ABSTRAK
Pengembangan kurikulum merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Di Indonesia telah
terjadi sepuluh perubahan kurikulum yang dimulai dari Kurikulum 1947 hingga saat ini yaitu
Kurikulum 2013. Padahal, perubahan kurikulum menunjukkan bahwa prinsip-prinsip
pendidikan harus dapat menyesuaikan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai
budaya masyarakat yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber pengembangan
kurikulum antara lain; data empiris, data eksperimen, cerita rakyat dan pengetahuan
masyarakat umum. Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum dibagi menjadi dua hal:
1. Prinsip Umum, yang meliputi; asas relevansi, asas fleksibilitas, asas kesinambungan, asas
praktis, dan asas efektifitas, 2. Asas khusus, yang meliputi; prinsip penentuan tujuan
pendidikan, prinsip pemilihan isi pendidikan, prinsip pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip pemilihan media dan alat pengajaran, dan prinsip yang berkaitan dengan penilaian.
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian kemudian implementasi dan terakhir monitoring dan evaluasi.
Tanpa evaluasi, seseorang tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum dalam
desain, implementasi dan hasilnya.
ABSTRACT
Curriculum development is an important thing to do. In Indonesia, there have been ten
curriculum changes that have started from the 1947 Curriculum to the present, the 2013
Curriculum. In fact, the curriculum changes show that the principles of education must be
able to adjust the development of the times without leaving the cultural values of the relevant
community. The purpose of this research is to find out the principles in curriculum
development. This research uses library research method. The results of this study indicate
that curriculum development resources, including; empirical data, experimental data, folklore
and general public knowledge. The principles in curriculum development are divided into
two things: 1. General Principles, which include; the principle of relevance, the principle of
flexibility, the principle of continuity, the practical principle, and the principle of
effectiveness, 2. Special Principles, which include; principles for determining educational
objectives, principles for selecting educational content, principles for selecting teaching and
learning processes, principles for selecting media and teaching tools, and principles relating
to assessment. Evaluation is part of the management system, namely planning, organization,
implementation, monitoring and evaluation. The curriculum is also designed from the
planning stage, organization then implementation and finally monitoring and evaluation.
Without evaluation, one will not know how the condition of the curriculum is in its design,
implementation and results.
KATA KUNCI :TOLAK UKUR EVALUASI, EVALUATION MEASUREMENT
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan pendidikan, kurikulum memiliki peranan sebagai arah yang digunakan
dalam acuan pencapaian visi dan misi pendidikan. Agar kurikulum pendidikan itu tercapai
sesuai relevansinya diperlukan bebagai macam upaya dalam proses pelaksanaannya. Salah
satu yang paling penting adalah evaluasi kurikulum.
Dalam pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengganti kurikulum, yaitu tahun
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan 2023. Berubahnya
kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap menghadapi
tantangan di masa depan melalui berbagai aspek kehidupan yang ada, seperti pengetahuan,
keterampilan, keahlian dan sikap untuk beradaptasi serta dapat bertahan hidup dalam
lingkungan yang senantiasa berubah dan berbeda dari lingkungan asal nya.
Evaluasi kurikulum sangat penting sebagai kontrol dan tolak ukur terintegrasinya
perencanaan, proses, dan hasil pendidikan. Meskipun pada dasarnya makna evaluasi
sangatlah luas, dilakukan secara berkelanjutan, namun pada konteks evaluasi kurikulum lebih
menekankan pada desain dan implementasi kurikulum, serta kemajuan-kemajuan setiap unsur
pendidikan.
PEMBAHASAN
Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70%
siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan
sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami
peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir. Studi
tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok
sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi
COVID-19.
Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu “evaluation” sedangkan penilaian disebut
juga “assessment”, dan pengukuran adalah “measurement”, sedangkan tes dalam bahasa
inggris disebut test. Test adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus.
Jadi evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan,
implementasi dan efektifitas suatu program.
Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut
(outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut
(intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum
yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah
“apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah
pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?”. Sedangkan fokus
evaluasi intrinsic evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum,
evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik peserta didik
yang menjalankan kurikulum tersebut
Untuk mendukung visi pendidikan Indonesia, dan sebagai bagian dari upaya pemulihan
pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe)
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada
materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar
kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila )
3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong
pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan
pendidikan.
4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi
pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan
pembelajaran berkualitas.