PENDIDIKAN IPS SD
Tentang :
Ealuasi Pembelajaran IPS di SD
Disusun Oleh:
Indah Fajri Hilmi
NIM:
18129061
Seksi:
18 BB 05
1
A. Pengertian Evaluasi
2
Karakteristik dari pendidikan IPS adalah pada upayanya
untuk mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. perasaan
yang menghargai terhadap segala perbedaan, baik itu perbedaan pendapat, etnik,
agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Bersikap terbuka dan senantiasa
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat
mengembangkan dirinya. Oleh karena itu pendidikan IPS memiliki tanggung jawab
untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang demikian. (Agib, 2009).
Evaluasi pada hakekatnya adalah penilaian progam, proses dan hal pendidikan.
Dalam pembelajaran IPS evaluasi emiliki pengertian penilaian progam, proses dan
hasil pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan,
sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya.
Evaluasi seperti ini merupakan baro meter atau pengecekan apakah proses yang
berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar
penguasaan atau pemahaman peserta didik (Khotimah, 2009).
Evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar
yang meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapakan, media yang
digunakan, dan strategi yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar
memperbaiki kelemahan proses kegiatan belajar mengajar tadi, sedangkan di pihak
peserta didik , evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi
pembelajaran oleh mereka dan juga untuk mengungkapkan kemajuannya secara
individual ataupun kelompok dalam mempelajari IPS. Dari sudut peserta didik tujuan
evaluasi ini adalah mendorong mereka belajar IPS sebaik-baiknya agar mencapai
makna sebesar-besarnya dari apa yang mereka pilajari (Rusman, 2010).
Evaluasi Pembelajaran IPS pada setiap jenjang pendidikan memiliki
karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia
siswa. Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan
pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat
perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi
pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan label
dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik dengan
mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari
fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema
ini kemudian semakin meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari
lingkaran kehidupan siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan
proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan
IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-
disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.
3
Tes dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh
seseorang yang akan diuji. Hasil tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-
angka yang dalam istilah teknisnya dinamakan scores, aspek kepribadian tersebut bisa
berupa prestasi akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian sosial dan lain-lain.Tujuan
dari evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah seseorang siswa
telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan
evaluai tes ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau
aspek-aspek kepribadaian lainnya.
Agar tes dapat menunaikan fungsinya sebagai alat pengukur yang baik, maka
guru harus memperhatikan hal berikut dalam menyusun soal :
a. Validitas. Syarat ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang diberikan
benar-benar sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang
menjadi tujuan instruksional.
b. Reliabilitas. Tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya tidak
menunjukkan perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk
mengukur kemampuan seseorang.
c. Objektivitas. Soal-soal tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana adanya,
tidak dipengaruhi oleh pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau faktor
pengganggu lainnya.
d. Efisiensi. Tes dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan banyak
waktu, tenaga, dan biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya (Suryo,
2009).
a. Penilaian keterampilan
Untuk mengetahui keterampilan seseorang mengetahui sesuatu
diperlukan tes perbuatan(performace tes).Dalam melaksanakan tes ini perlu di
perhatikan dan dibedakan antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan
perbuatan itu sendiri.
4
karangan terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai
patokan,seperti : materi,dan sistematika karangan data penunjang dan cara
pengambilan keputusan.
d. Skala pilihan
Skala pilihan (ranting scales) menyediakan daftar sebanyak 3-5
pilihan.skala pilihan dapat digunakan untuk: observasi, wawancara,
angket,sikap,kebiasan dan minat.
e. Studi Kasus
Studi kasus diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang
bertingkahlaku ekstrim.disekolah menengah,stufdi kasus dilakukan terhadap
siswanya yang bertingkahlaku estrim,menggangu dan perlu bantuan khusus
f. Portofolyo
Pendengkatan porto folyo adalah suatu penilaian yang bertujuan
mengukur sebagaimana kemampuan siswa dalam mengontruksi suatu pekerjaan
atau tugas dengan mengumpulkan bahan yang relafan dengan tujuan dan
keingginan yang dikontruksi ole siswa dan selanjutnya dapat dinilai oleh guru.
Dengan kata lain penilaian portofolyo merupakan suatu pendekatan dalam
penilaian kinerja siswa. Sistem penilaian ini bermanfaaat bagi guru untuk
mengevaluasi kebutuhan,minat,kemampuan akademik dan karakteristik siswa
secara indifidual.Penilaian Ranah atau dimensi keterampilan skil dan nilai nilai
falues secara eksplisip tidak tertuang dalam SK,KD.
Mengajarkan keterampilan skil dan nilai nilai (Values),dilakukan
dengan cara mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Caranya adalah
dengan menerapkan model model pembelajaran dalam “inovatief” yangb
memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan (Skill) dan nilai nilai
(velues) yang di integrasikan. Pembelajaran yang demikian menurut joycee dan
weill (1996)mempunyai dua evek yaitu “evek pembelajaran( intrusional
effect)dan efek pengirim (nurturan effect) efek pembelajaran mungkin dapat
dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Sebaliknya efek pengiring membutuhkan
waktu yang cukup lama.
5
a) Menentukan aspek keterampilan atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan
b) Merancang metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau
nilai-nilai tersebut.e
c) Merumuskan indikator pencapaian aspek keteampilan atau nilai-nilai yang di
integrasikan.
d) Menetapkan tingkat pencapaian setiap indikator.
e) Menetapkan skor tiap-tiap tingkatan.
f) Menyusun rublik.
6
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (BSNP, 2006: 159). Mata pelajaran
IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
7
1.Tes bentuk Isian
Bentuk pilihan alternatif ditandai butiran soal yang diikuti oleh dua
penilaian,dan siswa diminta memilih salah satu dari padanya yang merupakan
penilaian sendiri beberapa ragam pilihan alternatif.
a. Ragam benar – salah. Ragam ini berupa pernyataan yang akan dinilai sebagai
“benar” atau “salah”
b. Ragam betul-salah. Ragam ini terdiri dari sebuah kalimat,penghitungan atau
ungkapan lain yang harus dinilai betul atau salah,tergantung pada tepat
tidaknya tulisan atau bahasanya.
c. Ragam ya- tidak. Ragam ini terdiri dari pertanyyan langsung yang harus di
jawab dengan ya,atau tidak.Bentuk ini mempunya kesamaan seperti yang di
atas.
d. Ragam kelompok. Ragam ini terdiri dari satu item yang tidak lengkap dengan
beberapa isian sebagai pelengkap,yang masing masing nya harus isian sebagai
pelengkap,yang masing masing harus dinilai benar atau salah.
e. Ragam pembetulan. Dalam ragam ini siswa diminta untuk membetulkan setiap
kesalahan dalam soal-soal dengan jalan mengamati bagian yang di garis bawah
dengan yang benar.
8
3. bentuk menjodohkan
9
5. Ragam negatif (pengecualian),maksudnya ragam ini biasanya dipakai untuk
bahan bahan yang jawaban benarnya ada beberapa,yang sama bobotnya,maka
jawaban yang nampak,justru menjadi kunci dalam soal itu.
6. Ragam jawaban terpadu,maksudnya mengunakan metode penilaian skoring.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli, Dkk. 2008. Strategu Pembelajaran. Ditjen Dikti. Jakarta : Depdiknas
Rusman, 2010. Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Suryo Subroto, B.2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi dan Implementasi dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang
Repubik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
11