NIM : 11160163000010
JAKARTA
2018
Kajian Teori
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada empat langkah pokok yang
harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu member skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh
peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu kunci
jawaban, kunci scoring, dan pedoman konversi. Kedua, mengubah skor mentah menjadi skor
standart sesuai dengan norma tertentu. Ketiga, mengkonversikan skor standart kedalam nilai, baik
dalam bentuk huruf ataupun angka. Keempat, melakukan alalisis soal (jika diperlukan) untuk
mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.
Dalam mengolah nilai terdapat beberapa skala penilaian yakni sebagai berikut :
a. Skala Bebas
Skala bebas adalah skala yang tidak tetap. Dalam hal ini angka tertinggi dan skala yang
digunakan tidak selalu sama. Hal itu ditentukan dari banyak dan bentuk soal yang diberikan guru
kepada siswa.
b. Skala 1-10
Skala ini pada umumnya banyak digunakan oleh guru dalam penulisan rapor. Dalam skala ini
guru sangat jarang memberikan angka pecahan seperti 5,5 yang pada akhirnya angka tersebut akan
dibulatkan menjadi angka 6.
c. Skala 1-100
Penilaian menggunakan skala 1-100 merupakan penilaian yang dinilai lebih halus karena
terdapat 100 bilangan bulat didalamnya.
d. Skala Huruf
Selain menggunakan angka, pemberian nilai pada umumnya dapat dilakukan dengan huruf A,
B, C, D, E. Untuk menggambarkan kelemahan dalam menggunakan angka adalah bahwa dengan
angka dapat ditafsikan sebagai nilai perbandingan. Menggunakan nilai dengan skala angka sendiri
merupakan simbol yang menunjukkan urutan tingkatan. Penggunaan huruf dalam penilaian dirasa
lebih tepat karena tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan. Huruf tidak menunjukkan kuantitas,
tetapi merupakan suatu simbol dari kualitas nilai yang diberikan. Ada suatu cara yang digunakan
untuk mengambil rata-rata dari huruf, yaitu dengan mentransfer nilai huruf tersebut menjadi nilai
angka dahulu. Yang sering digunakan, suatu nilai itu mewakili satu rentangan nilai angka.
Contoh :
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
2. Pengertian merangking
Dalam rangkaian kegiatan belajar-mengajar, pada saat saat tertentu staf pengajar (guru,
dosen dan lain-lain) sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau
menyampaikan informasi, baik kepada atasannya, pada orang tua peserta didik, maupun pada para
peserta itu sendiri, mengenai: “dimanakah letak urutan kedudukan seseorang peserta didik jika
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, ditengah-tengah kelompok dimana peserta didik itu
berada”.
Dengan disampaikannya informasi tersebut maka pihak-pihak yang bersangkutan akan
dapat mengetahui, apakah peserta didik itu berada pada urutan atas sehingga ia dapat disebut
sebagai siswa yang pandai, ataukah pada urutan bawah sehingga siswa tersebut dinyatakan sebagai
siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Dengan kata lain pihak-pihak yang bersangkutan
akan mengetahui standing position masing-masing peserta didik dari waktu ke waktu; apakah
posisinya senantiasa stabil, semakin meningkat, atau sebaliknya posisinya cenderung menurun.
B. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Zainal, 1991. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Anonim,http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808346/pendidikan/BAB+15+MENGOLAH+N
ILAI.pdf. Diakses pada tanggal 23 Mei 2018.