NIM : 2127201020012
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan PAI di Indonesia
Semester : 3 (Tiga)
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Dr. Etika Pujianti, M. Pd
JAWABAN
3. Suatu analisis kebijakan pendidikan tergantung dari cara pandang atau perspektif
mana akan diambil, misalnya analisis kebijakan pendidikan bisa dilihat dari cara
pandang sosial dan budaya, ekonomi (politik ekonomi), psiko sosial, agama,
pemerintahan dan birokrasi, pertahanan dan keamanan dll.
Analisis Kebijakan Pendidikan merupakan penerapan analisis dalam bidang
pendidikan untuk menjelaskan, menilai dan menghasilkan pemikiran (alternatif
solusi) dalam rangka memecahkan masalah publik sebagai bentuk proses pengambilan
keputusan bidang pendidikan.
Analisis kebijakan adalah sebagai suatu metode atau prosedur menggunakan
argumentasi rasional dan fakta-fakta untuk menjelaskan, menilai, dan membuahkan
pemikiran dalam rangka upaya memecahkan masalah publik. Pendekatan dalam
analisis kebijakan menggunakan pendekatan deskriftif dan normatif. Pendekatan
deskriftif dimaksudkan untuk menyajikan inforrnasi apa adanya kepada pengambil
keputusan agar pengambil keputusan memahami permasalahan yang ada. Sedangkan
pendekatan normatif dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan dalam
memberikan gagasan hasil pemikiran agar para pengambil keputusan dapat
memecahkan suatu kebijakan. Dalam analisis kebijakanada dua paradigma metodologi
yang sering dipakai, yaitu paradigama kuantitatif dan paradigma kualitatif. Prosedur
analisis kebijakan pendidkan tinggi mempertimbangkan tiga hal yaitu, pertama fungsi
alokasi, fungsi inquiri, dan fungsi komunikasi. Isu-isu strategis dalam dunia
pendidikan dewasa ini melipuri tiga hal yaitu pemerataan dan perluasan akses,
peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta penguatan tata kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik.
4. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang
memiliki ciri khas yang berbeda dari pada mata pelajaran lainnya. Karakteristik
mata pelajaran PAI yakni masuknya nilai ilahiyah sebagai core values dalam PBM.
Aspek ilahiyah ini kemudian dijabarkan pada ranah aqliyah (kognitif), qolbiyah
(afektif), dan amaliyah (psikomotorik). Konsep aqliyah memiliki nilai yang berbeda
dengan aspek kognitif, begitu pula konsep qalbiyah dan amaliyah berbeda dengan
aspek afektif dan psikomotorik. Dalam pembelajaran PAI, ketiga ranah ini selalu
terkait dengan posisi manusia sebagai hamba Allahdan khalifah di bumi. Tujuan
evaluasi pembelajaran PAI memiliki kedudukan yang vital untuk melihat ketercapaian
standar kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik baik pada aspek aqliyah,
amaliyah, maupun qalbiyah. Maka dari itu evaluasi yang dikembangkan oleh
pendidik harus mencakup ketiga ranah tersebut. Sedangkan Fungsi evaluasi
pembelajaran PAI adalah:
1) Menilai ketercapaian standar kompetensi dan
2) sebagai bahan penunjang penyusunan perencanaan pembelajaran. Hasil penilaian
digunakan untuk melihat hasil pembelajaran PAI yang telah dilakukan
berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Evaluasi pembelajaran yang berkesinambungan dapat mempermudah pendidik
maupun sekolah untuk mengembangkan model perencanaan, pelaksanaan, dan
hasil belajar. Proses ini selanjutnya mampu menyempurnakan program pembelajaran
PAI menjadi lebih baik. Model evaluasi pembelajaran PAI meliputi evaluasi
perencanaan, evaluasi pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi efisiensi,
dan evaluasi program komprehensif. Sementara itu teknik yang dapat digunakan
adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes dapat digunakan untuk melihat tingkat
pemahaman peserta didik. Sedangkan teknik non tes dapat digunakan untuk
melihat 3 ranah kompetensi peserta didik, khususnya pada ranah amaliyahdan
qalbiyah, karena 2 ranah ini sulit untuk dinilai dengan tes tulis.