Anda di halaman 1dari 9

Resume 2

Pembelajaran Tematik Terpadu


Tentang :
Ragam Bentuk Implementasi PT : Sifat materi yang dipadukan, Cara Pemaduan materi,
Waktu Pelaksanaan Materi, Kefleksibelan dan Persyaratan PT

Disusun Oleh :
Indah Fajri Hilmi

NIM:
18129061

Seksi :
18 BB 05

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Yarisda Ningsih, S.Pd., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu.

Di dalam praktiknya,terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru


melaksanakan pembelajaran terpadu.Hal ini bisa mengakibatkannya beraneka macam
bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu.Ragam ini bisa ditentukan oleh sifat materi
yang dipadukan,cara memadukan materinya,perancanaan pemanduannya,waktu
pelaksanakannya,serta dilihat dari unsur pemicunya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan pembelajaran terpadu diungkapkan oleh Tim Pengembang
PGSD (1996: 13) yaitu ketelitian dalam mengantisipasi kemanfaatan arahan pengait
konseptual intra maupun antar bidang studi, penguasaan material dan medodologi
terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan dan memperhatikan kurikulum
yang telah ada sehingga tercapainya tujuan pendidikan. 16 Menurut Tim Pengembang
PGSD (1996: 10-13).

Berikut akan diuraikan ragam bentuk implementasi pembelajaran terpadu:

1. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan.

Jika ditinjau dari sifat materi yang dipadukan,maka sedikitnya ada dua macam
bentuk implementasi pembelajaran terpadu yaitu:
1. pembelajaran terpadu intra bidang studi.
2. pembelajaran terpadu antar bidang studi.Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra
bidag studi jika yang dipadukan adalah materi-materi (pokok bahasan/subpokok
bahasan,konsep/subkonsep,keterampilan atau nilai) dalam satu bidang studi.Suatu
pembelajaran yang memadukan materi pengukuran,rasio,pecahan,operasi
hitung,misalnya adalah pembelajaran terpadu intra bidang studi
Matematika.Pembelajaran yang memadukan keterampilan
menyimak,membaca,berbicara,dan menulis,adalah pembelajaran terpadu intra bidang
Bahasa Indonesia.
Sementara itu, pembelajaran terpadu yang memadukan
konsep/subkonsep,pokok bahasan/subpokok bahasa bidang studi yang satu dengan
bidang studi lainya dikatan pembelajaran terpadu antar bidang studi.Suatu
pembelajaran yang memadukan Matematika dan IPA,misalnya,dikatakan sebagai
pembelajaran terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA.Pembelajaran terpadu
juga bisa terjadi antara IPA,IPS,MAT,dan Bahasa Indonesia.

2.      Ditinjau dari cara pemaduan materi.

Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu,guru terkadang masih


memperhtikan secara tegas batas-batas antara bidang studi yang satu dengan yang
lainnya.Namun,kadang-kadang pula,batas-batas antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain sudah sangat samar,hamper seperti tidak ada sekat yang
membatasinya.Dalam praktiknya,jika suatu tema telah ditetapkan,maka guru bersama
siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang
studi.Berdasarkan tema tersebut,guru (bersama siswa) menentukan unsur-unsur
bidang studi yang harus ada tumpang tindih dengan bidang studi yang lainya.Jika
suatu temat telah ditetapkan,misalnya “Banjir”,siswa diajak mempelajari aspek
matematika,aspek IPA,aspek IPS,dan bnjir tersebut tanpa memperhatikan keterkaitan
antar apa yang dipelajari dalam Matematika,IPA,dan IPS.
Sementara itu,bisa juga pembelajaran yang mengakibatkan siswa harus
memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi.Siswa tidak hanya
di tuntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang studi,melainkan harus
mengorganisasikannya sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh.Umumnya
hal ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
Tahap ini sebaiknya dilakukan setelah  membuat pemetaan kompetensi dasar
secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dengan
maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan dan pencapaiannya. Pada saat
menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar oleh
siswa dan kebermaknaan belajar.

3.      Dilihat dari waktu pelaksanaan materi.

Menurut Trianto (2011: 220) pengaturan jadwal pelajaran merupakan prosedur


yang bersifat administrative.Waktu pelaksanaan pembelajaran tepadu bisa bermacam-
macam.Pembelajaran terpadu ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu yakni
apabila materi yang di ajarkan cocok sekali diajarkan secara terpadu.Ada pula yang
melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik,da nada pula yang melaksanakan
pembelajaran terpadu sehari penuh.Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada
waktu tertentu dikatakan pembelajaran terpadu yang bersifat temporer.
Dalam hal ini yang demikian,pelaksanaan pembelajaran terpadu tidak
mengikuti jadwal yang teratur.Pembelajaran ini terjadi tanpa kepastian
waktu.Pembelajaran yang sedemikian sangat bersifat situasional. Dengan melihat
berbagai ragam implementasi pembelajaran terpadu, dapat diuraikan bahwa
pembelajaran terpadu dimulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
Pembelajarn terpadu masih dibagi menjadi tiga model yaitu model pembelajaran
tematik, keterpaduan intra bidang studi dan inter bidang studi, yang masingmasing
akan dijelaskan lebih lanjut.
Adapun model jadwal pengajaran tematik ada dua macam yang dijabarkan
sebagai berikut.
1. Model jadwal pengajaran tematik dengan mata pelajaran.
 Model pembelajaran dengan mata pelajaran pada umumnya dipakai di SD.
Model jadwal ini, dengan tema masuk dalam mata pelajaran. Artinya tema-tema yang
dipakai dalam pembelajaran tematik tidak tampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis di
jadwal yaitu nama pelajaran.
2. Model jadwal pengajaran tematik secara terintegrasi.
Jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi adalah jadwal pelajaran yang
menggunakan tema-tema, bukan nama mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam
pelajaran tidak tertulis namanama pelajaran. Teknik merancang jadwal mata pelajaran
tematik dengan mata pelajaran

1. Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas, mata pelajaran agama,
guru pendidikan jasmani, maupun muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal
pelajaran.
2. Menyusun jadwal pelajaran dengan menggunakan tabel berisi mata pelajaran dan jam
mata pelajaran.
3. Semua guru bermusyawarah menentukan tema.
4. Teknik merancang jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi.
5. Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas, mata pelajaran agama,
guru pendidikan jasmani, maupun muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal
pelajaran.
6. Sebelum dimulai tahun ajaran baru, semua guru bermusyawarah untuk menentukan
tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.
7. Sebaiknya madarasah atau sekolah memiliki jadwal dengan nama mata pelajaran
sebagai panduan guru untuk memahami jumlah jam untuk setiap mata pelajaran.

Pembelajaran terpadu dapat pula di rancang secara periodik,misalnya pada


setiap akhir pecan,setiap akhir catur wulan,dan lain sebagainya.Waktu-waktu
pelaksanaanya telah dirancang secara pasti.Sementara itu,pelaksana pembelajaran
terpadu dapat pula dilakukan seharian penuh.Selama satu hari penuh tidak ada
pelajaran bidang studi.Yang ada hanyalah siswa yang belajar sesuai dengan yang
diinginkannya.Oleh karena itu,tidak perlu heran apabila dalam pembelajaran terpadu
yang sedemikian dikenal dengan istilah integrated day atau hari terpadu.

4.      Kefleksibelan Pembelajaran Terpadu.

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan


bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada. Didalam praktiknya,pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh
guru tihanya satu dimensi.Ada pembelajaran terpadu spontan yang memadukan dua
mata pelajaran secara utuh.Ada pula pembelajaran terpadu terencana yang di dasarkan
atas suatu tema tertentu,dan dilaksanakan setiap periode waktu tertentu.Hampir tidak
ditemukan pembelajara terpadu yang unidemensional.

5.      Persyaratan Pembelajaran Terpadu.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu,beberapa hal yang


diperlukan antara lain adalah:
a.       Kejelian profesional guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai kemungkinan
arahan pengait konseptual intra ataupun antar bidang studi.
b.      Pengusaan material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu
dikaitkan.
c.       Wawasan kependidikan yang mampu membuat guru selalu waspada untuk
memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk memberikan turunan nyata
bagu pencapaian tujuan utuh pendidikan (dampak instruksional dan danmpak
pengiring) .

6.      Langkah-langkah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik


Menurut Rusman (2015:156-162) ada enam tahap dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu :
1. Menetapkan Mata Pelajaran yang akan dipadukan
Tahap ini sebaiknya dilakukan setelah membuat pemetaan kompetensi dasar
secara menyeluruh pada semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar
dengan maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan. Pada saat menetapkan
beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan
atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar oleh siswa dan
kebermaknaan belajar.
2. Mempelajari kompetensi dasar dan indicator dari muatan mata pelajaran yang akan
dipadukan
Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi dasar pada jenjang dan
kelas yang sama dari beberapa muatan mata pelajaran yang memungkinkan untuk
diajarkan dengan menggunakan paying sebuah tema oemersatu. Sebelumnya perlu
ditetapkan terlebih dahulu aspek-aspek dari setiap muatan mata pelajaran yang dapat
dipadukan.

Perhatikan contoh berikut :


Bahasa Indonesia Matematika IPA Seni Bidaya dan
Prakarya
Mendengarkan Bilangan cacahMakhluk hidup danRupa: Gambar
sampai dengan tigaproses kehidupan ekspresi
angka
Berbicara Pengukuran: Panjang,Benda dan sifatnya Gambar imajinatif
berat
Membaca Energi danObjek imajinatif
perubahannya
Menulis Ritme (warna, garis)
Berdasarkan pemetaan aspek dalam setiap muatan mata pelajaran,
sebagaimana yang tercetak tebal dan dilingkar di atas, maka selanjutnya dapat
ditetapkan kompetensi dasar dan indikator dari setiap muatan mata pelajaran
sebagaimana terlihat dalam contoh berikut:
Bahasa Indonesia Matematika IPA Seni Budaya dan
Prakarya
Mendeskripsikan Memahami konsepMendeskripsikan Menanggapi berbagai
binatang di sekitar urutan bilangan cacah bagian-bagian yangunsur rupa: bintik,
(secara lisan) tampak pada hewangaris, bidang, warna
di sekitar rumah dandan bentuk
sekolah

c. Memilih dan Menetapkan Tema/Topik Pemersatu

Tahap berikutnya yaitu memilih dan menetapkan tema yang dapat


mempersatukan kompetensi-kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata
pelajaran yang akan dipadukan pada kelas dan semester yang sama. Dalam memilih
dan menetapkan tema terdapat beberapa hal yang perlu pertimbangan, di antaranya: a)
Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
serta terkait dengan cara dan kebiasaan belajarnya, b) Ruang lingkup tema
disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya, dan c) Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dan
dikenali oleh siswa.
Tema-tema pemersatu yang akan dibahas dalam pembelajaran tematik bisa
ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut. Contoh tema, seperti: ”peristiwa alam”, ”keluarga”,
”kebersihan”, ”kesehatan”, ”rekreasi”, ”alat transportasi”, ”alat komunikasi”,
”pengalaman”, dsb. Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas
atau terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema
atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih kongkret. Anak tema atau subtema
tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pembelajaran.
Bila digambarkan akan tampak seperti di bawah ini.
Sebagai contoh, tema tentang ”PENGALAMAN” dapat dikembangkan
menjadi anak tema: (1) Pengalaman menyenangkan, (2) Pengalaman menyedihkan,
(3) Pengalaman lucu/menggelikan. Tema ”ALAT TRANSPORTASI” dapat
dikembangkan menjadi anak tema seperti contoh berikut: (1) Alat transportasi darat,
(2) Alat transportasi laut, 3) Alat transportasi udara. Tema ”PERISTIWA ALAM”
dapat dikembangkan menjadi anak tema: (1) banjir, (2) gempa bumi, (3) gunung
meletus, (4) tanah longsor, dsb. TEMA Anak Tema 1 Anak Tema 2 Anak Tema 3
Materi 1 Materi 2 Materi 3.

d.  Menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu.


Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-
masing matapelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan
tersebut dapat dibuat dalam bentuk bagan dan/atau matriks jaringan tema yang
memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap
mata pelajaran. Tidak hanya itu, dalam pemetaan ini harus tampak juga hubungan
tema pemersatu dengan indikator-indikator pencapaiannya. Contoh pemetaan
keterhubungan kompetensi dasar dengan tema pemersatu ”BINATANG” dalam bagan
dan matriks di bawah ini.
 
Dari bagan keterhubungan di atas dapat diuraikan secara lebih lengkap dalam
contoh matriks berikut:

Muatan Mata Pelajaran Kompetensi dasar Indikator


Bahasa Indonesia Menceritakan binatang di     Menirukan gerak dan suara
sekitar binatang tertentu
     Menjelaskan ciri-ciri
binatang secara rinci (nama,
ciri khasnya, suaranya, di
mana hidupnya) dengan
pilihan kata dan kalimat yang
runtut
     Membaca dan melengkapi
teks pendek yang dilengkapi
dengan gambar
IPA Mendeskripsikan bagian-     Membuat daftar bagian-
bagian yang tampak padabagian utama tubuh hewan
hewan di sekitar rumah dan(kucing, burung, ikan) dan
sekolah kegunaannya dari hasil
pengamatan
     Menirukan berbagai suara
hewan yang ada di
lingkungan sekitar
     Menggambar sederhana
hewan dan menamai bagian-
bagian utama tubuh hewan
     Menceritakan cara hewan
bergerak berdasarkan
pengamatan misalnya:
menggunakan kaki, perut,
sayap dan sirip
Matematika Memahami konsep urutan     Menyebutkan banyaknya
bilangan cacah benda
     Membaca dan menulis
lambing bilangan dalam
kata-kata dan angka
     Menentukan bahwa
kumpulan benda lebih
banyak, lebih sedikit, atau
sama dengan kumpulan lain
Kerajinan Tangan dan Menanggapi berbagai unsur     Mengungkapkan perasaan
Kesenian rupa: bitnik, garis, bidang,ketertarikan pada objek yang
warna, bentuk diamati dari berbagai unsur
rupa dan perpaduannya.

e.  Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik


Dari hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya
dijadikan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran tematik. Secara umum,
silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok
isi/materi pembelajaran tematik. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok materi
yang perlu dipelajari siswa. Dalam menyusun silabus perlu didasarkan pada
matriks/bagan keterhubungan yang telah dikembangkan. Kompetensi dasar setiap
matapelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran tematik disusun dalam
silabus tersendiri. Format silabus disusun dalam bentuk matriks dan memuat tentang
mata pelajaran yang akan dipadukan, kompetensi dasar dan indikatornya yang akan
dicapai, materi pokok, strategi atau langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilakukan, alokasi waktu yang dibutuhkan, dan sumber bahan pustaka yang dijadikan
rujukan. Contoh format dan pedoman penyusunan silabus pembelajaran tematik dapat
dilihat pada matriks terlampir.

f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik


Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran tematik perlu disusun suatu
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan rencana pembelajaran ini
merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam
silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai.
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka
mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus
dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber
belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi
dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan
untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian)
DAFTAR PUSTAKA

Budhi. 2015. Pendidikan Karakter. Jakarta: Asia Foudation


Musfiqon Dkk, 2015. Desain Presentasi Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Putakarya
Rusman.2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU.Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada
Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan
Dasar. Departemen Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Trianto..2011. Model Pembelajaran Terpadu.Jakarta: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai