Anda di halaman 1dari 15

1

MODEL IMPLEMENTASI PENDEKATAN SISTEM DALAM PENDIDIKAN

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendekatan Sistem Dalam
Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Deden Makbulloh, M.Ag

Disusun Oleh:

Afrianto 2086131003

Riyan Cahya Ramenda 2083131036

Suratiman 2086131042

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

2021H/
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunan Makalah studi naskah pendidikan yang berjudul “Model Implementasi
Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan “ ini dapat di selesaikan. Makalah ini
merupakan wujud dari gagasan perlunya referensi untuk mata Pendekatan Sistem
Dalam Pendidikan. Kemudian makalah ini diintergrasikan dengan pemikiran-
pemikiran dari ahli lain dan konsep-konsep yang baru berkembang. Makalah ini
mendapat banyak tambahan materi yang disesuaikan dengan sistematiika pemikiran
dari sisi prosedur.

Akhirnya, Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua


pihak dan para pembaca, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
sehingga terdapat kesempurnaan pada makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan arti dalam pengembangan pendidikan yang akan datang. Amien.

Bandar Lampung, 07 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER………………………………………………….……………...i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI………….……………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..2

C. Tujuan…………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Implementasi Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan………………..4

B. Model Implementasi Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan…………………7

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nilai raport penyelenggaraan pendidikan di Indonesia hingga saat ini
masih sangat memprihatinkan. Meskipun masih ada negara-negara yang berada
di bawah kualitas pendidikan Indonesia, namun posisi itu hanya bersifat
sementara.Bisa jadi pada suatu saat nanti, jika tidak ada upaya yang sungguh-
sungguh untuk memperbaikinya, posisi kualitas pendidikan Indonesia akan
melorot pada level yang paling bawah dari negara-negara lain di dunia.
Deskripsi nyata mengenaimasih rendahnya kualitas pendidikan Indonesiabisa
didasarkan pada data yang dikeluarkan UNESCO tahun 2000, dimana Indeks
Pengembangan Manusia (IPM) Indonesia semakin menurun. Dari 174 negara,
ternyata Indonesia masih menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105
(1998) dan ke-109 (1999). Menurut hasil survey Politicaland Economic
RiskConsultant (PERC), kualitas pendidikan Indonesia pada tahun 2006 berada
pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.
Hasil survey pada tahun 2007, World. CompetitivenessYearBook
memaparkan bahwa daya saing pendidikan dari 55 negara yang disurvey,
Indonesia berada pada urutan 53. Pada tahun 2009, IPM Indonesia semakin
menurun yaitu berada pada peringkat 111. Menurut data versi Education for
All(EFA) Global MonitroringReport yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan
di New York pada Senin, 1/3/2011, Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia
juga menurun jika dibanding dari tahun 2010. Dari 127 negara yang disurvey,
tahun 2011 ini Indonesia berada pada urutan 69, sementara tahun 2010 masih
berada pada urutan ke 65.
Terlepas dari tingkatvaliditas dan reliabilitasdata di atas, yang jelas informasi
tersebut sangat bermanfaat bagi Bangsa Indonesia untuk menelaah kembali

1
2

penyelenggaraan pendidikan yang sudah berlangsung selama ini. Salah satu aspek
yang akan ditelaah dalam makalah ini ialah mengenai pendekatan sistem dalam
pendidikan di Indonesia. Aspek ini tergolong masih aktual dan masih menjadi
salah satu isu di dalam dunia. Melihat fenomena diatas menunjukkan perlu adanya
sistem yang baik untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Pemerintah dan
pihak terkait sangat berperan penting dan harus mempunyai trobosan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari implementasi pendekatan sistem dalam pendidikan?
2. Bagaimana model implementasi pendekatan sistem dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Guna mengetahui definisi dari implementasi pendekatan sistem dalam
pendidikan.
3. Guna mengetahui model implementasi pendekatan sistem dalam pendidikan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Implementasi Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan


1. Definisi Implementasi
Terdapat berbagai pendapat para ahli dan akademisi yang mengemukakan
tentang pengertian dari implementasi. Hal ini perlu dijelaskan agar pemahaman
tentang implementasi dapat disinkronisasikan dari konsep penelitian terhadap
suatu kebijakan atau peraturan perundangan-undangan yang menjadi fokus
utama dalam penelitian ini. Karena implementasi merupakan kegiatan yang
penting dari keseluruhan proses perencanaan kebijakan. Adapun pengertian
implementasi tersebut dapat dilihat dalam beberapa pendapat di bawah ini.
Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.
Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut
menjadi pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahanperubahan
besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya.
Implementasi pada hakikatnya juga merupakan upaya pemahaman apa yang
seharusnya terjadi setelah program dilaksanakan.

Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan


keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni:

1. Tahapan pengesahan peraturan perundangan.


2. Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana.
3. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan.
4. Dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki maupun tidak.
5. Dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana.
6. Upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.

3
4

Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal penting


yakni:
1. Penyiapan sumber daya, unit dan metode.
2. Penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima
dan dijalankan.
4. Penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin.

Implementasi menurut teori Jones (Mulyadi, 2015:45): “Those Activities


directed toward putting a program into effect” (proses mewujudkan program
hingga memperlihatkan hasilnya), sedangkan menurut Horn dan Meter:
“Those actions by public and private individual (or group) that are
achievement or objectives set forth in prior policy” (tindakan yang dilakukan
pemerintah). Jadi implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah suatu
kebijakan ditetapkan. Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan
dapat mencapai tujuannya.

Sedangkan Horn (Tahir, 2014:55), “mengartikan implementasi sebagai


tindakan-tindakan yang dilakukan oleh baik individu-individu/pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan”
Berdasarkan berbagai pendapat di atas tersebut dapat diketahui bahwa
pengertian implementasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan
kebijakan dan program-program yang akan diterapkan oleh suatu organisasi
atau institusi, khususnya yang berkaitan dengan institusi negara dan
menyertakan sarana dan prasarana untuk mendukung program-program yang
akan dijalankan tersebut.
5

2. Sistem Pendidikan
Menurut para ahli, sistem diartikan secara beragam. Menurut Ludwig Von
Bartalanfy, sistem adalah seperangkat unsur atau elemen yang saling terikat
dalam suatu antar relasi di antara unsur unsur tersebut dengan lingkungan.
AnatolRaporot mengartikan sistem itu sebagai suatu kumpulan dari kesatuan
dan perangkat hubungan antara satu sama lain. Sementara L. Ackof
mengartikan sistem sebagai satu kesatuan secara konseptual atau fisik yang
terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain
Adapun Tatang M. Amirin, menjelaskan pengertian sistem sebagai berikut:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk
suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan dan sama-
sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan serta berkaitan sesuai rencana untuk mencapai tujuan tertentu
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling terkait, memiliki
ketergantungan, dan saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan. Jika
simpulan arti sistem ini dikaitkan dengan pendidikan, maka bisa dirumuskan
bahwa sistem pendidikan adalah semua komponen yang berkaitansecara
terpadu dalam memberikan jaminan untukpenyelenggaraan pendidikan agar
tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai dengan maksimal.

B. Model Implementasi Pendekatan Sistem Dalam Pendidikan


Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tiga model implementasi
pendekatan sistem dalam pendidikan, yaitu:
6

1. Model Implementasi Generasi I (Top-Down),


Model top-down diartikan implementasi diawali oleh pemerintah yang harus
diikuti masyarakat. Model ini pada dasarnya mengikuti pendekatan preskriptif
yang menafsirkan kebijakan atau sebuah sistem dalam pendidikan sebagai input
dan implementasi sebagai faktor output. Karena penekanan mereka pada
keputusan pembuat kebijakan pusat, deLeon10 (2001, 2) menggambarkan
pendekatan top-down sebagai "mengendalikan fenomena elit". Yang dimaksud
fenomena elit, adalah apa yang terjadi/aktivitas pemerintah mempengaruhi
sebuah kebijakan atau sebuah sistem yang akan dibuat.
Model pendekatan implementasi yang dirumuskan Van Meter dan Van
Horn disebut dengan A Model of the Policy Implementation (1975)11. Proses
implementasi ini merupakan salah satu contoh contoh model Top-Down. Model
ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linear dari
keputusan politik, pelaksana dan kinerja kebijakan publik. Model ini
menjelaskan bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh beberapa variabel yang
Sali ng berkaitan, variable-variabel tersebut yaitu :
a. Ukuran dan Tujuan. Kinerja implementasi dapat diukur keberhasilannya jika
dan hanya ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosial-
budaya yang ada di level pelaksana. Jadi ukuran dan tujuan kebijakan itu
harus realistis dan sesuai sosial budaya menurut van metter dkk.
b. Sumber daya Keberhasilan proses implementasi sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya yang
dikelola meliputi manusia, alam, dan informasi.
c. Karakteristik Agen Pelaksana Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi
organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat
pengimplementasian akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang
7

tepat serta sesuai dengan para agen pelaksananya. Agen pelaksana tersebut
meliputi misalnya kementrian, dinas, dan lembaga-lembaga terkait.
d. Sikap/Kecenderungan (Disposition) para pelaksana.
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi. Jelas pada
model ini pelaksana sangat dominan peranannya. Sebuah sistem dalam
pendidikan akan tergantung pelaksana tesebut menerima atau tidak sebuah
rancangan kebijakan.
e. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana. Koordinasi
merupakan mekanisme yang ampuh dalam impelementasi sebuah sistem
dalam pendidikan. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-
pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, kesalahan kecil akan
terhindari jika berkoordinasi dengan baik.
2. Model Implementasi Generasi II (Bottom-Up)
Model Bottom-up penulis mengambil dari Elmore (dalam Tachjan) , yang
mengembangkan empat model organisasi yang menggambarkan sekumpulan
besar pemikiran mengenai masalah implementasi. Kebijakan model ini
biasanya diprakarsai oleh masyarakat, baik secara langsung maupun melalui
lembaga-lembaga nir laba kemasyarakatan (LSM).
Model-model tersebut sebagai berikut :
(a) The systems management model
(b) The organizational development model
(c) The bereaucratic process model
(d) The conflict and bargaining model.
8

Maksud dari model-model tersebut adalah sebagai berikut:

a. Model manajemen sistem-sistem, mencakup asumsi asumsi organisasi


terdiri dari mainstream, tradisi rasionalis dari analisis kebijakan.
Manajemen merupakan hal terpenting jika ingin sebuah sistem berhasil.
Dengan mengatur masyarakat dengan baik, artinya sistem pendidikan juga
bisa berhasil dengan baik.
b. Model proses birokrasi, menggambarkan pandangan sosiologis tentang
organisasi organisasi, dan sistem pemerintahan. Proses birokrasi juga bisa
melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung.
c. Model perkembangan organisasi, menggambarkan suatu kombinasi relatif
baru dari teori sosiologi dan psikologi yang memusatkan perhatian pada
konflik antara kebutuhan kebutuhan individu dengan permintaan-
permintaan atau tuntutan-tuntutan hidup organisasi.
d. Model konflik dan bargaining, membahas masalah bagaimana orang dengan
kepentingan-kepentingan berbeda bersatu dalam menyelesaikan tugas. Ini
dimulai dari anggapan bahwa konflik, yang muncul dari pengejaran
keuntungan relatif dalam hubungan bargaining, merupan ciri dominan dari
hidup organisasi tersebut.
3. Model Implementasi Generasi III (Hybrid)
Model hybrid biasa disebut juga model campuran. Artinya kolaborasi
pemerintah dan partisipatif masyarakat. Dalam model hybrid ini penulis
mengambil model dari Randall B. Ripley and Grace A. Franklin dalam bukunya
yang berjudul Policy Implementasi and Bureacracy, (1986 : 232-33) , menulis
tentang tiga konsep/variabel kesuksesan implementasi sambil menyatakan :
“the notion of success in implementation has no single widly accepted
definition. Different analists and different actors have very different
meanings in mind when they talk about or think about successful
9

implementation. There are three dominant ways of thinking about successful


implementation”

Selanjutnya model ini menjelaskan 3 variabel yang berkaitan, diantaranya

a. Tingkat kepatuhan pada ketentuan yang berkaitan,


Perspektif pertama (compliance perspective) memahami keberhasilan
implementasi sebagai kepatuhan para implementor dalam melaksanakan
sebuah sistem yang tertuang dalam dokumen (dalam bentuk undang-undang,
peraturan pemerintah, atau program.
b. Lancarnya pelaksanaan rutinitas fungsi
Bahwa keberhasilan implementasi ditandai dengan lancarnya rutinitas fungsi
dan tidak adanya masalah- masalah yang dihadapi.
c. Terwujudnya kinerja dan dampak yang dikehendaki.
Bahwa keberhasilan suatu implementasi mengacu dan mengarah pada
implementasi/pelaksanaan dan dampaknya (manfaat) yang dikehendaki dari
semua program-program yang dikehendaki.

Pendapat Ripley dan Franklin diatas menunjukkan bahwa keberhasilan


suatu implementasi akan ditentukan bagaimana tingkat kepatuhan, lancarnya
rutinitas fungsi lembaga , dan hasil kebijakan yang sesuai dengan rencana dari
kebijakan.
10
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Implementasi pendekatan sistem dalam pendidikan merupakan suatu
proses yang berkaitan dengan kebijakan dan program-program yang akan
diterapkan oleh suatu organisasi atau institusi, khususnya yang berkaitan
dengan institusi negara dan menyertakan sarana dan prasarana untuk
mendukung program-program yang akan dijalankan dalam sebuah sistem
pendidikan meliputi semua komponen yang berkaitan secara terpadu dalam
memberikan jaminan untuk penyelenggaraan pendidikan agar tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai dengan maksimal.
Terdapat tiga model implementasi pendekatan sistem dala pendidikan
yaitu; (1) Model top-down diartikan implementasi diawali oleh pemerintah
yang harus diikuti masyarakat. (2) Model Implementasi Generasi II (Bottom-
Up) yang mengembangkan empat model organisasi yang menggambarkan
sekumpulan besar pemikiran mengenai masalah implementasi. (3) Model
Implementasi Generasi III (Hybrid) Artinya kolaborasi pemerintah dan
partisipatif masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

A.Kaufman,Roger.Educational System Planning. New Jersey: Prentice-Hall, 1972.

Depdikbud.Pengembangan Kurikulum dan Sistem Instruksional. Jakarta: Dirjen

Dikti, 1984/1985.

Dinn Wahyudin, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

M.Amirin,Tatang.Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: Rajawali, 1992.

M.Arifin.Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

MadePidarta.LandasanKependidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Mudjia Rahardjo, Peringkat Pendidikan Indonesia Menurun, http://anan-

nur.blogspot.com, diakses tanggal 21 September 2017.

Tim Depdiknas, Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Dikti, 1982/83

Tachjan.2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI. Zauhar, Soesilo.

1996. Administrasi Publik. Malang: Universitas Negeri Malang

12

Anda mungkin juga menyukai