Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan

Vol 9, No. 1, Maret 2020


e-ISSN 2620-9209
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM KEBIJAKAN PUBLIK

Hamidah D., M.Pd


darmahamidah@gmail.com

Dosen Administrasi Pendidikan, STKIP Budidaya Binjai,


Jl. Gaharu No. 147, Jatimakmur, Binjai Utara, Jati Makmur, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara
20746

ABSTRAK

Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu sistem yang berpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan
yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Seiring
tuntutan pembaharuan pendidikan di Indonesia, kebijakan pendidikan telah mengalami beberapa kali
perubahan. Dalam ha ini kebijakan pendidikan di pandang melalui segi kebijakan publik yang mana
kebijakan publik adalah kebijakan yang dibuat oleh negara yaitu berkenaan dengan lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Pengambilan keputusan tentang sistem pendidikan nasional berhubungan erat
terhadap kebijakan publik, yang mana kebijakan publik merupakan ilmu yang relatif baru karena secara
historis baru muncul pada pertengahan dasawarsa 1960-an sebagai sebuah disiplin yang menonjol dalam
lingkup administrasi publik maupun ilmu politik. Persoalan terpenting yang menjadi sorotan adalah
kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan publik. Penulisan yang dilakukan oleh penulis ini
merupakan penelitian dalam bentuk diagnostik. Metode penulisan yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode doktrinal (normatif), penulisan ini bertujuan untuk mengetahui landasan kebijakan
publik dalam dunia pendidikan dan analisis kebijakan publik dalam bidang pendidikan.

I. PENDAHULUAN
Istilah kebijakan (policy) seringkali 1) Plan of action esp. One made by government,
diterjemahkan dengan politik, keputsan, business company, ecs,
undang-undang, peraturan, konvensi, 2) Wise, sensible conduct, Dalam an englist
ketentuan, kesepahaman; dan rencana reader’s dictionary.
strategis lainnya. Beragam pandangan tentang Keragaman pemahaman dan makna
istilah kebijkan, Stephen J. Ball (2012) kebijakan di atas juga ditopang dari perbedaan
menyatakan policy asa text and discourse asal kata kebijakan di Negara-negara di dunia,
yang menarik untuk dielaborasi. Misalnya implikasinya juga pada artikulasi dan konsep
penggunaan istilah diberbagai Negara yang yang bervarisi tentang kebijakan. Ada yang
beragam di Inggris, policy berarti kebijakan ; menyebut “policy” dalam sebutan
Latinpolitia, berarti politik; Yunani, polis kebijaksaan, padahal maknanya berbeda
berarti Negara, sanskrit, pur berarti kota; (Ali dengan kebijakan. Dimana kebijaksanaan
Imron,1996). mencerminkan kearifan
Ditelusuri lebih mendalam, kebijakan
dalam kamus besar bahasa inggris diartikan :
seseorang, sedangkan kebijakan organisasi. Misalnya kebijakan didefenisikan
merupakan aturan tertulis hasil keputusan resmi sebagai:

34
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
1. Undang-undang batas dan arah umum kepada para manajer
2. Peraturan pemerintah untuk bergerak. Kebijakan juga berarti suatu
3. Keputusan presiden keputusan yang luas untuk menjadi patokan
4. Keputusan mentri dasar bagi pelaksaan manajemen.
5. Peraturan daerah Keputusan yang dimaksud telah
6. Keputusan bupati dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh
7. Keputusan direktur. pengambil keputusan puncak dan bukan
Pakar lainnya kebijakan menjadi bagian kegiatan-kegiatan yang berulang dan rutin yang
dari perencanaan guna mempersiapkan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan
seperangkat keputusan yang berhubungan keputusan (Nurkolis, 2004). Dipihak lain
dengan biaya, personil, jadwal untuk mencapai menurut Slamet P.H (2005), kebijakan
tujuan (gools) yang dilakukan oleh sejumlah pendidikan adalah apa yang dikatakan
aktor terdiri pimpinan, bawahan, lembaga (diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah
pemerintah atau swasta dalam suatu bidang dalam bidang pendidikan. Dengan demikian,
atau kegiatan tertentu. (Wahab,1997). Dari kebijakan pendidikan berisi keputusan dan
beragamnya pemahaman tentang kebijakan dari tindakan yang mengalokasikan nilai-nilai.
berbagai pakar dan tokoh manajemen di atas, Publik adalah sekelompok orang
dapat ditarik benang merah konsepsi kebijakan (individu) yang masing-masing memiliki
sebagai aturan atau ketentuan tertulis dari kepentingan dalam hubungan antar manusia
keputusan formal lembaga atau organisasi (sosiologis). Istilah publik diserap dari bahasa
yang bersifat terikat guna mencapai tujuan inggris public yang secara etimologis berasal
institusi atau organisasi. dari bahasa latin, publicus yang berarti untuk
Pendidikan merupakan proses interaksi orang for populicus. Populicus berasal dari kata
manusiawi yang ditandai keseimbangan antara populus berarti orang (people).
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan Kebijakan publik adalah suatu aturan
pendidik, usaha penyiapan subjek didik yang mengatur kehidupan bersama yang harus
menghadapi lingkungan yang mengalami ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya,
perubahan yang semakin pesat. Pendidikan setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan dengan bobot pelanggaran yang dilakukan dan
masyarakat, kiat dalam menerapkan prinsip- sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh
prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan
pembentukan manusia seutuhnya. sanksi. Serangkaian tindakan/kegiatan yang
Kebijakan pendidikan adalah suatu diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
penilaian terhadap sistem nilai dan faktor- pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
faktor kebutuhan situasional, yang dimana terdapat hambatan-hambatan dimana
dioperasikan dalam sebuah lembaga sebagai kebijakan tersebut diusulkan agar berguna
perencanaan umum untuk panduan dalam dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan
mengambil keputusan, agar tujuan pendidikan yang dimaksud (Leo Agustino, 2008:7).
yang diinginkan bisa dicapai. Kebijakan-kebijakan yang mengatur
Kebijakan dibuat mengacu pada paradigma tentang pendidikan pun sudah banyak,
baru pendidikan. sehingga memudahkan dan memeberikan ruang
Kebijakan adalah suatu ucapan atau gerak bagi insan pendidikan di indonesia untuk
tulisan yang memeberikan petunjuk umum terus berinovasi dan membangun pendidikan
tentang penetapan ruang lingkup yang memberi yang berkarakter sesuai dengan harapan
35
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
pendidikan nasional. Terdapat banyak faktor praktik yang terarah. Sedangkan Carl J
yang juga berperan dalam peningkatan kualitas Frederick mengemukakan bahwa kebujakan
pendidikan secara umum, beberapa faktor publik adalah serangkaian tindakan yang
tersebut adalah faktor tujuan pendidikan, diusulkan seseorang, kelompok atau
pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
lingkungan. Jadi, pendidikan merupakan dengan menunjukkan hambatan-hanbatan dan
sebuah sistem yang tidak dapat dijalankan jika kesempatan-kesampatan terhadap pelaksaan
salah satu sub sistem tersebut memiliki usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka
permasalahan dan mengakibatkan tidak mencapai tujua tertentu. Atau ada pula David
optimalnya peran setiap sub sistem untuk Easton yang mengatakan bahwa kebijakan
mencapai tujuan yang telah dirancangkan. publik adalah sebuah proses pengalokasian
Umumnya suasana dan proses nilai-nilai secara paksa kepada seluruh
pembelajaran, apapun kurikulumnya, masih masyarakat yang dilakukan oleh lembaga yang
mengutamakan proses mendengar, mencatat, berwenang seperti pemerintah.
dan mnghafal (rote learning), belum sampai Bila dikaitkan dengan sistem
kepada proses pembelajaran yang diharapkan pendidikan nasional, sebenarnya proses
united Nations Educations, Scientific and panjang perjalanan sebelum membuat
Cultural Organization (UNESCO), yang kebijakan publik termasuk masalah pendidikan
terkenal dengan empat pilar belajar yakni harus memperhatikan tahap-tahap dalam proses
“learning to know, learning to do, learning to pembuatan kebijakan publik,misalnya para
live together and learning to be”. Sistem pihak pembuat kebijakan terkait dengan
pendidikan nasional adalah sebuah sistem yang masalah pendidikan harus melihat realitas
terpadu dari semua satuan dan kegiatan sosial, kultural dan sebagainya. Prinsip
pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya penyelenggaraan pendidikan yang diatur oleh
untuk mengusahakan tercapainya tujuan undang-undang Sikdisnas yang tertulis sebagai
pendiikan nasioanal. berikut.
Seiring berjalannya tuntutan
pembaharuan pendidikan di indonesia, Pasal 4 Ayat (1)
kebijakan pendidikan telah mengalami Pendidikan diselenggarakan secara demokratis
beberapa kali perubahan. Semenjak tahun 2003 dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
telah diganti dengan undang-undang nomor 20 dengan menunjang tinggi hak asasi manusia,
Tahun 2003, yang disyahkan pada tanggal 11 nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajuan
Juni 2003. Dalam pembukaan Undang-undang bangsa.
Dasar 1945 alenia keempat menyebutkan
bahwa “mencerdaskan kehidupan bangsa,” Pasal 4 Ayat (1)
dalam hal ini bangsa mencakup seluruh warga Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu
negara indonesia baik warga yang belajar di proses pembudayaan dan pemberdayaan
sekolah-sekolah negeri, maupun yang belajar di peserta didik sepanjang hayat.
sekolah swasta dalam hal ini kebijakan Kedua prinsip yang tertuang dalam
pendidikan merupakan bagian dari kebijakan pasal 4 ayat (1) dan ayat (3) di dalam Undang-
publik. Undang Sistem Pendidikan Nasional
Harold D Laswell mengatakan bahwa (sikdisnas) tersebut di satu pihak memperkuat
kebijakan publik adalah suatu program terlaksananya dasar pendidikan nasional yaitu
pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik- pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan di
36
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
pihak lain akan dapat dilaksanakannya fungsi bahan primer yang terdiri dari Undang-Undang
pendidikan nasional dan pencapainya tujuan Dasar 1945, undang-undang, peraturan
pendidikan nasional sebagaimana tertuang perundang-undangan di bidang sistem
dalam pasal 3 Undang-Undang sisdiknas, yaitu pendidikan nasional. Bahan hukum sekunder
mengembangkan kemampuan dan terbentuknya yang terdiri dari liberatur yang menunjang,
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat baik jurnal maupun hasil penelitian. Dalam
serta berkembangnya potensi peserta didik penelitian normatif, data yang telah terkumpul,
menjadi manusia yang utuh. baik melalui inventarisasi bahan-bahan primer
Sebagaimana kita ketahui pada tahun maupun penyelusuran bahan sekunder,
2016 ini Indonesia masuk dalam Masyarakat dilakukan content analysis yang kemudian
Ekonomi Asia (MEA), yang mana pendidikan diolah menjadi premis-premis umum tentang
harus mampu mengembangkan sumber daya norma-norma umum dalam sistem kebijakan
manusia yang dapat menunjang pembangunan pendidikan dalam segi kebijakan publik.
Indonesia sehingga bangsa ini dapat bersaing Selanjutnya dianalisis secara deduktif yaitu
dengan bangsa-bangsa lain. Sumber daya suatu penalaran yang berpangkal pada
manusia yang bermutu sedikitnya memiliki tiga peristiwa umum, yang kebenarannya telah
komponen yaitu, “kemampuan menguasai diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu
keahlian dan bidang ilmu teknoligi, kesimpulan yang bersifat lebih khusus.
kemmapuan bekerja secara profesional dan Penarikan kesimpulan yang secara deduktif
kemmapuan menghasilkan karya yang mempergunakan pola berpikir silogisme yang
bermutu”. tersusun dari dua buah pernyataan (premis
Upaya “meningkatkan mutu pendidikan mayor dan premis minor) dan sebuah
di Indonesia membutuhkan kebijakan yang kesimpulan.
tepat dari pemerintah, ini berarti pemunculan
kebijakan itu harus dilandaskan pada orientasi III. HASIL PENELITIAN DAN
tujuan yang kuat”. Kebijakan yang dikeluarkan PEMBAHASAN
pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan 1. Landasan Kebijakan Publik Dalam
tidak hanya berbentuk undang-undang saja. Kebijakan Pendidikan
Persoalan penting yang perlu disorot Merupakan suatu kebutuhan bagi
adalah apakah kebijakan pendidikan bagian ilmuwan pendidikan, utamanya ilmuwan
kebijakan publik atau kebijakan pendidikan administrasi pendidikan untuk memahami studi
sebagai kebijakan publik. Permasalahan mengenai kebijakan publik (public policy)
tersebut menjadi penting karena berkaitan khususnya kebijakan pendidikan (educational
dengan memosisikan pendidikan dalam policy). Kepentingan ini erat kaitannya dengan
konteks sektor-sektor publik yang harus peran yang diharapkan dari ilmuwan
dikelola secara serius danbesarnya tingkat administrasi pendidikan, tidak saja nantinya
urgensi bagi pemerintah didalam menetapkan diharapkan sebagai seorang perumus kebijakan
prioritas program-program pembangunan. pendidikan yang berkualitas apa bila ilmuwan
administrasi pendidikan terlibat dalam proses
II. METODE PENELITIAN pembuata kebijakan (policymaker) akan tetapi
Penelitian ini merupakan penilian yang lebih dari sekedar itu, ilmuwan administrasi
bersifat normatif (doktrinal ),yaitu penelitian pendidikan diharapkan memberikan peran yang
yang dilakukan dengan cara meneliti data besar dalam memberikan koreksi terhadap
sekunder (pustaka). Data sekunder terdiri dari berbagai kesalahan-kesalahan (ketidak tepatan)
37
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
dalam perumusan berbagai kebijakan pendidikan bermutu bagi waraga negara tanpa
pendidikan yang telah dihasilkan oleh diskriminasi (pasal 11 ayat 1). Konsekuensinya
pemerintah selama ini. Dengan demikian studi pemerintahan (pusat) dan pemerintah daerah
kebijakan pendidikan memberikan dasar yang wajib menjamin tersedianya dana guna
kuat bagi seseorang yang ingin terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga
mengembangkan profesi sebagai seorang negara yang berusia 7-15 tahun (pasal 11 ayat
analisis kebijakan pendidikan. 2). Itulah sebabnya pemerintah pusat dan
Pelaksaaan dalam upaya meningkatkan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
mutu sumber daya manusia, mengejar wajib belajar, minimal pada jenjang pendidikan
ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan dasar tanpa dipungut biaya, karena wajib
menyesuaikan dengan bangsa Indonesia belajar adalah tanggung jawab negara yang
melalui DPR dan Presiden pada tangga 11 Juni diselenggarakan oleh pemerintah (pusat),
2003 telah mengesahkan Undang-undang pemerintah daerah, dan masyarakat(pasal 34
Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989. Undang- ayat 2).
undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang Dengan adanya desentralisasi
terdiri dari 22 bab dan 77 pasal tersebut juga penyelenggaraannya pendidikan dan
merupakan pengejawantahan dari salah satu pemberdayaan masyarakat, maka pendanaan
tuntutan reformasi yang marak sejak tahun pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
1998. Perubahan mendasar yang dirancangkan antara pemerintah (pusat), pemerintah daerah,
dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru bertanggung jawab menyediakan anggaran
tersebut antara lain adalah demokratisasi dan pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31
desentralisasi pendidikan, peran serta ayat (4) Undang-undang Dasar Negara RI
masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan tahun 1945- (negara memprioritaskan anggaran
dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
peserta didik. persen dari anggaran pendapatan dan belanja
Fuad Ihsan mendefinisikan pendidikan negara serta anggaran pendidikan nasional)-
nasional adalah sistem kelembagaan yang (pasal 46 ayata 2).
bertanggung jawab atas pengembangan dan Itulah sebabnya dana pendidikan, selain
pelestarian sistem kenegaraan pancasila dan gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan,
kebudayaan nasional. harus dialokasi minimal 20% dari anggaran
Pendidikan nasioanl berfungsi pendapatan dan belanja negara (APBN) pada
mengembangkan kemampuan membentuk sektor pendidikan, dan minimal 20% dari
watak serta peradaban bangsa yang anggaran pendapatan dan belanaja daerah
bermartabat, dalam rangka mencerdaskan (APBN) (pasal 49 ayat 1). Khusus gaji guru
kehidupan bangsa, bertujuan untuk dan dosen yang diangkat oleh pemerintah
berkembangnya potensi peserta didik agar dialokasikan dalam APBN (pasal 49 ayat 2).
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Kebijakan pendidikan merupakan
kepada Tuhan Yang Mah Esa, berakhlak mulia, tanggung jawab pemerintah dalam
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan penyelenggaraan pendidikan nasional, negara
menjadi warga negara yang demokratis serta seharusnya bertanggung jawab secara orisinil
bertanggung jawab. dan bertanggung jawab secara mutlak dalam
Pemerintah (pusat) dan pemerintah mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk
daerah wajib memberikan layanan dan mencerdaskan rakyat Indonesia. Pendidikan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya nasioanal adalah pendidikan yang berdasarkan
38
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
pancasila dan undang-undang dasar 1945, yang fakta-fakta untuk menjelaskan, menilai, dan
berakar pada nilai agama, kebudayaan membuahkan pikiran dalam rangka upaya
nasioanal indonesia dan tanggung jawab memecahkan masalah publik.
terhadap tuntunan perubahan zaman. Salah satu esensi kehadiran kebijakan
Pembahasan mengenai masalah publik (public policy) adalah memecahkan
kebijakan pendidikan nasioanal tentunya tidak masalah yang berkembang di masyarakat
akan pernah terlepas dari pembahasan secara benar. Meskipun demikian, kegagalan
mengenai dimensi politik yang sering terjadi karena kita memecahkan masalah
mengonstruknya. Dapat dikatakan bahwa secara tidak benar.
segala kebijakan pendidikan pada dasarnya Analisis kebijakan publik (public policy
merupakan keputusan politik. Dapat diambil analysis) merupakan upaya untuk mencegah
kesimpulan seacara umum bahwa kebijakan kegagalan dalam pemecahan masalah melalui
pendidikan memang selalu bernuansa politik. kebijakan publik. Oleh karena itu, kehadiran
Sistem Pendidikan yang ditetapkan melalui analisis kebijakan berada pada setiap tahapan
kebijakan pendidikan tersebut sebenarnya dalam proses kebijakan publik (public policy
adalah usaha-usaha pemerintah sebagai process).Analisis kebijakan publik adalah ilmu
kelompok elit minoritas yang sedang berkuasa yang menghasilkan informasi yang relevan
di sebuah negara untuk melanggengkan status dengan kebijakan publik. Produk analisis
kekuasaannya serta melestarikan hegemoni atas kebijakan publik adalah nasehat. Kebijakan
rakyat mayoritas yang menjadi sasaran yang diambil akan mempunyai biaya dan
implementasi kebijakan tersebut. manfaat sosial tertentu. Kebijakan tersebut
2. Analisis Kebijakan Publik Dalam Bidang dapat relatif menguntungkan suatu kelompok
Pendidikan dan relatif merugikan kelompok lainnya.
Pengertian pendidikan yaitu suatu Analisis efesiensi pendidkan baik
proses pembelajaran pengetahuan, kemampuan internal maupun eksternal, pendekatan
serta keterampilan yang dilihat dari kebiasaan analycentric menganggap bahwa pendidikan
setiap orang, yang menjadi bahan warisan dari dapat dianologikan sebagai suatu industri, yang
orang sebelumnya hingga sekarang.Disini mana ouput pendidikan merupakan fungsi dari
dijelaskan bahwa pengertian pendidikan sangat berbagai faktor input pendidikan. Sumbangan
dibutuhkan dalam penunjang pengetahuan serta masing-masing input terhadap ouput
penelitian ataupun pelatihan. pendidikan dapat diukur secara tepat sehingga
Analisis kebijakan merupakan cara atau dimungkinkan untuk dilakukan simulasi yang
prosedur dalam menggunakan pemahaman mampu menghasilkan kesimpulan.
manusia terhadap dan untuk memecahkan Secara kualitatif dari kebijakan
masalah-masalah kebijakan. Jadi analisis pendidikan pada dasarnya merupakan proses
kebijakan pendidikan merupakan cara pemahaman terhadap masalah kebijakan
memecahkan masalah yang ada dalam sehingga dapat melahirkan gagasan/pemikiran
kebijakan-kebijakan tentang pendidikan mengenai cara-cara pemecahannya. Masalah
menggunakan pemahaman yang dimiliki oleh kebijakan pendidikan sendiri bersifat kualitatif
manusia itu sendiri. sehingga proses pemahaman tersebut juga
Menurut Duncan MacRae analisis penuh dengan pemikiran yang bersifat
kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu sosial kualitatif. Pemahaman terhadap masalah
terapan yang menggunakan kebijakan pendidikan dilahirkan dari cara
argumentasi rasional dengan menggunakan berpikir deduktif, cara berpikir yang dimulai
39
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
dari wawasan teoritis yang dijabarkan menjadi masyarakat yang didukung oleh sarana dan
satuan konsep yang lebih operasional dan dapat prasarana memadai;
dihubungkan dengan kenyataan. 6. Melakukan pembaharuan dan pemantapan
Wawasan teoritis sendiri tidak berdiri sistem pendidikan nasional berdasarkan
sendiri karena sangat tergantung pada prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan
subjekvitas seorang analis dalam dan manajemen;
memperspektifkan kebijakan pendidkan. 7. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan
Perbedaan wawasan tidak semata disebabkan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat
oleh sifat dan jenis masalah kebijakan, namun maupun pemerintah untuk memantapkan
cenderung diakibatkan oleh cara pandang sistem pendidikan yang efektif dan efisien
berlainan atau perbedaan paradigma pemikiran dalam menghadapi perkembangan ilmu
atau filsafat pemikiran yang berlainan. pengetahuan, teknologi, dan seni;
Kebijakan pendidikan di Indonesia 8. Mengembangkan kualitas sumber daya
berdasarkan Undang-Undang Republik manusia sedini mungkin secara terarah,
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem terpadu dan menyeluruh melalui berbagai
Pendidikan Nasional, diarahkan untuk upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh
mencapai hal-hal sebagai berikut: komponen bangsa agar generasi muda
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan dapat berkembang secara optimal disertai
kesempatan memperoleh pendidikan yang dengan hak dukungan dan lindungan
bermutu tinggi bagi seluruh rakyat sesuai dengan potensinya;
Indonesia menuju terciptanya manusia 9. Meningkatkan penguasaan, pengembangan
Indonesia berkualitas tinggi dengan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
peningkatan anggaran pendidikan secara teknologi, termasuk teknologi bangsa
berarti; sendiri dalam dunia usaha, terutama usaha
2. Meningkatkan kemampuan akademik dan kecil, menengah, dan koperasi.
profesional serta meningkatkan jaminan Guna meningkatkan Kebijakan
kesejahteraan tenaga kependidikan pendidikan memiliki karakteristik yang khusus,
sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi yakni:
secara optimal terutama dalam peningkatan 1. Memiliki tujuan pendidikan
pendidikan watak dan budi pekerti agar Kebijakan pendidikan harus memiliki
dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tujuan, namun lebih khusus, bahwa ia harus
tenaga kependidikan; memiliki tujuan pendidikan yang jelas dan
3. Melakukan pembaharuan sistem terarah untuk memberikan kontribusi pada
pendidikan termasuk pembaharuan pendidikan.
kurikulum, berupa diversifikasi kurikulum 2. Memenuhi aspek legal-formal
untuk melayani keberagaman peserta didik, Kebijakan pendidikan tentunya akan
penyusunan kurikulum yang berlaku diberlakukan, maka perlu adanya pemenuhan
4. nasional dan lokal sesuai dengan atas pra-syarat yang harus dipenuhi agar
kepentingan setempat, serta diversifikasi kebijakan pendidikan itu diakui dan secara sah
jenis pendidikan secara professional; berlaku untuk sebuah wilayah. Maka, kebijakan
5. Memberdayakan lembaga pendidikan baik pendidikan harus memenuhi syarat
sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat konstitusional sesuai dengan hierarki konstitusi
pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, yang berlaku di sebuah wilayah hingga ia dapat
serta meningkatkan partisipasi keluarga dan dinyatakan sah dan resmi berlaku di wilayah
40
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
tersebut. Sehingga, dapat dimunculkan suatu menimbulkan kecacatan hukum secara internal.
kebijakan pendidikan yang legitimat. Kemudian, secara eksternal pun kebijakan
3. Memiliki konsep operasional pendidikan harus bersepadu dengan kebijakan
Kebijakan pendidikan sebagai sebuah lainnya; kebijakan politik; kebijakan moneter;
panduan yang bersifat umum, tentunya harus bahkan kebijakan pendidikan di atasnya atau
mempunyai manfaat operasional agar dapat disamping dan dibawahnya, serta daya saing
diimplementasikan dan ini adalah sebuah produk yang berbasis sumber daya lokal.
keharusan untuk memperjelas pencapaian Adapun menurut Nanang Fattah, fungsi
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Apalagi kebijakan dalam pendidikan adalah:
kebutuhan akan kebijakan pendidikan adalah 1. Menyediakan akuntabilitas norma budaya
fungsi pendukung pengambilan keputusan. yang menurut pemerintahan perlu ada
4. Dibuat oleh yang berwenang dalam pendidikan. Hal ini berkaitan dengan
Kebijakan pendidikan itu harus dibuat karakter kepribadian yang sangat beragam
oleh para ahli di bidangnya yang memiliki dan berbeda-beda.
kewenangan untuk itu, sehingga tak sampai 2. Melembagakan mekanisme akuntabilitas
menimbulkan kerusakan pada pendidikan dan untuk mengukur kinerja siswa dan guru.
lingkungan di luar pendidikan. Para Perlu diupayakan pendirian suatu lembaga
administrator pendidikan, pengelola lembaga independen dan mandiri yang bertugas
pendidikan dan para politisi yang berkaitan khusus untuk melakukan kegiatan evaluasi
langsung dengan pendidikan adalah unsur dan pengawasan.
minimal pembuat kebijakan pendidikan. Sedangkan menurut Pongtuluran (1995:
5. Dapat dievaluasi 7)fungsi kebijakan sebagai berikut:
Kebijakan pendidikan itu pun tentunya 1. Pedoman untuk bertindak. Hal ini
tak luput dari keadaan yang sesungguhnya mengungkapkan bahwa kebijakan
untuk ditindak lanjuti. Jika baik, maka pendidikan mempunyai posisi yang sentral
dipertahankan atau dikembangkan, sedangkan dalam menentukan suatu acuan dalam
jika mengandung kesalahan, maka harus bisa implementasi program pendidikan serta
diperbaiki. Sehingga, kebijakan pendidikan sebagai tuntutan ke mana arah sistem
memiliki karakter dapat memungkinkan adanya pendidikan akan tertuju dan berjalan.
evaluasi secara mudah dan efektif. 2. Pembatas prilaku.apabila dikaitkan dengan
6. Memiliki sistematika pendidikan kebijakan pendidikan tidak
Kebijakan pendidikan tentunya dapat dilepas dari norma serta aturan dalam
merupakan sebuah sistem juga, oleh karenanya setiap tindakan yang diaktualisasikan
harus memiliki sistematika yang jelas berkaitan dengan aktivitas pendidikan.
menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur 3. Bantuan bagi pengambil keputusan.
olehnya. Sistematika itu pun dituntut memiliki Kebijakan pendidikan disini adalah sebagai
efektifitas, efisiensi dan sustainabilitas yang ujung tombak dalam mengambil keputusan
tinggi agar kebijakan pendidikan itu tidak yang tepat dan benar setelah melalui
bersifat pragmatis, diskriminatif dan rapuh serangkaian proses perumusan oleh para
strukturnya akibat serangkaian faktor yang pembuat kebijakan pendidikan.
hilang atau saling berbenturan satu sama Dalam kaitan dengan pembahasan
lainnya. mengenai kebijakan pendidikan adalah sebagai
Hal ini harus diperhatikan dengan kebijakan publik, maka dikemukakan beberapa
cermat agar pemberlakuannya kelak tidak prinsip, diantaranya :
41
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
5. Pendidikan harus menjadi garda terdepan
1. Nilai-nilai pendidikan harus mewarnai dari suatu proses perubahan dan menjadi
setiap kebijakan negara dalam berbagai lokomotif perkembangan ilmu pengetahuan
bidang sehingga aspek-aspek kemanusiaan, dan teknologi. Karena pendidikan
keadilan sosial, keadilan ekonomi, merupakan pusat atau inti dari
pemerintahan pembangunan, keadilan perkembangan serta pengembangan
hukum mencerminkan kaeadilan suatu peradaban berbagai macam bangsa dengan
bangsa yang bermoral dan bermartabat. cara mengubah pola pikir.
Jadi, nilai-nilai pendidikan harus berperan Kebijakan pendidikan meerupakan
secara proaktif untuk memasuki semua sebuah kebijakan publik, oleh sebab ini setiap
bidang yang berkembang dalam masyarakat program-program dalam dunia pendidikan
sejalan dengan era globalisasi yang adalah program yang dirancang oleh
semakin cepat serta memberikan pengaruh pemerintah dalam rangka mengatasi
yang besar. permasalahan yang ada dalam pendidikan demi
2. Pendidikan harus terbebas dari intervensi memenuhi kewajiban pemerintah dalam hal
kekuasaan dan konflik kepentingan. Namun memberikan pendidkan bagi setiap warga
pada kenyataannya pendidikan tidak dapat negaranya, sebuah kebijakan dibuat untuk
dipisahkan sebagai alat untuk merayu mencapai suatu pedoman dalam bertindak dan
masyarakat secara umum untuk perebutan mengarahkan kegiatan dalam organisasi
kekuasaan. Hal tersebut mengakibatkan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
penentuan pembuat kebijakan pendidikan kegiatan, proses, hasil dan ilmu yang pada
dalam hal ini pemerintah pusat akan dasarnya merupakan sebagai usaha sadar yang
dipengaruhi oleh nuansa politik dan sarat dilakukan manusia guna memenuhi kebutuhan
dengan kepentingn tertentu. hidup.
3. Nilai-nilai pendidikan harus menjiwai KAJIAN TEORI
sistem perpolitikan dan prinsip Menurut Dunn (1994), proses analisis
penyelenggaraan negara dan tata kelola kebijakan adalah serangkaian aktivitas dalam
pemerintahan. Pendidikan berperan proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas
memberikan masukan berupa penguasaan politis tersebut diartikan sebagai proses
kompetensi serta aspek keprofesionalitas pembuatan kebijakan dan divisualisasikan
dan tidak kalah pentingnya juga harus sebagai serangkaian tahap yang saling
mengubah moral dalam dunia perpolitikan. tergantung, yaitu (a) penyusunan agenda, (b)
4. Nilai-nilai pendidikan harus menjadi spirit formulasi kebijakan, (c) adopsi kebijakan, (d)
yang menjiwai kepribadian dan budaya implementasi kebijakan, dan (e) penilaian
bangsa yang menjunjung tinggi Bhineka kebijakan. Proses formulasi kebijakan dapat
Tunggal Ika. Pendidikan mempunyai peran dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai
penting yang bertugas untuk menyatukan berikut (Mustopadidjaja, 2002):
dan memberikan keseimbangan bahwa
a. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah
masing-masing individu meskipun
untuk menemukan dan memahami hakekat
memiliki sifat dan prilaku yang berbeda
persoalan dari suatu permasalahan dan
yang dilatar belakangi kebudayaan mereka,
kemudian merumuskannya dalam
tidak menyurutkan untuk senantiasa saling
hubungan sebab akibat.
menghormati dan menghargai.

42
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209
b. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk konsisten untuk menilai alternatif kebijakan
menentukan tujuan yang hendak dicapai yang ditawarkan. Kriteria yang dapat
melalui kebijakan publik yang segera akan dipergunakan antara lain kriteria ekonomi,
diformulasikan. hukum, politik, teknis, administrasi,
c. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah peranserta masyarakat, dan lain-lain.
sejumlah solusi pemecahan masalah yang f. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif
mungkin diaplikasikan untuk mencapai dilakukan dengan menggunakan kriteria
tujuan yang telah ditentukan. dengan tujuan untuk mendapatkan
d. Penyusunan Model. Model adalah gambaran lebih jauh mengenai tingkat
penyederhanaan dan kenyataan persoalan efektivitas dan kelayakan setiap alternatif
yang dihadapi yang diwujudkan dalam dalam pencapaian tujuan.
hubungan kausal. Model dapat dibangun g. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi
dalam berbagai bentuk, misalnya model disusun berdasarkan hasil penilaian
skematik, model matematika, model fisik, alternatif kebijakan yang diperkirakan akan
model simbolik, dan lain-lain. dapat mencapai tujuan secara optimal dan
e. Penentuan kriteria. Analisis kebijakan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-
memerlukan kriteria yang jelas dan kecilnya.

IV. KESIMPULAN intervensi kekuasaan dan konflik


1. Pendidikan adalah usaha sadar dan kepentingan, nilai-nilai pendidikan harus
terancam maka pendidikan haruslah menjiwai sistem perpolitikan dan prinsip
memiliki pedoman dan petunjuk, penyelenggaraan negara dan tata kelola
pelaksanaan pendidikan perlu adanya pemerintahan, nilai-nilai pendidikan harus
suatu landasan pendidikan, salah satunya menjadi spirit yang menjiwai kepribadian
landasan kebijakan pendidikan. Landasan dan budaya bangsa yang menjunjung
kebijakan pendidikan merupakan suatu tinggi Bhineka Tunggal Ika, pendidikan
dasar atau acuan yang mendasari harus menjadi garda terdepan dari suatu
terjadinya proses pendidikan landasan proses perubahan dan menjadi lokomotif
kebijakan pendidikan meliputi landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Idiil berupa pancasila dan landasan teknologi.
konstitusional undang-undang dasar 1945. 3. Karakteriatik kebijakan pendidikan harus
2. Prinsip dalam kebijakan pendidikan memiliki tujuan, namun lebih khusus,
haruslah mewarnai setiap kebijakan bahwa ia harus memiliki tujuan
negara dalam berbagai bidang pendidikan yang jelas dan terarah untuk
(ekonomi,sosial,budaya,hukum,perdagang memberikan kontribusi pada pendidikan
an,) pendidikan harus terbebas dari

DAFTAR PUSTAKA https://tesisdisertasi.blogspot.com/201


0/03/teori-kebijakan-publik.html.
Abidin dan Said Zaina. 2006. Kebijakan Prihatin Eka. 2014. Teori Administrasi
publik. Suara Bebas. Jakarta. Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

43
Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan
Vol 9, No. 1, Maret 2020
e-ISSN 2620-9209

Undang-Undang Dasar 1945

Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003:


dari Teori sampai Praktik. PT Bumi Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Angkasa, Jakarta.

44

Anda mungkin juga menyukai