Anda di halaman 1dari 9

MKO ( MENEJEMEN KELOLA ORGANISASI )

Sentralisme Demokrasi dan Struktur Organisasi


Mengarahkan Organisasi
Sifat dari organisasi adalah kumpulan orang, kumpulan kepala yang masing-
masing mengalami dan melakukan proses pembentukan yang berbeda-beda.
Organisasi adalah benda dan orang yang bergabung di dalamnya adalah pengemudi
sekaligus mesin-mesin "kendaraan" ini. Organisasi adalah alat untuk mencapai
sebuah tujuan, karenanya persoalan bagaimana mencapai tujuan itulah pengarahan
jalan organisasi menjadi penting. Dengan berbeda-bedanya proses yang dialami
dan dijalankan dalam setiap individu yang bergabung dalam organisasi, maka ide-
ide untuk mengarahkan organisasi juga akanlah berbeda-beda.

Makna Demokrasi
Jika sebuah organisasi mencita-citakan dirinya untuk kepentingan seluruh
anggotanya, kesamaan kepentingan haruslah merupakan kesepakatan bersama,
baik menggunakan sebuah permusyawaratan ataupun setelahnya melalui
kesepakatan atas hasil permusyawaratan. Dan hal tersebut haruslah juga termasuk
di dalamnya mengenai bagaimana melaksanakan kesamaan kepentingan ini. Untuk
itu, pembicaraan mengenai hal-hal tersebut haruslah melibatkan semua anggota
organisasi. Proses inilah yang dinamakan demokrasi. Dan harus diingat, anggota
adalah supir sekaligus mesin kendaraan yang bernama organisasi, sehingga hasil-
hasil dari proses demokrasi tersebut harus juga dijalankan oleh semua anggota
organisasi.
Jika anggota organisasi dipaksa untuk bekerja tanpa pernah ikut "menyupir"
organisasi, maka organisasi itu tidak demokratis. Organisasi kemudian menjadi tak
lebih menjadi sebuah kendaraan bagi individu-individu yang mengarahkannya.
Jika hasil-hasil dari proses demokrasi tersebut tidak dijalankan oleh anggota-
anggotanya, maka organisasi akan tidak memiliki makna dan berubah menjadi
hanya kumpulan orang saja.
Makna demokrasi juga harus dipandang dalam hubungan anggota dengan
organisasi. Seorang anggota yang baik haruslah paham bahwa setiap keputusan
organisasi adalah berprinsip kepada tunduknya minoritas kepada mayoritas.
Keputusan yang didukung oleh massa yang lebih banyak harus diterima oleh pihak
minoritas, dan mereka tetap harus menjalankan keputusan itu.
Hirarki
Ketika organisasi melingkupi jumlah anggota yang besar, ataupun menggapai jarak
yang menghambat mobilitas anggota-anggota organisasi untuk menjalankan semua
tugas-tugas organisasi, maka dibutuhkan lapisan-lapisan organisasi dari mulai
untuk mengurus keseluruhan organisasi sampai untuk mengurus kumpulan anggota
ataupun wilayah yang lebih bersifat lokal.
Lapisan-lapisan ini bertingkat mengerucut dalam hal jumlah organ-organnya. Ada
ratusan komisariat, puluhan kota, belasan wilayah, dan satu kepemimpinan
nasional. Tetapi tingkat perhatian kerjanya semakin meluas: sebatas kampus,
sebatas kota, sebatas wilayah, dan senasional. Seseorang yang ditempatkan di
organ tingkat nasional akan lebih memperhatikan persoalan-persoalan nasional,
secara keseluruhan. Tidak sebatas satu kota, ataupun bahkan satu kampus. Meski
begitu, ia tidak boleh melupakan bahwa persoalan yang lebih lokal tetap harus
menjadi perhatiannya, karena persoalan yang lebih lokal adalah juga persoalan
secara nasional.

Apakah Sentralisme Demokrasi itu ?

Sentralisme Demokrasi itu adalah prinsip pembimbing kita dalam membentuk dan
menjalankan organisasi kiata. Prinsip ini menjamin bahwa kita akan bergerak
sebagai kesatuan yang terorganisir.

Sentralisme demokrasi berarti sentralisme yang didasarkan pada demokrasi dan


demokrasi dibawah kepemimpinan terpuasat. Sentralisme berdasarkan pada
demokrasi berarti memperhitungkan segala sesuatu berdasarkan keseluruhan
kepentingan dan kondisi organisasi. Gerakan yang baik dari organisasi berasal dari
partisipasi aktif seluruh anggota dan mengambil bagian didalamnya. Keputusan-
keputusan yang dijalankan dalam organisasi secara bersama diputuskan atas dan
didasarkan kepada kepentingan umum.

Demokrasi dibawah kepemimpinan terpusat berarti kepentingan dan gerakan tiap


anggota atau bagian organisasi sesuai dan memajukan kepentingan dan tujuan
organisasi.

Kepatuhan terhadap prinsip sentralisme demokrasi meletakkan kondisi yang baik


bagi gerakan tiap anggota dan organisasi secara baik dan hidup. Dengan cara
demikian kita membuat keputusan-keputusan, rencana-rencana dan program yang
benar dalam pergerakan kita, dan secara efektif menuntaskannya. Mempraktekan
sentralisme demokrasi adalah satu cara untuk. menjamin keberhasilan kita.

Apakah empat aturan disiplin di dalam organisasi?

Empat aturan disiplin menjamin kesatuan organinasi kita. Prinsip-prinsip ini


didasarkan pada sentralisme domokrasi.

1. Perorangan berada di bawah organisasi.


Ini berarti bahwa setiap perorangan harus berada di bawah kepentingan seluruh
organisasi. Ia harus mematuhi konstitusi organisasi dan keputusan-keputusan tanpa
perkecualian.
2. Minoritas dibawah mayoritas.
Berarti bahwa keputusan yang dipatahi oleh seluruh organisasl didasarkan kepada
persetujuan mayoritas. Minoritas harus dibawah dan mematuhi keputusan bersama.
3. Organ Lebih rendah berada dibawah organ yang lebih tinggi.
Ini berarti, organ atau unit yang lebih rendah harus tunduk pada
keputusan-keputusan dan kebijaksanan-kebijasanaan organ atau unit yang lebih
tinggi yang mewakili organisasi secara lebih luas.
4. Keseluruhan organisasi berada dibawah kepemimpinian nasional dan
Konggres Nasional organisasi.
Berarti keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di bentuk oleh
konggres nasional dan kepemimpinan nasional adalah efektif dan perlu dipatuhi oleh
seluruh anggota dan bagian organisasi.

Apakah Tangung Jawab-Tanggung Jawab Pemimpin atau Organ Yang Lebih


tingqi ?

Berbeda dengan organisasi kaum borjuis dan feodal dari masyarakat yang busuk
sekarang ini, pemimpin organisasi revolusioner bukanlah raja yang memerintah dan
memberi komando pada para anggota. Pemimpin memutuskan dan bergerak atas
dasar prinsip sentralisme demokrasi. Ia bekerja untuk kepentingan umum dan bukan
demi kepentingan perorangan atau sekelompok kecil. Pemimpin dipilih melalui
proses yang demokratis.

Kepemimpinan umum dalam organisasi merupakan tanggung jawab para pemimpin.


Secara umum ia mengawasi jalannya perjuangan untuk mendorong kemajuan
tujuan-tujuan organisasi yang kontinyu dan bulat. Ia menuntunkan tugas-tugas
penting guna mendorong pelaksanaan yang baik atas keputusan-keputusan,
rencana-rencana dan program-program perjuangan. Ia mengelola bagian-bagian
organisasi guna mendorong pelaksanaan tugas secara sungguh-sunggah.

Sangat penting bagi seorang pemimpin mengenal dengan baik seluruh gerak dan
kegiatan organisasi, baik secara umum maupun khusus. Selain dari laporan-laporan
yang telah diperiksa, para pemimpin harus terjun di tengah-tengah anggota dan
massa guna memperoleh keterangan-keterangan yang perlu. Dengan cara demikian,
para pemimpin mengetahui segera perubahan-perubahan situasi, dan nemberikan
petunjuk dan keputusan-keputusan secara cepat.

Pemimpin membuat garis besar rencana-rencana dan program-program dalam


perjuangan. Biasanya program dibuat disertai tugas-tugas dalam periode waktu
tertentu--satu bulan atau lebih. Dengan rencana-rencana, dipihak lain, disertai
tugas-tugas yang perlu untuk aksi, atau tujuan-tujuan khusus. Melalui program-
program dan rencana-rencana perjuangan, kita mensistematisasikan dan
menyatukan perjuangan keseluruhan organisasi. Studi yang cakap atas situasi dan
perjalanan perjuangan keseluruhan jawaban-jawaban terhadap
kebutuhan-kebutuhan masa adalah sangat per1u. Pemimpin mengundang dan
memimpin untuk memastikan bahwa persatuan yang dibentuk dalam adalah baik.

Sentralisme Demokrasi
Dalam sebuah organisasi revolusioner, ketika anggota juga ikut menentukan
jalannya organisasi, maka sentralisme yang dibuat haruslah diarahkan oleh
permusyawaratan-permusyawaratan anggota. Artinya, penggunaan aset-aset
organisasi, penentuan arahan sehari-hari, dan penempatan anggota-anggota terbaik
juga harus mengikuti kehendak anggotanya.
Dalam konteks pengambilan keputusan atau pemberian arahan organisasi,
sentralisme demokrasi bermakna semua keputusan dari organ yang lebih tinggi
harus dipatuhi oleh organ yang lebih rendah, karena keputusan organ yang paling
tinggi tersebut harus dibentuk dari laporan dan rekomendasi organ yang lebih
rendah. Jikapun tidak ada laporan dan rekomendasi dari organ yang di bawahnya,
para anggota yang ditempatkan di eksekutif nasional, dapat mendasarkan dirinya
kepada garis-garis besar arahan organisasi. Garis-garis besar arahan organisasi
selama sebuah periode haruslah ditentukan oleh sebanyak-banyaknya anggota
organisasi dalam Kongres.
Dalam prinsip sentralisme demokratik, pertemuan berkala sebagai proses
demokrasi harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Pertemuan berkala ini
memberikan arahan-arahan kepada orang-orang yang ditempatkan dalam
kepengurusan eksekutif (penanggungjawab pelaksanaan hasil-hasil
permusyawaratan tersebut). Ini berlaku untuk semua lapisan organisasi. Sedangkan
pelaksana dari hasil-hasil permusyawaratan itu adalah seluruh anggota, tergantung
lapisan mana permusyawaratan itu di adakan. Jika tingkat kota, maka seluruh
anggota di kota tersebut wajib melaksanakannya. Jika tingkat nasional, maka
seluruh anggota organisasi tersebut wajib melaksanakannya.
Karena keterbatasan ruang, waktu, dan juga teknologi memang sampai saat ini
permusyawaratan, terutama kongres, belum bisa melibatkan secara aktif dan
langsung seluruh anggota organisasi. Akan tetapi prinsipnya sekali lagi, seluruh
permusyawaratan yang ada dalam organisasi harus melibatkan anggota sebanyak-
banyaknya, tergantung lapisan organisasinya. Adanya penggunaan perwakilan
dalam organisasi Liga, karena secara finansial, fasilitas, dan kerja kita belum
mampu melibatkan seluruh anggota dalam permusyawaratan seperti konferensi
wilayah dan kongres.
Ini memerlukan siasat yang harus disesuaikan dengan kondisi obyektif. Kondisi-
kondisi yang aman damai kita bisa memulainya dengan permusyawaratan-
permusyawaratan di tingkat kampus-kampus lalu bertingkat sampai ke nasional.
Namun dalam kondisi represif ataupun dalam keadaan potensi perlawanan rakyat
yang siap meledak, bisa jadi hanya sebatas mengirimkan wakil dari kepengurusan
eksekutif tingkat kota dan wilayah.
Selain dalam bentuk-bentuk permusyawaratan, dalam keseharian sentralisme
demokratik mengambil bentuk korespondensi surat-surat dari Komisariat sampai
Eksekutif Nasional dan sebaliknya. Keputusan harian (surat-surat instruktif) dari
kepemimpinan nasional haruslah berdasarkan laporan dan rekomendasi serta kritik
dari lapisan organisasi di bawahnya. Sampai permusyawaratan berikutnya, organ-
organ yang lebih rendah harus selalu mematuhi keputusan organ yang lebih tinggi.
Jikapun terjadi kesalahan instruksi, dengan segera organ yang lebih rendah
mengkritik organ yang lebih tinggi.
Dalam sentralisme demokratik, secara prinsip tidak ada yang memisahkan satu
kota dengan kota lain, satu basis dengan basis lain, dan tugas eksekutif baik kota,
wilayah, dan nasional adalah bagaimana menciptakan keterkaitan dan
kesinambungan antar organ-organ di dalam Liga, sesuai dengan hasil-hasil
permusyawaratan anggota di tingkat lapisannya masing-masing. Karenanya dalam
sentralisme demokratik tidak ada organ yang lebih rendah menolak kehadiran
utusan yang lebih tinggi, dengan mengatakan: “Basis harus punya otonomi!”
Tidak demokratis jika organ basis (sekelompok orang atau minoritas) menolak
wakil dari seluruh anggota lainnya (mayoritas), dan tidak sentralis ketika
menganggap organ basis tersebut tidak harus menyerahkan aset-asetnya kepada
keseluruhan organisasi.
Lalu apakah ini tidak akan mematikan organ-organ yang di bawahnya ataupun
akan membuat organisasi akan dicengkeram oleh para eksekutif? Jelas jika hanya
melihat sepotong seperti ini ataupun menjalankan sebatas ini memang akan seperti
itu. Sekali lagi, sentralisme demokratik selalu harus dijalankan dengan melalui
interaksi aktif antara para eksekutif organisasi dengan massa yang dipimpinnya.
Instruksi pimpinan harus melalui dan menghadapi laporan, kritik, dan rekomendasi
anggota (dengan saling berargumen). Ketika tiga hal terakhir tidak ada, wajar
organisasinya tidak demokratis, karena partisipasi aktif anggota juga akan
menentukan demokratis atau tidaknya organisasi Liga kita ini. Tetapi apakah
ketika tidak ada laporan, kritik, dan rekomendasi rutin dari organ yang lebih
rendah, instruksi organ yang lebih tinggi harus ditolak mentah-mentah, jelas juga
tidak. Instruksi organ yang lebih tinggi haruslah tidak bertentangan dengan hasil-
hasil kongres dan dewan nasional. Hanya jika bertentangan dengan kongres dan
dewan nasional Liga, maka instruksi organ yang lebih tinggi dapat ditolak.

Menjalankan Kerja Organisasi


Kita telah membahas prinsip-prinsip umum sentralisme demokratik sebagai alat
penentuan dan penjalanan kerja-kerja revolusioner kita. Kita telah mengetahui
bahwa sentralisme demokratik adalah sentralisasi aktivitas kita untuk membangun
kepemimpinan yang kuat, siap tempur, efektif, dan fleksibel, yang di dasari oleh
sebuah keputusan dan kesepakatan seluruh anggotanya. Namun, secara lebih
teknis, bagaimana cara menjalankannya, ketika konsekuensi dari sentralisme
demokratik tidak adanya pemisahan yang menyebabkan pola organisasi para
penindas yaitu pengurus dan anggota lainnya yang pasif. Sentralisme demokratik
tidak mengijinkan adanya pemisahan birokrasi dengan mahasiswa. Apakah kita
tidak perlu membagi-bagi tugas lagi? Semua dikerjakan oleh semua? Untuk
menjawabnya mari kita lihat satu persatu.

Kerja Kolektif dan Penanggung Jawab


Kerja-kerja revolusioner kita adalah kerja-kerja keseluruhan organisasi, dengan
kata lain kerja-kerja semua anggota. Kita tidak mengenal anggota yang tidak aktif,
seluruh anggota harus memiliki tanggung jawab kerja karena kita tidak
memisahkan antara pengurus dengan anggota ketika dalam hal kerja.
Namun, karena, sekali lagi, organisasi adalah gabungan dari individu-individu
yang memiliki pemikiran masing-masing, tanpa adanya unsur yang akan
menyatukan pemikiran tersebut dalam keseharian maka setiap anggota bisa jadi
bekerja sekehendaknya sendiri. Unsur ini akan memberikan arahan bersama atas
kerja-kerja yang dilakukan. Dalam Liga, unsur ini diwujudkan dengan
pembangunan struktur organisasi, yang memiliki fungsi untuk menggalang seluruh
anggota dalam kerja-kerja aktif sehari-hari organisasi.

Struktur organisasi haruslah dibangun berdasarkan kondisi organisasi


(keanggotaan, cakupan wilayah, dan konsentrasi (prioritas) kerja). Artinya struktur
berdiri di atas kerja dan mengarahkan kerja itu sendiri. Tak ada guna membuat
banyak departemen, ataupun struktur eksekutif kota ketika tidak ada kebutuhan
kerja yang mendasarinya. Tak guna membuat departemen urusan transportasi,
ketika transportasi bukanlah hal yang sulit dilakukan. Tak guna membuat struktur
wilayah baru ketika kota yang dikoordinasikan baru satu buah. Birokrasi berfungsi
untuk menghidari kerja yang tumpang tindih (overlapping) bukan untuk
menciptakan kerja yang tumpang tindih.
Kawan-kawan yang bertugas di organ-organ pimpinan seperti Komisariat,
Eksekutif Kota, sampai Eksekutif Nasional adalah anggota-anggota yang harus
menggalang anggota dalam kerja-kerja aktif, memberikan arahan-arahan kerja, dan
memastikan (mengontrol) kerja-kerja berjalan sesuai dengan rencana. Karenanya
mereka haruslah dipilih oleh anggota lainnya atas dasar bahwa merekalah yang
dianggap terbaik (dari pengetahuan dan pengalaman kerja).
Kepemimpinan anggota-anggota yang ditempatkan di struktur kepemimpinan
dipertanggungjawabkan secara rutin dalam permusyawaratan-permusyawaratan
organisasi baik konferensi-konferensi komisariat, kota, wilayah, dewan nasional,
dan konggres. Tetapi harus tetap diingat bahwa berjalannya organisasi tetaplah
tanggung jawab seluruh anggota, sebagai sebuah kolektif, bukan sebatas para
pengurus.

Bidang Kerja (Departemental) dan Teritori (Wilayah) Kerja


Dalam membagi-bagikan tugas organisasi (membangun struktur) ada dua hal yang
mendasarinya. Pertama adalah bidang kerja, yaitu jenis-jenis ataupun perhatian
kerja. Secara umum, bidang kerja revolusioner ada tiga hal: aksi, pendidikan, dan
penyediaan bacaan. Aksi-aksi berfungsi sebagai sarana aktivitas politik terbuka
dalam melawan penindasan. Pendidikan berfungsi membentuk pola pikir yang
relatif seragam pada anggota (ideologi organisasi) dan memberikan keahlian-
keahlian dalam melakukan kerja-kerja. Dan penyediaan bahan bacaan adalah
sarana untuk memperkaya anggota-anggota dengan informasi-informasi
(pengetahuan) yang mereka butuhkan dalam menjalankan roda organisasi.
Tiga hal tersebut adalah kerja-kerja harian sebuah organisasi revolusioner.
Departemen-departemen adalah struktur organisasi yang bertanggung jawab atas
jalannya kerja-kerja harian ini ataupun kerja-kerja rutin yang mendukung
(diperlukan) untuk berjalannya kerja-kerja ini. Secara rutin departemen-
departemen dalam struktur kepemimpinan (komisariat sampai dengan nasional)
memberikan arahan-arahan (instruksi), menyediakan fasilitas-fasilitas organisasi,
dan melakukan perencanaan-perencanaan, sehingga anggota dapat dengan baik
melakukan kerja-kerja organisasi.
Selain membawahi kerja-kerja rutin dalam bidang-bidang departemental, struktur
juga harus membawahi distribusi kerja yang menangani wilayah, kota, dan
komisariat. Struktur ini berhubungan dengan tempat kerja dari kerja-kerja
departemental. Struktur ini juga disusun vertikal (hirarkis) untuk membagi tingkat
perhatian dan fokus kerja.
Eksekutif kota lebih fokus kerjanya untuk mengurus komisariat-komisariat yang
ada di dalam kotanya dan yang harus menjadi perhatiannya adalah kondisi obyektif
kotanya. Eksekutif Wilayah fokus kerjanya adalah mengurus kota-kota yang ada di
bawahnya dan perhatiannya adalah kondisi obyektif tingkat wilayah. Hal yang
sama untuk Eksekutif Nasional dan Komisariat.
Namun dalam pembangunan kota dan wilayah janganlah mengikuti logika
pembagian wilayah yang dibuat oleh penguasa. Pada saat kita masih kecil, kita
tidak akan mampu mengikutinya. Contohnya, ketika belum cukup anggota dalam
sebuah provinsi untuk memenuhi struktur Eksekutif Wilayahnya, ada baiknya ia
digabungkan saja dengan provinsi lain yang terdekat untuk memenuhi struktur
penuhnya. Karena itu dalam AD/ART kita terdapat syarat-syarat minimal
pembentukan struktur Komisariat, Eksekutif Kota, dan Wilayah. Dan pada saat
jumlah anggota kita sangat besar dalam sebuah komisariat, kota, ataupun wilayah,
dapat dibangun struktur komisariat, kota, ataupun wilayah yang baru. Dalam
sebuah komisariat ketika anggota-anggotanya melebihi syarat penuh 20 sel
misalnya (berarti 200 orang) dapat dibentuk komisariat baru dalam kampus yang
sama. Dalam sebuah kota (versi penguasa) jika terdapat 30 komisariat penuh,
hendaknya dibuat struktur Eksekutif Kota yang baru. Artinya, struktur yang kita
bangun haruslah berlandaskan kerja. Massa yang masih kecil tidak membutuhkan
struktur yang banyak, cukup saja yang dapat memenuhi pembagian kerja-kerja
departemental. Sedangkan massa yang sudah sangat membesar membutuhkan
struktur baru untuk memberikan kepemimpinan dan fungsi-fungsi adminstratif
lainnya.

http://ideologikiri.blogspot.com/2015/03/sentralisme-demokrasi-dan-struktur.html

http://yustisiastaira.blogspot.com/2015/01/sentralisme-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai