Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH METODE CERAMAH TERHADAP PEMAHAMAN

PESERTA DIDIK PADA MATAPELAJARAN TAJWID DI TPQ


ASSYAFI’IYAH
DESA JONGGOL PONOROGO

Ardita Novitasari
NIM. 201200245
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
novitaardita7@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine how the influence of the lecture method on students'
understanding in recitation subjects. This research was carried out at TPQ Assyafi'iyah Jonggol
Village, Ponorogo. The type of research in this research is quantitative method. The population
in this study were all 20 Abubakar classes and informants from the head of TPQ and teaching
teachers. Data collection methods used are interviews, and observation. The results showed that
there was a big influence from the implementation of the lecture method. The lecture method
with a variety of questions and answers can optimally help students make it easier to memorize
and apply theories in the science of recitation of the Quran. it can be stated that "the
implementation of the lecture method has a positive effect on students' understanding of
recitation subjects at TPQ As-Syafi'iyah”.

Keywords: Lecture Method, Tajwid

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode ceramah bagi
pemahaman peserta didik dalam matapelajaran tajwid. Penelitian ini dilkakukan di TPQ
Assyafi’iyah Desa jonggol ponorogo. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalaj metode
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas abubakar berjumlah 20 dan
informan dari kepala TPQ dan guru pengajar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah,
wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang besar dari
terselenggaranya metode ceramaha. Metode ceramah dengan variasi tanya jawab dapat secara
optimal membantu siswa memudahkan menghafal dan mengaplikasikan teori-teori dalam ilmu
tajwid ke dalam bacaan Alquran. aka dapat dinyatakan bahwa “implementasi metode ceramah
berpengaruh positif terhadap pemahaman peserta didik pada matapelajaran tajwid di TPQ As-
Syafi’iyah”.
Kata Kunci :Metode Ceramah, Tajwid

1|Page
PENDAHULUAN
Guru adalah pemegang peran terpenting dalam pendidikan, Dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan maka dibutuhkan seorang guru atau pengajar yang professional, Menurut undang-
undang No. 14/2005, pasal 1, butir 1 tentang guru dan dosen yang disebut dengan guru adalah
pendidik yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah1. Sekolah sebagai kekuatan besar dalam menciptakan agen perubahan
perlu ditangani oleh guru-guru yang handal. Sekolah memerlukan guru yang berkualitas
professional, dan mempunyai visi yang jauh akan perkembangan sumber manusia yang akan
datang. Salah satu tugas guru yaitu dengan menentukan strategi belajar yang dianggap paling
tepat dan efektif untuk mencapai sasaran, salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah
harus menguasai berbagai metode belajar. Metode adalah salah satu alat untuk mecapai tujuan
pendidikan dengan memanfaatkan metode belajar secara tepat guru akan mampu mencapai
tujuan pengajaran2, namun guru juga harus memperhatikan metode yang akan digunakan jangan
sampai penggunaan metode hanya menurut kehendak guru namun guru juga harus
memperhatikan kebutuhan siswa, fasilitas, dan situasi kelas. Dalam hal ini guru harus
memperhatikan ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan kemamapuan dan pemahaman
guru untuk melaksanakan suatu metode pembelajaran yang tepat.
Metode ceramah merupakan salah satu metode yang sering digunakan oleh pendidik
sejak dulu dan bisa dibilang metode ceramah merupaka metode pertama yang digunakan guru
dimana cara penyampaiannya dengan lisan dan kebanyakan sambil membacakan buku selama
pembelajaran sedangkan murid hanya perlu memperhatikan dan mencatat apa yang disampaikan
oleh guru, dalam penggunaan metode ceramah guru harus benar-benar memahami bagaimana
cara menyampaikan pelajaran dengan tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan yang
terpenting guru harus dapat menarik perhatian siswa agar dapat memahami apa yang guru
sampaikan. Jika guru kurang menguasai metode ini maka metode ceramah akan cenderung
membosankan dan terkadang pikiran siswa tidak tertuju pada pembelajaran. Kegagalan guru
dalam mecapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak
dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pembelajaran

1
Muslih Usa, “Guru dalam UU No. 14/2005”, JPI FIAI, XII, (Desember, 2005), 14.
2
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa”, Pendidikan, 1, (Juni,2017), 9.

2|Page
yaitu dengan melihat kelebihan dan kelemahan dari metode yang akan digunakan. Guru harus
bisa menciptakan proses belajar menjadi lebih menarik yaitu dengan menggunakan metode yang
tepat agar membangkitkan minat belajar peserta didik dalam belajar. Karena minat memudahkan
konsentrasi dalam pikiran seseorang. Semakin besar minat yang dimiliki seseorang maka
semakin besar pula perhatiannya akan sesuatu. Oleh karena itu efektivitas pembelajaran tidak
bisa tercipta dengan sendirinya namun harus diusahakan oleh pendidik dengan cara melibatkan
siswa untuk aktif saat pelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar, Metode yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi harus baik, jika semuanya sudah berjalan dengan
baik maka diharapkan dapat membuat minat belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran
Tajwid dapat meningkat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-ari. Ilmu tajwid adalah
ilmu yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan atau memberikan hak huruf
dan mustahaqnya. Baik yang berkaitan dengan sifat, mad dan sebagainya, seperti tarqiq dan
tafkhim dan selain keduanya.
Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran memerlukan strategi untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik, setiap guru harus mempersiapkan strategi dan metode yang akan
digunakann ketika akan menyampaikan materi pembelajaran. Strategi dalam pembelajaran Al-
Qur’an sangat diperlukan, hal itu dikarenakan tidak semua metode pembelajaran dapat
diterapkan di dalam pembelajaran Al-Qur’an. Pendidik atau Mu’allim/ah harus membuat strategi
dengan menerapkan metode-metode yang sesuai dengan kemampuan siswa atau santri agar
materi pembelajaran yang disampaikan bisa diterima dengan baik. Berdasarkan pengamatan
sementara di kelas Abu bakar TPQ Assyafiiyah, guru telah menerapkan berbagai macam metode
pembelajaran akan tetapi, masih ada peserta didik yang bacaan Al-Qur’annya belum lancar dan
penerapan hukum tajwid serta makharijul hurufnya masih belum tepat.

KAJIAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Ceramah
a. Pengertian metode Pembelajaran
Metode atau cara penyampaian materi merupakan bagian penting dari sub-komponen
pendidikan. Bahkan, metode sesungguhnya sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu proses
pembelajaraan pendidikan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, guru selalu dihadapkan
dengan suatu pilihan metode apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi materi pelajaran,

3|Page
tingkatan kemampuan siswa, atau bahkan kondisi kelas/lingkungan, dan seterusnya. Metode
adalah cara dan gaya (method and style) yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi kepada komunikan. Adapun yang dimaksud metode disini yaitu cara, teknik atau
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Kegiatan proses belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan
sendirinya tanpa dukungan cara, gaya atau pendekatan yang sangat memadai. Oleh sebab itu,
metode adalah satu kesatuan yang melekat pada diri pribadi guru. 3
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan siswa banyak belajar proses,
bukan hanya belajar produk. Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi
kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi
kognitif, afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan). Metode pembelajaran menekankan
proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Pemilihan
metode pembelajaran tentunya harus menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru
seharusnya memikirkan cara/metode yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. 4
b. Pengertian Metode Ceramah
Ceramah atau lecturing adalah metode mengajar dengan cara menyampaikan informasi
dari guru kepada siswa. Dalam ceramah, guru berbicara di depan kelas dan siswa mendengarkan
atau mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Ceramah adalah metode yang paling dasar dan
sederhana karena dapat dilakukan tanpa alat bantu apapun. Ceramah merupakan metode yang
paling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyjikan bahan melalui
penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada peserta didik. 5
Metode pembelajaran yang paling populer di Indonesia bahkan dinegara-negara lainnya
adalah metode ceramah. Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Metode ceramah ini hanya
mengandalkan indera pendengaran sebagai alat belajar yang paling dominan. Dengan kata lain
metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini
disebut juga dengan metode kuliah atau metode pidato. Dalam metode ini, yang perlu
diperhatikan adalah, hendaknya ceramah yang diberikan oleh guru mudah dimengerti oleh
3
Ibid, 11.
4
Marlina Erliyanti, dkk. “Pengembangan Pembelajran Aktif….”, Pendidikan, 2013
5
Syahraini Tambak, “ Metode Ceramah: Konsep dan Aplikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”, Tarbiyah, 2,( Juli-Desember, 2014), 376.

4|Page
siswanya, mudah diterima serta mampu menstimulasi pendengar (peserta didik) untuk
melakukan hal-halyang baik dan benar dari isi ceramah yang diberikan guru tadi.
b. Tujuan Metode Ceramah
Proses pembelajaran disekolah dalam metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang
bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip- prinsip) yang banyak serta luas. Secara spesifik
metode ceramah bertujuan untuk:
1. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan
tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis hasil
ceramah.
2. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang terdapat dalam isi
pelajaran
3. Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu
melalui pemerkayaan belajar
4. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang.
5. Sebagi langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur-
prosedur yang harus ditempuh peserta didik. Alasan guru menggunakan metode
ceramah harus benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.6
c. Kelebihan dan kelemahan
Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan dan
kelemahannya adalah sebagai berikut :
a) Kelebihan :
 Guru dapat menguasai seluruh kelas, karena ketertiban kelas mudah dijaga.
 Organisasi kelas sederhana, tak perlu pengelompokan, guru berdiri di depan kelas
sambil menyajikan bahan dan siswa mendengarkan.
 Dapat memberikan penjelasan yang sama kepada sejumlah siswa tentang bahan
pelajaran yang sukar dan penting dalam waktu yang relatif singkat.
 Hal-hal yang pentig dan mendesak dapat segera disampaikan kepada siswa.
 Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain 7

6
Abdul Majid, “Metode Ceramah”.
7
Sulandari, “Analisis Terhadap Metode Pembelajaran Klasikal..”, Pendidikan Indonesia, 2 (Oktober,
2020), 178.

5|Page
b) Kelemahan :
 Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh guru,
meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap selalu benar.
 Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam metode ini, hanya
guru yang aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan para peserta didik
hanya duduk diam mendengarkan penjalasan yang telah diberikan oleh guru
 Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat pada guru
 Keberhasilan siswa tidak terukur.
 Materi kurang terfokus.
 Pembicaraan sering melantur.8
d. Langkah-langkah
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ceramah
antara lain sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3. Mempersiapkan alat bantu
b. Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini:
1. Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.
2. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang
akan disampaikan.
b) Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur.
Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga
perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
Untuk menjaga perhatian ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

8
Op.Cit.

6|Page
1. Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa.
2. Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa
3. Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah
ditangkap oleh siswa.
4. Tanggapilah respon siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respon siswa harus
kita tanggapi.
5. Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang
kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar.
c) Langkah Mengakhiri / Menutup Ceramah
Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah difahami dan dikuasai siswa
tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa tetap
mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut
diantaranya:
1. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran
yang baru saja disampaikan.
2. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi / memberi semacam ulasan tentang
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.9

B. Matapelajaran Tajwid
a. Pengertian Tajwid
Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang bagaimana tata cara membaca Al
Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah, sesuai dengan makhraj-nya, sesuai panjang
pendeknya bacaan atau “mad”, sesuai dengan idghom, idzhar, ataupun ikhfa’, sesuai dengan
irama dan nadanya, serta tanda-tanda berhenti dan tanda dimulai bacaan, yang sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari masa ke
masa. Menurut Abdullah Asy‟ari, ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya cara membunyikan huruf-huruf dengan betul. Kegunaan ilmu tajwid
adalah untuk memelihara lisan dari kesalahan saat membaca Al Qur‟an. Berdasarkan pengertian

9
Amalia Kiki, “Langkah-langkah Metode Ceramah”.

7|Page
diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang bertujuan
untuk mempelajari tata cara membaca Al Qur‟an dengan baik dan benar. Maksud dari baik dan
benar yaitu dalam melafalkan uruf-huruf nya harus sesuai dengan makhraj, kemudian
menerapkan hukum-hukum bacaannya, serta sifat-sifatnya, sehingga ketika membaca Al Qur‟an
dapat sesuai dengan apa yang tertulis dan tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang akan merubah
makna ayat yang akan dibaca akibat dari kesalahan dalam melafalkan ayat-ayat Al Qur‟an.
b. Hukum dan Manfaat Mempelajari Ilmu Hukum Tajwid
Hukum mempelajari Ilmu tajwid sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah atau
kewajiban kolektif. Artinya, apabila disuatu tempat, wilayah, atau negeri telah ada orang yang
ahli atau menguasai dalam bidang ilmu tajwid, dimana orang bisa bertanya kepadanya, maka
kewajiban itu sudah terpenuhi. Namun, jika dalam suatu kaum atau masyarakat tidak ada yang
mempelajari ilmu tajwid, maka berdosalah kaum itu. Sedangkan hukum mempraktekkan atau
membaca Al Qur‟an dengan ilmu tajwid adalah fardhu ‘ain. Artinya, setiap orang yang
membaca Al Qur‟an harus dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah dan
ketentuan dalam ilmu tajwid. Adapun membaca Al Qur‟an tidak dengan mengikuti aturan atau
kaidah dalam ilmu tajwid maka hukumnya adalah dosa. Karena kesalahan ucapan dalam
membaca Al Qur‟an dapat menyebabkan salah arti dan salah penafsiran. Manfaat dan tujuan
mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
membaca Al Qur‟an, manfaat lain yaitu agar kita dapat fasih dalam melafalkan atau membaca
ayat-ayat Al Qur‟an sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah kepada para Sahabat
sahabatnya hingga sampai menyebar luas dari masa ke masa.
c. Ruang Lingkup Ilmu Tajwid
Adapun ruang lingkup dalam ilmu tajwid secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Haqqul Harf, yaitu segala sesuatu yang wajib ada pada setiap huruf. Hak huruf meliputi
Sifatul Huruf atau sifat-sifat huruf dan Makharijul Huruf atau tempat keluarnya huruf.
Apabila hak huruf tidak diberikan sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka semua suara
yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna yang sesuai karena bunyinya menjadi
tidak jelas. Haqqul Harf meliputi al-jahr, istif’al, isti’la dan lain sebagainya.
2. Mustahaqqul Harf, yaitu hukum-hukum yang timbul karena sebab-sebab tertentu setelah
hak-hak huruf melekat pada setiap huruf. Mustahaqqul Harf ini memiliki tujuan untuk
menjaga hak-hak huruf tersebut serta makna-makna yang dikehendaki oleh setiap

8|Page
rangkaian huruf. Mustahaqqul Harf meliputi hukum-hukum seperti idzhar, ikhfa’, iqlab,
idghom, qolqolah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain sebagainya.10

METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penulis dalam Penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif. Metode kualitatif
adalah suatu pendekatan untuk memahami suatu gejala sentral, peneliti mewawancarai partisipan
dengan mengajukan pertanyaan yang luas kemudian infromasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari
hasil analisis dikaitkan dengan teori penelitian ilmuwan serta hasil akhirnya berbentuk laporan
tertulis11. Metode kualitatif juga disebut metode artistik karena proses penelitiannya lebih bersifat
seni atau kurang berpola, kemudian juga disebut metode interpretive karena data hasil penelitian
lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 20 orang. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas Abu Bakar di
TPQ Assyafi’iyah Desa Jonggol Ponorogo. Narasumber dari kepala TPQ dan dua guru pengajar
kelas.
B. Metode pengumpulan data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Observasi
Obervasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung
kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian
tersebut.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara atau wawancara adalah teknik menganalisis data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden atau narasumber. Dalam wawancara,
terdapat instrumen yaitu uraian penelitian yang disajikan dalam bentuk daftar pertanyaan.

PEMBAHASAN

10
Luszara Lucky Viona, “Sistem Pendeteksi Ilmu Tajwid Pada Alquran Menggunakan Algoritma Light
Stimming”,5.
11
Gumilar Rusliwa, Somantri, “Memahami Metode Kualitatif”, Makara Sosial Humaniora 2, (Desember
2005), 58.

9|Page
A. Profil TPQ

TPQ As-Syafi’iyah adalah Taman Pendidikan Quran swasta yang dikelola oleh Bpk.
Suwito di desa Jonggol Ponorogo. TPQ As-Syafi’iyah ini terletak di jalan Modinan Jonggol
Jambon Ponorogo. Sekolah ini didirikan pada tanggal 28 Februari 2004. Taman pendidikan
quran ini berlandaskan alquran dengan memaknai berbagai macam ilmu tajwid yang diterapkan,
sehingga TPQ ini sangat terkenal di kalangan Desa Jonggol Ponorogo.

Pada umumnya tujuan berdirinya TPQ As-Syafi’iyah adalah untuk membina anak kecil
sekitar desa tersebut menjadi siswa yang Islami dan untuk menciptakan dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, kepribadian
yang berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau abdi masyarakat, maupun berdiri sendiri
bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan dan menegakkan agama Islam, serta kejayaan
umat Islam.

B. Pengaruh Metode Ceramah

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian tentang seberapa besar


pengaruh implementasi metode ceramah terhadap minat belajar siswa dalam proses pembelajaran
matapelajaran Tajwid. Setelah peneliti melaksanakan penelitian guna untuk mendapatkan hasil
sekaligus menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini bahwasanya seberapa besar pengaruh
implementasi metode ceramah terhadap pemahaman peserta didik dalam pembelajaran tajwid.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah memiliki pengaruh terhadap
pemahaman peserta didik, sebab guru dapat mengkolaborasikan metode ceramah dengan variasi
metode lain yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran pada
mata pelajaran tajwid. Dari hasil wawancara kepala TPQ dan guru pengajar mengatakan bahwa
“Kami sudah menggunakan metode ceramah dengan percampuran tanya jawab ini sudah
berlangsung dari 3 tahun terakhir, dan alhmadulillah dari segi teori maupun praktek tajwid,
bacaan anak-anak sudah mulai tepat, secara teoripun begitu dan motivasi belajar pun
meningkat, Dulu kami hanya menggunakan metode ceramah yang mionoton efeknya anak-anak
sering tidur dan materi tidak dapat diterima dengan maksimal.”

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tepat dan
menarik metode yang digunakan oleh guru maka pembelajaran akan semakin membaik dalam

10 | P a g e
mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Metode ceramah bila langsung diserap dan
diaplikasikan tanpa ada pemahaman terlebih dahulu oleh guru dan tidak disesuaikan dengan
materi pembelajaran hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti
halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru menggunakan metode
ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya. Metode ceramah dalam
proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini
dikarenakan metode ceramah ini nantinya dapat dikreasikan menjadi metode ceramah yang
menyenangkan dan menarik yaitu dengan mngkolaborasikan dengan metode pembelajaran yang
lain seperti metode diskusi dan tanya jawab, tidak seperti metode ceramah klasik yang terkesan
mendongeng dan cenderung membosankan.

Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan,


baik dari segi pemahaman oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Dalam pelaksanaan metode ceramah untuk menjelaskan uraiannya guru dapat
menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran, ilustrasi, dan siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusi dan semacamnya sehingga hal itulah yang membuat daya tarik tersendiri bagi guru
mengapa proses pembelajaran tersebut disenangi oleh para siswa. Jadi ketika guru mampu lebih
kreatif dalam mengimplementasikan metode maka tingkat ketertarikan siswa dalam mengikuti
pembelajaran akan semakin tinggi. Begitu sebaliknya ketika guru hanya monoton, menggunakan
metode ceramah sesuai dengan pengertian harfiah saja, maka metode ceramah ini akan tetap
tertinggal, komunikasinya akan tetap bersifat satu arah, pembelajaran yang kurang efektif, dan
menurunnya tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Dari pembahasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa “metode ceramah berpengaruh
positif terhadap pemahaman peserta didik dengan pengkolaborasian metode tersebut siswa
menjadi semangat belajar, dapat dengan mudah mempraktekkan teori kedalam praktek membaca
Alquran. Pengaruh positif ini bermakna semakin besar pengaruh penggunaan metode ceramah
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman peserta didik dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran tajwid diTPQ As-Syafi’iyah.

KESIMPULAN

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh implementasi metode ceramah terhadap
minat belajar siswa dalam pembelajaran tajwid di TPQ As-Syafi’iyah. Maka diperoleh hasil

11 | P a g e
penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang besar dari terselenggaranya metode
ceramah tersebut, metode ceramah dengan variasi tanya jawab dapat secara optimal membantu
siswa memudahkan menghafal dan mengaplikasikan teori-teori dalam ilmu tajwid ke dalam
bacaan Alquran. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa “implementasi
metode ceramah berpengaruh positif terhadap pemahaman peserta didik pada matapelajaran
tajwid di TPQ As-Syafi’iyah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.


Arief S Sadiman, d. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa.

Arikunto, d. (2013). Penelitian Tindakan Kela. Jakarta: Gramedia.

12 | P a g e
Asra., S. d. (2011). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Erliyanti Marlina, dkk. Pengembangan Pembelajran Aktif…., Pendidikan, 2013

Mardiah Kalsum Nasution, Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa, Pendidikan, Vol 1 . No 1, Tahun 2017.
Lucky Luszara Viona, Sistem Pendeteksi Ilmu Tajwid Pada Alquran Menggunakan Algoritma
Light Stimming, hlm 5.

Rusliwa Gumilar, Somantri, Memahami Metode Kualitatif, Makara Sosial Humaniora, Jilid 2,
Nomor 2, Tahun 2005

Siberman, M. L. (2014). Active Learning; 101 cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: SalEmpat.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tambak Syahraini, Metode Ceramah: Konsep dan Aplikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, Tarbiyah, Vol 2, No 2, Thun 2014.
Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Presta Pustaka
Publisher.

Muslih Usa, “Guru dalam UU No. 14/2005”, JPI FIAI, XII, (Desember, 2005), 14.
Umar, H. (2008). Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN DOKUMENTASI

13 | P a g e
TPQ As-syafiiyah

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai