Anda di halaman 1dari 11

RESUME

PENDIDIKAN IPS SD
Tentang :
Ealuasi Pembelajaran IPS di SD

Disusun Oleh:
Indah Fajri Hilmi

NIM:
18129061

Seksi:
18 BB 05

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dra. Hamimah, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

1
A. Pengertian Evaluasi

Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti


penilaian atau penaksiran . Evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining,
and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternative keputusan. (Abimayu, 2008).
Evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui
kegiatan asesmen. Evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil
pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Evaluasi dapat dinyatakan sebagai
suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non
tes (Trianto, 2010).
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi
merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai (Hamalik, 2008).
Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur
keberhasilan program pendidikan. Evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu
sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai (Rusman,
2010)
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi
formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback
perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat
program dan mengambil keputusan. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan,
perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru.
Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau
dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif,
penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi
pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom.
Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses
dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan
pembelajaran dan pencapaian hasil pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi
kedua hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran

B. Karakteristik Evaluasi pembelajaran IPS

2
Karakteristik dari pendidikan IPS adalah pada upayanya
untuk  mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. perasaan
yang  menghargai terhadap segala perbedaan,  baik itu  perbedaan  pendapat, etnik,
agama, kelompok, budaya dan sebagainya. Bersikap terbuka dan senantiasa
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang atau kelompok untuk dapat
mengembangkan dirinya. Oleh karena itu pendidikan IPS memiliki tanggung jawab
untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang demikian. (Agib, 2009).
Evaluasi pada hakekatnya adalah penilaian progam, proses dan hal pendidikan.
Dalam pembelajaran IPS evaluasi emiliki pengertian penilaian progam, proses dan
hasil pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan,
sebaiknya dilakukan terus menerus sesuai dengan keterlaksanaan pembelajarannya.
Evaluasi seperti ini merupakan baro meter atau pengecekan apakah proses yang
berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar
penguasaan atau pemahaman peserta didik (Khotimah, 2009).
Evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar
yang meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapakan, media yang
digunakan, dan strategi yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar
memperbaiki kelemahan proses kegiatan belajar mengajar tadi, sedangkan di pihak
peserta didik , evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi
pembelajaran oleh mereka dan juga untuk mengungkapkan kemajuannya secara
individual ataupun kelompok dalam mempelajari IPS. Dari sudut peserta didik tujuan
evaluasi ini adalah mendorong mereka belajar IPS sebaik-baiknya agar mencapai
makna sebesar-besarnya dari apa yang mereka pilajari (Rusman, 2010).
Evaluasi  Pembelajaran IPS  pada  setiap  jenjang  pendidikan memiliki
karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia
siswa. Organisasi materi pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar menggunakan
pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat
perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi
pendidikan IPS yang disajikan pada tingkat sekolah dasar tidak menunjukkan label
dari masing-masing disiplin ilmu sosial. Materi disajikan secara tematik dengan
mengambil tema-tema sosial yang terjadi di sekitar siswa.
Demikian juga halnya tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari
fenomena fenomena serta aktivitas sosial yang terjadi di sekitar siswa. Tema-tema
ini kemudian semakin meluas pada lingkungan yang semakin jauh dari
lingkaran kehidupan siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksanakan
proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman
tentang karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertian dan tujuan pendidikan
IPS, landasan filosofis pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-
disiplin ilmu sosial yang dikembangkan dalam pendidikan IPS.

1. Evaluasi Dengan Penilaian Tes 

3
Tes dapat didefinisikan sebagai sejumlah tugas yang harus dikerjakan oleh
seseorang yang akan diuji. Hasil tugas ini biasanya dilukiskan dalam bentuk angka-
angka yang dalam istilah teknisnya dinamakan scores, aspek kepribadian tersebut bisa
berupa prestasi akademik, bakat, sikap, minat penyesuaian sosial dan lain-lain.Tujuan
dari evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apakah seseorang siswa
telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan
evaluai tes ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau
aspek-aspek kepribadaian lainnya.

Agar tes dapat menunaikan fungsinya sebagai alat pengukur yang baik, maka
guru harus memperhatikan hal berikut dalam menyusun soal :

a.      Validitas. Syarat ini menuntut keabsahan tes, dalam arti soal-soal yang diberikan
benar-benar sesuai untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang
menjadi tujuan instruksional.
b.      Reliabilitas. Tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, hasilnya tidak
menunjukkan perubahan atau penyimpangan seandainya diterapkan untuk
mengukur kemampuan seseorang.
c.      Objektivitas. Soal-soal tes seharusnya memberikan hasil sebagaimana adanya,
tidak dipengaruhi oleh pemberi tes (guru) yang melakukan penukuran atau faktor
pengganggu lainnya.
d.      Efisiensi. Tes dapat dilaksanakan secarah mudah, tidak memerlukan banyak
waktu, tenaga, dan biaya, tetapi bisa memenuhi tujuan sebaik-baiknya (Suryo,
2009).

2. Evaluasi Dengan Penilaian non tes

Salah satu peembaharuan pengajaran ilmu pengetahuan sosisal bersangkutan


dengan lingkungan tujuan yang hendak dicapainya,yang tidak terbatas dengn aspek
kognitif,tetapi mencangkup aspek ketampilan (intelectual skiil and sosial skill) dan
juga mencangkup aspek afektif.sebagai konsekuensinya  tujuan prongram
pembelajaran IPS harus mencangkup ketiga aspek tujuan tersebut dan guru IPS harus
mampu menyelesaikan ketiga penilaian yaitu ;

a.         Penilaian keterampilan
Untuk mengetahui keterampilan seseorang mengetahui sesuatu
diperlukan tes perbuatan(performace tes).Dalam melaksanakan tes ini perlu di
perhatikan dan dibedakan antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan
perbuatan itu sendiri.

b.        Penialaian dengan pembuatan karangan (Laporan)


Dari hasil karangan siswa dapat diketahu seberapa jauh
menerangkan,karena untuk menciptakan karangan tersebut diperlukan
pengetahuan dan pemahaman dari materi karangan. Dalam menggevaluasi

4
karangan terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai
patokan,seperti : materi,dan sistematika karangan data penunjang dan cara
pengambilan keputusan.

c.         Penilaian dari Segi Afektif


Aspek ini bersangkutan dengan perasaan dan sikap seseorang terhadap
suatu stimulus.Aspek tujuan afektif mempunyai kedudukan penting dalam
pengajaran IPS. Karena sering kali cara dan alasan seseorang melakukan sesuatu
perbuatan lebih di perhatikan dari pada jenis perbuatan itu sendiri.

d.        Skala pilihan
Skala pilihan (ranting scales) menyediakan daftar sebanyak 3-5
pilihan.skala pilihan dapat digunakan untuk: observasi, wawancara,
angket,sikap,kebiasan dan minat.

e.         Studi Kasus
Studi kasus diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang
bertingkahlaku ekstrim.disekolah menengah,stufdi kasus dilakukan terhadap
siswanya yang bertingkahlaku estrim,menggangu dan perlu bantuan khusus

f.         Portofolyo
Pendengkatan porto folyo adalah suatu penilaian yang bertujuan
mengukur sebagaimana kemampuan siswa dalam mengontruksi suatu pekerjaan
atau tugas dengan mengumpulkan bahan yang relafan dengan tujuan dan
keingginan yang dikontruksi ole siswa dan selanjutnya dapat dinilai oleh guru.
Dengan kata lain penilaian portofolyo merupakan suatu pendekatan dalam
penilaian kinerja siswa. Sistem penilaian ini bermanfaaat bagi guru untuk
mengevaluasi kebutuhan,minat,kemampuan akademik dan karakteristik siswa
secara indifidual.Penilaian Ranah atau dimensi keterampilan skil dan nilai nilai
falues secara eksplisip tidak tertuang dalam SK,KD.
 Mengajarkan keterampilan skil dan nilai nilai (Values),dilakukan
dengan cara mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Caranya adalah
dengan menerapkan model model pembelajaran dalam “inovatief” yangb
memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan (Skill) dan nilai nilai
(velues) yang di integrasikan. Pembelajaran yang demikian menurut joycee dan
weill (1996)mempunyai dua evek yaitu “evek pembelajaran( intrusional
effect)dan efek pengirim (nurturan effect) efek pembelajaran mungkin dapat
dilihat hasilnya dalam waktu singkat. Sebaliknya efek pengiring membutuhkan
waktu yang cukup lama.

Teknik penilaian lebih cocok adalah non tes,acuan menyusun prosedur


pengintegrasian dan penilaian ranah keterampilan,dan nilai-nilai sebagai
berikut,:

5
a) Menentukan aspek keterampilan  atau nilai-nilai yang akan diintegrasikan
b) Merancang metode pembelajaran dengan mengintegrasikan keterampilan atau
nilai-nilai tersebut.e
c) Merumuskan indikator pencapaian aspek keteampilan atau nilai-nilai yang di
integrasikan.
d) Menetapkan tingkat pencapaian setiap indikator.
e) Menetapkan skor tiap-tiap tingkatan.
f) Menyusun rublik.

3.  Evaluasi Dengan Penilaian Otentik

Penilaian otentik (authentict Acesment) adalah prose pengumpulan


informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang
dilakuan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu
meningkatkan,membuktikan,atau menunjukan,secara tpat,bahwa tujuan
pembelajaran,benar benar tercapai.
Penilaian otentik ini merupakan implikasi pemberlakuan kurikulu berbasis
kompetensi terhadap penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Sekolah,dalam hal
ini guru dan kepala sekolah menjadi pengambil keputusan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran. Sekolah menyusun silabus yang
menjaminterlaksananya prose pembelajaran yang terarah.selain itu sekolah
melakukan contineus-autentic acesment yang menjamin ketuntasan blajar dan
pencapaian kompetensi oleh siswa.

Beberapa karakteristik otentik adalah sebagai berikut ;


1. penilaian merupakan dari proses pembelajaran,bukan terpisah dari proses
pembelajaran
2. Penilaian mencerminkan hasil prose blajar dari kehidupan nyata,tidak
berdasarkan kondisi yang di sekolah
3. Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, metode yang sesuai,
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

C. Hakikat Evaluasi pembelajaran IPS SD

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya


mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu
dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik
maupun sosial. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial
bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sosial, yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat (Saidihardjo, 2005: 109). Dari penjelasan diatas dapat
penulis simpulkan bahwa Pendidikan Ilmu Sosial merupakan suatu program
pendidikan pada siswa untuk mengenal dunia sosial yang ada di sekitar
ligkungannya.

6
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan (BSNP, 2006: 159). Mata pelajaran
IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a) Mengenal   konsep konsep   yang   berkaitan   dengan   kehidupan  masyarakat


dan lingkungannya.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan   
kemanusiaan.
d)  Memiliki    kemampuan    berkomunikasi,   bekerjasama   dan   berkompetisi   
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP,
2006: 159).

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek


tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi
dan judgment  merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu
perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas
dasar itu maka dalam kegiatan penilaian selalu ada objek/program, ada criteria, dan
ada  interpretasi/judgment. (Trianto, 2010)
 Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa
objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang
berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa
menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses belajar
adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran (Nana Sudjana, 2005: 3).

D. Bentuk bentuk evaluasi dalam pembelajaran IPS di SD

7
1.Tes bentuk Isian

1)        Wujudnya. Terdapat kekosongan dalam butir soal perlu diisi.siswa diminta


mencari sendiri bagian yang dapat melengkapi kekosongan itu.
2)        Ragamnya (jenisnya)
a) Isian dan melengkap. Ragam ini mempunyai ciriciri antara lain; Berupa
pertanyaan tak lengkap,adanya ruangan atau tempat untuk mengisi
pertanyaan itu.
b) Pertanyaan. Ragam ini diakhiri dengan tanda tanya,siswa diminta
menuliskan jawabanya dalam ruang yangb tersisa secukupnya.
c) Identifikasi atau asosiasi.. Ragam ini menghendaki jawaban atas
pertanyaan pertanyaan yang diberikan dengan selalu menghubungkan
dengan pertanyaan pokok.
3)  Keberatan terhadap bentuk isian
a) Sukar membuat soal yang mampu mengukur jenjang kemampuan yang
lebih tinggi dari pengggingat.
b) Jawabanya sukar di pastikan sebagai satu-satunya jawaban,dengan
demikian kunci jawaban pun sanggat sukar di temukan.
c) Skor memakan waktu lama
d) Skornya kurang terandalkan
e) Faktor subjektivitas ikut berpengaruh dalam penilaian,jadi tidak objektif
lagi.

2. Bentuk penilaian Afektif

Bentuk pilihan alternatif ditandai butiran soal yang diikuti oleh dua
penilaian,dan siswa diminta memilih salah satu dari padanya yang merupakan
penilaian sendiri beberapa ragam pilihan alternatif.

a. Ragam benar – salah. Ragam ini berupa pernyataan yang akan dinilai sebagai
“benar” atau “salah”
b. Ragam betul-salah. Ragam ini terdiri dari sebuah kalimat,penghitungan atau
ungkapan lain yang harus dinilai betul atau salah,tergantung pada tepat
tidaknya tulisan atau bahasanya.
c. Ragam ya- tidak. Ragam ini terdiri dari pertanyyan langsung yang harus di
jawab dengan ya,atau tidak.Bentuk ini mempunya kesamaan seperti yang di
atas.
d. Ragam kelompok. Ragam ini terdiri dari satu item yang tidak lengkap dengan
beberapa isian sebagai pelengkap,yang masing masing nya harus isian sebagai
pelengkap,yang masing masing harus dinilai benar atau salah.
e. Ragam pembetulan. Dalam ragam ini siswa diminta untuk membetulkan setiap
kesalahan dalam soal-soal dengan jalan mengamati bagian yang di garis bawah
dengan yang benar.

8
3. bentuk menjodohkan

Terdiri dari serangkai premis dan serangakai jawaban,dandan petunjuk


menjodohkan premis dengan jawaban jawaban tersebut.

a) Wujudnya. Terdiri dari serangkai premis,serangkai jawaban dan petunjuk


menjodohkan premis dengan jawaban jawaban tersebut.
b) Sistem penomoran. Tegantung pada sistem menjawab,yaitu; dilembar
jawabanya atau langsung dalam buku soal. Apabila dalam item “dilembar
jawaban”di pakai maka baik premis atau jawaban diberi nomor atau tanda
yang membedakan premis yang diberi nomor sedangkan jawabanya tidak.di
depan jawaban ada ruang untuk menulis jawaban jodohnya.
c) Sistem penjodohan. Ada dua sistem dalam sistem penjodohan yaitu;
penjodohan sempurna, penjodohan tidak sempurna. Dalam sistem penjodohan
sempurna,tidak satu butur dalam promis mempunyai satu jawaban sebagai
jodohnya,sedangkan dalam sistem penjodohan tidak sempurna terdapat dua
atau lebih butir dalam premis yang bersama mempunyai satu pasangan(jodoh)

3. Bentuk  penilaian pilihan ganda

a) wujud test pilihan ganda. Test pilihan ganda terdiri dari,;


1. item atau pokok soal. Berbntuk ; jawaban yang di usulkan
,pengisian/perlengkapan/pernyataan
Jawaban terdiri dari ;
a. Kunci,yaitu jawaban atau jawaban -jawaban yang benar
b. Distractor atau pengecok,yaitu jawaban yang tidak benar atau yang
menyesatkan kunci dan distractor option.
Dengan bentuk pilihan ganda:
a.  Aspek yang lebih tingggi dapat di ukur
b.  Kemungkinan besar karena tebakan lebih kecil
c.  Ragam fariasi bentu dapat di buat banyak.
d.  Jawaban tidak harus mutlak benar,tetapi dapat berupa yang paling benar,atau
dapat pula mengandung beberapa jawaban yang memang benar semuanya,
b) beberapa kriteria terhadap bentuk tes objektif pilihan ganda
1. Ragam jawaban yang benar ,maksudnya adalah salahsatu dari kemungkinan itu
mutlak benar,sementara yang lain mutlak salah.
2. Ragam jawaban yang paling benar,maksudnya adalah kemungkinan jawaban
benar dengan tingkat kebenaran yang berbeda,yang paling tinggi tingkat
kebenaran itu yang paling benar
3. Ragam banyak jawab,maksudnya soal memiliki beberapa jawaban yang paling
benar
4. Ragam pernyataan tak lengkap (melengkapi pernyataan)

9
5. Ragam negatif (pengecualian),maksudnya ragam ini biasanya dipakai untuk
bahan bahan yang jawaban benarnya ada beberapa,yang sama bobotnya,maka
jawaban yang nampak,justru menjadi kunci dalam soal itu.
6. Ragam jawaban terpadu,maksudnya mengunakan metode penilaian skoring.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli, Dkk. 2008. Strategu Pembelajaran. Ditjen Dikti. Jakarta : Depdiknas

Agib, Zainal, 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Hamalik, Oemar, 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Khotimah, 2009. Penilaian Evaluasi Belajar. Jakarta : Grafindo Persada

Rusman, 2010. Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Suryo Subroto, B.2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi
Aksara

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi dan Implementasi dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang
Repubik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

11

Anda mungkin juga menyukai