Anda di halaman 1dari 16

Analisis Perkembangan Kebijakan

Pengelolaan PendidikanANALISIS KEBIJAKAN


DAN PENGELOLAAN PENDAS

Dosen Pengampu:
Dr.Haviz Hidayat, M.Pd

Magister Pendidikan dasar


2024
Analisis Perkembangan Kebijakan
Pengelolaan Pendidikan

Oleh Kelompok 3
Jhon Hendri
Tuti Susanti
Pembahasan
1. Perkembangan Kebijakan Pendidikan
dasar
2. Hambatan Perkembangan Kebijakan
Pendidikan dasar
3. Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dasar
a. Perkembangan Kebijakan
Pendidikan dasar
Pengelolaan pendidikan dasar dibijakan melalui standar pengelolaan
yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek). Permendikbudristek Nomor 47
Tahun 2023 mengatur standar pengelolaan pendidikan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada pendidikan anak
usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah
1. Pengertian Standar pengelolaan pendidikan
Standar pengelolaan pendidikan adalah standar yang mengatur perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan mulai dari tingkat satuan
pendidikan sampai nasional, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggara pendidikan. Standar ini mengatur aspek berbagai
macam, seperti kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, pembiayaan, dan
sebagainya, yang berperan penting dalam mengelola sistem pendidikan di tingkat
sekolah/madrasah

Pengelolaan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi sekolah dalam mengukur,


mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu. Disamping itu
pengelolaan pendidikan dimaksudkan untuk mendukung berjalannya proses
pendidikan sesuai dengan yang diharapkan agar dapat menciptakan generasi yang
memiiki kualitas (Taopan, Oedjoe, & Sogen, 2019)
2. Kerangka Standar Pengelolaan Pendidikan
Kerangka standar pengelolaan pendidikan adalah sekumpulan dokumen yang
menjelaskan tentang tingkat mutu yang diinginkan dalam pendidikan.

Kerangka standar pengelolaan pendidikan adalah persyaratan dan syarat yang


diatur dalam standar pengelolaan pendidikan. Standar ini mengatur perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan mulai dari tingkat satuan
pendidikan sampai nasional. Kerangka standar pengelolaan pendidikan berisi
aspek berbagai macam, seperti kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana,
pembiayaan, dan sebagainya.
Standar Pengelolaan terdapat 3 (tiga) pokok (Badan, Nasional, & Selatan, 2012),
yaitu:* Penerapan oleh gugus tugas lembaga pendidikan,
*Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan
*Pengelolaan oleh Pemerintah pusat.

Di bawah ini adalah contoh kerangka standar pengelolaan pendidikan:


1. Pendidikan Dasar
Tingkat mutu pendidikan dasar
Kompetensi dasar
Standar kompetensi dasar
2. Pendidikan Sederajat
Tingkat mutu pendidikan sederajat
Kompetensi sederajat
Standar kompetensi sederajat
3. Dan lain-lain
3. Ruang Lingkup Standar Pengelolaan Pendidikan
Ruang lingkup standar pengelolaan pendidikan dasar mencakup perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan mulai dari tingkat satuan
pendidikan sampai nasional. Standar ini mengatur aspek berbagai macam, seperti
kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, pembiayaan, dan sebagainya, yang
berperan penting dalam mengelola sistem pendidikan di tingkat sekolah/madrasah

Standar pengelolaan pendidikan dasar juga memudahkan sekolah/madrasah


dalam mengelola sistem informasi dan manajemen, yang berguna untuk
peningkatan administrasi pendidikan efisien dan akuntabel
b. hambatan perkembangan kebijakan
pendidikan dasar
1. Pengertian Kebijakan Pendidikan
Riant Nugroho (2008:35-36) mengatakan bahwa kebijakan
pendidikan adalah kebijakan publik bidang pendidikan. Kebijakan
pendidikan berkenaan dengan kumpulan hukum atau aturan yang
mengatur pelaksanaan sistem pendidikan, yang tercakup di
dalamnya tujuan pendidikan dan bagaimana mencapai tujuan
tersebut. Kebijakan pendidikan harus sejalan dengan kebijakan
publik.
Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pembangunan negara di bidang pendidikan,
sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan secara
keseluruhan (Tilaar & Riant Nugroho, 2008: 264).
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan pembangunan negara di bidang pendidikan,
sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan negara yang lainnya
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara teoretis berusaha untuk
memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku kebijakan, baik
tersembunyi maupun dipublikasikan
Kebijakan pendidikan merupakan suatu aktivitas formal yang diselenggarakan
oleh lembaga (pemerintah) dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
2. Tahap Kebijakan Pendidikan
Menurut Putt dan Springer dalam Syafaruddin (1989:81) ada tiga proses kebijakan, yaitu:

Mengandung beberapa isipenting yang dijadikan sebagai


pedoman tindakan sesuai rencana yang mencakup
1.Formulasi kepentingan

Serangkaian aktivitas dan keputusan yang memudahkan


2.Implementasi pernyataan kebijakan dalam formulasi terwujud ke dalam
praktik organisasi.

3.Evaluasi Dilaksanakan sebagai proses untuk mengetahui sejauh mana


keefektifan kebijakan guna dipertanggungjawabkan kepada
semua pihak terkait (stakeholders) mempelajari pencapaian
sasaran dari pengalaman terdahulu, tanpa pengujian pelaksanaan
dan hasil usaha,
3. hambatan perkembangan kebijakan pendidikan dasar

1.Keterbatasan infrastruktur dan teknologi


2.Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)
3.Kesenjangan antar daerah
4.Kurikulum yang kurang relevan
5.Kesetaraan akses ke pendidikan:
6.Fokus pendidikan terlalu fokus pada pembelajaran akademis
7. Metode pengajaran yang tradisional
8. Peningkatan kualitas pendidikan
C. Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dasar
Konvensi hak-hak anak (Convention on the Rights of the Child) menyatakan bahwa
setiap negara di dunia diwajibkan melindungi dan melaksanakan hak-hak anak tentang
pendidikan dengan mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar bagi semua secara
bebas. Konvensi mengenai Hak Azasi Manusia (HAM) juga menyatakan bahwa setiap
orang berhak atas pendidikan yang bebas biaya, setidaknya pada pendidikan dasar yang
bersifat wajib. Selanjutnya, dalam kesepakatann Education for All (AFA) menyebutkan
bahwa menjelang tahun 2015 setiap negara menjamin semua anak, khususnya anak
perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka yang termasuk minoritas etnik,
mempunyai akses dan menyelesaikan pendidikan dasar yang bebas dan wajib dengan
kualitas baik. Selain itu, Semua ketentuan dalam kesepatakan international itu sejalan
dengan amanat pembukaan UUD 1945 yang intinya menyatakan bahwa negara
berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa di mana setiap warga negara Republik
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang merata dan bermutu, tanpa
memandang status sosial, etnis dan gender. Gagasan tersebut ditegaskan pada pasal 31
(1 dan 2) yang menyatakan ayat (1) “Tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan
pengajarannasional, uang diatur dengan Undang-Undang”.
Program pendidikan dasar 9 tahun merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk mewujudkan critical mass tersebut. Program ini dilaksanakan untuk
mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang terdidik, minimal memiliki
pengetahuan dan keterampilan dasar yang esensial. Kemampuan dasar ini
diharapkan dapat digunakan para lulusan untuk melanjutkan hidup dan
menghadapi kehidupan dalam masyarakat
PENUTUP
Pendidikan dasar sangat penting untuk memperkukuhkan pendidikan nasional
dan mengurangi kesenjangan antar daerah.
Kebijakan pendidikan dasar harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi baik tingkat nasional maupun global.
Pendidikan dasar harus dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan karakteristik peserta didik.
Pendidikan dasar harus menjadi asas untuk pendidikan lanjutan dan menjadi alat
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah harus menggagas tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
sebagai tindak lanjut kebijakan pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan
desentralisasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai