang harus mengikuti skema asuransi kesehatan sesuai
dengan status pekerjaan, akomodasi, dan usia. Meskipun terdapat ribuan perusahaan
asuransi independen, mereka semua terintegrasi ke dalam kerangka kerja seragam
yang diamanatkan oleh pemerintah pusat. Sistem kesehatan Jepang didasarkan pada
penggantian biaya layanan berdasarkan jadwal tarif nasional yang seragam. Skema
asuransi kesehatan dikategorikan ke dalam tiga kelompok dasar menurut usia dan
status pekerjaan: skema Asuransi Kesehatan Karyawan (EHI) untuk karyawan dan
tanggungan mereka; skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi wiraswasta,
petani, pensiunan dan tanggungan mereka; dan Skema Perawatan Medis Tahap Akhir
untuk lansia.
5. Jadwal Tarif
Ada dua langkah untuk revisi jadwal biaya. Pada awalnya, kabinet perdana
menteri menetapkan tingkat perubahan total pengeluaran pengobatan. Setelah
menentukan bagian masing-masing sektor medis (misalnya dokter, dokter gigi,
apoteker), MHLW mengubah biaya untuk setiap prosedur berdasarkan hasil Survei
Kondisi Ekonomi dalam Pelayanan Kesehatan dan sesuai dengan negosiasi di
CSMIC. Seperti yang Ikegami dkk. ditunjukkan dalam studi mereka, sistem tarif
nasional memiliki dua tujuan . Pertama, mengontrol total pengeluaran. Kedua,
peraturan ini menetapkan biaya untuk prosedur tertentu sedemikian rupa sehingga
memberikan insentif kepada dokter untuk mengubah perilaku mereka. Misalnya,
jadwal tarif saat ini mencakup insentif untuk memberikan lebih banyak layanan
berbasis rumah. Metode pengendalian biaya yang tidak langsung namun telah
disesuaikan ini merupakan alat yang berguna bagi MHLW dalam mengubah kebijakan
kesehatan.
6. Sumber Daya Kesehatan dan Sistem Pemberian Layanan
Pada 30 Maret 2018 di Jepang terdapat 8.389 rumah sakit, 101.860 klinik, dan
68.756 klinik gigi. Lebih dari 80% adalah milik pribadi. Dibandingkan dengan
negara-negara OECD lainnya, Jepang memiliki kepadatan tempat tidur rumah sakit
per kapita yang lebih tinggi dan masa rawat inap yang lebih lama . Pada tahun 2014,
jumlah dokter, perawat, dan apoteker masing-masing berkisar 2,45, 11,61, dan 2,27
per seribu penduduk. Jepang juga memiliki jumlah dokter yang relatif sedikit dan
jumlah apoteker yang tinggi dibandingkan dengan Perancis, Jerman, Inggris, dan
Amerika Serikat.
Di Jepang, dokter dapat dengan bebas memilih lokasi untuk mendirikan klinik
dan pasien diperbolehkan mengakses tanpa batasan. Sebaliknya, pembuatan dan
perluasan tempat tidur rumah sakit telah diatur secara ketat berdasarkan Undang-
Undang Pelayanan Kesehatan sejak tahun 1985. Meskipun demikian, rumah sakit
diperbolehkan membeli peralatan apa pun dan membuka departemen khusus apa pun
7. Pengeluaran Medis
Pada tahun 2014, biaya layanan kesehatan bagi lansia mencapai US$1,085
miliar. Angka ini meningkat pesat dan kini mencapai 35,4% dari total belanja
kesehatan nasional.
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perumusan kebijakan publik melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari
identifikasi masalah hingga evaluasi dan penyusunan ulang kebijakan. Ada beberapa
model perumusan kebijakan. Selain itu, konteks kebijakan kesehatan di Jepang
dibahas menyeluruh terkait proses perumusan kebijakan publik dan konteks kebijakan
kesehatan di Jepang, termasuk tantangan dan keberhasilan yang dihadapi dalam
menjaga sistem kesehatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dachi, R. A. (2017). Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish (Grup
Penerbitan CV Budi Utama).
Budiyanti,Rani Tiyas. Ayun Sriatmi. Sutopo Patria Jati. (2020). Kebijakan Kesehatan: Implementasi
Kebijakan Kesehatan. Semarang: Undip Press.
Matsuda, S. (2019). Health Policy in Japan-Current Situation and Future Challenges. Journal Japan
Medical Association, 2(1),1-10.
DAFTAR PUSTAKA