Anda di halaman 1dari 14

MONITORING DAN EVALUASI

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA”

Dosen Pengampu: Fery Diantoro, M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 5 / PAI-H

1. Burhanuddin Abdullah (201200257)

2. Anggun Maghfiratul ula (201200235)

3. Ardita Novitasari (201200245)


4. Annis Nur Liala (201200240)
5. Dea Frescilia Ajeng Prastika (201200260)
6. Bilqis Hanifah (201200250)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, karena atas berkah dan limpahan rahmat serta nikmat
keimanan, keislaman, kesempatan dan kesehatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Pendidikan”
sebagai salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan.

Tidak lupa pula penulis ucapkan salam serta shalawat kepada junjungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi kita semua. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk mengetahui atau memahami tentang monitoring dan evaluasi kebijakan
pendidikan.

Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya untuk penulis. Kritik dan saran dari pembaca akan sangat berarti untuk perbaikan
dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini juga bisa menjadi motivator bagi
penulis untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik dan bermanfaat.

Ponorogo, 25 Agustus 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Pendidikan Nasional adalah sebuah sistem yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Seiring tuntutan pembaharuan pendidikan di Indonesia, kebijakan
pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Semenjak tahun 2003 telah diganti dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang
disahkan pada tanggal 11 Juni 2003. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia
keempat menyebutkan bahwa “mencerdaskan kehidupan bangsa,” dalam hal ini bangsa
mencakup seluruh warga negara Indonesia baik warga yang belajar di sekolah-sekolah negeri,
maupun yang belajar di sekolah swasta dalam hal ini kebijakan pendidikan merupakan bagian
dari kebijakan public.
Upaya “meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia membutuhkan kebijakan yang tepat
dari pemerintah, ini berarti pemunculan kebijakan itu harus dilandaskan pada orientasi tujuan
yang kuat’’ Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan tidak
hanya berbentuk undang-undang saja. Persoalan penting yang perlu disorot adalah apakah
kebijakan pendidikan itu dapat diimplementasikan dengan baik juga menghasilkan output yang
diharapkan, bahwa hasil akhir dari semua kebijakan itu sebagaimana yag telah ditentukan dalam
tujuan dari pendidikan itu .
Salah satu upaya untuk mengetahui seberapa tepat dan seberapa besar hasil yang
diupayakan oleh pemerintah itu maka perlu adanya kegiatan monitoring dan evaluasi dari
kebijakan pendidikan dari pemerintah itu.
Untuk lebih memahami tentang monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan itu, maka
di makalah ini akan dikupas tentang monitoring dan evaluasi pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian, tujuan, dan metode monitoring kebijakan pendidikan?


2. Bagaimana pengertian, tujuan, dan metode evaluasi kebijakan pendidikan?
3. Bagaimana karakteristik monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan?
4. Apa saja masalah-masalah dalam monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan metode monitoring kebijakan pendidikan.


2. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan metode evaluasi kebijakan pendidikan.
3. Untuk megetahui karakteristik monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam monitoring dan evaluasi kebijakan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MONITORING KEBIJAKAN PENDIDIKAN


1. Definisi Monitoring
Monitoring adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari satu kebijakan yang lebih terfokus pada kegiatan
yang sedang dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk
mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu. Tujuan monitoring
adalah mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan
dan prosedur yang telah disepakati. Secara prinsip, monitoring dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai
rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau keterlambatan maka segera
dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan target. Hasil monitoring
1
menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya.

Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada
perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam
memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan
program). Juga memberikan informasi kepada pengelola program apabila terjadi
hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.

2. Tujuan Monitoring

Tujuan Monitoring antara lain;

1. Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen yang efektif
dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan
2. Mengetahui bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan.
3. Mengetahui rencana pembelajaran yang dibuat dan kesesuaiannya dengan kurikulum.

1 Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM, Pedoman Monitoring dan Evaluasi,(Jakarta:2017), 9.


4. Memberikan masukan terhadap pengambilan keputusan berkaitan perlu atau tidaknya
inovasi dan revisi dalam kegiatan pembelajaran.

3. Metode Dalam Monitoring


Pendekatan pertama, dengan menganggap pendidikan dan investasi di bidang
sumberdaya manusia di anggap sebagai layaknya modal. Akibanya ukuran/nalisa yang
sering digunakan adalah penelitian tentang ektifitas biaya yang di keluarkan dan
penelitian lebih di konsentrasikan pada monitoring input dan juga monitoring output.

Pendekatan kedua, berdasarkan pada konsep bahwa kebutuhan dasar yang tidak
memerlukan justifikasi ekonomi. Melainkan melakukan evaluasi cenderung di fokuskan
pada efektifitas biaya untuk menyampaikan layanan dan kemudahan akses layanan
kepada kelompok target. Akibanya evaluasi sangat jarang di lakukan. Kedua pendekatan
ini serimg di sebut sebagai dorongan supplai (supply driven) artinya pemerintah ataupun
donator menentukan layanan dan kebutuhan dasar kepada kelompok sasaran.

Pendekatan ketiga, didasarkan pada opini bahwa bahwa tujuan utama dari
pembangunan sosial dan ekonomi adalah komunitas lokal atau kelompok untuk
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan. Pendekatan ini sering di gunakan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat. 2

4. Langkah-Langkah Monitoring

o Penentuan tujuan
o Penentuan target/kelompok sasaran
o Penentuan perencanaan kerja
o Penentuan criteria monitoring yang di pakai
o Pengumpulan data
o Analisis data
o Penulisan kesimpulan dan rekomendasi3

2 Carletto dan Morris. Designing Methods for the Monitoring And Household Food Security Rural
Development Projects, (Washington: IFPRI DC, 1999).

3 Winarno Surachmad, Evaluasi Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta, 2002), 206.


B. EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah tahapan dari kebijakan publik merupakan upaya


dalam mendeskripsikan antara penerapan kebijakan dan hasilnya, sehingga sumber utama
evaluasi kebijakan yakni implementasi kebijakan. Evaluasi kebijakan mampu
memberikan informasi terkait tentang kinerja suatu kebijakan, khususnya pada tahapan
implementasi kebijakan.

Evaluasi kebijakan merupakan hal yang sangat penting guna menilai keberhasilan
kebijakan. Tahapan evaluasi kebijakan secara khusus merupakan upaya organisasi
pemerintahan dalam menilai kinerja dari pelaksanaan suatu kebijakan sehingga dapat
dikatakan berhasil atau gagal dalam memberikan dampak yang diinginkan oleh
pemerintah kepada masyarakat.

2. Tujuan Evaluasi

Tujuan dari evaluasi sebagai berikut :

a) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat


diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat
diketahui derajad diketahui berapa biaya dan manfaat suatu kebijakan.
c) Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan
evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau output
dari suatu kebijakan.
d) Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi
ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif
maupun negatif.
e) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan untuk
mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi,
dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian
target.
f) Sebagai bahan masukan (input) unutk kebijakan yang akan datang. Tujuan
akhir evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke
depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.4

3. Metode Dalam Evaluasi

a) Evaluasi Semu Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation) adalah pendekatan yang


menggunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi
yang valid dan dapat dipercaya menghasilkan kebijakan, tanpa berusaha
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap
individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari
evaluasi semu adalah bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan
sesuatu yang dapat terbukti sendiri (self evident) atau tidak kontroversial.
b) Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan menggunakan
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid
mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar
tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat
kebijakan dan administrator program. Asumsi utama dari evaluasi formal
adalah bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah merupakan
ukuran yang tepat untuk manfaat nilai kebijakan program. Dalam evaluasi
formal, analis menggunakan berbagai macam metode yang sama seperti yang
dipakai dalam evaluasi semu dan tujuannya adalah identik, yaitu untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai variasi-
variasi hasil kebijakan dan dampak yang dapat ditelusuri dari masukan (input)
dan proses kebijakan.
c) Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision Theoritic Evaluation) adalah
pendekatan yang menggunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan
informasi yang dipertanggungjawabkan dan valid mengenai hasil-hasil
kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.

4 Subarsono,A.G., Analisis kebijakan publik.(Yogyakarta: PustakaBelajar, 2008), 76.


4. Langkah-Langkah Evaluasi

o Analisis terhadap masalah


o Deskripsi dan standarisasi kegiatan
o Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
o Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan
tersebut atau karena penyebab yang lain dari beberapa indikator untuk
menentukan keberadaan suatu dampak.5

C. KARAKTERISTIK MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Monitoring dan evaluasi kebijakan pendidikan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus


b. Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program organisasi
c. Monitoring harus memberi manfaat baik
d. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi
e. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
f. Monitoring harus obyektif
g. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
Mengenai prinsip-prinsip evaluasi, dikemukakan ada 4 prinsip, yaitu:
a. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.
b. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus
dievaluasi
c. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
d. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang
seharusnya diukur.
Monitoring dan evaluasi kebijakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Basic Social Research ; yakni penelitian kebijakan harus dilaksanakan sesuai
dengan prosedur kerja ilmiah

5 Musriyadi dan Ketut, “Metode dan Evaluasi Diskusi”, (AGRISEP Maret2004), Vol 2, No. 2, 160-161.
b. Technical Social Research ; yakni penelitian kebijakan harus mampu
merumuskan kebijakan kebijakan strategis yang dapat dikembangkan instrumen-
instrumen teknisnya
c. Polcy Research ; harus menghasilkan kebijakan publik
d. Komprehensif ; yakni penelitian kebijakan harus menjangkau seluruh variabel
yang terkait dan relevan dengan persoalan yang sedang dikaji untuk dirumuskan
kebijakan penyelesaian.
Selain memiliki ciri-ciri umum, penelitian kebijakan juga memiliki ciri-ciri secara khusus
diantaranya adalah :
a. Memiliki fokus multidimensial. Penelitian kebijakan harus menjangkau seluruh
yang terkait dengan gagasan atau ide pengembangan sebagai upaya melakukan
perubahan perubahan pendidikan / sosial.
b. Bersifat induktif – empiric. Perumusan teori ( bahan kebijakan ) berbasis data
bukan berbasis teori.
c. Berorientasi kedepan dengan memperhatikan kejadian sebelumnya. Penelitian
kebijakan harus berorientasi ke masa depan (visioner). Penelitian kebijakan harus
mampu menjelaskan ramalan yang terukur dan meyakinkan seluruh pemangku
kepentingan. Penelitian kebijakan harus memiliki dealektika sejarah dengan
kejadian sebelumnya .
d. Berorientasi permintaan pemangku kepentingan. Penelitian kebijakan harus sesuai
dengan hasil penelitian terhadap kebutuhan dan permintaan target grup dari
kebijakannya.
e. Melahirkan rumusan yang meyakinkan dengan menjelaskan nilai lebih dari
kebijakannya itu sehinngga masyarakat bisa menerima karena rasionalismenya
bukan karena otoritarianisme kekuasaan.6

D. PROBLEM-PROBLEM DALAM MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN


PENDIDIKAN.

6 Arwildayanto, Analisis Kebijakan Pendidikan: Kajian Teoritis, Eksploratif, dan aplikatif, (Bandung;
Cendekia Press,2018), 22.
a. Kebijakan publik kadang tidak memiliki tujuan yang jelas, yang diakibatkan dari
pertimbangan politis. Ketidakjelasan tujuan meliputi: (1) tujuan yang tidak mungkin
dicapai; (2) tujuan yang kontradiktif; (3) tujuan yang terlalu sempit atau terlalu spesifik;
dan (4) tujuan antara atau tujuan sementara.
b. Pengukuran (measurement), menyangkut pada penggunaan konsep tertentu sebagai
suatu alat untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu program. Misalnya
persoalan efisiensi: perbandingan cost - benefit atau input – output, sangat sulit untuk
mengukur cost maupun benefit khususnya untuk persoalan sosial. Contoh lain persoalan
efektivitas: sulit dilihat khususnya yang menyangkut kualitasnya.
c. Kelompok sasaran (target groups), yang perlu diperhatikan adalah program meskipun
berdampak pada keseluruhan populasi sasaran, tetapi belum tentu memiliki dampak
terhadap kelompok sasaran. Seringkali terjadi justru bukan kelompok sasaran yang
memperoleh manfaat program tetapi kelompok lain dalam populasi tersebut, yang kadang
disebabkan bias birokrasi.
d. Sistem nilai yang berkembang di masyarakat. Seorang analis kebijakan terkadang sulit
untuk menterjemahkan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. Padahal
pertimbangan sistem nilai tidak dapat diabaikan dalam melakukan evaluasi kebijakan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Monitoring dan evaluasi merupakan serangkaian kegiatan dari kebijakan


pendidikan. Monitoring adalah proses menggali untuk mendapatkan informasi tentang
suatu sebab akibat kebijakan apakah kegiatan yang sedang berlangsung telah sesuai
dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati, metode pendekatan yang
digunakan pendekatan sumber daya manusia, kebutuhan dasar, dan opini. Langkah
monitoring diawali dari penentuan tujuan, target sasaran, perencanaan kerja, penentuan
criteria monitoring, pengumpulan data, analisis, penarikan kesimpulan dan rekomendasi.

. Evaluasi sebuah tahapan dari kebijakan publik merupakan upaya dalam


mendeskripsikan antara penerapan kebijakan dan hasilnya, sehingga sumber utama dari
evaluasi kebijakan yakni implementasi kebijakan. Metode dalam evaluasi ada dua,
metode formal dan semu. Langkah evaluasi yaitu analisis terhadap masalah, deskripsi dan
standarisasi kegiatan, pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi dan
menentukan keberadaan suatu dampak.

Monitoring memiliki karakteristik dalam pelaksanaannya, prinsip utama yakni


berorientasi pada aturan, tujuan serta obyektif. Kemudian pada proses evalusi prinsip
yang harus digunakan adalah obyektif, menyeluruh, dan sesuai kebenaran. Keduanya
memiliki ciri-ciri yaitu; harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur kerja ilmiah, mampu
merumuskan kebijakan strategis yang dapat dikembangkan instrumen-instrumen teknis,
dapat menghasilkan kebijakan public, mampu menjangkau seluruh variabel yang terkait
dan relevan dengan persoalan yang sedang dikaji untuk dirumuskan kebijakan
penyelesaian.

Problem-problem dalam monitoring dan evaluasi kebijakan antara lain; tujuan


yang kurang jelas, Pengukuran (measurement), menyangkut pada penggunaan konsep
tertentu sebagai suatu alat untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan suatu program,
kelompok sasaran sehingga kebijakan yang dibuat meiliki dampat terhadap kelompok
tersebut,, dan sistem yang berkembang di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Arwildayanto. Analisis Kebijakan Pendidikan: Kajian Teoritis, Eksploratif, dan aplikatif.
Bandung; Cendekia Press,2018.

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM. Pedoman Monitoring dan Evaluasi.


Jakarta:2017.

Ketut dan Musriyadi. “Metode dan Evaluasi Diskusi”. Vol 2. No. 2. AGRISEP Maret 2004. Vol
2. No. 2.

Morris dan Carletto. Designing Methods for the Monitoring And Household Food Security Rural
Development Projects, Washington: IFPRI DC, 1999.

Subarsono. Analisis kebijakan publik. Yogyakarta: PustakaBelajar, 2008.

Surachmad Winarno. Evaluasi Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai