Anda di halaman 1dari 7

PROPOSISI

Didalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika,Hanya kalimat yang bernilai benar
atau salah saja yang digunakan dalam penalaran.Kalimat tersebut dinamakan PROPOSISI
Definisi dari proposisi adalah kalimat yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi ridak sekaligus
keduanya.Kebenaran atau kesalahan dari suatu kalimat disebut dengan nilai kebenaran (truth value).
Contoh
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

6 adalah bilangan genap


Soekarno adalah presiden indonesia yang pertama
2+2=4
Jam berapa kereta api Argo Bimo tiba di gambir?
Serahkan uangmu sekarang!!
X+3=8
X>3
Bandung adalah ibu kota indonesia

Kalimat a,b,c,d adalah proposisi dan bernilai benar,tetapi kalimat d bukanlah proposisi.kalimat d adalah
kalimat tanya dan kalimat e adalah kalimat perintah,kedua nya tidak mempunyai nilai kebenaran.Dari
contoh diatas kita dapat menyimpulkan bahwa proposisi selalu dinyatakan dengan sebagai kalimat
berita,bukan kalimat tanya maupun perintah.Kalimat f dan g bukan proposisi karena kedua kalimat
tersebut tidak dapat ditentukan benar maupun salah sebab kedua nya mengandung peubah(variable)yang
tidak dispesifikasikan nilai nya.Tetapi untuk kalimat
Untuk sembarang bilangan bulat n0,maka 2n adalah bilangan genap
Adalah proposisi yang bernilai benar karena kalimat tersebut merupakan cara lain untuk menyatakan
bilangan genap,begitu juga kalimat
X+y = y+x untuk setiap x dan y bilangan riil
Adalah proposisi karena kalimat tersebut merupakan cara lain untuk menyatakan hukum komutatif
perjumlahan pada sistem bilangan riil.Dalam hal ini tidak perlu diberi suatu nulai sebab untuk x dan y
berapa saja.

Mengkombinasikan proposisi
Kita dapat membentuk proposisi baru dengan cara mengkombinasikan satu atau lebih proposisi.Operator
yang digunakan untuk mengkombinasikan proposisi disebut operator logika.Operator logika dasar yang
digunakan adalah dan (and),atau (or),dan tidak (not).Dua operator pertama dinamakan operator biner
karena operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi,sendangkan operator ketiga dinamakan
operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah proposisi.
Proposisi baru yang diperoleh dari pengkombinasian tersebut dinamakan proposisi majemuk (compound
preposition).Proposisi majemuk disusun dengan proposisi-proposisi atomik.metode pengkombinasian
proposisi dibahas oleh matematikan inggris yang bernama,george boole pada tahun 1854 didalam buku
nya yang terkenal,the laws of thought.proposisi majemuk dibagi menjadi 3 macam ,yaitu
konjungsi,disjungsi dan ingkaran.ketiga nya didefiniskan sebagai berikut:

A. Negasi (Sangkalan/Ingkaran) ~
Negasi suatu pernyataan ialah suatu pernyataan yang bernilai salah apabila pernyataan
semula bernilai benar, dan bernilai benar apabila pernyataan semula bernilai salah.
Definisi ini dapat dinyatakan dalam suatu tabel yang disebut tabel kebenaran untuk
negasi suatu pernyataan sebagai berikut:
Tabel 3.1.Tabel Nilai Kebenaran
Contoh : Jika a: Ida suka mangga
maka ~a : Tidak benar bahwa Ida suka mangga.

B. Konjungsi Dua Pernyataan a^b


Konjungsi dua pernyataan a dan b ditulis a & b (dibaca a dan b) bernilai B
(benar), hanya apabila kedua pernyataan tunggalnya bernilai B, dan untuk nilai-nilai
kebenarana dan b lainnya, maka a & b bernilai S (salah).
Definisi tersebut dapat dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran (tabel 3.2) konjungsi
dua pernyataan a dan b.
Konjungsi Dua Pernyataan a dan b

Contoh :
1) Misalkan a menyatakan Tembok itu berwarna hitam, maka negasi a yaitu -a
menyatakan Tidak benar bahwa tembok itu berwarna hitam. Lebih ringkas dikatakan
Tembok itu tidak berwarna hitam.
Apabila b menyatakan Tembok itu berwarna putih, maka b bukan negasi dari a.
Sebab apabila kenyataannya tembok itu berwarna hijau, maka baik a maupun b kedua
pernyataan bernilai salah. Hal ini bertentangan dengan definisi 3.1.

C. Disjungsi Dua Pernyataan


Disjungsi dua pernyataan a dan b ditulis a b (dibaca: a atau b) bernilai S hanya
apabila dua pernyataan tunggalnya bernilai S, sedangkan untuk nilai-nilai kebenaran a
danb lainnya, maka a b bernilai B.
Definisi ini dapat dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran disjungsi dua pernyataan a
danb (tabel 3.3) sebagai berikut:
Tabel 3.3.Tabel Nilai Kebenaran
Disjungsi Dua Pernyataan a dan b
Contoh:
1) 7 adalah bilangan prima atau 7 lebih besar dari 8 adalah disjungsi yang bernilai benar
(sesuai baris kedua dari tabel 3.3).
2) 5 adalah bilangan prima atau 5 membagi habis 20 adalah suatu dijungsi yang bernilai
benar.
3) 6 adalah faktor dari 9 atau 4 + 7 = 10 adalah suatu dijungsi yang bernilai salah.
4) Apabila x bilangan nyata, maka (x 1)(x 5) = 0 dipenuhi jika x = 1 x = 5.
Disjungsi dua pernyataan yang didefinisikan sesuai dengan tabel 3.3 disebut disjungsiinklusif. Disjungsi
jenis lain disebut disjungsi eksklusif. Disjungsi eksklusif dua pernyataan
adan b disimbolkan sebagai a b (dibaca atau a atau b) dan didefinisikan sesuai dengan

tabel 3.4. Dalam buku ini, apabila ditentukan suatu disjungsi tanpa keterangan apa-apa, maka
yang dimaksud adalah disjungsi inklusif.
Tabel 3.4.Tabel Nilai Kebenaran
Disjungsi Eksklusif dari a dan b.

D. Implikasi (Kondisional) Dua Pernyataan


Implikasi dua pernyataan a dan b diberi simbol a => b (dibaca apabila a maka b).
adisebut pendahulu (antecedent) dan b disebut pengikut (consequent).
Implikasi a => b bernilai S hanya apabila pendahulu a bernilai B dan pengikut b
bernilai S, untuk nilai-nilai kebenaran a dan b lainnya, maka implikasi a => b
bernilai B.
Definisi tersebut dapat dinyatakan dalam suatu tabel kebenaran implikasi
a=> b (tabel 3.5) berikut.
Tabel 3.5.Tabel Nilai Kebenaran
Implikasi a => b
Dalam percakapan sehari-hari pernyataan majemuk apabila maka biasanya
ada suatu hubungan antara pendahulu dan pengikut.
Contoh:
Apabila matahari terbit dari barat, maka Siti lulus ujian.
Kalimat ini sering kita dengar, dan dimaksudkan bahwa mustahil Siti akan lulus dalam
menempuh ujiannya. Meskipun dalam implikasi itu tidak ada hubungan antara pendahulu
(matahari terbit dari barat) dan pengikut (Siti lulus ujian). Implikasi itu bernilai benar, sebab
pendahulunya bernilai salah.
Perhatikan tabel nilai kebenaran implikasi (tabel 3.5), maka kita dapat
menyimpulkan :
(1) Implikasi selalu bernilai benar, apabila pendahulunya bernilai salah, tanpa

memperhatikan nilai kebenaran pengikutnya (sesuai baris ke 3 dan 4 dalam tabel 3.5).
Nilai kebenaran pengikutnya, baik Benar atau Salah, jika pendahulunya bernilai Salah,
maka implikasi tersebut bernilai Benar.
(2) Implikasi selalu bernilai benar, apabila pengikutnya bernilai benar, tanpa
memperhatikan nilai kebenaran dari pendahulunya (sesuai baris ke 1 dan 3). Tanpa
mengetahui nilai kebenaran pendahulu, jika diketahui pengikutnya bernilai Benar, maka
implikasi tersebut bernilai Benar.
Implikasi yang dipelajari dalam Matematika adalah implikasi yang didefinisikan
seperti dalam tabel 3.5. Implikasi semacam ini disebut implikasi material.Sedang implikasi
yang dijumpai dalam percakapan sehari-hari disebut implikasi biasa (ordinary implication).
Apabila diketahui bahwa a => b bernilai benar, maka:
(1) adisebut syarat cukup bagi b, atau
(2) bdisebut syarat perlu bagi a.
Perhatikan bahwa suatu syarat perlu belum tentu merupakan syarat cukup.

Definisi implikasi lanjut :


Apabila diketahui a =>b maka
(1) b=> a disebut konvers dari a =>b
(2) a => b disebut invers dari a =>b
(3) b => a disebut kontraposisi (kontrapositif) dari a =>b .
Definisi 3.5 ini dapat dinyatakan dengan skema sebagai berikut:
Tabel 3.6 adalah tabel nilai kebenaran suatu implikasi beserta konvers, invers, dan
kontraposisinya.
Memperhatikan tabel 3.6 ini, kita dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
(1) Implikasi mula-mula ( a=> b ) dan konversnya tidak selalu mempunyai nilai

kebenaran yang sama.


(2) Implikasi mula-mula dan inversnya tidak selalu mempunyai nilai kebenaran yang
sama.
(3) Implikasi mula-mula selalu mempunyai nilai kebenaran yang sama dengan
kontraposisinya, dikatakan bahwa a => b ekuivalen dengan b => a dan
ditulisa => b ek b => a .
Tabel 3.6.Tabel Nilai Kebenaran Implikasi a => b
beserta Konvers, Invers dan Kontraposisnya

E. Biimplikasi (Bikondisional)
Biimplikasi a dan b (disimbolkan dengan a <=>b ) bernilai benar apabila kedua
pernyataan tunggalnya mempunyai nilai kebenaran yang sama, dan mempunyai
bernilai salah apabila kedua pernyataan tunggalnya mempunyai nilai kebenaran yang
berbeda.
Tabel 3.7.Tabel Nilai Kebenaran
Biimplikasi dari a dan b.

Teorema: a <=> b
ek ( a => b ) & ( b => a )
Bukti: Untuk membuktikan kebenaran teorema itu diperlihatkan tabel nilai kebenarannya sebagai
berikut:
Terlihat bahwa urutan nilai kebenaran pada kolom 3 sama dengan urutan nilai
kebenaran pada kolom 6, berarti:
a<=> b
ek ( a => b ) & (b => a )
Pada implikasi a => b ,a adalah syarat cukup bagi b, dan pada implikasi b => a , a
adalah syarat perlu bagi b. Sehingga a <=> b berarti a adalah syarat cukup dan perlu bagi b

dan sebaliknya..
Contoh:
Apabila ketiga sisi suatu segitiga sama panjang maka segitiga itu samasisi.
Dimaksudkan bahwa ketiga sisi suatu segitiga sama panjang bila dan hanya bila segitiga itu
sama sisi.
Selanjutnya kata perangkai bila dan hanya bila disingkat bhb. Kita telah
menggunakan singkatan ek untuk ekuivalen. Dua pernyataan dikatakan ekuivalen
apabila nilai-nilai kebenarannya sama. Bandingkanlah
a<=> b dengana ek b. Kedua pernyataan ini mempunyai nilai kebenaran sama.

F. Negasi-Negasi dari Konjungsi, Disjungsi, Implikasi dan Biimplikasi.


Untuk menentukan negasi-negasi konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
disusun tabel-tabel kebenarannya dalam satu tabel (tabel 3.9)
Tabel 3.9

Anda mungkin juga menyukai