Disusun Oleh :
Nim :
22124024
Dosen Pengampu:
Masalah dan tantangan pendidikan di negara kita tidak terlepas dari lingkungan internal dan
eksternal negara kita. Lingkungan internal berasal dari konteks keadaan kekinian dalam
negara kita sendiri dan lingkungan eksternal berasal dari luar negara, kita misalnya isu
globalisasi yang sudah merambah keseluruh aspek kehidupan manusia didunia.
1. Masalah yang sederhana (well-structuret), adalah masalah yang melibatkan satu atau
beberapa pembuat keputusan dan seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan.
2. Masalah yang agak sederhana (moderately structuret problems) adalah masalah-masalah
yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan dan sejumlah alternatif yang
secara relatif terbatas.
3. Masalah yang rumit (ill-structured) adalah masalah-masalah yang mengikutsertakan
banyak pembuat keputusan yang utilitas (nilai-nilainya) tidak diketahui atau tidak
mungkin untuk diurutkan secara konsisten.
a. Perumusan masalah dalam analisis kebijakan
Syarat untuk memecahkan masalah yang rumit adalah tidak sama dengan syarat untuk
memecahkan masalah yang sederhana. Masalah yang sederhana memungkinkan analisis
menggunakan metode-metode konvensional, sementara masalah-masalah yang rumit
menuntut analis untuk mengambil bagian aktif dalam mendefinisikan hakikat dari masalah itu
sendiri.
A. Pengertian rekomendasi
Proses mengevaluasi atau menilai beberapa opsi atau alternatif kebijakan
untuk menentukan mana tindakan kebijakan yang terbaik untuk mengatasi masalah
sosial, ekonomi, politik, dan fisik yang sedang atau akan dihadapi oleh masyarakat.
Langkah-langkah rekomendasi :
1. Rumuskan beberapa kriteria evaluasi yang relevan dengan tujuan kebijakan.
2. Analisis efek dan dampak tiap alternatif kebijakan terhadap kriteria-kriteria
tersebut.
3. Tetapkan alternatif yang terbaik (lebih banyak unsur positifnya) sebagai tindakan
kebijakan.
B. Kebijakan publik dalam bidang pendidikan
Kebijakan publik menurut winarno (2005:17) adalah kebijakan yang
dikembangkan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan pejabat-pejabat pemerintah
yang dipengaruhi oleh aktor-aktor dan faktor-faktor, bukan pemerintah. Pengertian
diatas menunjukan hal-hal berikut.
1. Kebijakan tidak semata-mata didominasikan oleh kepentingan pemerintah.
2. Aktor-aktor diluar pemerintah harus diperhatikan aspirasinya.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh harus dikaji sebelumnya.
Tindakan dalam tahap ini adalah perwujudan masing-masing tahapan yang telah
dilaksanakan sebelumya.
1. Partisipasi dala pengambilan keputusan hanya kalangna terbatas dan jumlahnya kecil.
Maka, struktur organisasi bersifat sebtralisasi.
2. Jika invidu atau kelompok berpartisipasi secara luas dalam pembuatan keputusan,
tetapi hany apda keputusan terprogram (programmed decisioon), disebut
desentralisasi formal (formalized decentralization).
3. Jika yang terjadi adalah individu atau kelomopok berpartisipasi secara luas, tetapi
hanya dalam pembuatan keputusan dalam keputusan tak terprogram (nonprogramed
decision), disebut desentralisasi nyata (true decentralization).
F. Partisipasi masyarkat dalam pengambilan kebijakan publik
Pemaknaan tersebut menurut Suci Handayani (2006:18) mengandung maksud bahwa
setiap tindakan partisipasi menjadi sebuah keniscayaan. Pemaknaan pertama hanya
menekankan pada aspek partisipasiformal atas masyarakat, sedangkn makna kedua
mengandung maksud keterlibatan masyarakat harus pro-aktif.
Pemaknaan-pemaknaan diatas mengandung pengertian bahwa partisipasi masyarakat
mensyaratkan beberapa hal berikut ini:
1. Kesadaran penuh kkelompok elite atas interaksinya kepada kelompok non elite
2. Kelompok elite tidak merasa interaksinya dengna kelompok elite sebagai sebuah
bentuk “belas kasihan”
3. Interaksinya yang ada menjadikan kedua kelompok berpartisipas aktif
4. Partisipasinya berawal dari penentuan tujuan bersama dan cara-cara
mewujudkannya, pelaksanaan, memperoleh hasil (keuntungan), serta penilaian
terhadap seluruh kegiatan atau program
5. Interaksi kedua kelompok menghasilakan keputusan strategis di bidang
pendidikan (formasi kepagawaian, pengembangan profesional staf, anggaran,
tanah dan bangunan, pengelolaan sumber daya, serta kurikulum).