Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang insya
Allah kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumil akhir. Berkat partisipasi dan kerja sama dari
berbagai pihak, kami dapat, menyelesaikan makalah Analisis Kebijakan Pendidikan
mengenai “KONSEP DASAR KEBIJAKAN DAN ISU KEBIJAKAN PENDIDIKAN”.
Kami memohon maaf apabila dalam makalah yang kami susun ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi ini. Harapan
kami adalah semoga makalah yang kami susun dapat membantu dalam pembelajaran dan
dapat bermanfaat dalam kehidupan kita semua.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu bidang yang penting dalam suatu negara. Melalui pendidikan
transfer knowledge dapat berlansung. Tidak hanya sekedar pengetahuan, namun juga
penanaman nilai, cita – cita dan budaya suatu bangsa. Oleh karenanya pendidikan memegang
peranan penting dalam keberlangsungan suatu negara.
Dalam mengatur agar pendidikan disuatu negara dapat berlangsung dengan baik dan
mencapai tujuan pendidikan yang dicita – citakan berbagai kebijakan dalam dunia pendidikan
perlu diambil oleh pemerintah negara.
Kebijakan pendidikan dalam suatu negara tergantung dari sistem politik yang dianut
sehingga setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda. Indonesia menganut
sistem demokrasi berdasarkan undang-undang. Kebijakan-kebijakan yang diputuskan juga
harus berdasarkan undang-undang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian konsep kebijakan pendidikan?
2. Apa sajakah batasan kebijakan pendidikan?
3. Bagaimana karakteristik kebijakan pendidikan?
4. Apa sajakah tujuan dan fungsi kebijakan pendidikan?
5. Bagaimanakah arah kebijakan pendidikan?
6. Bagaimana prinsip – prinsip kebijakan pendidikan?
7. Apa sajakah tingkatan kebijakan pendidikan?
8. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan?
9. Bagaimana studi tentang kebijakan pendidikan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian konsep kebijakan pendidikan.
2. Untuk mengetahui batasan kebijakan pendidikan.
3. Untuk mengetahui karakteristik kebijakan pendidikan.
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi kebijakan pendidikan.
5. Untuk mengetahui arah kebijakan pendidikan.
6. Untuk mengetahui prinsip – prinsip kebijakan pendidikan.
7. Untuk mengetahui tingkatan kebijakan pendidikan.
8. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
9. Untuk mengetahui studi tentang kebijakan pendidikan.
PEMBAHASAN
G. Tingkatan Kebijakan
Terdapat tingkat-tingkat kebijakan pendidikan yang menunjukan kepada level
kebijakan tersebut dirumuskan dan dilaksanakan, juga menunjuk pada cakupannya, tingkatan
pelaksanaan dan mereka yang terlibat didalamnya. Ada empat tingkat kebijakan, yaitu :
PENUTUP
Masih tingginya angka putus sekolah di Indonesia karena masalah ekonomi, orangtua
tidak bisa membiayai, sedangkan si anak terpaksa bekerja.Putus sekolah juga dipicu jarak
sekolah yang jauh dari tempat tinggal, kekerasan seksual, dan kriminalitas.Solusinya, adalah
mementingkan sosialisasi kepada orangtua.Pembenahan sistem Bantuan Siswa Miskin (BSM)
dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga dapat menjadi solusi tambahan."Sebagai sesama siswa,
kita bisa menjadi relawan untuk membantu agar mereka yang putus sekolah tetap menerima
pelajaran. Salah satunya dengan membentuk forum membantu anakanak putus sekolah,"
Konsep kebijakan pendidikan adalah gambaran umum mengenai aturan – aturan
tertulis yang diputuskan oleh pemerintah untuk mengatur jalannya pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan. Perbedaan antara kebijaksanaan dan kebijakan bahwa
kebijaksanaan adalah aturan-aturan yang semestinya dan harus diikuti tanpa pandang bulu,
mengikat kepada siapa pun yang dimaksud untuk diikat oleh kebijaksanaan tersebut.
Sedangkan kebijakan atau wisdom adalah suatu ketentuan dari pimpinan yang berbeda
dengan aturan yang ada, yang dikenakan kepada seseorang karena adanya alasan yang dapat
diterima untuk tidak memberlakukan aturan yang berlaku.
Guna meningkatkan Kebijakan pendidikan memiliki karakteristik yang khusus, yakni
memiliki tujuan pendidikan, memenuhi aspek legal-formal, memiliki konsep operasional,
dibuat oleh yang berwenang, dapat dievaluasi, memiliki sistematika.
Tujuan kebijakan ini dapat dilihat dan ditelusuri dari kesadaran pentingnya
pendidikan sebagai onventasi jangka panjang yang didasarkan pada beberapa alasan, yaitu
pendidikan adalah untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi,
inventasi pendidikan memberikan nilai baik yang lebih tinggi daripada inventasi fisik di
bidang lain. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki
etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban
yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Fungsi kebijakan
dalam pendidikan adalah menyediakan akuntabilitas norma budaya yang menurut
pemerintahan perlu ada dalam pendidikan, melembagakan mekanisme akuntabilitas untuk
mengukur kinerja siswa dan guru.
Kebijakan pendidikan Indonesia diarahkan untuk meningkatkan akademik dan sumber
daya manusia yang profesional sedini mungkin serta meningkatkan kesjahteraan bagi tenaga
pendidik.
Prinsip – prinsip kebijakan pendidikan salah satunya adalah bahwa pendidikan harus
terbebas dari segala bentuk konflik yang akan mengganggu kebijakan pendidikan itu sendiri
sehingga tujuan dari pendidikan tersebut tidak tercapai.
Tingkatan kebijakan pendidikan sendiri ditentukan oleh pemerintah antara lain MPR,
DPR, Presiden, dan Mentri Pendidikan.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan telah tercantum di dalam Undang –
Undang yang memuat tentang sistem pendidikan nasional. Di mana dalam sistem pendidikan
nasional tersebut selain menjelaskan tentang kewajiban agar masyarakat dapat menuntut ilmu
sejak dini, sistem pendidikan nasional juga menjelaskan tentang beberapa standar pendidikan
yang ditujukan kepada lembaga pendidikan. kemudian dikenal berada dalam aliran
kelembagaan atau institusionalisme. Sebagai jawaban atas ketidakpuasan terhadap aliran
institusionalisme, maka muncullah aliran behavioristik. Penganut aliran ini berasumsi bahwa
untuk mempelajari politik haruslah sekaligus mempelajari interaksi individu-individu,
kelompok-kelompok, individu-kelompok, baik dalam lembaga politik maupun yang berada di
luarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://immstiwates.blogspot.co.id/2014/04/konsep-kebijakan-pendidikan.html
http://inten-cahaya.blogspot.co.id/2015/11/kebijakan-dan-pendidikan.html
http://iptekindonesiaef.blogspot.co.id/2013/11/konsep-dasar-kebijakan-pendidikan.html