Anda di halaman 1dari 5

MINI RISET

OBSERVASI MATA PELAJARAN QUR’AN HADIST

DI MTs ASWAJA TERPADU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Telaah Kurikulum

OLEH

NAMA : AMRI MUDLOFI

NIM : 2020010237

KELAS : PAI 4G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SAINS AL - QUR’AN WONOSOBO

JAWA TENGAH
ABSTRAK

Guru adalah seorang pendidik professional dengan tugas utamanya


mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai. Sejalan dengan
pergeseranmakna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada
guru(teacher oriented) kepada pembelajaran yang berorientasi kepada peserta
didik(student oriented), maka peran seorang guru dalam proses pembelajaran pun
mengalami pergeseran, salah satu peran guru adalah sebagai motivator.
Dengan demikian, peran guru selain sebagai pendidik dan pengajar juga
guruberperan sebagai motivator bagi siswanya. Karena dengan demikian, siswa tidak
akan mengalami titik jenuh dan pada akhirnya minat dan motivasi siswa dalam belajar
terus meningkat. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan
tujuan dapat tercapai.Penelitian ini akan mengkaji tentang upaya-upaya yang
dilakukan guru bidang studi Al-Qur’an Hadis dalam Meningkatkan Motivasi
belajar Siswa di MTs Aswaja Terpadu.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan
suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa,
dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode
pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan
konsepsional terhadap pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan
cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Strategi adalah cara sistematis
yang dipilih dan digunakan seorang guru untuk menyamakan materi
pembelajaran, sehingga memudahkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam
menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan) isi pelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangatlah
penting. Bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling
efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, sehingga
guru dapat mencapai tujuan tertentu.
Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan-manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika siswa mengenali lingkungannya, dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun dia mampu
mengendalikan diri dengan sebaik-baiknya. Setiap guru/pengajar berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswanya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu
bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka
pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih
serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan
efisiensi proses pembelajaran.
Dalam operasionalnya pengembangan sistem intruksional ini dapat
dilaksanakan untuk jangka pendek maupun jangka panjang; dapat dilaksanakan
untuk satu topik sajian satu periode latihan, satu semester, satu bidang studi, atau
bahkan satu sistem yang lebih besar lagi.
Obserasi yang saya lakukan, selain untuk memenuhi tugas Pengembangan
Sistem Instruksional juga untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
Qur’an Hadist pada suatu Madrasah dan strategi pembelajaran serta metode,
media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut pada mata pelajaran
Qur'an Hadist dan terpenuhinya kebutuhan siswa.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana guru menyajikan pelajaran Pendidikan Agama
Islam kepada para siswa? ( di kelas, luar kelas, luar sekolah, lainnya).
2. Mengetahui metode pembelajaran apa saja yang dipilih guru dan alasannya
dipilih metode tersebut.
3. Mengetahui apresiasi apa yang diberikan guru kepada siswa
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode yang diterapkan guru tersebut
5. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang terjadi pada saat proses
pembelajaran (baik bagi siswa maupun bagi guru)
6. Mengetahui bagaimana mengatasi kendala-kendala tersebut
C. Sasaran
Sasaran pada observasi ini adalah mata pelajaran Qur’an Hadist di MTs Aswaja
Terpadu.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam menyusun makalah observasi ini adalah :
a) Studi Pustaka (memperoleh informasi dari buku, contoh laporan-laporan dan
internet)
b) Observasi
c) Wawancara
D. Bentuk Kegiatan
Pada hari Kamis 09 Juni 2022, saya mewawancarai guru mata pelajaran
Qur’an Hadist dan beberapa siswa yang mengikuti pelajaran tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

Saya mewawancarai (interview) seorang guru mata pelajaran Qur’an


Hadist bernama Tri Ekowati, S.Pd dan beberapa siswa yang sedang mengikuti
mata pelajaran Qur’an Hadist tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang saya
lakukan, saya memperoleh bebrapa informasi tentang :
A. Identifikasi Guru Qur’an Hadist
Guru mengatakan beliau sangat senang mengajar mata pelajaran Qur'an
Hadist dengan alasan ingin selalu meningkatkan kualitas pada generasi-genarasi
baru sebagai bekal mereka dunia-akhirat. Beliau telah mengajar sekitar 7 tahun
sejak tahun 2015. Metode yang biasanya beliau lakukan adalah metode diskusi,
kelompok, ceramah, demonstrasi, hafalan. Disetiap akhir pokok bahasan beliau
sering mengadakan tanya jawab dengan siswa dengan tujuan untuk meningkatkan
siswa mengingat materi yang telah dibahas. Sedangkan media yang beliau
gunakan masih media sederhana seperti flipchart, karton, dll.
Dalam proses pembelajaran terdapat pula beberapa kendala, beliau
menyebutkan bahwa dalam satu kelas pasti ada beberapa siswa yang susah diatur
atau susah mengikuti mata pelajaran, cara mengatasinya dengan melakukan
pendekatan kepada siswa tersebut, dengan begitu beliau dapat mengetahui
karakter dari siswanya.
B. Identifikasi Siswa yang Mengikuti Mata Pelajaran Qur’an Hadist
Sekitar lima orang siswa yang saya wawancarai, rata-rata siswa
mengatakan suka mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran Qur’an Hadist,
mereka banyak yang menyukai materi tentang ilmu tajwid dengan alasan, karena
diserta dengan lagu-lagu yang menarik dan pembelajarannya menyenangkan.
Namun ada pula kendala yang mereka sebutkan yaitu susahnya menghafal hadis -
hadis, sehingga untuk memudahkan mereka pada saat ujian, pengajar menugaskan
untuk menghafal setiap harinya satu hadis hingga ujian berlangsung.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah saya lakukan, kebutuhan peserta didik dapat
dipenuhi oleh si pengajar dengan berusaha mengatasi segala kendala-kendala yang
mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Walaupun dengan fasilitas yang masih
sederhana, tetapi Tujuan Instruksional Umum setiap pokok bahasannya sudah
tersusun secara teratur sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai