Tentang
oleh:
Kelompok :IX
Febrina : 1814030009
Dosen Pembimbing:
Bashori, M. Pd. I
1441 H /2020 M
i
KATA PENGANTAR
Pemakalah berharap agar makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi
pembaca serta dapat menambah wawasan. Oleh karena itu, pemakalah sangat
menghargai saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan masalah………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………..11
B. Saran………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Sistem Pendidikan Nasional adalah sebuah sistem yang terpadu dari semua satuan dan
kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional. Seiring tuntutan pembaharuan pendidikan di
Indonesia, kebijakan pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan.
Semenjak tahun 2013 telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
yang disahkan pada tanggal 11 juni 2003. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 Alinea keempat menyebutkan bahwa “Mencerdaskan kehidupan bangsa”
dalam hal ini bangsa mencakup seluruh warga Indonesia baik warga yang belajar di
sekolah-sekolah negeri, maupun yang belajar di sekolah swasta dalam hal ini
kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik.
B.Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketaatan(compliance)
2 . Pemeriksaan(auditing)
3. Laporan(accounting)
4. Penjelasan(explanation)
1
Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebijakan Publik( Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.8
2
tujuan agar semua data masukan dan informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya
yang diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan
menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
semula.Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar proyek dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola proyek
pada setiap tingkatan. Umpan balik ini memungkinkan pemimpin proyek
menyempurnakan rencana operasional proyek dan mengambil tindakan korektif tepat
pada waktunya jika terjadi masalah dan hambatan(Deptan, 1989).
a. Compliance(kesesuaian/kepatuhan
b. Auditing (pemeriksaan)
c. Accounting (Akuntansi)
Menentukan perubahan sosial dan ekonomi apa saja yang terjadi setelah
implementasi sejumlah kebijakan publik dari waktu ke waktu.
d. Explanation (Penjelasan)
Monitoring berkaitan erat dengan evaluasi, karena evaluasi memerlukan hasil dari
monitoring yang digunakan dalam melihat kontribusi program yang berjalan untuk
dievaluasi.
3
Pengertian Evaluasi Kebijakan Pendidikan
Pengertian evaluasi jika dikerucutkan berhubungan dengan hasil informasi
mengenai nilai atau manfaat dari hasil kebijakan yang pada kenyataannya mempunyai
nilai.
Evaluasi adalah aktivitas untuk mengetahui sejauh mana suatu program telah
terlaksana atau belum terlaksana dan berhasil atau gagal sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak. Menurut Supandi, evaluasi merupakan upaya menganalisa
nilai-nilai dari fakta-fakta suatu kebijakan. Sehingga dalam hal ini tidak hanya
sekedar mengumpulkan fakta mengenai kebijakan, melainkan juga membuktikan
fakta-fakta tersebut mempunyai nilai atau tudak jika dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditentukan.
Jones mengartikan evaluasi kebijakan sebagai suatu kegiatan yang dirancang
untuk menilai hasil-hasil dari program pemerintah yang dengan objek, teknik
Menurut Anderson, evaluasi merupakan proses yang menetukan hasil yang telah
mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana untuk mencapai tujuan.
untuk menilai dan mengukur program dari semua aspek untuk mengetahui apakah
program tersebut sudah terlaksana atau belum, sesuai dengan perencanaan dan
4
kebijakan pendidikan merupakan pengukuran atau penilaian terhadap program
dilaksanakan.
diimplementasikan.
terhadap khalayak yang bermaksud dituju oleh kebijaksanaan, dan khalayak yang
7. Mengetahui apakah risiko-risiko yang telah diperhitungkan pada saat formulasi
5
B. Bentuk evaluasi kebijakan pendidikan
sudut tinjau . Ditinjau dari segi waktu mengevaluasi, evaluasi kebijakan dapat
keenam tahun kedua, repelita keenam tahun keempat, dan repelita keenam tahun
terakhir.
Ditinjau dari kriteria evaluasi, dibedakan atas dua golongan, ialah evaluasi
mengacu kepada yang sudah terstandar (standar criterian reference) dan kriterium
yang dibuat berdasarkan acuan norma (norm criterian reference). Yang pertama
bararti telah dibuat patokan seara nasional dan daerah-daerah yang melaksanakan
2
Ibid, hlm, 93
3
Ibid, hlm, 94
6
Ditinjau dari sasarannya, evaluasi kebijakan dapat dibedakan menjadi dua
macam, ialah evaluasi proses dan evaluasi dampak. Yang dimaksud dengan
waktu tertentu.
bukti yang bersifat anekdotal dan fragmentaris dan dipengaruhi oleh ideologi,
4
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin , Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hlm.30.
7
Daun (1981) menggolongkan evaluasi kebijakan menjadi tiga, yaitu evaluasi
didapatkan dalam evaluasi formal ini dilihat kesalihan dan keandalannya; dan
juga mempertimbangkan harga atau nilainya bagi mereka yang terlibat dalam
RIPKY HIDAYAT
Yang di maksud dengan karakteristik adalah ciri khusus yang dimiliki oleh
sesuatu. Oleh karena merupakan ciri khusus, maka ciri tersebut tak dimiliki oleh
sesuatu yang lain selain daripadanya. Dengan demikian, ciri khusus yang ada
5
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2003),hlm.8.
8
pada evaluasi kebijakan berbeda dengan ciri khusus yang ada pada evaluasi -
evaluasi lainnya.
1. Tidak bebas nilai.Yang dimaksud dengan tidak bebas nilai adalah, bahwa
evaluasi kebijaksanaan senantiasa menentukan harga dan nilai suatu
kebijaksanaan. Oleh karena masing-masing orang yang terlibat dalam proses
kebijaksanaan tersebut berbeda-beda orientasi nilainya, maka cara mengevaluasi
unsur-unsur yang dievaluasi, serta harga dari suatu kebijaksanaan dapat ditangkap
berbeda-beda oleh mereka
3. Berorientasi pada masa lalu dan masa kini.Orientasi kepada masa lalu
menunjukkan dengan jelas, bahwa yang dievaluasi adalah sesuatu yang telah
terjadi, dan bukan hal-hal yang masih belum terjadi, sesuatu yang telah
dilaksanakan dan bukan hal-hal yang belum dilaksanakan.Orientasi pada masa
kini juga menunjukkan dengan jelas, bahwa apa yang kini dilaksanakan
senantiasa diperhatikan dan bahkan menjadi pusat perhatian.
9
FEBRINA
6
Karti Soeharto, “Analisis Interpretasi Elit Indonesia Tentang Kebijakan Pendidikan”, Jurnal
Pendidikan dan pembelajaran: Kampus UNESA (Vol. 17,No.1,2010),hlm.70.
7
Sirozi, Muhammad. Politik kebijakan Pendidikan Di Indonesia: Peran tokoh-tokoh dalam
penyusunan UU No.2/1989(Jakarta:INIS, 2004), hlm.283.
10
4) Terkaitanya antara masalah satu dengan masalah lain.Sebagai contoh, sukar
memisahkan antara masalah kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan.
Sebab ,pada masyarakat yang bodoh dan terbelakang cenderung miskin, dan
sebaliknya pada masyarakat yang miskin juga cenderung bodoh dan terbelakang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monitoring kebijakan pendidikan adalah proses pemantauan untuk
mendapatkan informasi tentang pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan. Monitoring
merupakan pemantauan terhadap proses implementasi kebijakan apakah sesuai
11
dengan rencana atau tidak.Pemantauan terhadap perkembangan pelaksanaan
kebijakan dimulai dari program, proyek, maupun kegiatan yang sedang dilaksanakan
Evaluasi adalah aktivitas untuk mengetahui sejauh mana suatu program telah
terlaksana atau belum terlaksana dan berhasil atau gagal sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak. Menurut Supandi, evaluasi merupakan upaya menganalisa
nilai-nilai dari fakta-fakta suatu kebijakan. Sehingga dalam hal ini tidak hanya
sekedar mengumpulkan fakta mengenai kebijakan, melainkan juga membuktikan
fakta-fakta tersebut mempunyai nilai atau tudak jika dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditentukan.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna,
maka pemakalah sangat mengharapkan Kritik dan Saran dari pembaca untuk
lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Aminuddin Bakry. 2010.Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik. Jurnal
Medtek. 2(1): 1.
13