tersebut tidak akan rusak dan patah oleh pedang apa pun juga. Ideologi adalah baja yang
membentuk pedang untuk perjuangan.
Sementara itu, politik adalah rel kereta dan stasiun-stasiun perhentian yang memang harus
dilewati untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, untuk menambah bahan bakar dan
memeriksa kekuatan lokomotif yang menarik setiap gerbong. Politik adalah jurus-jurus
memainkan pedang. Apakah pedang tersebut digunakan dalam jurus membabat,
menangkis, menghindar, menyerang, menusuk leher atau jantung lawan. Politik adalah soal
cara agar bisa menjatuhkan lawan agar lawan dapat dengan mudah dikuasai.
c. Makna Demokrasi
Jika sebuah organisasi mencita-citakan dirinya untuk kepentingan seluruh anggotanya,
kesamaan kepentingan haruslah merupakan kesepakatan bersama, baik menggunakan
sebuah permusyawaratan ataupun setelahnya melalui kesepakatan atas hasil
permusyawaratan. Dan hal tersebut haruslah juga termasuk di dalamnya mengenai
bagaimana melaksanakan kesamaan kepentingan ini. Untuk itu, pembicaraan mengenai
hal-hal tersebut haruslah melibatkan semua anggota organisasi. Proses inilah yang
dinamakan demokrasi. Dan harus diingat, anggota adalah supir sekaligus mesin kendaraan
yang bernama organisasi, sehingga hasil-hasil dari proses demokrasi tersebut harus juga
dijalankan oleh semua anggota organisasi.
Jika anggota organisasi dipaksa untuk bekerja tanpa pernah ikut "menyupir"
organisasi, maka organisasi itu tidak demokratis. Organisasi kemudian menjadi tak lebih
menjadi sebuah kendaraan bagi individu-individu yang mengarahkannya. Jika hasil-hasil
dari proses demokrasi tersebut tidak dijalankan oleh anggota-anggotanya, maka organisasi
akan tidak memiliki makna dan berubah menjadi hanya kumpulan orang saja.
Makna demokrasi juga harus dipandang dalam hubungan anggota dengan organisasi.
Seorang anggota yang baik haruslah paham bahwa setiap keputusan organisasi adalah
berprinsip kepada tunduknya minoritas kepada mayoritas. Keputusan yang didukung oleh
massa yang lebih banyak harus diterima oleh pihak minoritas, dan mereka tetap harus
menjalankan keputusan itu.
e. Sentralisme
Dalam melakukan perjuangan, dengan segala keterbatasan yang kita alami, konsentrasi
kerja (memprioritaskan kerja) adalah sangat diperlukan. Daya pukul organisasi kita akan
selalu terbatas dibanding dengan kondisi obyektif, baik itu kondisi alam ataupun lawan-
lawan kita. Ketika perhatian dan sumber daya organisasi terpencar-pencar ataupun sulit
diarahkan/dikonsentrasikan, maka organisasi revolusioner tak akan mampu melakukan
perlawanan.
Sentralisme bermakna memusatkan seluruh kerja dan sumber daya kepada kepemimpinan
organisasi. Sentralisme juga bermakna hanya ada satu keputusan organisasi dalam setiap
persoalan organisasi, dan semua organ dan anggota harus tunduk kepada keputusan
tersebut.
Dalam kaitannya dengan hirarki, sentralisme dijabarkan sebagai lapisan yang mengurus
cakupan kerja ataupun jumlah orang yang lebih kecil haruslah berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada lapisan organisasi yang mengurus cakupan kerja ataupun
jumlah orang yang lebih besar. Komisariat harus patuh kepada kota dan kota harus patuh
kepada wilayah, kemudian wilayah harus patuh kepada nasional. Tidak ada keputusan dari
organ yang di bawah yang dibolehkan bertentangan ataupun menghambat keputusan organ
yang lebih tinggi dalam hirarki. Dalam kerja-kerja administratif, sentralisme juga
bermakna adanya laporan dari organ yang lebih rendah ke organ di atasnya.
Sentralisme juga harus berarti bahwa seluruh aset-aset organisasi haruslah dapat
dipergunakan sesuai dengan perintah organisasi, baik keuangan ataupun alat-alat kerja.
Dengan begitu, seluruh aset terbaik dapat dikontrol oleh organisasi dan dapat dipergunakan
untuk melakukan perlawanan yang terkonsentrasi
Terakhir, sentralisme juga bermakna bahwa anggota-anggota terbaik, termilitan, dan teruji
pengalamannya haruslah ditempatkan dalam kepemimpinan organisasi. Semua organ-organ
Liga, dari tingkat sel sampai wilayah haruslah memberikan anggota-anggota terbaiknya
untuk organ-organ yang di atasnya.
Selain berhubungan dengan hirarki, di setiap lapisan organisasi setiap anggota yang
ditempatkan di lapisan tersebut harus tunduk dan patuh kepada setiap keputusan lapisan
organisasi tersebut. Seorang anggota Eksekutif Kota haruslah patuh kepada keputusan
rapat Eksekutif Kota.
Materi Pendidikan Dasar
Didistribusikan oleh Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
organisasional pada organisasi kita). Prinsip kepeloporan juga untuk mengatur agar
organisasi tidak terjebak pada kecenderungan buntutisme, yaitu suatu praktek organisasi
yang bergerak berda dibelakang kesadaran politik obyektif massa dan situasi politik,
sehingga keberanian massa rakyat yang seharusnya terpimpin menjadi tidak terpimpin dan
mengarah pada anarkhisme. Kepeloporan hanya bisa dimiliki oleh sebuah organisasi yang
berisikan anggota yang tertempa secara ideologi dan politik.
d. Sentralisme Demokrasi
Dalam sebuah organisasi revolusioner, ketika anggota juga ikut menentukan jalannya
organisasi, maka sentralisme yang dibuat haruslah diarahkan oleh permusyawaratan-
permusyawaratan anggota. Artinya, penggunaan aset-aset organisasi, penentuan arahan
sehari-hari, dan penempatan anggota-anggota terbaik juga harus mengikuti kehendak
anggotanya.
Dalam konteks pengambilan keputusan atau pemberian arahan organisasi, sentralisme
demokrasi bermakna semua keputusan dari organ yang lebih tinggi harus dipatuhi oleh
organ yang lebih rendah, karena keputusan organ yang paling tinggi tersebut harus
dibentuk dari laporan dan rekomendasi organ yang lebih rendah. Jikapun tidak ada laporan
dan rekomendasi dari organ yang di bawahnya, para anggota yang ditempatkan di
eksekutif nasional, dapat mendasarkan dirinya kepada garis-garis besar arahan organisasi.
Garis-garis besar arahan organisasi selama sebuah periode haruslah ditentukan oleh
sebanyak-banyaknya anggota organisasi dalam Kongres.
Dalam prinsip sentralisme demokratik, pertemuan berkala sebagai proses demokrasi harus
dijalankan dengan sungguh-sungguh. Pertemuan berkala ini memberikan arahan-arahan
kepada orang-orang yang ditempatkan dalam kepengurusan eksekutif (penanggungjawab
pelaksanaan hasil-hasil permusyawaratan tersebut). Ini berlaku untuk semua lapisan
organisasi. Sedangkan pelaksana dari hasil-hasil permusyawaratan itu adalah seluruh
anggota, tergantung lapisan mana permusyawaratan itu di adakan. Jika tingkat kota, maka
seluruh anggota di kota tersebut wajib melaksanakannya. Jika tingkat nasional, maka
seluruh anggota organisasi tersebut wajib melaksanakannya.
Karena keterbatasan ruang, waktu, dan juga teknologi memang sampai saat ini
permusyawaratan, terutama kongres, belum bisa melibatkan secara aktif dan langsung
seluruh anggota organisasi. Akan tetapi prinsipnya sekali lagi, seluruh permusyawaratan
yang ada dalam organisasi harus melibatkan anggota sebanyak-banyaknya, tergantung
lapisan organisasinya. Adanya penggunaan perwakilan dalam organisasi Liga, karena
secara finansial, fasilitas, dan kerja kita belum mampu melibatkan seluruh anggota dalam
permusyawaratan seperti konferensi wilayah dan kongres.
Ini memerlukan siasat yang harus disesuaikan dengan kondisi obyektif. Kondisi-kondisi
yang aman damai kita bisa memulainya dengan permusyawaratan-permusyawaratan di
tingkat kampus-kampus lalu bertingkat sampai ke nasional. Namun dalam kondisi represif
ataupun dalam keadaan potensi perlawanan rakyat yang siap meledak, bisa jadi hanya
sebatas mengirimkan wakil dari kepengurusan eksekutif tingkat kota dan wilayah.
Materi Pendidikan Dasar
Didistribusikan oleh Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
Kerja atau tugas prioritas dan standar tetap organisasi adalah strategi dan taktik dalam
berorganisasi. Organisasi perjuangan dibangun untuk memberikan arahan-arahan
perjuangan politik terhadap situasi politik yang cepat berkembang. Oleh karena itu standar
tetap organisasi bersifat mengabdi pada kerja prioritas. Namun standar tetap organisasi
harus tetap ada supaya dapat merespon kebutuhan prioritas secara maksimal.
Kerja-kerja prioritas ini seharusnya tidak boleh lama mengganggu standar tetap
organisasi atau sebaliknya. Bahkan antara standar tetap organisasi dan kerja-kerja
prioritas adalah saling berdialektis untuk saling menguatkan. Apabila kerja prioritas
ini mengganggu standar tetap organisasi maka organisasi akan mengalami kerusakan
di beberapa tempat.
Materi Pendidikan Dasar
Didistribusikan oleh Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi
tetap diingat bahwa berjalannya organisasi tetaplah tanggung jawab seluruh anggota, sebagai
sebuah kolektif, bukan sebatas para pengurus.