Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan

Konsep Dasar Kebijakan Pendidikan Stephen J. Ball mengatakan policyas text


and discourse yang menarik elaborasi. Kebijakan dibeberapa Negara memiliki arti yang
berbeda sebut saja Inggris Policy berarti kebijakan, bahasa Latin Politia berarti politik,
bahasa Yunani Polis berarti Negara, dan Sanskrit berarti Kota. Menurut Leo Agustino
‘kebijakan’ sebagai suatu usulan seseorang, kelompok, atau pemerintah berbentuk
serangkaian tindakan kegiatan dalam suatu lingkungan, lembaga atau negara untuk
mencapai tujuan tertentu dari kebijakan itu sendiri yang mana di dalamnya terdapat
berbagai hambatan (kesulitan) dan kesempatan selama proses pelaksanaannya. 1 James E.
Anderson memberikan pengertian kebijakan serangkaian tindakan yang mempunyai
tujuan tertentu dan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memecahkan
masalah tertentu. Kebijakan menurut teori adalah sebuah rumusan keputusan dari
pemerintah yang menjadi pedoman tingkah laku untuk mengatasi masalah atau persoalan,
di dalamnya terdapat tujuan, rencana dan program yang akan dilaksanakan. Dapat
disimpulkan bahwa kebijakan merupakan sebuah tindakan yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan sebuah persoalan yang ada pada satu kelompok atau masyarakat tertentu.
Sebuah kebijakan yang baik haruslah berlandaskan asas kebersamaan atau memiliki
keberpihakan untuk kepentingan orang banyak. Konsep kebijakan yang disampaikan
Duke and Canady merupakan elaborasi konsep kebijakan dengan delapan arah
pemaknaan kebijakan, yaitu:

1). Kebijakan sebagai bentuk penegasan maksud dan tujuan

2). Kebijakan sebagai betuk kumpulan keputusan lembaga yang dipergunakan


oleh lembaga untuk mengatur, mengendalikan, mempromosikan, dan melayani

3). Kebijkan sebagai bentuk panduan sebuah tindakan diskresional

1
Febri Giantara, Reni Amiliya, “UrgensiKebijakan Pendidikan Islam sebagai bagian dari
Kebijakan Publik (Analisis Teoretis)”, JurnalIlmu-IlmuKeislaman: Madania, Vol 11 No.2.
4). Kebijakan sebagai suatu bentuk strategi yang digunakan untuk memecahkan
setiap masalah

5). Kebijakan bersifat memberikan sanksi kepada setiap anggota kelompok atau
masyarakat

6). Kebijakan sebagai norma perilaku dengan ciri-ciri konsistensi, dan keteraturan
dalam beberapa bidang tindakan substantif

7). Kebijakan sebagai suatu bentuk keluaran sistem kebijakan

8). Kebijakan sebagai bentuk pengaruh terhadap pembuatan kebijakan

Secara etimologi, kata pendidikan berasal dari EduCare (Latin) "memunculkan",


yang berkaitan dengan educare "Bring Out", "memunculkan apa yang ada di dalam",
"membawa keluar potensial " dan ducere, "untuk memimpin". Pendidikan dalam arti
terbesar adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada
pikiran, karakter atau kemampuan fisik individu. Sebuah pendidikan yang berkualitas
terlahir dari sebuah kebijakan yang berpihak kepada dunia pendidikan. Menurut Carter V.
good kebijakan pendidikan merupakan suatu bentuk 90 proses penilaian untuk mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Salah satu bentuk kebijakan pendidikan yang dibuat
oleh Negara Indonesia ketika proses pembelajaran di saat pandemi virus corona melalui
Menteri Nadiem Anwar Makarim adalah tentang peniadaan UN dan Ujian Kesetaraan
serta pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 melalui
Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021.2

B. Landasan Kebijakan Pendidikan Indonesia


Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Landasan yuridis atau kebijakan
pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang
menjadi titik tolak system pendidikan Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar
1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Undang-Undang Peraturan

2
Ibid,.
Pemerintah pengganti undang-undang, peraturan pemerintah, dan lainnya. Berikut
landasan kebijakan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia:
a) Dalam pembukaan (UUD 1945, antara lain : “ Atas berkat Ramat Tuhan yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk statu pemerintahan negara
republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam statu undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk
dalam statu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dab beradap,
persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, serta dengan mewujudkan statu keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia.” (Dikti).
b) Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa (1) Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; (4)
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja Landasan Pendidikan … 79 negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional; serta (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia. 3
c) UU RI No. 2 Tahun 2003 tentang: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

3
Soedijarto, Landasan Dan Arah Pendidikan Nasional Kita, (Kompas: Jakarta), 2018, 83.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
d) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan menyatakan
bahwa pendidikan nasional Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 4

Pasal 4 ayat (1)

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
cultural dan kemajemukan bangsa.

Pasal 4 ayat (3)

Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan


peserta didik sepanjang hayat.

Kedua Prinsip yang tertuang dalam pasal 4 ayat (1) dan ayat (3) di dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) tersebut di satu pihak memperkuat
terlaksananya dasar pendidikan nasional yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945
dan di pihak lain akan dapat dilaksanakannya fungsi pendidikan nasional dan
tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan
terbentuknya watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta berkembangnya
potensi peserta didik menjadi manusia yang utuh.

Pasal 5 ayat (1)

setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu

4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal 6 ayat (1)

Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar.

Pasal 11 ayat (1)

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.

pasal 11 ayat (2)

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna


terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun.

Kebijakan pendidikan berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 diarahkan untuk


mencapai hal-hal sebagai berikut:

a) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia
Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara
berarti.

b) Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan


jaminan kesejahteraan tenagn kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu
berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi
pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan.

c) Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,


berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik,
penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan
kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara profesional.
d) Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan, serta meningkatkan
partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana
memadai.

e) Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional


berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen.

f) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh


masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang
efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

g) Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,


terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai
dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.

h) Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan


dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama
usaha kecil, menengah, dan koperasiguna meningkatkan daya saing produk yang
berbasis sumber daya lokal.

Berdasarkan uraian atau analisis tersebut dapat di pahami bahwa kebijakan


pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
perumusan, analisis, implementasi, monitoring/pemantauan serta evaluasi seputar
masalah pendidikan yang diterapkan dalam menjawab tantangan pendidikan dan
diberlakukan secara periodik. Ada beberapa prinsip mengenai kebijakan pendidikan
sebagai kebijakan publik, prinsip tersebut, diantaranya:

a) Nilai-nilai pendidikan harus mewarnai setiap kebijakan negara dalam berbagai


bidang sehingga aspek-aspek kemanusiaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi,
pemerintahan pembangunan, keadilan hukum mencerminkan keadilan suatu
bangsa yang bermoral dan bermartabat. Jadi, nilai-nilai pendidikan harus berperan
secara proaktif untuk memasuki semua bidang yang berkembang dalam
masyarakat sejalan dengan era globalisasi semakin cepat serta memberikan
pengaruh yang besar.

b) Pendidikan harus terbebas dari intervensi kekuasaan dan konflik kepentingan.


Namun pada kenyataannya pendidikan tidak dapat dipisahkan sebagai alat untuk
merayu masyarakat secara umum untuk perebutan kekuasaan. Hal tersebut
mengakibatkan penentuan pembuat kebajiikan pendidikan dalam hal ini
pemerintah pusat akan dipengaruhi oleh nuansa politik dan sarat dengan
kepentingan tertentu.

c) Nilai-nilai pendidikan harus menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip


penyelenggaraan negara dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan berperan
memberikan masukan berupa penguasaan kompetensi serta aspek
keprofesionalitas dan tidak kalah pentingnya juga harus mengubah moral dalam
dunia perpolitikan.

d) Nilai-nilai pendidikan harus menjadi spirit yang menjiwai kepribadian dan


budaya bangsa yang menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika. Pendidikan
mempunyai peran penting yang bertugas untuk menyatukan dan memberikan
keseimbangan bahwa masing-masing individu meskipun memliki sifat dan
perilaku yang berbeda yang dilatar belakangi kebudayaan mereka, tidak
menyurutkan untuk senantiasa saling menghormati dan menghargai.

e) Pendidikan harus menjadi garda terdepan dari suatu proses perubahan dan
menjadi lokomotif perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Karena
pendidikan merupakan pusat atau inti dari perkembangan peradaban berbagai
macam bangsa dengan cara mengubah pola pikir.5

5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional. Pendidikan Pasal 1 yang berisi bahwa Standar nasional pendidikan adalah
criteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

5
Muchsin, Politik Hukum Dalam Pendidikan Nasional, (Pasca Sarjana Universitas Sunan
Giri: Surabaya), 2007.
Republik Indonesia. yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Untuk
pengembangan, pemantauan, dan pelaporan pencapaian standar nasional pendidikan
dibentuk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang bersifat mandiri dan
profesional dan berkedudukan di ibukota wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam perjalanannya, PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini kemudian
diubah dengan:
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan; yang kemudian diubah juga dengan
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai