Landasan Religius
Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2008: 26) menjelaskan bahwa landasan religius pendidikan ialah
asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Maka bagi seorang pendidik tidak boleh hanya menyuruh muridnya untuk menghapal segala
yang berkaitan dengan agama tanpa mengaplikasikannya, karna akan sangan membosankan
bagi peserta didiknya. Karna bahaya apabila peserta didik merasa bosan dan segan pada
pelajaran agama. Karna pendidikan agama harus bisa menyadarkan para peserta didik akan
fitrahnya sebagai manusia.
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia landasan religi terwujud jelas pada rumusan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Landasan filosofis
bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan
terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang
kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah
Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional.Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia,
dan dasar negara Indonesia
3. Landasan Hukum
Landasan hukum pendidikan merupakan seperangkat peraturan dan perundang-undangan yang
menjadi panduan pokok dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia.
Adapun perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan adalah:
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
b. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945
c. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
d. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
e. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
f. Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
1.Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dalam pembukaan UUD 45 dijelaskan bahwa
pendidikan harus berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri
No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Landasan Kultural
Landasan kultural adalah landasan yang lebih menekankan kepada nilai-nilai kebudayaan bangsa
yaitu suatu kultur budaya yang menjadi jati diri bangsa yang telah ada sejak jaman dahulu dan
tidakterpengaruh oleh unsur budaya bangsa lain. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara
formal maupun informal.
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
Aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah
memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang
sebagai anggota masyarakat dan bangsa. DalamUU-RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 2
ditegaskan juga bahwa yang dimaksud dengan SistemPendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yangberdasarkan pada Pancasila dan UUD
1945
5. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologi pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Kaidah-kaidah sosiologi tersebut
menjelaskan bahwa manusia itu pada dasarnya termasuk makhluk individu, bermasyarakat,
serta berbudaya. Dalam hidup bermasyarakat manusia memiliki norma- norma yang mereka
bentuk dan mereka anut yang akhirnya menghasilkan suatu kebudayaan yang mencirikan
kekhasan suatu masyarakat tertentu.
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-
an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan
Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah
6. Landasan Psikologis
Landasan psikologis pendidikan merupakan landasan dalam proses pendidikan yang membahsa
berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahap usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya
dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar.
(Tirtarahardja, 2005: 106).
PENERAPANNYA DALAM PENDIDIKAN :
Penerapan landasan psikologis dalam pendidikan di Indonesia saat ini tampak pada . Kurikulum
pendidikan Indonesia yang terbaru saat ini yang sedang gencar dilaksanakan ialah Kurikulum
2013. Berdasarkan penyampaian dari pelopor munculnya kurikulum baru ini yaitu Prof. Dr. Ir. H.
Musliar Kasim, MS (Wamendikbud Nasional Indonesia bidang pendidikan), ternyata banyak
aspek psikologis yang menjadi perhatian sehingga muncullah rancangan kurikulum 2013 ini yang
pada akhirnya telah mencapai masa pelaksanaannya yang disambut dengan beragam respon
dari berbagai kalangan, namun kebanyakan respon yang muncul ialah respon positif yang
mendukung konsep kurikulum 2013 tersebut karena dinilai banyak memiliki sisi positif dalam
pengembangan peserta didik untuk dapat menjadi insan yang kreatif, aktif, produktif dan
berkarakter.