Anda di halaman 1dari 4

Banyak kemajuan yang dicapai oleh Bursa Efek Indonesia sejak kebangkitan dari tahun 1989

sampai 2012. Selama 23 tahun itu kemajuan yang dicapai antara lain: peraturan bursa yang
bersifat internasional, teknologi perdagangan modern, penyelesaian transaksi melalui over
booking, adanya Central Clearing dan Central Custodian, serta online trading.
Namun demikian masih ada kelemahan pada sistem bursa saat ini, yaitu serapan emiten yang
sangat rendah. Emiten tercatat pada akhir tahun 2000 sebanyak 287, dan meningkat pada
akhir tahun 2010 menjadi 420. Hal ini berarti bahwa 10 tahun Bursa efek di Indonesia hanya
dapat menarik 133 emiten- atau secara rata-rata hanya sebanyak 13 emiten pertahunnya. Hal
ini sangat memprihatinkan, Indonesia jauh Tertinggal jika dibandingkan dengan Singapura
dan Malaysia

Definisi
Menurut pasal 1 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Bursa Efek
didefinisikan sebagai berikut: Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan system dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.
Pihak yang dimaksud disini adalah orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi. Dengan demikian pengertian mengenai pasar kedua, pasar
ketiga dan pasar keempat termasuk dalam kategori Bursa Efek, karena ketiga jenis pasar
tersebut merupakan pihak yang memperdagangkan efek, sedangkan pasar pertama tidak
termasuk dalam pengertian Bursa Efek karena tidak memperdagangkan efek, tetapi
melakukan penawaran umum efek.
Beberapa istilah yang digunakan untuk mengekspresikan pasar pertama ( The First market),
yaitu: pasar perdana ( primary market) dan initial public offering (IPO). Pasar kedua
( secondary market) biasa disebut dengan Bursa Efek. Pasar ketiga ( third market) biasa
disebut sebagai over-the-counter atau bursa paralel.
Dalam pengertian umum, Bursa Efek disamakan dengan pasar sekunder atau pasar kedua
karena dilihat dari sudut mekanisme perdagangan yang berbeda dengan pasar ketiga ataupun
pasar keempat.
Organisasi Bursa Efek
Secara umum organisasi Bursa Efek memiliki beberapa fungsi yang dijabat oleh manajer atau
direktur, yaitu:
Fungsi Keanggotaan bertugas untuk menetapkan peraturan mengenai persyaratan menjadi
anggota bursa, mengingatkan anggota bursa yang tidak memenuhi persyaratan selama tahun
berjalan, dan mengeluarkan pencabutan keanggotaan bursa.
Fungsi Pencatatan bertugas untuk menetapkan peraturan mengenai persyaratan pencatatan
saham di Bursa efek bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum. Selain itu fungsi ini
juga bertugas untuk mengeluarkan surat pencatatan awal dan pencatatan akhir, mengingatkan
perusahaan publik yang melanggar persyaratan pencatatan selama tahun berjalan, dan
mengeluarkan perusahaan publik dari pencatatan di Bursa.
Fungsi Perdagangan bertugas untuk menetapkan peraturan perdagangan, mekanisme
perdagangan, dan sosialisasinya kepada Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).
Fungsi Pengawasan Perdagangan (Surveillance) bertugas untuk melakukan pengawasan
perdagangan selama jam perdagangan berlangsung untuk mencegah terjadinya kegiatan
penipuan harga, permainan harga, manipulasi harga, cornering, dan short selling.
Fungsi Ketaatan Aturan (Compliance) bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap
anggota bursa dan emiten mengenai ketaatan terhadap peraturan bursa.
Fungsi Pemeriksaan Internal bertugas melakukan pemeriksaan terhadap semua unit kerja
yang ada dalam organisasi perusahaan termasuk unit direksi dan terhadap anggota bursa.
Selain itu fungsi ini juga wajib melaporkan kepada direksi, komisaris, dan Bapepam secara
langsung tentang masalah-masalah material yang ditemuinya yang dapat mempengaruhi
perusahaan efek ataupun bursa efek.
Fungsi Teknologi Informasi bertugas melakukan inovasi teknologi perdagangan dan
teknologi informasi terkait dengan perkembangan komputerisasi.
Fungsi Riset dan Pengembangan bertugas melakukan kajian-kajian untuk menemukan
produk-produk baru yang akan diperdagangkan.
Fungsi Administrasi dan Keuangan bertugas untuk menunjang kegiatan-kegiatan
operasional tentang administrasi dan keuangannya, menyusun laporan keuangan periodik,
mengkoordinasikan pembuatan anggaran tahunan, dan menyiapkan bahan untuk auditor.
Fungsi Hubungan Masyarakat bertugas menjalin hubungan dengan perusahaan publik,
pemerintah daerah, dan instansi lain yang ada kaitannya dengan kegiatan umum di Bursa.

Pemilik Bursa Efek


Negara, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota dapat menjadi pemilik Bursa Efek karena
bertujuan membangun perekonomian negara atau perekonomian daerah masing-masing.
Pihak swasta juga dapat menjadi pemilik Bursa Efek karena memiliki kepentingan dengan
turut menikmati fasilitas bursa dan memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan
bursa. Sampai akhir tahun 2009 Bursa Efek Indonesia masih dimiliki oleh pihak swasta yaitu
perusahaan-perusahaan efek yang berjumlah 122 perusahaan.
Pemilik Bursa efek di Indonesia adalah perusahaan efek yang bertindak sebagai perantara dan
pedagang sekaligus sebagai pemegang seat. Pemisahan antara pemilik bursa dan pemegang
seat sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan. Bursa Efek
Indonesia saat ini masih mencampurkan fungsi pemilik bursa dan pemegang seat, dan hal ini
sebenarnya tidak menjunjung asas good corporate governance.

Perusahaan Efek
Menurut UUPM Nomor 8 Tahun 1995, perusahaan efek adalah pihak yang melakukan
kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara efek, pedagang efek, dan atau manajer
investasi.

Gambar di atas menggambarkan berbagai fungsi dari perusahaan efek. Penjamin emisi efek
adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
Perantara efek adalah pihak yang melakukan kegiatan untuk membeli atau menjual efek bagi
kepentingan pihak lain. Pedagang efek adalah pihak yang melakukan kegiatan membeli atau
menjual efek untuk kepentingan perusahaan efek sendiri. Manajer investasi adalah pihak
yang melakukan kegiatan pengelolaan dana yang dikumpulkan dari para sponsor dan
masyarakat umum dalam bentuk instrumen finansial, yaitu saham, obligasi, dan instrumen
pasar uang.

Anggota Bursa
Menurut UUPM Nomor 8 Tahun 1995 dan peraturan perundangan lainnya, anggota bursa
adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam dan mempunyai hak
untuk mempergunakan sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa
Efek. Perusahaan efek yang ingin melakukan perdagangan sebagai perantara dan atau
pedagang efek wajib memiliki surat persetujuan anggota bursa (SPAB). Perusahaan efek yang
tidak memiliki SPAB dapat melakukan kegiatan sebagai pedagang efek yang melakukan jual
beli efek layaknya sebagai investor, tetapi tidak dapat melakukan transaksi langsung di Bursa
Efek. Perusahaan efek ini melakukan pesanan beli dan jual melalui perusahaan efek lainnya
yang menjadi anggota bursa.
Jadi perusahaan yang efek belum tentu menjadi anggota bursa, tetapi anggota bursa pasti
merupakan perusahaan efek. Pihak yang Berdagang di Bursa Efek adalah anggota bursa yang
diwakili oleh wakil perantara pedagang efek (WPPE). Anggota bursa adalah cerminan suatu
perusahaan efek, sedangkan WPPE adalah orang perorangan yang dapat melakukan tindakan
perdagangan. Segala tindakan WPPE beserta akibat finansial dari perdagangan efek menjadi
tanggung jawab anggota bursa, bukan tanggung jawab pribadi WPPE. Perdagangan efek di
Bursa hanya dapat dilakukan oleh anggota Bursa Efek yang juga menjadi anggota kliring
KPEI.

Anda mungkin juga menyukai