Anda di halaman 1dari 5

DASAR – DASAR ILMU PENDIDIKAN

“ASAS-ASAS PENDIDIKAN”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS DASAR – DASAR ILMU
PENDIDIKAN

Pembimbing:
Drs. Wisroni M. Pd

Klompok 2
1. Herlin Setyawan (16063066)
2. Alimah Zikra Tampal (160630 )
3. Ananda Imam Nugraha (160630 )

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
ASAS-ASAS PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN ASAS PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1. Asas Tut Wuri Handayani


Secara historis Tut Wuri Handayani lahir sebagai semboyan yang digunakan oleh Ki
Hajar Dewantoro dalam sistem pendidikan Taman Siswa. Makna Tut Wuri Handayani adalah
Ø Tut Wuri : Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta
kasih tanpa pamrih
Ø Handayani : Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, menggairahkan
agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi

Asas Tut Wuri Handayani Sebagai asas pertama, Tut wuri handayani merupakan inti
dari sistem among dari Perguruan Nasional Taman Siswa. Asas Tut wuri handayani yang
dikumandangakan oleh Ki Hadjar Dewantara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P.
Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambah dua semboyan untuk
melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya Mangun Karsa. ( Raka Joni,
et. Al., 1985 : 38; Wawasan Kependidikan guru, 1982 :93 )
Jadi ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu :
1. Ing Ngarsa Sung Tulada ( Jika di depan, menjadi contoh )
2. Ing Madya Mangun Karsa ( Jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak, hasrat, atau
Motivasi )
3. Tut Wuri Handayani ( Jika dibelakang, mengikuti dengan hati-hati ).

4. Azas Pendidikan Seumur Hidup


Azas Pendidikan seumur hidup bahwa pendidikan merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia, dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Pada hakekatnya pendidikan seumur hidup menurut John Dewey tidak dapat
dipisahkan dari belajar seumur hidup.

Ada sebuah hadis Nabi Saw beliau bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia”.

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal
dan horisontal.
Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup merupakan a concept. (P.
Lengrand,1970) yang new significance of an old idea (Dave,1973). Oleh karena itu UNISCO
Institute for Education (UIE Hamburg) menetapkan suatu difinisi kerja yakni
pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
1. Meliputi seluruh hidup individu setiap individu
2. Mengarah kepada pembentukan,pembaruan, peningkatan dan sikap yang dapat meningkatkan
kondisi hidupnya
3. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (Self fulfilment) setiap individu
4. Meningkatkan kemampuan dan motifasi untuk belajar sendiri
5. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi.

3. Azas Kemandirian dalam Belajar

Asas Kemandirian Dalam Belajar Di dalam Asas Tut wuri handayani maupun Belajar
sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas Kemandirian dalam
belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, mungkin dapat dikembangkan kemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu
apabila diperlukan. Adapun dalam asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan
apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam
belajar, oleh karena itu tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu
tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang
dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa
Aktif).

4. Alam takambang jadi guru

Alam takambang jadi guru adalah pepatah yang berasal dari Minangkabau. Kalau
dijadikan bahasa Indonesia, kira-kira menjadi ” alam terkembang dijadikan guru . !e"asa
ini, pepatahtersebut masuk dalam moto pembelajaran untuk guru. #ntah siapa yang
memasukkan, yang jelas perangkat pembelajaran tersebut telah digandakan oleh banyak guru
dan se$ara tidak langsung menyebarluaskan pepatah alam takambang jadi guru. %yatanya
bagi banyak guru pepatah ini sudah &amiliar juga

Alam Takambang Jadi Guru pengertian yang paling pas untuk itu adalah “alam”
(sama juga dengan bahasa Indonesia) yang “Takambang” (membentang luas) ini atau alam
raya ini dengan segala isinya. Jadi Guru diartikan di jadikan sebagai “guru ” ( sama dengan
bahasa Inonesia ). “ Guru ” maksudnya adalah apa yang ada yang dapat memberikan
pelajaran kepada kita atau apa yang dapat kita pelajari padanya. Maka guru disini bermakna
luas, berlaku untuk semua baik berupa orang dan alam sekitar di segala tempat dan keadaan.
Dengan kata lain maksud guru itu adalah sumber belajar, baik untuk disekolah maupun diluar
persekolahan. Anak dapat belajar dirumah dengan buku dan internet, anak dapat belajar
dengan binatang piaraan dan tanaman dikebun atau air yang mengalir disungai. Orang
dewasa juga demikian belajar kapan saja dan dimana saja sumber belajarnya tetap saja apa
yang ada di lingungannya.

B. IMPLIMENTASI MASING-MASING ASAS DI ATAS

1. Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani


Dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni
1) peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan yang diminatinya di sema jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam
masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri,
2) peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan
yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki
lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya,
3) peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan
untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya
dan irama belajarnya,
4) peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan
cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang
mandiri,
5) peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri,
yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal
(Jurnal Pendidikan,1989)

2. Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat.


Dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang:
(1) usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti
dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik
dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan
berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi,
(2) usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional.
Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air.
Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri ,
(3) usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas
melalui pendidikan,
(4) usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan,
sarana pendidikan jasmani,
(5) Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:
(a) meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar,
(b) menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya,
(6) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran
berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur,
(7) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai
macam kegiatanolahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga,
(8) usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia;
peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.

3. Azas Kemandirian dalam Belajar


Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motivator disamping peran-peran lain, informator, organisator
dan sebagainya.
a. Guru sebagai fasilitator diharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar,
sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber
tersebut.
b. Guru sebagai motivator mengupayakan timbulnya prakarsa untuk memanfaatkan sumber
belajar.
Hal tersebut berarti bahwa pendidik perlu memberikan dan bahkan merangsang
peserta didik untuk memburu informasi selain dari dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai