Anda di halaman 1dari 5

PROSES PENERJEMAHAN/ TRANSLATION

PROCCES.
Proses penerjemahan adalah suatu model yang
dimaksudkan untuk meneerangkan proses berfikir
(internal) yang dilakukan seorang penerjemah saat
melakukan penerjemahan. secara sederhana,
proses penerjemahan terdiri dari dua tahap yaitu[1]
:
1. Analisis teks asli dan pemahaman makna atau
pesan teks asli.
2. Pengungkapan kembali makna atau pesan
tersebut ke dalam bahasa sasaran. Dengan kata-
kata atau kalimat yang difahami oleh pembaca
bahasa sasaran.
Sedang Menurut Ibnu Burdah dalam proses
menerjemah itu membutuhkan tiga tahapan[2]
yakni :
1. Penyelaman pesan naskah sumber yang hendak
diterjemah.
2. penuangan pesan naskah sumber ke dalam
bahasa sasaran
3. Proses Editing
Menurut E. Sadtono, proses penerjemahan terdiri
dari empat tahap[3], yaitu :
1. Analisis
Pada tahap inipenerjemah melakukan analisis
struktur lahiriyah bahasa sumber. Tujuanya adalah
untuk menemukan; a. Hubungan tata bahasa dan b.
Maksud suatu perkataan/kombinasi
perkataan/frase. Dalam tahap ini ada tiga langkah
yang perlu diperhatikan yaitu : (a) menentukan
hubungan yang mengandung arti antara perkataan-
perkataan dan gabungan perkataan. (b) menetukan
maksud acuan perkataan atau kombinasi
perkataan-perkataan atau idiom, dan (c)
menentukan makna konotasi, yaitu reaksi pemakai
bahasa itu terhadap suatu perkataan atau gabungan
perkataan, baik positif maupun negatif.
Dengan melakukan analisi bahasa sumber, seorang
penerjemah akan bisa memahami maksud, arti dan
konteks bahasa tersebut yang mempermudah
penerjemah untuk bisa memahami teks secara
keseluruhan.

2. Transfer
Setelah melakukan proses analisa teks sumber,
maka dalam kondisi kedua ini penerjemah
melakukan olah bahasa di dalam otaknya guna
mentransfer apa yang ada di dalam bahasa sumber
tadi kedalam bahasa sasaran. Dengan mencoba
memahami teks tersebut dari sudut bahasa sasaran.
Dalam aktivitas menerjemah tahapan ini pasti
dilalui karena proses memahami teks bahasa
sumber terjadi pada saat ini. Proses tranfer ini
terjadi dipikiran seorang penerjemah.
3. Restrukturisasi
Atau pada tahapan Ibnu Burdah adalah. Penuangan
pesan ke bahasa sasaran. Pada tahap ini
pemahaman akan makana atau pesan bahasa
sasaran itu distrukturkan kembali atau ditulis
kembali namun ke dalam bahasa sasaran. Langkah
inilah yang merupakan kegiatan menerjemahkan
yang sesungguhnya. Penerjemah memilih padanan
kata yang sesuai dalam bahasa penerima, agar
pesan penulis dapat tersampaikan. Terkadang
penerjemah mengikuti struktur bahasa sumber jika
tidak ditemukan kejanggalan dalam
menerjemahkanya kedalam bahasa sasaran, namun
jika struktur bahasa sumber tersebut dirasa tidak
sesuai maka penerjemah bisa merubahnya dengan
catatan pesan atau maknanya tidak berubah.
4. Revisi atau Penghalusan hasil terjemah.
Apabila proses restrukturisasi sudah selesai maka
selanjutnya adalah menguji atau mengevalusai teks
terjemahan. Tahap ini sama dengan tahapan ke tiga
yang diberikan Ibnu Burdah yakni proses Editing.
Upaya mengedit kembali adalah usaha mengolah
terjemahanaya agar hasilnya (dalam bahasa
sasaran) menjadi cukup lugas. Proses ke empat ini
penulis anggap sangat penting, karena proses
editing adalah proses dimana kita menelaah/
membaca kembali dan memahami teks terjemahan
yang kita hasilkan untuk menghasilkan
penerjemahan yang benar-benar baik dan mudah
difahami. Apabila terjemahan dinilai sudah
memiliki ketepatan yang tinggi terhadap pesan
bahasa sumber dengan menggunakan bahasa
sasaran, maka proses ini dikatakan sudah cukup.

Sumber :
Dr. Abdul Munip. Strategi dan Kiat
Menerjemahkan Teks Arab. 2008. Yogyakarta :
Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Ibnu Burdah. Menejadi penerjemah. 2004.
Yogyakarta : Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai