Anda di halaman 1dari 8

TOLAK UKUR EVALUASI KURIKULUM PEMBELAJARAN DI INDONESIA DALAM

SITUASI YANG BERBEDA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN

BY. YUSANTI EKA OKTAVIASARI, 2023-06-09

ABSTRAK

Pengembangan kurikulum merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Di Indonesia telah
terjadi sepuluh perubahan kurikulum yang dimulai dari Kurikulum 1947 hingga saat ini yaitu
Kurikulum 2013. Padahal, perubahan kurikulum menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
pendidikan harus dapat menyesuaikan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai
budaya masyarakat yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber pengembangan
kurikulum antara lain; data empiris, data eksperimen, cerita rakyat dan pengetahuan
masyarakat umum. Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua hal:
1. Prinsip Umum, yang meliputi; asas relevansi, asas fleksibilitas, asas kesinambungan, asas
praktis, dan asas efektifitas, 2. Asas khusus, yang meliputi; prinsip penentuan tujuan
pendidikan, prinsip pemilihan isi pendidikan, prinsip pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip pemilihan media dan alat pengajaran, dan prinsip yang berkaitan dengan penilaian.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian kemudian implementasi dan terakhir monitoring dan evaluasi.
Tanpa evaluasi, seseorang tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum dalam
desain, implementasi dan hasilnya.

ABSTRACT

Curriculum development is an important thing to do. In Indonesia, there have been ten
curriculum changes that have started from the 1947 Curriculum to the present, the 2013
Curriculum. In fact, the curriculum changes show that the principles of education must be
able to adjust the development of the times without leaving the cultural values of the relevant
community. The purpose of this research is to find out the principles in curriculum
development. This research uses library research method. The results of this study indicate
that curriculum development resources, including; empirical data, experimental data, folklore
and general public knowledge. The principles in curriculum development are divided into
two things: 1. General Principles, which include; the principle of relevance, the principle of
flexibility, the principle of continuity, the practical principle, and the principle of
effectiveness, 2. Special Principles, which include; principles for determining educational
objectives, principles for selecting educational content, principles for selecting teaching and
learning processes, principles for selecting media and teaching tools, and principles relating
to assessment. Evaluation is part of the management system, namely planning, organization,
implementation, monitoring and evaluation. The curriculum is also designed from the
planning stage, organization then implementation and finally monitoring and evaluation.
Without evaluation, one will not know how the condition of the curriculum is in its design,
implementation and results.
KATA KUNCI :TOLAK UKUR EVALUASI, EVALUATION MEASUREMENT

PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan pendidikan, kurikulum memiliki peranan sebagai arah yang digunakan
dalam acuan pencapaian visi dan misi pendidikan. Agar kurikulum pendidikan itu tercapai
sesuai relevansinya diperlukan bebagai macam upaya dalam proses pelaksanaannya. Salah
satu yang paling penting adalah evaluasi kurikulum.

Dalam pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengganti kurikulum, yaitu tahun
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan 2023. Berubahnya
kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap menghadapi
tantangan di masa depan melalui berbagai aspek kehidupan yang ada, seperti pengetahuan,
keterampilan, keahlian dan sikap untuk beradaptasi serta dapat bertahan hidup dalam
lingkungan yang senantiasa berubah dan berbeda dari lingkungan asal nya.

Evaluasi kurikulum sangat penting sebagai kontrol dan tolak ukur terintegrasinya
perencanaan, proses, dan hasil pendidikan. Meskipun pada dasarnya makna evaluasi
sangatlah luas, dilakukan secara berkelanjutan, namun pada konteks evaluasi kurikulum lebih
menekankan pada desain dan implementasi kurikulum, serta kemajuan-kemajuan setiap unsur
pendidikan.

Pengembangan kurikulum ini menetapkan adanya standart nasional sebagai kualitas


minimal warga negara yang dirinci menjadi standart isi, standart proses, standart
kompetensi kelulusan, standart pendidik dan tenaga kependidikan, standart sarana dan
prasarana, standart pengelolaan, standart pembiayaan, dan standart penilaian pendidikan
(Permendikbud No. 70 Tahun 2013). Kurikulum terbaru yang dipakai saat ini adalah kurikulum
merdeka, banyak pembaharuan pada kurikulum merdeka ini. Satu hal baru terkait dengan
Kurikulum merdeka adalah pendekatan saintifik dalam seluruh proses pembelajaran.
Pembelajaran saintifik dalam Kurikulum m e r d e k a dikenal adanya kegiatan merdeka
belajar, kegiatan merdeka mengeluarkan semua aspirasi melalui beberapa pengamatan,
mengidentifikasi suatu objek, menalar, mengasosiasi dan mengkomunikasikan (membangun
jejaring sosial). Penilaian autentik yang digunakan dalam kurikulum merdeka terdiri atas
penilaian sikap spiritual dan sosial, penilaian keterampilan dan penilaian pengetahuan.

Kurikulum 2013 yang sekarang masih memerlukan pengembangan untuk perbaikan di


masa yang akan datang. Selain itu, juga perlu diketahui hambatan atau kendala yang dihadapi
oleh sekolah agar dapat diperbaiki dan memperlancar pelaksanaan Kurikulum 2013 revisi.
Sehingga terjadinya evaluasi kembali terhadap kurikulum 2013 dan di ganti dengan kurikulum merdeka.
Dalam menilai apakah sebuah kurikulum telah terlaksana sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan dan untuk menilai apakah kurikulum tersebut sudah berhasil mencapai tujuan yang
diharapkan, maka sebuah kurikulum membutuhkan evaluasi guna memberi penilaian terhadap
kurikulum tersebut. Evaluasi kurikulum sangat penting untuk menentukan bagaimana, dan sejauh
mana, kualitas sistem perbaikan yang efektif dalam praktik pendidikan dan hasil. Standar
terhadap program, tujuan program, praktek belajar mengajar, hasil belajar membutuhkan
penilaian dan diintegrasikan ke dalam sistem evaluasi. Untuk melakukan hal ini, selain
analisis statistik dan dokumentasi pengolahan, metode penelitian kualitatif untuk evaluasi
program juga harus digunakan dalam memberikan analisis yang lebih mendalam untuk
mendapatkan informasi (Fatma Mizikaci, 2006).

Evaluasi kurikulum dilakukan sebagai pengawasan keberhasilan pencapaian kurikulum


pendidikan itu sendiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan untuk kemajuan. Mengevalusi sistem pendidikan
adalah mengevaluasi seluruh komponen pendidikan termasuk didalamnya evaluasi terhadap
kurikulum. Sehingga akan didapatkan hasil dan tujuan pendidikan yang maksimal.

PEMBAHASAN

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70%
siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan
sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi
tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok
sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi
COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum


dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran
(learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan
kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi
dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan


rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan
kurikulum yang akan dipilih:

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation” sedangkan penilaian disebut
juga “assessment”, dan pengukuran adalah “measurement”, sedangkan tes dalam bahasa
inggris disebut test. Test adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus.
Jadi evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,
implementasi dan efektifitas suatu program.

Evaluasi untuk program pelaksanaan kurikulum di sekolah memiliki beberapa


indkator : 1) indikator keberhasilan social kurikulum, 2) indikator keberhasilan penyusunan
silabus, 3) indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester, 4) indikator
keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran, 5) indikator keberhasilan penyusunan bahasa
ajar, dan 6) indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan


pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan, mencakup
keperluan : perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, penentuan
tindak lanjut hasil pengembangan. Evaluasi kurikulum memiliki beberapa model: 1)
measurement, 2) congruence, 3) illumination, 4) education system evaluation, dan 5) CIIP.

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai


dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena
itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum
secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian
evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur
tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999
mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan
data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman
and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk
menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses
membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode
penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu
program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektifitas suatu program. Sedangkan pengertian kurikulum adalah:

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,


isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
2. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran
serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).

3. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-
mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa);

Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan


bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat,
kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi
kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid
dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah
dijalankan.

Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-


masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada
dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan
penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik,
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum
apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas
dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji
teori atau membuat teori baru.

Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut
(outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut
(intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum
yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah
“apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah
pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?”. Sedangkan fokus
evaluasi intrinsic evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum,
evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik peserta didik
yang menjalankan kurikulum tersebut

1. Apa itu Kurikulum Merdeka?

Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan
pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe)
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada
materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran


adalah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam,

2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar
kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila )

3. Capaian pembelajaran  per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan
pendidikan.

4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi
pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan
pembelajaran berkualitas.

5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung


implementasi Kurikulum Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai