Anda di halaman 1dari 12

KONSEP KEBIJAKAN PUBLIK

MATA KULIAH: KEBIJAKAN PEMERINTAH


DOSEN PENGAMPUH : MUHAMMAD FAUZI, S.KEP., NS., MMR
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 1
LISA KAYANTI (21.14401.1.006)
MARGARETA CAROLINA MANIMAU (21.14401.1.002)
KRISNA UNGGUL PRATAMA (21.14401.1.010)
TOMI KURNIAWAN (21.14401.1.001)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SAMAWA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya, makalah kami
dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kebijakan Pemerintah.
Tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, terutama dari dosen kami, sehingga kami
bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga dapat memotivasi dan bermanfaat bagi berbagai
pihak khususnya dibidang keperawatan.

Sumbawa, 18 Desember 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3


2.1 Definisi Kebijakan..................................................................................................................3
2.2 Definisi Kebijakan Publik.......................................................................................................3
2.3 Tahap-Tahap Kebijakan Publik..............................................................................................4
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan....................................................5
2.5 Kerangka Kerja Kebijakan Publik..........................................................................................5
2.6 Ciri-Ciri Kebijakan Publik......................................................................................................6
2.7 Jenis-Jenis Kebijakan Publik..................................................................................................7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................8


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................8
3.2 Saran ......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan pendidikan tidak bisa lepas dari hakikat pendidikan, yaitu usaha
untuk memanusiakan anak manusia dan menyiapkannya menjadi generasi penerus yang
cerdas lagi pancasilais serta beriman kepada Tuhan yang Maha Esa sebagaimana yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia keempat. Kebijakan pendidikan
merupakan bagian dari kebijakan publik yang merupakan keputusan-keputusan
atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung dibuat oleh pihak tertentu (dalam hal
ini pemerintah) guna mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam,
finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk,
masyarakat atau warga negara.
Tahapan dalam pembuatan suatu kebijakan pendidikan dimulai dengan tahap
perencanaan atau agenda kebijakan (Formulasi kebijakan) atau latar belakang suatu
kebijakan dibuat, selanjutnya dilanjutkan pada tahap pengesahan, lalu pada tahap
pelaksanaan atau implementasi serta diakhiri dengan tahap penilaian dan
evaluasi .Negara Indonesia dalam kaitannya tentang pendidikan, pemerintah telah
memberikan perhatian khusus mengenai pendidikan yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya
memuat berbagai hal yang berkenaan dengan pendidikan yang dikehendaki oleh negara.
Namun kebijakan yang terkandung dalam UU tersebut dianggap masih sangat umum
dan mengikat setiap daerah untuk mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sehingga sulit diterapkan terlebih lagi disebabkan banyaknya permasalahan
yang muncul dalam implementasi kebijakan yang dik ehendaki, mulai dari pemerataan
kebijakan, pelaksanaan hingga pada proses evaluasi kebijakan pendidikan.
Seiring berjalannya waktu pemerintah mengeluarkan suatu kebijaksanaan baru
yang terdapat dalam UU No. 2 tahun 1999 tentang Pemerintah otonomi daerah yang
berisikan tentang isyarat bagi setiap wilayah maupun daerah agar mampu
mengoptimalkan setiap kemampuan dan kelebihan yang dimiliki guna menciptakan

1
lingkungan masyarakat yang lebih baik. Salah satunya adalah kebebasan dalam
mengembangkan potensi pendidikan yang dimiliki setiap wilayah atau daerah, sehingga
munculah kebijakan yang disebut desentarlisasi pendidikan.
Salah satu dampak nyata dari adanya desentralisasi pendidikan adalah memberi
kesempatan kepada setiap kepala dinas pendidikan untuk mengambil alih kewenangan
dalam pengambilan keputusan (decision making), tentunya selama kebijakan yang
diambil tidak bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Lebih mengerucut lagi, dampak diterapkannya desentralisasi pendidikan adalah
memberikan wewenang khusus bagi setiap lembaga pendidikan untuk membuat
kebijakan sendiri guna meningkatkan kualitas pendidikan dan menumbuhkan daya
saing yang lebih mumpuni pada lembaga pendidikan tersebut

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana konsep dari suatu kebijakan publik?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui sebuah konsep dari kebijakan publik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kebijakan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb);
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip dangeris pedoman untuk manajemen dalam usaha
mencapai sasaran. Kebijakan sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat
hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap
pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

2.2 Definisi Kebijakan Publik


Secara terminology pengertian kebijakan publik (public policy) itu ternyata
banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya. Easton memberikan
definisi kebijakan public sebagai the authoritative allocation of values for the whole
society atau sebagai pengalokasian nilai nilai secara paksa kepada seluruh anggota
masyarakat. Las well dan Kaplan juga mengartikan kebijakan public sebagai a projected
program of goal, value, and practice atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai
dalam praktek-praktek yang terarah.
Ada dua karakteristik dari kebijakan publik, yaitu:1) kebijakan public
merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena maknanya adalah hal-hal yang
dikerjakan untuk mencapai tujuan nasional; 2) kebijakan public merupakan sesuatu
yang mudah diukur, karena ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian
cita-cita sudah ditempuh.
Thomas R Dye sebagai mana dikutip Islamy (2009: 19) mendefinisikan
kebijakan public sebagai “is whatever government choose to do or not to do” ( apapaun
yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan). Definisi ini
menekankan bahwa kebijakan public adalah mengenai perwujudan “tindakan” dan

3
bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat public semata. Di
samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan
kebijakan public karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan
pemerintah untuk melakukan sesuatu.Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebijakan public adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna
memecahkan masalah-masalah public atau demi kepentingan publik.Kebijakan untuk
melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan ketentuan atau peraturan
perundang-undangan yang dibuat pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat
dan memaksa.

2.3 Tahap-tahap kebijakan publik


 Tahap penyusunan agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik.
Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam
agenda kebijakan.Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para
perumus kabijakan.
 Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para
pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian di cari
pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternative atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada.
 Tahap adopsi kebijakan
Dari sekian banyak alternative kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternative kebijakan tersebut diadopsi
dengan dukungan dari mayoritas legislatif, consensus antara direktur lembaga atau
putusan peradilan.
 Tahap implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika program
tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan

4
administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah
diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasikan yang memobilisasikan sumber
daya financial dan manusia.
 Tahap evaluasi kebijakan
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk
melihat sejauhmana kebijakan yang dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan,
yaitu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Kebijakan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan adalah:
 Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar
 Adanya pengaruh kebiasaan lama
 Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi
 Adanya pengaruh dari kelompok luar
 Adanya pengaruh keadaan masalalu

2.5 Kerangka Kerja Kebijakan Publik


 Tujuan yang akan dicapai, hal ini mencakup kompleksitas tujuan yang akan dicapai.
Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, maka semakin sulit mencapai kinerja
kebijakan. Sebaliknya, apabila tujuan kebijakan semakin sederhana, maka untuk
mencapainya juga semakin mudah.
 Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan. Suatu kabijakan yang
mengandung berbagai variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk dicapai disbanding
dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu nilai.
 Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan akan ditentukan
oleh sumber daya finansial, material, dan infrastruktur lainnya.
 Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas dari suatu
kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas actor kebijakan yang terlibat dalam proses
penetapan kebijakan.

5
 Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Kinerja dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh konteks sosial, ekonomi,
maupun politik tempat kebijakan tersebut diimplementasikan.
 Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang digunakan untuk
mengimplementasikan suatu kebijakan akan mempengaruhi kinerja suatu kebijakan.
Stretegi yang digunakan dapat bersifat top/down approach atau bottom approach,
otoriter atau demokratis

2.6 Ciri-ciri kebijakan publik


 Kebijakan public lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan dari pada
sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan. Kebijakan-kebijakan
public dalam system politik modern merupakan suatu tindakan yang direncanakan.
 Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan
berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat
pemerintah dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri.
 Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan pemerintah
dalam bidang tertentu.
 Kebijakan public mungkin berbentuk positif, mungkin pula negatif, kemungkinan
meliputi keputusan-keputusan pejabat pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak
melakukan tindakan apapun dalam masalah-masalah dimana justru campur tangan
pemerintah diperlukan.

6
2.7 Jenis-Jenis Kebijakan publik
 Tuntutan kebijakan (policy demands)
Yaitu tuntutan atau desakan yang diajukan pada pejabat-pejabat pemerintah yang
dilakukan oleh actor-aktor lain, baik swasta maupun kalangan pemerintah sendiri
dalam sistem politik untuk melakukan tindakan tertentu atau sebalik nya untuk tidak
melakukan tindakan pada suatu masalah tertentu.
 Keputusan kebijakan (policy decisions)
Adalah keputusan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah yang dimaksudkan
untuk memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan publik. Dalam hal ini,
termasuk didalamnya keputusan keputusan untuk menciptakan statuta (ketentuan-
ketentuan dasar), ketetapan-ketetapan, ataupun membuat penafsiran terhadap
undang-undang.
 Pernyataan kebijakan (policy statements)
Ialah pernyataan resmi atau penjelasan mengenai kebijakan public tertentu.
Misalnya; ketetapan MPR, Keputusan Presiden atau Dekrit Presiden, keputusan
peradialn, pernyataan ataupun pidato pejabat pemerintah yang menunjukkan hasrat,
tujuan pemerintah, dan apa yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
 Keluaran kebijakan (policy outputs)
Merupakan wujud dari kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan dirasakan,
karena menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan guna merealisasikan apa
yang telah digariskan dalam keputusan dan pernyataan kebijakan. Secara singkat
keluaran kebijakan ini menyangkut apa yang ingin dikerjakan oleh pemerintah.
 Hasil akhir kebijakan (policy outcomes)
Adalah akibat-akibat atau dampak yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat,
baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan sebagai konsekuensi dari adanya
tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-
masalah tertentu yang ada dalam masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan public adalah mengenai perwujudan “tindakan” dan bukan
merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat public semata. Di samping itu
pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan kebijakan public
karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk
melakukan sesuatu.Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa kebijakan public adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan
masalah-masalah public atau demi kepentingan publik.Kebijakan untuk melakukan
sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan ketentuan atau peraturan perundang-
undangan yang dibuat pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat dan
memaksa.

3.2 Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
terutama dalam bidang kesehatan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
belum sempurna, kami sangat mengharapkan saran serta masukan yang bersifat
membangun sebagai ilmu dalam pembuatan makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aji Dendi. (2020). Kebijakan Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Padjadjaran
Farid Wajdi. (2018). Hukum Kebijakan Publik. Jakarta: SINAR GRAFIKA

Anda mungkin juga menyukai