Makna Demokrasi
Jika sebuah organisasi mencita-citakan dirinya untuk kepentingan seluruh
anggotanya, kesamaan kepentingan haruslah merupakan kesepakatan bersama,
baik menggunakan sebuah permusyawaratan ataupun setelahnya melalui
kesepakatan atas hasil permusyawaratan. Dan hal tersebut haruslah juga termasuk
di dalamnya mengenai bagaimana melaksanakan kesamaan kepentingan ini. Untuk
itu, pembicaraan mengenai hal-hal tersebut haruslah melibatkan semua anggota
organisasi. Proses inilah yang dinamakan demokrasi. Dan harus diingat, anggota
adalah supir sekaligus mesin kendaraan yang bernama organisasi, sehingga hasil-
hasil dari proses demokrasi tersebut harus juga dijalankan oleh semua anggota
organisasi.
Jika anggota organisasi dipaksa untuk bekerja tanpa pernah ikut "menyupir"
organisasi, maka organisasi itu tidak demokratis. Organisasi kemudian menjadi tak
lebih menjadi sebuah kendaraan bagi individu-individu yang mengarahkannya.
Jika hasil-hasil dari proses demokrasi tersebut tidak dijalankan oleh anggota-
anggotanya, maka organisasi akan tidak memiliki makna dan berubah menjadi
hanya kumpulan orang saja.
Makna demokrasi juga harus dipandang dalam hubungan anggota dengan
organisasi. Seorang anggota yang baik haruslah paham bahwa setiap keputusan
organisasi adalah berprinsip kepada tunduknya minoritas kepada mayoritas.
Keputusan yang didukung oleh massa yang lebih banyak harus diterima oleh pihak
minoritas, dan mereka tetap harus menjalankan keputusan itu.
Hirarki
Ketika organisasi melingkupi jumlah anggota yang besar, ataupun menggapai jarak
yang menghambat mobilitas anggota-anggota organisasi untuk menjalankan semua
tugas-tugas organisasi, maka dibutuhkan lapisan-lapisan organisasi dari mulai
untuk mengurus keseluruhan organisasi sampai untuk mengurus kumpulan anggota
ataupun wilayah yang lebih bersifat lokal.
Lapisan-lapisan ini bertingkat mengerucut dalam hal jumlah organ-organnya. Ada
ratusan komisariat, puluhan kota, belasan wilayah, dan satu kepemimpinan
nasional. Tetapi tingkat perhatian kerjanya semakin meluas: sebatas kampus,
sebatas kota, sebatas wilayah, dan senasional. Seseorang yang ditempatkan di
organ tingkat nasional akan lebih memperhatikan persoalan-persoalan nasional,
secara keseluruhan. Tidak sebatas satu kota, ataupun bahkan satu kampus. Meski
begitu, ia tidak boleh melupakan bahwa persoalan yang lebih lokal tetap harus
menjadi perhatiannya, karena persoalan yang lebih lokal adalah juga persoalan
secara nasional.
Sentralisme Demokrasi itu adalah prinsip pembimbing kita dalam membentuk dan
menjalankan organisasi kiata. Prinsip ini menjamin bahwa kita akan bergerak
sebagai kesatuan yang terorganisir.
Berbeda dengan organisasi kaum borjuis dan feodal dari masyarakat yang busuk
sekarang ini, pemimpin organisasi revolusioner bukanlah raja yang memerintah dan
memberi komando pada para anggota. Pemimpin memutuskan dan bergerak atas
dasar prinsip sentralisme demokrasi. Ia bekerja untuk kepentingan umum dan bukan
demi kepentingan perorangan atau sekelompok kecil. Pemimpin dipilih melalui
proses yang demokratis.
Sangat penting bagi seorang pemimpin mengenal dengan baik seluruh gerak dan
kegiatan organisasi, baik secara umum maupun khusus. Selain dari laporan-laporan
yang telah diperiksa, para pemimpin harus terjun di tengah-tengah anggota dan
massa guna memperoleh keterangan-keterangan yang perlu. Dengan cara demikian,
para pemimpin mengetahui segera perubahan-perubahan situasi, dan nemberikan
petunjuk dan keputusan-keputusan secara cepat.
Sentralisme Demokrasi
Dalam sebuah organisasi revolusioner, ketika anggota juga ikut menentukan
jalannya organisasi, maka sentralisme yang dibuat haruslah diarahkan oleh
permusyawaratan-permusyawaratan anggota. Artinya, penggunaan aset-aset
organisasi, penentuan arahan sehari-hari, dan penempatan anggota-anggota terbaik
juga harus mengikuti kehendak anggotanya.
Dalam konteks pengambilan keputusan atau pemberian arahan organisasi,
sentralisme demokrasi bermakna semua keputusan dari organ yang lebih tinggi
harus dipatuhi oleh organ yang lebih rendah, karena keputusan organ yang paling
tinggi tersebut harus dibentuk dari laporan dan rekomendasi organ yang lebih
rendah. Jikapun tidak ada laporan dan rekomendasi dari organ yang di bawahnya,
para anggota yang ditempatkan di eksekutif nasional, dapat mendasarkan dirinya
kepada garis-garis besar arahan organisasi. Garis-garis besar arahan organisasi
selama sebuah periode haruslah ditentukan oleh sebanyak-banyaknya anggota
organisasi dalam Kongres.
Dalam prinsip sentralisme demokratik, pertemuan berkala sebagai proses
demokrasi harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Pertemuan berkala ini
memberikan arahan-arahan kepada orang-orang yang ditempatkan dalam
kepengurusan eksekutif (penanggungjawab pelaksanaan hasil-hasil
permusyawaratan tersebut). Ini berlaku untuk semua lapisan organisasi. Sedangkan
pelaksana dari hasil-hasil permusyawaratan itu adalah seluruh anggota, tergantung
lapisan mana permusyawaratan itu di adakan. Jika tingkat kota, maka seluruh
anggota di kota tersebut wajib melaksanakannya. Jika tingkat nasional, maka
seluruh anggota organisasi tersebut wajib melaksanakannya.
Karena keterbatasan ruang, waktu, dan juga teknologi memang sampai saat ini
permusyawaratan, terutama kongres, belum bisa melibatkan secara aktif dan
langsung seluruh anggota organisasi. Akan tetapi prinsipnya sekali lagi, seluruh
permusyawaratan yang ada dalam organisasi harus melibatkan anggota sebanyak-
banyaknya, tergantung lapisan organisasinya. Adanya penggunaan perwakilan
dalam organisasi Liga, karena secara finansial, fasilitas, dan kerja kita belum
mampu melibatkan seluruh anggota dalam permusyawaratan seperti konferensi
wilayah dan kongres.
Ini memerlukan siasat yang harus disesuaikan dengan kondisi obyektif. Kondisi-
kondisi yang aman damai kita bisa memulainya dengan permusyawaratan-
permusyawaratan di tingkat kampus-kampus lalu bertingkat sampai ke nasional.
Namun dalam kondisi represif ataupun dalam keadaan potensi perlawanan rakyat
yang siap meledak, bisa jadi hanya sebatas mengirimkan wakil dari kepengurusan
eksekutif tingkat kota dan wilayah.
Selain dalam bentuk-bentuk permusyawaratan, dalam keseharian sentralisme
demokratik mengambil bentuk korespondensi surat-surat dari Komisariat sampai
Eksekutif Nasional dan sebaliknya. Keputusan harian (surat-surat instruktif) dari
kepemimpinan nasional haruslah berdasarkan laporan dan rekomendasi serta kritik
dari lapisan organisasi di bawahnya. Sampai permusyawaratan berikutnya, organ-
organ yang lebih rendah harus selalu mematuhi keputusan organ yang lebih tinggi.
Jikapun terjadi kesalahan instruksi, dengan segera organ yang lebih rendah
mengkritik organ yang lebih tinggi.
Dalam sentralisme demokratik, secara prinsip tidak ada yang memisahkan satu
kota dengan kota lain, satu basis dengan basis lain, dan tugas eksekutif baik kota,
wilayah, dan nasional adalah bagaimana menciptakan keterkaitan dan
kesinambungan antar organ-organ di dalam Liga, sesuai dengan hasil-hasil
permusyawaratan anggota di tingkat lapisannya masing-masing. Karenanya dalam
sentralisme demokratik tidak ada organ yang lebih rendah menolak kehadiran
utusan yang lebih tinggi, dengan mengatakan: “Basis harus punya otonomi!”
Tidak demokratis jika organ basis (sekelompok orang atau minoritas) menolak
wakil dari seluruh anggota lainnya (mayoritas), dan tidak sentralis ketika
menganggap organ basis tersebut tidak harus menyerahkan aset-asetnya kepada
keseluruhan organisasi.
Lalu apakah ini tidak akan mematikan organ-organ yang di bawahnya ataupun
akan membuat organisasi akan dicengkeram oleh para eksekutif? Jelas jika hanya
melihat sepotong seperti ini ataupun menjalankan sebatas ini memang akan seperti
itu. Sekali lagi, sentralisme demokratik selalu harus dijalankan dengan melalui
interaksi aktif antara para eksekutif organisasi dengan massa yang dipimpinnya.
Instruksi pimpinan harus melalui dan menghadapi laporan, kritik, dan rekomendasi
anggota (dengan saling berargumen). Ketika tiga hal terakhir tidak ada, wajar
organisasinya tidak demokratis, karena partisipasi aktif anggota juga akan
menentukan demokratis atau tidaknya organisasi Liga kita ini. Tetapi apakah
ketika tidak ada laporan, kritik, dan rekomendasi rutin dari organ yang lebih
rendah, instruksi organ yang lebih tinggi harus ditolak mentah-mentah, jelas juga
tidak. Instruksi organ yang lebih tinggi haruslah tidak bertentangan dengan hasil-
hasil kongres dan dewan nasional. Hanya jika bertentangan dengan kongres dan
dewan nasional Liga, maka instruksi organ yang lebih tinggi dapat ditolak.
http://ideologikiri.blogspot.com/2015/03/sentralisme-demokrasi-dan-struktur.html
http://yustisiastaira.blogspot.com/2015/01/sentralisme-demokrasi.html