PEMBAHASAN
A. Ijaz
1. Pengertian
Ijaz secara leksikal bermakna meringkas. Sedangkan dalam terminologi ilmu
balaghah, ijaz adalah:
Ayat diatas cukup pendek dan kata-katanya sedikit, akan tetapi mengandung
makna yang luas. Serta menghimpun akhlak-akhlak mulia secara keseluruhan.
Contoh lainnya adalah firman Allah SWT:
Tidak setiap perkataan yang singkat itu dinamakan ijaz. Suatu perkataan yang
lafaznya lebih sedikit dari makna yang dikandungnya, akan tetapi tidak dapat
menampung makna yang dimaksud, maka dinamakan ikhlal (cacat). Ikhlal adalah
membuang satu atau beberapa kata pada suatu kalimat, akan tetapi makna yang
terkandung pada kalimat tersebut tidak sempurna. Sehingga tidak tertutup
kemungkinan timbulnya kesalahpahaman. Contoh ucapan al-Yaskuri berikut ini:
ولم أك بغيّا
Artinya : “ Dan aku bukan (pula) seorang pezina “
Pada ungkapan ayat diatas tepatnya pada kata “ ” أكada huruf yang dibuang
yaitu huruf “ ” ن, yang asalnya adalah:
ولم أكن بغيّا
2. Kata isim yang berfungsi sebagai mudhaf, seperti firman Allah SWT
dalam surat al-Hajj ayat 78:
ّ وجاهدوا فى هللا
حق جهاده
Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-
benarnya”
Pada ayat di atas terdapat kata yang dibuang yaitu kata ” ” سبيلyang terdapat
pada ungkapan “ “ فى سبيل هللا. Kata yang dibuang pada ayat tersebut
berfungsi sebagai mudhaf.
3. Kata isim yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih, seperti firman Allah
SWT dalam surat al-‘Araf ayat 142:
Pada ayat diatas terdapat kata yang dibuang yaitu pada ungkapan“ بعشر
“ ليال. Pada ungkapan tersebut kata yang dibuang adalah “ ” ليال. kata
tersebut berfungsi sebagaimudhaf ilaih.
Kata yang dibuang terdapat pada ungkapan “ َ َ”إ اال َمن ت.
َاب َو َءا َمن Kata
”عمالsehingga kslimst lengkapnya pada ayat tersebut
yang dibuangnya adalah “
adalah “” وعمل عمال صالحا. Kata “ ”عمالpada ungkapandi atas
berfungsi sebagai maushuf.
5. Kata isim yang berfungsi sebagai sifat, seperti firman Allah SWT
dalam surah at-Taubah ayat 125:
Pada ayat di atas kata yang dibuang adalah “ ” مضافا, sehingga lengkapnya
adalah “ “مضافا إلى رجسهم.
6. Adat syarat seperti firman Allah SWT dalam surat ali imran ayat 31:
ط ُن َك َماٗ أَخٗ َر َج أَ َب َويٗ ُكم َ َٰ ٗشي َٰ َي َبنيٗ َءادَ َم َال يَفٗتنَنا ُك ُم ٱل ا
ُسوٗ َٰ َءته َماٗٗ إناهۥ
َ س ُه َما ليُر َي ُه َماَ عنٗ ُه َما ل َبا َ ُّمنَ ٱلٗ َجناة َينزع
ث َال تَ َروٗنَ ُهمٗٗ إناا َج َعلٗنَا ُ ٗيَ َر َٰى ُكمٗ ُه َو َوقَبيلُهۥُ منٗ َحي
٢٧ َش َٰيَطينَ أَوٗليَاٗ َء للاذينَ َال يُؤٗمنُون ٱل ا
Artinya: “dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke
neraka, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”.
Pada ayat di atas ungkapan yang dibuangnya adalah “ ”لرأيت أمرا فطيعا
yang berfungsi sebagai jawab syarat.
ّ
ليقولن هللا ولئن سألتهم من خلق السماوات واألرض
Artinya : “ dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada merreka :”siapakah
yang menciptakan langit dan bumi ?” tentu mereka akan menjawab : (yang
menciptakannya)Allah.”
Pada syi’ir diatas terdapat kata yang dibuang yaitu kata “ ”النفسpada ungkapan
“يوما ”اذا حشرجت, sehingga ungkapan yang lengkap adalah “ اذا
”حشرجت النس يوما.
10. Berupa lafadh yang bersandar ) (متعلّقات, seperti firman Allah swt
dalam surah al-Anbiya ayat 23 :
٢٣ َع ُل َو ُهمٗ يُسٗلُون َ َال يُسٗ ُل
َ ٗع اما يَف
Artinya : “Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah
yang akan ditanyai”.
صدّيق
ّ فأ رسلون يوسوف أيّها ال
Artinya :“Maka utuslah aku (kepadanya). (Setelah pelayan itu berjumpa dengan
Yusuf, dia berseru): Yusuf, hai orang yang amat dipercaya”.
a. (اإلستعطاف
Dalam keadaan mohon belas kasih )
b. Mengadukan keadaan )(شكوى الحال
c. Permohonan ampun )(اإلعتذارات
d. Bela sungkwa )(التعزية
e. Mencerca sesuatu )(العتاب
f. Mencela )(التوبيخ
g. Janji dan ancaman )(الوعد و الوعيد
h. Surat- surat penarikan pajak
Pada ayat di atas terdapat ithnab, karenaada penyebutan sesuatu yang umum
setelah yang khudus. Penyebutan yang umum setelah yang umum setelah yang
khusus itu tercakup oleh yang umum dengan memberikan perhatian pada sesuatu
yang khusus dengan disebut dua kali.
Pada ayat di atas Allah menjelaskan bahwa syaitan membisikkan kepada Adam.
Setelah itu baru dijelaskan isi dari bisikkan tersebut.
d. Pengulangan. Contoh : (QS: At- Taktsur : 3-4)
Artinya :
I’tiradh adalah memasukkan satu kalimat atau lebih ke dalam suatu kalimat atau
ke antara dua kata yang berhubungan. Kalimat yang menjadi sisipan tersebut tidak
memiliki tempat dalam i’rab. Penggunaan sisipan pada suatu kalimat sendiri
bertujuan untuk meningkatkan ke –balaghah-an suatu ungkapan. Selain itu juga
,i’tiradh juga bertujuan untuk tanzih (membersihakan diri). Contoh :
3. Manfaat Ithanab
1. Menjelaskan yang samar.
2. Ilghol, ialah mengakhiri pembicaraan dengan ucapan yang berfaedah,
meskipun kalam itu cukup tanpa ucapan tersebut.
3. Tazkyiil, ialah mengikutkan kalimah jumlah kepadda kalimah jumlah
lainnya padahal kalimah yang mengikutinya itu mencakup kepada makna
yang terkandung dalam kalimah yang diikutinya.
4. Tskrir, ialah mengulang-ulang kalimah .
5. I’tirodh, ialah berpaling dari suatu kalimah jumlah ke kalimah jumlah
lainnya yang ada hubungannya.
6. Takmil, ialah menyempurnakan pengertian dan disebut ikhtirosh, ialah
menjaga salah paham.
7. Tatmim, menyempurnakan kalam agartidak menimbulakan salah tujuan.
8. Mengatafkan yang khusus kepada yang umum.[4]
C. Musawah