Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LANDASAN EKONOMI DALAM


PENDIDIKAN

Oleh :
MOH. ISHAK DJULIANTO
NIM : A2A 105085

Mata Kuliah : Landasan Pendidikan


Dosen : DR. H. Karyono Ibnu Ahmad

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 1


DAFTAR ISI

1. Pendahuluan

2. Fungsifungsi Ekonomi didalam Penyelenggaraan


Pendidikan

3. Fungsi Produksi dalam Pendidikan

4. Efisiensi dan Efektivitas didalam Penyelenggaraan


Pendidikan

5. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 2


1. Pendahuluan
Kegiataan ekonomi adalah bentuk aktifitas/kegiatan dan atau penanaman
modal/investasi yang diharapkan akan memberikan keuntungan yang paling banyak
dan memberikan kerugian yang paling sedikit, atau dengan kata lain kegiatan
ekonomi mempunyai prinsip pengeluaran paling sedikit dan pemasukan sebanyak
mungkin (prinsipprinsip ekonomi).
Kegiatan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Undangundang Republik
Indonesia No. : 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I : Ketentuan Umum,
pasal 1 dalam undang undang ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan poses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pada Bab II : Dasar, Fungsi dan Tujuan, pasal 3 yaitu Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka yang dinamakan usaha pendidikan
adalah melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi dan
teknik penilaiannya yang sesuai, sebagaimana ketentuan dalam Bab III : Prinsip
Penyelenggaraan Pendidikan, pada pasal 4 yaitu pendidikan diselenggarakan
sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna.
Satuan Pendidikan yang terdiri atas jalur pendidikan formal dan non formal,
diselenggarakan oleh perorangan atau lembaga bagi yang swasta dan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
Landasan ekonomi dalam pendidikan adalah fungsi fungsi ekonomi didalam
penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari fungsi produksi dalam pendidikan,
efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Peranan ekonomi
adalah satu hal yang cukup menentukan keberhasilan dari bidang pendidikan.
Adapun faktor yang paling menentukan dari bidang pendidikan adalah dedikasi,
keahlian dan ketrampilan dari pengelola pendidikan dan tenaga pendidik.

2. Fungsifungsi Ekonomi didalam Penyelenggaraan


Pendidikan

2.1.Perencanaan Pendidikan
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang terencana. Perencanaan pada
dasarnya adalah menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur bebagai sumber daya agar hasil yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin. Didalam perencanaan tiga kegiatan yang meskipun dapat

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 3


dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga
kegiatan tersebut adalah :
a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu.
c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.
Perencanaan yang baik hendaknya memperhatikan sifat sifat kondisi yang akan
datang, dimana keputusan dan tindakan efektif dilaksanakan. Itulah sebabnya
berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana jangka
pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menengah/sedang (5-10 tahun) dan
rencana jangka panjang (di atas 10 tahun).
Yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil
untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu
perencanaan) agar penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan
efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan relecan dengan
kebutuhan pembangunan. Dalam kaitan ini cara cara menyenggarakan pendidikan
baik yang bersifat formal, non formal, maupun informal merupakan kegiatan
komplementer didalam satu sistem pendidikan.
Model Perencanaan Pendidikan :
a. Model Perencanaan Komprehensif
Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan perubahan
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Disamping itu berfungsi
sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana rencana yang lebih
spesifik ke arah tujuan tujuan yang lebih luas.
b. Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam
persiapannya digenal (1) model untuk analisis demografis dan proyeksi
penduduk, (2) model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa
terdaftar) sekolah (3) model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.
c. Model Costing (Pembiayaan) dan Keefektivan Biaya
Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek proyek dalam
kriteria efisien dan efektivitas. Dengan model ini dapat diketahui proyek
yang paling fisibel dan memberikan satu perbandingan yang paling baik
diantara proyek proyek yang menjadi alternatif penanggulangan masalah
yang dihadapi. Penggunaan model ini dalam pendidikan itu tidak terlepas
pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah
pembiayaan. Dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses
pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan
benefit tertentu.
d. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system), dalam bahasa indonesia
adalah sistem perencanaan, penyusunan program dan penganggaran (SP4).
Model ini mempunyai arti bahwa perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tak terpisahkan satu
sama lainnnya. PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk
pengambilan keputusan yang lebih efektif . Beberapa ahli memberikan
pengertian (Kast dan Rosnzweig, 1979) bahwa PPBS merupakan suatu

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 4


pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan,
mengembangkan program program, untuk dicapai, menemukan besarnya
biaya dan alternatif dan menggunakan proses penganggaran yang
mencerminkan kegiatan program jangka panjang. PPBS (Harry J. Hartley,
1968) merupakan proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi
program budget sebagai komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk
menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori sistem.
b. PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif . Penerapannya
hanya dimungkinkan untuk masalah masalah yang kompleks di dalam
organisasi
Sifat sifat penting dari sistem ini adalah :
a. Membuat secara rinci dan cermat dan menganalisis secara sistematik
terhadap tujuan yang hendak dicapai.
b. Mencari alternatif alternatif yang relevan, cara yang berbeda beda untuk
mencapai tujuan.
c. Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung atau
tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan datang, baik
biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uang.
d. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternatif dan bagaimana
alternatif itu mencapai tujuan.
e. Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari
kombinasi yang memberikan efektifitas yang paling besar
PPBS di lingkungan Depdikbud (sekarang Depdiknas) telah dimodifikasi menjadi
SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran). Dalam proses
ini data tentang biaya, keuntungan serta kelayakan program dibuat selengkap
mungkin, sehingga pengambil keputusan dapat menentukan pilihan program yang
paling menguntungkan.

2.2.Pembiayaan Pendidikan
Sejak tahun 1970an, awal PelitaI ada empat permasalahan pokok (strategis) yang
berkaitan dengan pendidikan nasional di Indonesia, yaitu :
a. Permasalahan pendidikan yang berhubungan dengan pemerataan pendidikan,
b. Permasalahan pendidikan yang berhubungan dengan relevansi pendidikan,
c. Permasalahan pendidikan yang berhubungan dengan mutu pendidikan,
d. Permasalahan pendidikan yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas
pendidikan.
Keempat permasalahan pokok pendidikan ini dipakai sebagai acuan utama dalam
upaya perbaikan, pembaharuan dan pengembangan pendidikan di Indonesia baik
dalam pemikiran, penelitian, maupun dalam penentuan kebijakan dasar, strategi arah
pengembangan dan pembangunan sistem pendidikan formal, mulai dari pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan tinggi.
Masalah efisiensi dan relevansi di bidang pendidikan mempunyai kaitan langsung
dengan konsep pembiayaan yang dilihat bukan hanya jumlah tetapi juga dilihat dari
segi kualitasnya, dimana setiap upaya dan pengorbanan yang diberikan untuk suatu

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 5


tindakan yang dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dan bermutu. Dengan kata
lain, bagaimana mengupayakan pengelolaan suatu sistem pendidikan secara lebih
ekonomis dengan pengorbanan yang diukur dengan uang (cost) yang kecil atau
minimal, tetapi mendatangkan hasil (product) yang tinggi.
Untuk itu pengelola pendidikan harus dapat mengklasifikasikan unsur unsur biaya
pendidikan yang perlu mendapat prioritas pembiayaan yang secara langsung dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan pengeluaran pengeluaran pendidikan mana
yang harus dapat dihindarkan. Sehingga dengan demikian secara nyata dapat
dihitung jumlah cost untuk pendidikan yang sebenarnya berlangsung dalam suatu
proses pendidikan.
Konsep untung dan rugi adalah merupakan salah satu dimensi ekonomi pendidikan
hendaknya memperhitungkan human capital atau human investment. Bagi
menejemen pendidikan dituntut adanya perilaku ekonomis yaitu selalu berpegang
prinsip ekonomi : yaitu dengan pengorbanan sekecil kecilnya mendapatkan hasil
yang sebanyak banyaknya. Dari segi teori ekonomi pendidikan, khususnya
pendekatan human capital, aspek pembiayaan dipandang sebagai bagian dari
investasi pendidikan yang menentukan taraf produktifitas individu maupun
kelompok. Pada gilirannya taraf produktifitas ini mempengaruhi penghasilan
(earning) seseorang atau kelompok yang pada akhirnya berkontribusi terhadap
kecepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Ketidak efisienan pengelolaan sumber sumber biaya dan pemanfaatannya selaku
investasi dalam sistem pendidikan dapat memberikan dampak negatif terhadap
jumlah dan mutu produk pendidikan dan keadaan ini memberikan peluang cukup
besar munculnya nilai baik (value of return) ekonomis yang rendah. Ketidak
efisienan dan ketidak efektifan ini, karena ketidak tepatan dalam penggunaan dana
yang dapat mencakup dalam pengelolaan biaya dari beberapa komponen utama
sistem pendidikan antara lain guru, murid, kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan.
Pembiayaan dalam pendidikan tidak boleh lepas dari kebijakan ekonomi dan
fiskal/moneter dari negara. Kegiatan kegiatan pendidikan yang dibiayai oleh
pemerintah ataupun oleh masyarakat (swasta) pada umumnya adalah kegiatan yang
sesuai dan tidak menyimpang dari nilai nilai, undang undang atau peraturan
peraturan yang berlaku. Dengan kata lain bahwa kegiatan pendidikan hendaknya
didasarkan pada landasaan yang bersifat norma, nilai maupun peraturan (hukum)
yang berlaku.
Cukup banyak anggaran yang harus dialokasikan untuk pendidikan terutama oleh
pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten untuk keperluan dan
kepentingan pendidikan, apalagi pada saat ini sebagai penanggung jawab utama
didalam bidang pendidikan yaitu pemerintah telah diamanatkan oleh
Undang undang no : 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, untuk sekurang
kurangnya mengalokasikan dana minimal sebesar 20 % dari Angaran Belanja
Negara/Daerah adalah untuk pendidikan.
Konsep konsep Dasar Dalam Pembiayaan Pendidikan :
a. Supply Demand
Analisis mengenai supply terutama berkaitan erat dengan kemampuan
penyediaan tenaga oleh lembaga pendidikan, sedangkan analisis demand
berkaitan dengan besarnya kebutuhan atau permintaan tenaga yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan melalui program program tertentu.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 6


Administrator pendidikan dapat memperkirakan berapa besar output yang
harus diusahakan agar dapat memenuhi permintaan. Dengan dasar analisis
pula dapat diprediksi berapa input yang seharusnya diproses untuk
mendapatkan hasil (output) yang dibutuhkan. Dengan demikian
pertimbangan pertimbangan ini akan menjadi masukan dalam merumuskan
kebijakan kebijakan pendidikan yang pada akhirnya akan berhubungan
dengan pembiayaan pendidikan.
b. Konsumen Pendidikan
Hasil pendidikan yang berwujud perubahan pengetahuan, keterampilan serta
keahlian yang dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kelompok kelompok
masyarakat yang berbeda beda. Kelompok masyarakat yang merupakan
konsumen pendidikan dibedakan menurut kelompok umur, korelasi fisik,
mental serta motivasinya.
Pada kelompok konsumen pendidikan yang terakhir (motivasi) dibedakan
menjadi kelompok konsumen pendidikan yang :
1. Sukarela, yaitu kelompok masyarakat selaku konsumen pendidikan yang
tidak mempersoalkan harga, sehingga dengan demikian pembiayaan
pendidikan dapat ditangani oleh sektor swasta.
2. Karena kehendak orang lain yaitu suatu kelompok masyarakat konsumen
pendidikan yang memanfaatkan hasil pendidikan karena desakan orang
lain.
c. Pendidikan Sebagai Pelayanan Umum.
Undang undang Dasar Republik Indonesia (UUD 1945) pasal 31 yang
menyatakan bahwa :
Ayat (1) Tiap tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (2) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undangundang (sekarang Undangundang Sisdiknas).
Memberi arti bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan pendidikan.
Karena itu pihak pemerintah selalu menganggarkan biaya pendidikan untuk
masyarakat. Dengan demikian baik lembaga pendidikan ataupun konsumen
pendidikan tidak secara langsung menanggung seluruh biaya pendidikan.
Akibatnya akan sangat sulit dalam menghitung transaksi ekonomi atau
pendidikan secara rinci. Produsen, penjual dan konsumen pendidikan dalam
hal ini berbaur menjadi transaktor ekonomi yang sama.
d. Faktorfaktor Luar dan Orangorang yang Berada Diluar Proses Pendidikan
yang Menerima Manfaat Pendidikan.
1. Orang yang memutuskan membeli pendidikan karena keputusan pribadi.
2. Pendidikan akan berpengaruh terhadap semua orang termasuk terhadap
orang yang tidak membeli pendidikan.
3. Pendidikan merupakan alat untuk mempersamakan, keadilan dalam
kesempatan.
4. Pembiayaan pendidikan pada umumnya dibebankan kepada pemerintah
sehingga memungkinkan adanya manfaat bagi orang luar termasuk
daerah yang berada di luar penyelenggaraan pendidikan.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 7


Setiap pembiayaan lembaga pendidikan yang bersumber dari pemerintah (untuk
lembaga pendidikan negeri), masyarakat dan usaha lembaga itu sendiri. Menurut
jenisnya pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Dana rutin, adalah dana dipakai membiayai kegiatan rutin, seperti gaji,
pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, perkantoran, biaya
pemeliharaan dan lain lain.
2. Dana pembangunan adalah dana yang dipakai untuk membiayai pembangunan,
membangangun yang sebelumnya tidak ada menjadi ada, seperti sarana dan
prasarana, alat alat belajar, media, pembentukan kurikulum baru dan
sebagainnya.
3. Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP, yang digunakan untuk membiayai
yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan atau untuk
memperbesar dana itu.
4. Dana usaha dari lembaga sendiri, yang penggunaannya untuk pembiayaan yang
belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan.

2.3.Nilai Ekonomi Pendidikan


Dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia, perlu melihat dulu nilai
ekonomi dari pendidikan, sedangkan dalam membuka lapangan kerja diperlukan
investasi fisik. Untuk mengukur nilai ekonomi pendidikan dapat dilakukan dengan
menilai modal yang telah dikeluarkan (human capital) dan menggunakan
pendekatan ongkos produksi (Hasibuan, 1991). Sejak tahun 1960an telah
dikembangkan pula analisis Rasio Biaya Manfaat (Benefit Cost Analysis) dan
Retedin (Return to Educational Investment) atau yang sering pula disebut IRR
(Internal Rate of Return).
Nilai ekonomi pendidikan dapat dirumuskan yaitu manfaatnya adalah sama dengan
jumlah nilai biaya yang telah dikorbankan selama masa pendidikan. Bilamana
seseorang (dengan anggapan bahwa faktor faktor lain adalah tetap) telah
menamatkan suatu program pendidikan, tetapi telah bekerja sampai dengan pensiun
tidak dapat mengembalikan akumulasi nilai investasi yang pernah digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuannya (human capital), maka
nilai pasar dari segala kemampuannya relatif rendah.
Dari perspektif benefit pendidikan (Cohn, 1979) terdapat empat nilai ekonomi
pendidikan yaitu :
1. Berdasarkan pendekatan human capital yang mengkonstantasi hubungan
linier antara investment of education dengan higher productivity & higher
earning. Dalam pengertian manusia sebagai modal dasar yang dinvestasikan
dalam pendidikan akan menghasilkan manusia terdidik yang produktif dan
meningkatkan penghasilan sebagai akibat dari kualitas kinerja yang
ditampilkan oleh manusia terdidik tersebut.
2. Berdasarkan pendekatan radikal yang menyatakan bahwa pendidikan yang
lebih baik diperuntukkan bagi tingkatan ekonomi tinggi. Tingkatan
pendidikan sebagai penentu masa depan manusia harus mendukung seluruh
lapisan masyarakat sesuai dengan kemampuan akademik dan sosial mereka.
3. Berdasarkan taxonomy of education benefit diperlihatkan bahwa peningkatan
kapasitas penghasilan manusia terdidik berhubungan nyata dengan tingkat
pendidikan, aktualisasi pendidikan pada level tertentu menggambarkan
keterkaitan antara private dengan social benefit pendidikan.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 8


4. Intergeneration effect atau peningkatan pendidikan, lebih tinggi terjadi pada
generasi muda dibandingkan dengan generasi terdahulu.

2.4.Ekonomi Pendidikan
Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan
pemegang peranan utama, namun ada hal lain yang lebih menentukan yaitu
dedikasi, keahlian dan keterampilan pengelola dan guru gurunya.
Sebagai contohnya adalah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia yaitu pondok
pesantren dan seminari. Menurut hasul penelitian (Made Pidarta, 1988) kondisi
ekonomi lembaga lembaga pendidikan dalam kondisi pas pasan, bahkan ada
beberapa yang kondisinya memprihatinkan. Namun demikian lembaga lembaga
tersebut tetap vital sebab kerjasama mereka dengan para orang tua dan masyarakat
sangat baik, disamping dedikasi mereka tinggi didalam pendidikan, mereka
berupaya keras untuk lembaga mereka tetap eksis meskipun dalam kondisi yang
minim.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk
mendapatkan keuntungan. Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber
sumber pendidikan yang lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga dan lain lain,
adalah untuk menyukseskan misi pendidikan yang semuanya bermuara pada
perkembangan peserta didik. Ekonomi merupakan salah satu bagian sumber
pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan afeksi, kognisi dan
ketrampilan.

3. Fungsi Produksi dalam Pendidikan


Bersumber dari buku karangan J. Alan Thomas dalam TheProductive School yang
membagi fungsi produksi menjadi tiga macam yaitu :
1. Fungsi produksi Administrator
2. Fungsi produksi Psikologi
3. Fungsi produksi Ekonomi
Yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah hubungan antara output dan input,
sehingga suatu organisasi pendidikan dikatakan produktif kalau paling sedikit
memiliki keseimbangan antara output dengan inputnya.
3.1.Fungsi produksi administrator, sebagai input adalah :
1. Sarana dan prasarana belajar, termasuk ruang kelas dan ruang penunjang
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : luas bangunan dan kualitas
bangunan, luas lahan yang dimiliki serta sarana dan prasarana yang lain
2. Perlengkapan belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : media dan alat peraga
3. Material belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : buku buku, disket, film, dan
lainlain.
4. Barang barang habis pakai
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : zat kimia, spidol/kapur, kertas, alat
tulis dan lain lain.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 9


5. Waktu bekerja bagi guru dalam mengajar siswa / peserta didik dan
personalia kantor.
Kelima jenis input tersebut setelah dinilai dalam bentuk uang, kemudian
dijumlahkan menjadi biaya input. Biaya input adalah biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan.
Fungsi produksi administrator, sebagai output adalah layanan dalam memproses
peserta didik :
1. Layanan yang dihitung dalam kegiatan tiap semester atau sistem kredit
semester atau SKS untuk perguruan tinggi.
2. Lama siswa belajar.
Kedua jenis input tersebut setelah dinilai dalam bentuk uang, kemudian dijumlahkan
menjadi biaya output. Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan oleh peserta
didik.
Lembaga pendidikan yang baik adalah pada kondisi dimana biaya input lebih kecil
atau sama dengan biaya output (Biaya Input < Biaya Output). Kewenangan didalam
pengaturan biaya input maupun output adalah wewenang administrator.
3.2.Fungsi produksi psikologi, sebagai input adalah sama dengan input fungsi produksi
administrator yaitu :
1. Sarana dan prasarana belajar, termasuk ruang kelas dan ruang penunjang
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : luas bangunan dan kualitas
bangunan, luas lahan yang dimiliki serta sarana dan prasarana yang lain
2. Perlengkapan belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : media dan alat peraga
3. Material belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : buku buku, disket, film, dan
lainlain.
4. Barang barang habis pakai
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : zat kimia, spidol/kapur, kertas, alat
tulis dan lain lain.
5. Waktu bekerja bagi guru dalam mengajar siswa / peserta didik dan
personalia kantor.
Kelima jenis input tersebut setelah dinilai dalam bentuk uang, kemudian
dijumlahkan menjadi biaya input. Biaya input adalah biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan.
Fungsi produksi psikologi, sebagai output adalah semua hasil belajar dari peserta
didik :
1. Peningkatan kepribadian.
2. Pengarahan dan pembentukan sikap.
3. Penguatan kemauan.
4. Peningkatan estetika.
5. Penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi.
6. Penajaman pikiran.
7. Peningkatan ketrampilan
Lembaga pendidikan yang baik adalah pada kondisi dimana biaya input lebih kecil
atau sama dengan biaya output (Biaya Input < Biaya Output). Namun menghitung
harga output (Made Pidarta, 2000) dari fungsi produksi psikologi ini tidaklah

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 10


mudah. Kesulitan pertama adalah tidak mudah mengkuantitatifkan dan menghitung
dengan uang terhadap aspek psikologi. Harga aspek psikologi hanya bisa dicari
lewat kegunaannya di masyarakat, serta kecocokannya dengan norma dan kondisi
masyarakat. Kesulitan kedua adalah tidak adanya variabel kontrol terhadap proses
belajar mengajar di lembaga pendidikan. Yaitu tidak adanya alat yang dapat dipakai
memisahkan secara tegas/ketat proses belajar di lembaga pendidikan dengan proses
belajar didalam keluarga dan dimasyarakat.
3.3.Fungsi produksi ekonomi, sebagai input sama juga halnya dengan fungsi produksi
administrator yaitu :
1. Sarana dan prasarana belajar, termasuk ruang kelas dan ruang penunjang
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : luas bangunan dan kualitas
bangunan, luas lahan yang dimiliki serta sarana dan prasarana yang lain
2. Perlengkapan belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : media dan alat peraga
3. Material belajar
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : buku buku, disket, film, dan
lainlain.
4. Barang barang habis pakai
Yang dapat dinilai dengan uang adalah : zat kimia, spidol/kapur, kertas, alat
tulis dan lain lain.
5. Waktu bekerja bagi guru dalam mengajar siswa / peserta didik dan
personalia kantor.
Dan fungsi produksi ekonomi yang lain adalah :
6. Semua biaya yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan
seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alatalat tulis, dan sebagainya
selama masa belajar/kuliah.
7. Biaya yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar/kuliah, tetapi
tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar/kuliah. Biaya ini
disebut opportunity cost.
Ketujuh jenis input tersebut setelah dinilai dalam bentuk uang, kemudian
dijumlahkan menjadi biaya input. Biaya input adalah biaya yang dikeluarkan oleh
lembaga pendidikan.
Fungsi produksi ekonomi, sebagai output adalah semua hasil belajar siswa :
1. Penghasilan dari peserta didik kalau sudah tamat sekolah lalu mendapat
pekerjaan.
2. Apabila sebelumnya (maksudnya sebelum mengikuti program belajar/kuliah
sudah bekerja) maka yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan
dari penghasilan/gaji sebelum mengikuti program/kuliah.
Lembaga pendidikan yang baik adalah pada kondisi dimana biaya input lebih kecil
atau sama dengan biaya output (Biaya Input < Biaya Output).
Cara menghitung harga input dan harga output fungsi produksi ekonomi (J. Alan
Thomas, tt) adalah :
1. Analisis nilai sekarang (present value analysis)
Input
Xt
Vo (X) =
(1 + i)t
Filename : 373796267.doc.doc Hal - 11
Output
Yt
Vo (Y) =
(1 + i)t Sehingga investasi akan bermanfaat
apabila :
Vo (Y) Vo (X) > 0
Dimana :
t = lama waktu (tahun)
i = bunga per tahun
X = biaya pendidikan
Y = penghasilan

2. Analisis nilai yang akan datang (future value analysis) digunakan apabila
yang diketahui penghasilan saat ini (sekarang) untuk saat yan akan datang :
Pt = Po (1 + i)t
Dimana :
t = lama waktu (tahun)
i = bunga per tahun
Pt = harga pada t tahun yang akan datang
Po = harga saat ini
Menghitung biaya Input adalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana belajar berlaku ketentuan sebagai barang modal adalah
selama 25 tahun, kalau lebih dari waktu tersebut maka sarana dan prasarana
tersebut dianggap sudah tidak mempunyai nilai lagi. Seiring dengan
berjalannya waktu maka bangunan terkena aturan depresiasi 1,5% hingga
2% per tahun, artinya harga bangunan itu akan turun setiap tahun sebesar
1,5% hingga 2% dari harga awal, atau yang disebut dengan harga sisa. Bila
uang yang dipakai untuk membangun adalah uang pinjaman maka bunga
yang sesuai dengan aturan bank harus diperhitungkan, begitu pula untuk
sarana dan prasarana yang lain.
2. Untuk belanja barang barang yang habis pakai, dilakukan perhitungan pada
harga pembeliannya.
3. Biaya guru dan personalia sekolah dihitung dengan cara menjumlahkan gaji
dan tunjangan lainnya, termasuk guru honorer yang dihitung berdasarkan
waktu mengajarnya.
Namun di negara negara berkembang ada beberapa kesulitan atau kendala didalam
menghitung fungsi produksi ekonomi, yang antara lain :
1. Kalau peserta didik tamat sekolah, belum tentu yang bersangkutan dapat
segera bekerja. Meskipun bila ada yang sudah bekerja, atau sudah bekerja
dan yang masih belum bekerja. Biaya inputnya harus dinilai secara
perorangan.
2. Selama menunggu sampai mendapatkan pekerjaan, kemungkinan yang
bersangkutan bekerja seadannya atau bekerja tidak tetap, sehingga
penghasilannya juga tidak tetap.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 12


3. Apabila peserta didik membuka usaha sendiri dengan modal seadanya,
pengahasilan setiap bulannya mungkin tidak teratur.
4. Apabila peserta didik langsung mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan
penghasilan setiap bulannya, tapi yang bersangkutan ada pekerjaan
tambahan, dimana pekerjaan tambahan tersebut ada yang tetap ada juga yang
tidak tetap.
5. Bila bekerja di sektor swasta , penghasilannya tergantung gaji yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang berpatokan kepada upah minimum
regional (UMR), begitu pula dengan insentifnya.
Dengan demikian fungsi produksi ekonomi akan bisa diterapkan dengan baik
apabila ada jaminan bahwa peserta didik segera dapat bekerja setelah lulus dan
idealnya diterima sebagai pegawai negeri dengan gaji yang cukup dan tidak mencari
pekerjaan tambahan.

4. Efisiensi dan Efektivitas Penyelenggaraan Pendidikan


Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar,
yaitu output (keluaran, hasil, produktifitas, performance) yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan input (masukan, tenaga kerja, bahan, uang, mesin, waktu)
yang digunakan. Efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing things
right).
Yang dimaksud dengan efisiensi dalam menggunakan dana pendidikan adalah
penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil daripada produksi dan
layanan pendidikan yang telah direncanakan.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat, peralatan yang
tepat, metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things).
Penggunaan dana pendidikan secara efektif adalah bila dengan dana tersebut tujuan
pendidikan yang telah direncanakan telah dicapai dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar, efisiensi dilihat pada layanan dan hasilnya (Made
Pidarta, 2000) yaitu :
1. Apakah materi pelajaran yang diberikan telah tepat untuk mencapai tujuan
tertentu dan apakah tidak usang ?
2. Apakah guru/dosen tidak terlambat datang dan mendahului pulang sebelum
pelajaran/kuliah selesai ?
3. Apakah metode belajar mengajarnya sudah tepat dengan materi yang
dipelajari dan tujuan yang ingin dicapai ?
4. Apakah guru atau dosen memakai alat peraga atau media yang tepat sesuai
dengan konsep pendidikan, ataukah hanya memberi ceramah saja ?
5. Apakah pendidik memperhatikan disipilin dan ketertiban kelas ?
6. Apakah pendidik juga memperhatikan dan membina pengembangan afeksi
anak diselasela pengajarannya, atau hanya mengutamakan penguasaan
materi belaka ?
7. Apakah pendidik menilai proses dan hasil belajar anak dengan benar dan
dengan alat penilaian yang benar pula ?
8. Apakah pendidik juga menilai perkembangan afeksi dan psikomotorik setiap
anak, atau hanya menilai prestasi kognisinya saja ?

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 13


9. Apakah proses dan hasil belajar kelas dipakai umpan balik untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar berikutnya, atau pendidik tidak
mengaitkan hasil hasil itu dengan pengajaran berikutnya ?
10. Apakah pendidik pernah berdiskusi dengan teman temannya atau
supervisor tentang kesulitan kesulitannya dalam mendidik dan mengajar ?
11. Apakah pendidik berusaha memperbarui materi pelajaran dan meningkatkan
profesinya ?
Beberapa hal tersebut di atas perlu diukur untuk menentukan efisiensi dalam proses
belajar mengajar. Sebab semua jenis layanan dan usaha serta waktu yang
digunakan bisa dinilai dengan uang.
Prinsip umum untuk menilai efektivitas (Carpenter, 1972) sebagai berikut :
1. Menilai efektifitas adalah berkaitan dengan problem tujuan dan alat
memproses input untuk menjadi output. Tujuan atau output harus tepat
dengan kriteria.
2. Sistem yang dibandingkan harus sama, kecuali alat pemrosesnya. Misalnya
yang harus sama atau homogen adalah tingkat pendidikan, kemampuan anak,
sosial ekonomi dan lain lain.
3. Mempertimbangkan semua output utama. Dalam pendidikan, yang dikatakan
output utama adalah jumlah siswa yang lulus, kualitas lulusan, yang dinilai
ketika meluluskan mencakup efeksi, kognisi dan ketrampilan, serta penilaian
yang bersifat kontinu (berkelanjutan).
4. Korelasi yang bersifat kausalitas (hubungan sebab dan akibat).

5. Kesimpulan
1. Satuan Pendidikan yang terdiri atas jalur pendidikan formal dan non formal,
diselenggarakan oleh perorangan atau lembaga bagi yang swasta dan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
2. Landasan Ekonomi dalam pendidikan adalah fungsi fungsi ekonomi dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi fungsi fungsi produksi dalam
pendidikan. Efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Fungsi fungsi Ekonomi dalam Penyelenggaraan :
1. Perencanaan Pendidikan
Kurun waktu :
Jangka pendek < 5 tahun (tahunan)
Jangka menengah 5 10 tahun
Jangka panjang > 10 tahun
Model perencanaan :
a. Komprehensif
b. Target setting
c. Costing dan keefektifan biaya
d. PPBS atau SP4
2. Permasalahan dalam Pembiayaan Pendidikan :
1. Permasalahan pemerataan pendidikan
2. Permasalahan relevansi pendidikan
3. Permasalahan mutu pendidikan

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 14


4. Permasalahan efisiensi dan efektifitas pendidikan
3. Nilai Ekonomi Pendidikan
Rasio biaya dan manfaat (Benefit Cost Analysis)
Retedin (Return to Educational Investment) atau IRR (Interest Rate of
Return)

4. Ekonomi Pendidikan
Ekonomi adalah satu hal yang cukup menentukan keberhasilan dari bidang
pendidikan. Adapun faktor yang paling menentukan dari bidang pendidikan
adalah dedikasi, keahlian dan ketrampilan dari pengelola pendidikan dan tenaga
pendidik.
4. Fungsi Produksi dalam Pendidikan adalah :
1. Fungsi produksi Administrator
2. Fungsi produksi Psikologi
3. Fungsi produksi Ekonomi
Lembaga pendidikan yang baik adalah pada kondisi dimana biaya input lebih kecil
atau sama dengan biaya output (Biaya Input < Biaya Output).
4. Peranan ekonomi adalah satu hal yang cukup menentukan keberhasilan dari bidang
pendidikan. Adapun faktor yang paling menentukan dari bidang pendidikan adalah
dedikasi, keahlian dan ketrampilan dari pengelola pendidikan dan tenaga pendidik.
5. Didalam hal investasi bidang pendidikan, yang menentukan adalah taraf
produktifitas individu maupun kelompok. Pada gilirannya taraf produktifitas ini
mempengaruhi perolehan/penghasilan (earning) seseorang atau kelompok yang pada
akhirnya berkontribusi terhadap kecepatan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan.
6. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, dengan
hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja, bahan, uang,
mesin, waktu dan lain lain. Atau dengan kata lain adalah melakukan pekerjaan
dengan benar.
Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan, alat dan metoda yang tepat.
Atau dengan kata lain adalah melakukan pekerjaan yang benar.

Daftar Pustaka

1. Nanang Fattah, DR., (2004), Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja


Rosdakarya : Bandung.
2. H. Moch. Idochi Anwar, Prof. DR. M.Pd, (2003) Administrasi Pendidikan dan
Manajemen Biaya Pendidikan (Teori, Konsep dan Isu), Alfabeta : Bandung

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 15


3. T. Hani Handoko, DR, MBA, (2003) Manajemen, BPFE : Yogyakarta
4. ........................... , (2003) Undang Undang Republik Indonesia no : 20
Tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
5. Dadan Kurniawan Harun, Ir, (2002) Ekonomi Teknik, Alfabeta : Yogyakarta
6. Made Pidarta, Prof. DR, (2000), Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia, PT. Rineka Cipta : Jakarta.

Filename : 373796267.doc.doc Hal - 16

Anda mungkin juga menyukai