DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : I0
NAMA ANGGOTA : DEWI RAHMADHANI
MUSTAFA KAMAL
CHATIBUL UMAM
ZAHRINA
DENI SUWANDA
JUHARDI
A. Pendahuluan
yang sangat penting karena kurikulum menentukan isi dan tujuan akan dibawa ke arah
mana suatu proses pendidikan tersebut. Kurikulum sebagai pedoman penting dalam
proses pendidikan bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak, tapi berjalan dan mengalir
selaras dengan kebutuhan proses pendidikan itu sendiri. Evaluasi dan Kurikulum
merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat. Hubungan antara evaluasi
dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner. Evaluasi merupakan
kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses dan hasil
dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu
1
Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat, pendidikan harus bisa
mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, kurikulum yang dijalankan juga harus
berkembang dan berinovasi sesuai dengan kebutuhan, tidak bisa menggunakan kurikulum
lama yang sudah tidak relevan dengan keadaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengevaluasi kurikulum yang telah ada, apakah masih sesuai atau perlu dikembangkan
lagi.
Evaluasi kurikulum adalah sebuah konsep yang memiliki makna dan cakupan yang sangat
luas dan beragam. Oleh karena itu, konsep yang digunakan oleh para ahli dan praktisi
kurikulum juga sangat beragam. Terjadinya keragaman tersebut utamanya disebabkan oleh
beragamnya pemaknaan atas kurikulum dan konsep tujuan evaluasi itu sendiri.
Kurikulum dapat pula dimaknai secara tradisional yang lebih menekankan kurikulum
hanya sebagai isi atau materi pendidikan/pembelajaran atau dimaknai secara modern yang
menekankan kurikulum bukan sekedar sebagai isi atau materi tetapi juga sebagai sebuah proses
pendidikan/ pembelajaran. Kurikulum yang dimaknai secara sempit atau luas dan tradisional
atau modern akan berdampak pada konsep dan cakupan evaluasi kurikulum yang digunakan
dan dirancang. Hal ini juga berdampak pada simpel atau kompleknya konsep evaluasi yang
dirancang.
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu. 1
Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
akan ditetapkan.2 Tyler seperti yang dikutip Sukmadinata menyatakan bahwa evaluasi adalah
proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau terealisasikan.
Sedangkan pengertian kurikulum, menurut Glatthorn dalam buku Zaini adalah sebagai rencana
2
_______________
1. W. Nurkancana, Evaluasi pendidikan, (Surabaya:Usaha Nasional,1996)h 1
2. M. Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi. (Yogyakarta: Teras, 2009)h 140
yang dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang
dalam
kelas, dapat diamati oleh pihak yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah
laku .3
penilaian terdiri dari tiga komponen, yaitu pengumpulan informasi, pembuatan pertimbangan,
pembuatan keputusan”. Tyler dalam buku Hamalik, berpendapat bahwa evaluasi kurikulum
pada dasarnya adalah suatu proses untuk mengecek keberlakuan kurikulum yang harus
dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
3
kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
____________________
3. Ahmad, Pengembangan Kurikulum. (Bandung: Pustaka Setia, 2009)h 15
kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh
guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami
dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan
yaitu: (1) Kurikulum Subyek Akademik; (2) Kurikulum Humanistik; (3) Kurikulum
kenyataanya terdapat juga model kurikulum yang merupakan perpaduan dari keempat
model tersebut.6
Evaluasi kurikulum merupakan suatu bahasan yang luas, meliputi banyak kegiatan
dan sejumlah prosedur, bahkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang berdiri
kurikulum yang menggunakan penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologi
4
___________________________
5. N. Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996). h 172
Salah satu pendekatan dalam evalusai yang menggunakan eksperimen lapangan adalah
evaluation model). Dalam model ini, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting
kurikulum lain, tetapi diukur dengan seperangkat tujuan atau kompetensi tertentu.
3) Model evaluasi kurikulum yang lepas dari tujuan (goal free evaluation model).
Model ini dikembangkan oleh Micheal Scriven, yang cara kerjanya berlawanan dengan
model evaluasi yang berorientasi pada tujuan. Evaluasi Kurikulum Pendidikan Islam I
175 Menurut pendapat Scriven, seorang evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang
menjadi tujuan pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kerjanya. Cara
evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari beberapa model evaluasi kurikulum. Model
ini memungkinkan perbandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak
5
keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing
kurikulum.
ini memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang meliputi
(instruction), yang meliputi organisasi, materi, metode fasilitas atau sarana dan
pendanaan. Bidang ketiga adalah kelembagaan (institution) yang meliputi guru, murid,
6) Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product). Model ini dikembangkan
oleh Stufflebeam (1967) dan kawankawan di Ohio State University AS dan model ini
paling banyak diikuti oleh para evaluator. Model ini memandang bahwa kurikulum
yang dievaluasi adalah sebuah sistem, maka apabila evaluator telah menentukan untuk
7) Model Ten Brink. Ten Brink mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi
kurikulum yaitu: Tahap persiapan, Tahap pengumpulan data melalui dua langkah yaitu
memperoleh informasi yang diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi, dan
tahap penilaian.
tumbuh dan berkembang secara kualitatif, yang menjadi pendekatan yang penting.
6
9) Model Evaluasi Kuantitatif. Model kuantitatif ditandai oleh ciri yang menonjol
10) Model Evaluasi Kualitatif. Ciri khas dari model evaluasi kualitatif adalah selalu
C. Implementasi Kurikulum
dari proses atau tahapan pemberlakuan sebuah kurikulum, khususnya sebuah kurikulum
baru atau yang telah diperbaharui (diinovasi) atau hasil dari sebuah kegiatan
pengembangan kurikulum. Menurutnya ada empat tahapan dalam proses adanya sebuah
Miller & Seller dengan merujuk kepada pandangan beberapa pakar kurikulum
kurikulum dan para guru; dan (3) implementasi kurikulum sebagai sebuah komponen
memandang bahwa implementasi kurikulum adalah sebuah peristiwa yang terjadi ketika
7
hingga pengembangan kurikulum baru tersebut lengkap, selanjutnya para guru di
harapakan dapat
___________________________
7. W. Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi.( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016) h 80-84
tidak lain adalah merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam proses
antara para pengembang kurikulum dengan para guru. Dalam hal ini para
pengembangkan kurikulum bekerja dengan input dari para guru yang mengajarkan
program mata pelajaran yang dikembangkan atau menyiapkan gambaran rinci dari
konten materi baru kedalam program yang ada. Guru selanjutnya diminta untuk
mencoba revisi tersebut. Para pengembang kemudian menilai program berdasarkan hasil
dari uji lapangan tersebut. Ketika revisi dilakukan pada program baru, maka
sebagai sebuah komponen yang terpisah dari rangkaian kurikulum. Meller dan Seller
kegiatan yang menyertai pengembangan dan adopsi program atau kurikulum baru,
8
mengandung lebih dari sekedar sebuah workshop. Hal itu disebabkan penggunaan
sebuah program baru akan memerlukan perubahan dalam sumber-sumber dan metode
dibuatkan daftarnya, dan kemudian dipresentasikan kepada para guru dalam sebuah
bahwa implementasi kurikulum tidak lain adalah sebagai kegiatan melaksanakan desain
kurikulum yang telah dikembangkan, baik sebuah kurikulum yang sama sekali baru
ataupun kurikulum sebagai hasil inovasi atau perbaikan. Implementasi tersebut sudah
pengembangan atau rekayasa oleh tim pengembang kurikulum yang berdiri sendiri,
maka implementasi dilakukan oleh sekolah dalam hal ini guru dan siswa sebagai pelaku
pendidikan. Akan tetapi jika kurikulum tersebut dikembangkan oleh sekolah atau guru
sendiri, maka implementasi dilakukan oleh sekolah/guru, baik dalam rangka proses
sempurna dikembangkan dan siap untuk diimplementasikan secara penuh. Begitu juga
jika kurikulum tersebut sebagai sebuah kurikulum yang diadopsi dari hasil
dideseminasikan kurikulum baru atau hasil rekayasa, maka implementasi dilakukan oleh
9
D. Tugas/peranan dan Fungsi Kurikulum
Menurut Oemar Hamalik (2007) sekurang-kurangnya ada tiga peranan kurikulum yaitu:
generasi muda
b. Peranan kritis atau evaluative yaitu aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
c. Peranan kreatif yaitu mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan
kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Ketiga peranan
tersebut berjalan secara seimbang dalam arti terdapat keharmonisan diantara ketiganya.
Dengan demikian kurikulum akan dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam
membawa para peserta menuju kepada kebudayaan dan peradaban masa depan.
Kurikulum sekolah dasar berfungsi bagi sekolah dasar, kurikulum SMA berfungsi
SMK/MAK atau sebaliknya. Walaupun dalam hal tersebut mungkin ada materi
10
pembelajaran SMK/MAK berbeda, sedangkan kurikulum merupakan instrumental
Kurikulum suatu sekolah atau madrasah berisi uraian tentang jenis-jenis program
sekolah atau madrasah akan dapat merencanakan secara lebih tepat tentang apa
sebagai pelaksana kurikulum tetapi juga sebagai perancang dan penilai kurikulum
11
mengembangkan kurikulum di sekolah dan madrasah. Soleh Hidayat dalam buku
mengharapkan saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Dalam hal ini
dan untuk menunjang situasi belajar kea rah yang lebih baik.
sarana dan prasarana sekolah kepala Komite Sekolah dan madrsah, penyusunan
e. Kurikulum merupakan pedoman atau alat bagi kepala sekolah dan madrasah
12
diharapkan. Apabila terdapat penyimpangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
Bagi pengawas fungsi kurikulum dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran
di sekolah dan madrasah, pengawas sekolah dan madrasah memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah dan madrasah yang sejenis berstandarkan
pengembangan KTSP
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun yang relevandisekolah menengah yang
13
Kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah berfungsi bagi penyusunan
kurikulum SMA/MA danseterusnya. Ada dua fungsi yang dapat ditinjau, yaitu:
yang digunakan oleh suatu sekolah tertentu, sekolah pada tingkat di atasnya dapat
pada sekolah serta madrasah yang berada dibawahnya, maka sekolah dan
lagi.
suatu sekolah dan madrasah yang berada dibawahnya, maka sekolah serta
kurikulumnya.
menyiapkan tenaga guru bagi sekolah dan madrasah yang berada di bawahnya,
maka perlu sekali perguruan tinggi LPTK itu mengetahui kurikulum sekolah dan
tingkat satuan pendidikan, masyarakat dan pengguna lulusan dapat ikut memberi
14
kerja sama dengan Dasar Pengambangan Kurikulum Sekolah 38 pihak orang tua.
pendidikan agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, suatu
tenaga kerja dalam bidang tertentu. Dengan perkataan lain kurikulum suatu
sebagai berikut:
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi untuk suatu jangkauan yang lebih
jauh
15
direncanakan secara sistematis, disamping memiliki fungsi sebagaimana diuraikan
diatas juga mengemban peran yang sangat penting bagi pendidikan Dasar
E. KESIMPULAN
suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari
kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Evaluasi kurikulum dapat mencakup keseluruhan
kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode
pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana, dapat disamakan
menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan
penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan
menyajikan data untuk bahan penetuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan ada
revisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi
yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk mengujii teori atau
Kurikulum merupakan studi intelektual yang cukup luas. Banyak teori tentang
kurikulum.Beberapa teori menekankan pada rencana, pada inovasi, pada filosofi dan pada
konsep-konsep yang diambil dari perilaku manusia. Secara sederhana teori kurikulum
dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada evaluasi kurikulum,
pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum. Terdapat beberapa perbedaan
16
penekanan dalam kurikulum. Perbedaan penekanan dalam kurikulum tersebut
kurikulum yang menekankan isi memberikan perhatian besar pada analisis pengetahuan
baru yang ada. Konsep situasi menuntut penilaian secara rinci tentang lingkungan belajar.
Dan konsep organisasi memberikan perhatian besar pada struktur belajar. Perbedaan-
Evaluasi kurikulum dilakukan oleh evaluator yang telah memenuhi syarat atau
kualifikasi. Tidak semua orang boleh menjadi evaluator, kecuali orang-orang yang
menjadi dua macam yaitu Evaluator dalam (internal evaluator) dan Evaluator luar (external
evaluator).
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi untuk suatu jangkauan yang lebih
jauh
17
f. Diagnostic (the diagnostic function) yaitu membantu siswa memahami dan
dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Algesindo, 1996.
W. Wirawan, Evaluasi (Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi). Jakarta:
18
19