Anda di halaman 1dari 15

MONITORING DAN EVALUASI DALAM

PEMBERDAYAAN

DISUSUN OLEH :
Nelvi Ramadhani
Sy. Nadia Marwah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’MONITORING DAN EVALUASI
DALAM PEMBERDAYAAN’’. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada bidang studi/mata kuliah Pengorganisasian dan Pengenbangan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Isnaini Putri, selaku dosen mata kuliah
Pengorganisasian dan Pengenbangan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Aceh Besar, 11 november 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar2
Daftar Isi3

Bab I Pendahuluan4
A. Latar Belakang4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan 5
D. Manfaat 5

Bab II Tinjauan Teori6


A. Prinsip Monitoring dan Evaluasi Program pemberdayaan6
B. Penyusunan Monitoring Program Pemberdayaan8
C. Evaluasi Program Pemberdayaan 11
D. Indikator Keberhasilan Program Pemberdayaan12

Bab III Penutup13


A. Kesimpulan13
B. Saran13

Daftar Pusaka14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep yang menekankan pada pembangunan


ekonomi pada mulanya yang dikembangkan berdasarkan nilai- nilai masyarakat. Konsep ini
mencerminkan paradigma baru yang menekankan pada peran serta masyarakat kesinambungan
serta fokus pembangunan pada manusia. Konsep pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu
alternatif pembangunan yang merubah paradigma pendekatan nasional menjadi pendekatan yang
lebih partisipatif. Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh setiap daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
daerah untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis
mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif, dengan keterlibatan semua
potensi. Dengan cara ini akan memungkinkan terbentuknya masyarakat madani yang majemuk,
penuh keseimbangan kewajiban dan hak saling menghormati tanpa ada yang merasa asing dalam
komunitasnya (Suhendra, 2006: 75).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan?
2. Bagaimana penyusunan monitoring program pemberdayaan?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pemberdayaan ?
4. Apa saja indikator keberhasilan program pemberdayaan?

C. TUJUAN
4
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan.
2. Untuk menjelaskan penyusunan monitoring program pemberdayaan.
3. Untuk menjelaskan evaluasi program pemberdayaan.
4. Untuk menjelaskan indicator keberhasilan program pemberdayaan

D. MANFAAT

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam pemberian


informasi tentang pemberdayaan kepada masyarakat, sehingga mampu memahami cara
monitoring dan evaluasi dalam program pemberdayaan masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Makalah ini dapat memberikan informasi tambahan untuk masyarakat tentang


Program Pemberdayaan Masyarakat.

BAB II
5
TINJAUAN TEORI

A. Prinsip Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan

Kegiatan monitoring lebih berfokus pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring
dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan
indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring mencakup esensi
aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan
dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya
(sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola
program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan
evaluasi.

Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung guna


memastikan kesesuain proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan
penyimpangan atau kelambanan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai
rencana dan targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya.
Sementara Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian akhir
dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang
sama diwaktu dan tempat lainnya.

Fungsi Monitoring (dan evaluasi) merupakan satu diantara tiga komponen penting
lainnya dalam system manajelemen program, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan
korektif (melalui umpan balik). Sebagai siklus, dia berlangsung secara intens keaarah
pencapaian target-target antara dan akhirnya tujuan program.

Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf,


dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang
diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi
kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan
pelaksanaannya tidak cocok

6
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring,
karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring.
Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil
informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah
evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat
menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output).
Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode
(tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan
dan dilaksanakan.

Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan
kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya
sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan
dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.

Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:

1. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus


2. Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan program organisasi
3. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap
pengguna produk atau layanan.
4. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi
5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
6. Monitoring harus obyektif
7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.

Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 6


prinsip, yaitu:

1. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.


2. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus
dievaluasi
3. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
4. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang
seharusnya diukur.
7
5. Prinsip penggunaan kritis
6. Prinsip kegunaan atau manfaat
Prinsip dasar lainnya:

1. Sistem M&E dibuat sederhana; disesuaikan dengan kapasitas dan sumber daya yang
tersedia. Hal ini untuk menghindari kesulitan implementasi di lapangan.
2. Tujuan yang jelas. Kegiatan M&E difokuskan pada hal-hal yang relevan dengan
tujuan dari monitoring itu sendiri yang dikaitkan dengan aktivitas dan tujuan
program. Jangan mengumpulkan data yang tidak relevan dengan kebutuhan
program. Perlu dibuat logframe, intervention logic model, dan rencana kerja M&E
yang antara lain mencakup rincian indicator kinerja yang akan dipantau.
3. Dilakukan tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena ketersediaan data
on-time diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna data untuk penyelesaian
masalah secara tepat waktu. Selain itu ketepatan waktu monitoring juga penting
untuk mendapatkan data akurat dalam memantau obyek tertentu pada saat yang
tepat.
4. Informasi hasil M&E harus akurat dan objektif; informasi tidak akurat dan objektif
bisa menyebabkan false alarm. Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan
akurasi data.
5. Sistem M&E bersifat partisipatif dan transparan; perlu pelibatan semua stakeholders
dalam penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat diakses oleh
semua pihak.
6. Sistem M&E dibuat flexible; dalam artian tidak kaku tapi bisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam batas koridor SOP.
7. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan
keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisa
kebutuhan informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk
melakukan tindakan.
8. Kegiatan M&E dilakukan secara cost-effective.
9. Unit M&E terdiri dari para specialists yang tidak hanya bertugas mengumpulkan
data tetapi juga melakukan analisa masalah dan memberikan rekomendasi
pemecahan masalah secara praktis.

B. Penyusunan Monitoring Program Pemberdayaan

Teknik dalam pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan melalui kegiatan


observasi langsung atas proses, wawancara kepada sumber/pelaku utama, dan kegiatan diskusi
terbatas melalaui forum group discussion untuk memperoleh klarifikasi pelaksanaan program.

8
1. Pendekatan

Ada empat cara untuk memonitor keluaran dan dampak. Keempat cara atau pendekatan
itu adalah pelaporan sistem sosial (social accounting), eksperimentasi sosial (social
experimentation), pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan bahan untuk penelitian
sosial (social research cumulation). Pendekatan ini masingmasing mempunyai dua aspek yaitu
aspek yang berhubungan dengan jenis informasi yang diperlukan (Dunn, 1981).

Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa keempatnya:

1. TERPUSAT KEPADA KELUARAN KEBIJAKSANAAN, sehingga dalam


monitoring ini sangat diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik yang
tidak dapat dikontrol oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya kondisi sekarang yang
sudah ada), dan variabel yang dapat dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;
2. BERPUSAT PADA TUJUAN, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan, nilai
atau kesempatan kepada klien atau target;
3. BERORIENTASI PADA PERUBAHAN. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk
memonitor perubahan dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan menganalisis
perubahan unjuk kerja antara beberapa program yang berbeda atau yang sama
beberapa variabelnya, atau kombinasi antara keduanya;
4. MEMUNGKINKAN KLASIFIKASI SILANG KELUARAN DAN DAMPAK
berdasarkan variabel-variabel lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk
memonitor masukan kebijaksanaan (waktu, uang, tenaga, perlengkapan) dan proses
kebijaksanaan (aktivitas, dan sikap administratif, organisasi dan politis yang
diperlukan untuk transformasi masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan
5. BERHUBUNGAN DENGAN ASPEK PELAKSANAAN KEBIJAKSANAAN
secara obyektif maupun subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang
diperoleh melalui survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).

2. Teknik

1. OBSERVASI: Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung,


sehigga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada diobservasi
dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang
ada mendapat perhatian secara langsung
2. WAWANCARA DAN ANGKET: Wawancara adalah cara yang dilakukan bila
monitoring ditujukan pada seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman
9
wawancara. Wawancara itu ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan
wawancara tidak langsung.
3. FORUM GROUP DISCUSSION (FGD): FGD adalah proses menyamakan persepsi
melalaui urun rembug terhadap sebuah permasalahan atau substansi tertentu sehingga
diperoleh satu kesamaam (frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal yang
dimaksud.

sederhananya adalah “menelusuri” proses pekerjaan proyek atau kegiatan sehingga dapat
menemukan “apa yang sesungguhnya terjadi di antara pelaksanaan (proses) dengan tujuan yang
dirumuskan. Apabila dalam penelusuran atau pemantauan itu ditemukan adanya pesenjangan
atau penyimpangan yang direkomendasikan perubahan atau perbaikan sehingga kesenjangan
segera teratasi. Atau setidaknya meminimalisir kerugian yang timbul akibat penyimpangan.

Karena manfaat monitoring itu sangat besar dan penting dalam peranannya sebagai “alat
perencanaan” maka dilakukan dengan metode dan alat yang terstruktur dan sistematis, misalnya
dengan menggunakan angket, wawancara, FGD dan sebagainya. Prosesnya secara skematik
dapat dilihat seperti dibawah ini:

Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu:

1. Menetapkan standar pelaksanaan;


2. Pengukuran pelaksanaan;
3. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan dengan mengikuti beberapa langkah sebagai
berikut.

1. Tahap Perencanaan: Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang


akan dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator mana
yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang dimonitor harus
jelas dulu, serta pasti dulu batasannya dan definisinya. “Variabel adalah karakteristik
dari seseorang, suatu peristiwa atau obyek yang bisa dinyatakan dengan data numerik
yang berbeda-beda.” (William N Dunn: 2000).
2. Tahap Pelaksanaan: monitoring ini untuk mengukur ketepatan dan tingkat capaian
dari pelaksaan program/kegiatan/proyek yang sedang dilakukan dengan
menggunakan standar (variable) yang telah dipersiapkan di tahap perencanaan.
Setelah memastikan definisi yang tepat tentang variabel yang dimonitor serta
indikatornya, maka laksanakan monitoring tersebut. Adapun indikator umum yang
diukur dalam melihat capaian pekerjaan antara lain adalah :
a) Kesuaian dengan tujuan proyek/kegiatan
b) Tingkat capaian pekerjaan sesuai target
10
c) Ketepatan belanja budget sesuai plafon anggaran;
d) Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya;
e) Kesesuaian metode kerja dengan alat evaluasi;
f) Kesesuaian evaluasi dengan tujuan proyek;
g) Ketetapan dan pengelolaan waktu;
h) Adanya tindak lanjut dari program tersebut;
3. Tahap Pelaporan: Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu
memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan evaluasi, yaitu
mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai.
Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi laporan
tentang program.

C. Evaluasi Program Pemberdayaan

Evaluasi program merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,
efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria 180 dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Arikunto dan Jabar, 2004). Dalam evaluasi terdapat tiga langkah uji, yaitu:
Pertama, observasi atau mengumpulkan data. Kedua, menerapkan beberapa standard atau kriteria
pada observasi kita. Ketiga, dibuatkan pertimbangan, menarik kesimpulan atau membuat
keputusan (Warsito, 1986).

Evaluasi program memiliki enam tujuan, yaitu: Pertama, memberikan masukan bagi
perencanaan program. Kedua, menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan
dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program. Ketiga, memberikan masukan bagi
pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program. Keempat, memberikan
masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program. Kelima, memberi
masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan bagi penyelenggara, pengelola dan pelaksana
program. Keenam, menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui empat hal utama (Warsito, 1986), yaitu: Pertama,
efektivitas, yaitu melihat sejauh mana tujuan telah dicapai atau mempertimbangkan antara tujuan
yang direncanakan dengan tujuan yang telah dicapai. Kedua, efisiensi, yaitu melihat
perbandingan antara input dan output dari segi waktu dan biaya/uang. Ketiga, mutu, yaitu
melihat sejauh mana yang dilakukan menghasilkan mutu yang sesuai dengan/lebih baik daripada
standard. Keempat, kegunaan, yaitu melihat apakah program yang dilaksanakan berguna bagi
sasaran yang dituju (Sudjana, 2006).

D. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan


11
Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu
diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau
tidak. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan diberikan, segenap upaya dapat
dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnya keluarga miskin)
yang perlu dioptimalkan.

UNICEF (2012) mengajukan 5 dimensi sebagai tolak ukur keberhasilan pemberdayaan


masyarakat, terdiri dari kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Lima
dimensi tersebut adalah kategori analisis yang bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan
secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi. Berikut adalah uraian lebih rinci dari
masing-masing dimensi:

1). Kesejahteraan

Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur dari tercukupinya
kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan.

2). Akses

Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaaf yang
dihasilkan oleh adanya sumber daya. Tidak adanya akses merupakan penghalang terjadinya
peningkatan kesejahteraan. Kesenjangan pada dimensi ini disebabkan oleh tidak adanya
kesetaraan akses terhadap sumber daya yang di punyai oleh mereka yang berada di kelas lebih
tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran.

3). Kesadaran kritis

Kesenjangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukanlah tatanan alamiah yang
berlangsung demikian sejak kapanpun atau semata mata memang kehendak Tuhan, melainkan
bersifat struktural sebagai akibat dari adanya diskriminasi yang melembaga. Keberdayaan
masyarakat pada tingkat ini berarti berupa kesadaran masyarakat bahwa kesenjangan tersebut
adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah.

4.) Partisipasi

12
Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat terlibat dalam berbagai lembaga yang
ada di dalamnya. Artinya, masyarakat ikut andil dalam proses pengambilan keputusan dan
dengan demikian maka kepentingan mereka tidak terabaikan.

5.) Kontrol
Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan masyarakat ikut memegang kendali
terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan sumber daya yang ada, semua lapisan
masyarakat dapat memenuhi hak haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang
menikmati sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat
dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang dimiliki.

Indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur keberhasilan program


pemberdayaan masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.


b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk
miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan
keluarga miskin di lingkungannya.
d. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya
permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta makin
luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam masyarakat.
e. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai
oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan
pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

BAB III

PENUTUP

13
A. KESIMPULAN

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep yang menekankan pada pembangunan


ekonomi pada mulanya yang dikembangkan berdasarkan nilai- nilai masyarakat.
Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan
informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah
kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah
disepakati. Fungsi Monitoring (dan evaluasi) merupakan satu diantara tiga komponen penting
lainnya dalam system manajelemen program, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan
korektif (melalui umpan balik).
Sedangkan evaluasi program merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai,
tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria 180 dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui efektivitas, efisiensi, mutu, dan
kegunaan program yang dilaksanakan.

B. SARAN

Tenaga kesehatan diharapkan mampu memahami tentang monitoring dan evalulasi dalam
pemberdayaan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Priambodo, Monitoring dan Evaluasi tahun 2019

Mulyono dan Yumari, Buku Strategi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran:2017

14
Lesnussa Johny Urbanus, Jurnal Sosio sains: Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Di Negeri
Halong Baguala Ambon : Oktober 2019

15

Anda mungkin juga menyukai