PEMBERDAYAAN
DISUSUN OLEH :
Nelvi Ramadhani
Sy. Nadia Marwah
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘’MONITORING DAN EVALUASI
DALAM PEMBERDAYAAN’’. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada bidang studi/mata kuliah Pengorganisasian dan Pengenbangan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Isnaini Putri, selaku dosen mata kuliah
Pengorganisasian dan Pengenbangan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah
yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar2
Daftar Isi3
Bab I Pendahuluan4
A. Latar Belakang4
B. Rumusan Masalah4
C. Tujuan 5
D. Manfaat 5
Daftar Pusaka14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan?
2. Bagaimana penyusunan monitoring program pemberdayaan?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pemberdayaan ?
4. Apa saja indikator keberhasilan program pemberdayaan?
C. TUJUAN
4
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan.
2. Untuk menjelaskan penyusunan monitoring program pemberdayaan.
3. Untuk menjelaskan evaluasi program pemberdayaan.
4. Untuk menjelaskan indicator keberhasilan program pemberdayaan
D. MANFAAT
2. Bagi Masyarakat
BAB II
5
TINJAUAN TEORI
Kegiatan monitoring lebih berfokus pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Monitoring
dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan
indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai
dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring mencakup esensi
aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan
dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya
(sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada pengelola
program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan
evaluasi.
Fungsi Monitoring (dan evaluasi) merupakan satu diantara tiga komponen penting
lainnya dalam system manajelemen program, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan
korektif (melalui umpan balik). Sebagai siklus, dia berlangsung secara intens keaarah
pencapaian target-target antara dan akhirnya tujuan program.
6
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring,
karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring.
Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil
informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah
evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat
menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output).
Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode
(tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan
dan dilaksanakan.
Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan
kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya
sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan
dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.
1. Sistem M&E dibuat sederhana; disesuaikan dengan kapasitas dan sumber daya yang
tersedia. Hal ini untuk menghindari kesulitan implementasi di lapangan.
2. Tujuan yang jelas. Kegiatan M&E difokuskan pada hal-hal yang relevan dengan
tujuan dari monitoring itu sendiri yang dikaitkan dengan aktivitas dan tujuan
program. Jangan mengumpulkan data yang tidak relevan dengan kebutuhan
program. Perlu dibuat logframe, intervention logic model, dan rencana kerja M&E
yang antara lain mencakup rincian indicator kinerja yang akan dipantau.
3. Dilakukan tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena ketersediaan data
on-time diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna data untuk penyelesaian
masalah secara tepat waktu. Selain itu ketepatan waktu monitoring juga penting
untuk mendapatkan data akurat dalam memantau obyek tertentu pada saat yang
tepat.
4. Informasi hasil M&E harus akurat dan objektif; informasi tidak akurat dan objektif
bisa menyebabkan false alarm. Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan
akurasi data.
5. Sistem M&E bersifat partisipatif dan transparan; perlu pelibatan semua stakeholders
dalam penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat diakses oleh
semua pihak.
6. Sistem M&E dibuat flexible; dalam artian tidak kaku tapi bisa disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam batas koridor SOP.
7. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan
keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisa
kebutuhan informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk
melakukan tindakan.
8. Kegiatan M&E dilakukan secara cost-effective.
9. Unit M&E terdiri dari para specialists yang tidak hanya bertugas mengumpulkan
data tetapi juga melakukan analisa masalah dan memberikan rekomendasi
pemecahan masalah secara praktis.
8
1. Pendekatan
Ada empat cara untuk memonitor keluaran dan dampak. Keempat cara atau pendekatan
itu adalah pelaporan sistem sosial (social accounting), eksperimentasi sosial (social
experimentation), pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan bahan untuk penelitian
sosial (social research cumulation). Pendekatan ini masingmasing mempunyai dua aspek yaitu
aspek yang berhubungan dengan jenis informasi yang diperlukan (Dunn, 1981).
Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa keempatnya:
2. Teknik
sederhananya adalah “menelusuri” proses pekerjaan proyek atau kegiatan sehingga dapat
menemukan “apa yang sesungguhnya terjadi di antara pelaksanaan (proses) dengan tujuan yang
dirumuskan. Apabila dalam penelusuran atau pemantauan itu ditemukan adanya pesenjangan
atau penyimpangan yang direkomendasikan perubahan atau perbaikan sehingga kesenjangan
segera teratasi. Atau setidaknya meminimalisir kerugian yang timbul akibat penyimpangan.
Karena manfaat monitoring itu sangat besar dan penting dalam peranannya sebagai “alat
perencanaan” maka dilakukan dengan metode dan alat yang terstruktur dan sistematis, misalnya
dengan menggunakan angket, wawancara, FGD dan sebagainya. Prosesnya secara skematik
dapat dilihat seperti dibawah ini:
Evaluasi program merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,
efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria 180 dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Arikunto dan Jabar, 2004). Dalam evaluasi terdapat tiga langkah uji, yaitu:
Pertama, observasi atau mengumpulkan data. Kedua, menerapkan beberapa standard atau kriteria
pada observasi kita. Ketiga, dibuatkan pertimbangan, menarik kesimpulan atau membuat
keputusan (Warsito, 1986).
Evaluasi program memiliki enam tujuan, yaitu: Pertama, memberikan masukan bagi
perencanaan program. Kedua, menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan
dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program. Ketiga, memberikan masukan bagi
pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program. Keempat, memberikan
masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program. Kelima, memberi
masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan bagi penyelenggara, pengelola dan pelaksana
program. Keenam, menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui empat hal utama (Warsito, 1986), yaitu: Pertama,
efektivitas, yaitu melihat sejauh mana tujuan telah dicapai atau mempertimbangkan antara tujuan
yang direncanakan dengan tujuan yang telah dicapai. Kedua, efisiensi, yaitu melihat
perbandingan antara input dan output dari segi waktu dan biaya/uang. Ketiga, mutu, yaitu
melihat sejauh mana yang dilakukan menghasilkan mutu yang sesuai dengan/lebih baik daripada
standard. Keempat, kegunaan, yaitu melihat apakah program yang dilaksanakan berguna bagi
sasaran yang dituju (Sudjana, 2006).
1). Kesejahteraan
Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur dari tercukupinya
kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan.
2). Akses
Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaaf yang
dihasilkan oleh adanya sumber daya. Tidak adanya akses merupakan penghalang terjadinya
peningkatan kesejahteraan. Kesenjangan pada dimensi ini disebabkan oleh tidak adanya
kesetaraan akses terhadap sumber daya yang di punyai oleh mereka yang berada di kelas lebih
tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran.
Kesenjangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukanlah tatanan alamiah yang
berlangsung demikian sejak kapanpun atau semata mata memang kehendak Tuhan, melainkan
bersifat struktural sebagai akibat dari adanya diskriminasi yang melembaga. Keberdayaan
masyarakat pada tingkat ini berarti berupa kesadaran masyarakat bahwa kesenjangan tersebut
adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah.
4.) Partisipasi
12
Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat terlibat dalam berbagai lembaga yang
ada di dalamnya. Artinya, masyarakat ikut andil dalam proses pengambilan keputusan dan
dengan demikian maka kepentingan mereka tidak terabaikan.
5.) Kontrol
Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan masyarakat ikut memegang kendali
terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan sumber daya yang ada, semua lapisan
masyarakat dapat memenuhi hak haknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang
menikmati sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat
dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP
13
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Tenaga kesehatan diharapkan mampu memahami tentang monitoring dan evalulasi dalam
pemberdayaan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono dan Yumari, Buku Strategi Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran:2017
14
Lesnussa Johny Urbanus, Jurnal Sosio sains: Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Di Negeri
Halong Baguala Ambon : Oktober 2019
15