Anda di halaman 1dari 8

Aprina Mediyanti Pramana 120310100142

BAB 11 KEPEMIMPINAN DALAM KOPERASI George P.Terry merumuskan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.Apabila sekelompok orang sedang berkumpul maka satu atau dua orang di antaranya baik secara langsung maupun tidak langsung tampak mempunyai kelebihan yang menonjol. Apabila sekelompok orang tersebut memerlukan coordinator atau pemimpin,maka orang yang mempunyai kelebihan atau yang menonjol itu biasanya akan dipilih atau ditunjuk.Faktorfaktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi terletak pada pemimpin dan manajemen organisasi itu.Hal ini berarti bahwa posisi pemimpin dalam suatu organisasi adalah penting sekali. Kepemimpinan merupakan suatu kelompok aktivitas tertentu yang mempunyai tujuan serta peralatan khusus,dan memimpin dengan gaya dan cirri tersendiri.Ada beberapa tipe kepemimpinan,yaitu: a) Tipe Paternalistik Paternalistis merupakan tipe kepemimpinan yang kebapakan dan mempunyai beberapa sifat menonjol,seperti bersikap terlalu melindungi bawahan karena dianggap belum dewasa sehingga tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif untuk mengambil keputusan sendiri. b) Tipe Militer (otokratis) Tipe pemimpin yang lebih banyak member perintah atau komando terhadap bawahannya,yang disiplin dan kaku sehingga mengakibatkan komunikasi yang searah.Semua perintah pemimpin harus dilaksanakan. c) Tipe Populis Adalah tipe kepemimpinan yang mampu membangun rasa solidaritas di antara para anak buahnya. d) Tipe Kharismatis Pemimpin yang memiliki daya tarik yang hebat,biasanya mempunyai jumlah pengikut yang besar. e) Tipe Demokratis Pemimpin tipe ini biasanya senang membimbing secara efisien kepada para anak buahnya dan menginginkan partisipasi aktif dari bawahan sehingga ia sangat menghargai potensi setiap individu pengikutnya.Para bawahan selalu diberikan kesempatan yang besar untuk ambil bagian dalam kepemimpinan.

Kepemimpinan Kooperatif Dalam pasal 19 ayat 4 dinyatakan bahwa setiap anggota mempunyai kewajiba dan hak yang sama terhadap koperasi sehingga peranan anggota sangat dihargai.Kondisi ini hanya dapat tercipta apabila kepemimpinannya bertipe demokratis.Pada pasal 24 dinyatakan secara lebih jelas bahwa keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah,jadi setiap anggota diberi kesempatan bermusyawarah untuk mufakat.Semua kondisi diatas hanya akan dapat terlaksana apabila kepemimpinan koperasi benar-benar bertipe demokratis yang kooperatif serta bergaya partisipatif dalam mengendalikan koperasi. Selain itu juga perlu ditambahkan bahwa koperasi di Indonesia akan lebih sukses apabila dipimpin dengan gaya pemimpin Indonesia,yaitu kepemimpinan Pancasila yang bersifat Ing Ngarso Sung Tulodho;Ing Madyo Mangun Karso;Dan Tut Wuri Handayani.Kepemimpinan koperasi Indonesia seyogyanya melaksanakan konsep manajemen Indonesia yaitu selain memiliki sifat-sifat ilmiah,juga harus memperhatikam kultur koperasi Indonesia dan mempertimbangkan adat istiadat setempat,sambil terus menatap ke arah globalisasi yang positif. Pengambilan Keputusan Menurut Radford pengambilan keputusan merupakan perumusan dari berbagai alternative tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta penetapan pilihan yang tepat di antara beberapa alternative yang tersedia.Hal ini dilakukan setelah ditiadakannya pengevaluasian mengenai kefektifan masing-masing dalam mencapai sasaran.Ada dua pendekatan pengambilan keputusan yaitu pendekatan intuisi dan pendekatan analitis. Berikut ini adalah contoh pengambilan keputusan yang ilmiah,yaitu tahap pengambilan keputusan menurut George S.O: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memperhatikan sasaran Mengumpulkan dan menyusun semua fakta yang relevan Mengetahui persoalan dan penyebabnya Memikirkan penyelesaian dan beberapa pilihan untuk penyelesaian Menjaring setiap pilihan dengan menggunakan criteria tertentu Menyediakan tindakan pengamanan agar dapat menghindarkan kegagalan.

Enam langkah pengamb ilan keputusan menurut Herbert Simon: 1. Mendefinisikan masalah apa yang sering disebut dengan mengenal persoalan,yaitu menetapkan apa yang menjadi persoalan utama terjadinya penyimpangan. 2. Menentukan pedoman pemecahan masalah 3. Mengidentifikasikan alternatif di mana pilihan pemecahan sedapat mungkin harus dimunculkan.

4. Mengadakan penilaian terhadap baik buruknya alternative dengan cara atau model tertentu 5. Menilai alternatif yang terbaik dengan standar ukuran tertentu. 6. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih,yaitu penerapan keputusan beserta risiko dan konsekuensinya agar dipertimbangkan. Pendekatan Dan Gaya Kepemimpinan Ada dua fungsi utama dalam kepemimpinan,yaitu: 1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas 2. Fungsi pemeliharaan kelompok Selain itu,terdapat juga dua gaya kepemimpinan dalam hubungannya dengan bawahan,yaitu; task oriented dan employee oriented.Disamping gaya tersebut terdapat juga gaya pimpinan yang menurut Harri dapat dibagi menjadi berikut ini: 1. Pimpinan yang otokratis 2. Pimpinan yang partisipatif 3. Pimpinan yang bebas terkendali Pengambilan Keputusan Pada Koperasi Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak pada Rapat Anggota (Pasal 22 Ayat 1 UU No.25 Tahun 1992).Pada pasal 24 disebutkan juga bahwa pengambilan keputusan dalam rapat anggota harus berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Dalam kegiatan operasi sehari-hari,yang mengambil keputusan adalah manajer sampai dengan tanggung jawab bidang tertentu atau sampai jumlah tertentu.Jika melebihi jumlah tertentu maka pengambilan keputusan harus dilakukan bersama antara manajer dan pengurus.Untuk bidang-bidang tertentu di mana tanggung jawab diemban oleh pengurus,maka yang dapat melakukan pengambilan keputusan adalah pengurus itu sendiri.

BAB 12 MANAJEMEN TRI PARTITE Disini keberhasilan dan kecemerlangan koperasi sangat tergantung pada kerjasama ketiga unsure organisasi koperasi yaitu anggota,pengurus dan pengelola dalam mengembangkan organisasi yang pada akhirnya akan memberikan imbalan yang sesuai kepada para anggota.Anggota sangat mengharapkan komitmen yang tinggi dari para pengelola berupa pelayanan pada para anggota.Jadi manajemen koperasi merupakan kesatuan dari tiga pihak (tri partite). Kewajiban manajemen koperasi menurut Rhodes adalah sebagai berikut : 1. Bekerja dengan mengandalkan peraturan dan kultur yang berlaku 2. Tidak mengelabui pemilik mengenai posisi keuangan perusahaan 3. Diharapkan dapat memaksimumkan pendapatan bersih dalam batas waktu yang telah ditetapkan 4. Sedapat mungkin memberikan pelayanan yang terus menerus kepada para anggota 5. Memberikan informasi sepenuhnya kepada anggotamdengan kata lain tidak mengelabui anggota 6. Melayani secara rinci dan tepat setiap kelompok pelanggan Terdapat dua hal penting di antara banyak syarat yang dituntut bagi seseorang yang tergolong dalam kelompok manajemen professional,yaitu: 1. Sesuai dengan tugasnya,yaitu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik mengenai bisnis 2. Di dalam melakukan kegiatan bisnis,manajemen professional mutlak harus bekerja penuh untuk koperasi (full timer) Hubungan antara ketiga anggota tim tersebut digambarkan dalam piramida,dimana uraiannya dalah sebagai berikut: 1. Anggota menempati dasar piramida,sekaligus mengisi tempat yang paling luas.Hal ini berarti bahwa dasar dan sumber segala manajemen yang ada di dalam koperasi adalah anggota. 2. Pengurus diletakkan di tempat berikutnya setelah anggota,di mana hal ini berarti bahwa wewenang pengurus terbatas bukan saja karena dibatasi oleh anggota tetapi juga karena sebagian wewenang yang diberikan oleh anggota harus didelegasikan kepada manajemen professional. 3. Manajemen profesiona mempunyai dimensi yang sempit di mana hal ini menandakan bahwa wewenang manajemen professional dan pengurus yang didelegasikam tersebut

terbatas hanya pada hal-hal yang bersifat bisnis.Manajemen professional merupakan ujung tombak keberhasilan opersi bisnis. Anggota Disini anggota merupakan subjek,peran yang fundamental dan pemegang kendali pengawasan terhadap organisasi.Dalam melaksanakan tugasnya secara rinci anggota dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pengurus dan pengawas. Partisipasi anggota dalam manajemen juga harus direalisasikan melalui berbagai cara antara lain : 1. Menerima dan melaksanakan Anggaran Dasar dan keputusan rapat anggota. 2. Memilih serta memberhentikan pengurus dan pengawas 3. Mengesahkan perubahan anggaran dan investasi yang penting 4. Mengawasi pengurus dan pengelola secara dinamis 5. Mengusulkan untuk memeriksa keuangan agar tidak ada penyelewengan 6. Membantu permodalan koperasi sesuai dengan kemampuan masing-masing 7. Membayar simpanan-simpanan yang menjadi kewajibannya 8. Melakukan transaksi dan aktif kegiatan koperasi 9. Memberikan kritik dan saran terhadap pelaksanaan pengurus 10. Mengikuti dan mendorong perkembangan koperasi Anggota akan berpartisipasi aktif kepada koperasi jika koperasi memberikan kepuasan yang besar dibanding jika ia tidak menjadi anggota koperasi.Pengaruh tersebut dapat terjadi melalui: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengaruh harga yang lebih menguntungkan Peningkatan dalam penerimaan Peningkatan adaptasi terhadap kecenderungan pasar Peningkatan kemungkinan investasi Peningkatan spesialisasi Transfer dan diversifikasi risiko Pengaruh pendidikan Pengaruh sosial dsb

Pengurus Menurut pasal 29 ayat 1 UU No.25 tahun 1992 pengurus dipilih dari/dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota di mana para anggota menetapkan garis besar kebijakan usaha melalui rapat anggota.Kemudian hasil atau keputusan rapat diserahkan kepada pengurus untuk selanjutnya dilaksanakan.Jadi pengurus bertanggung jawab menjaga dan menjamin terpenuhinya kepentingan para anggota atau pemilik koperasi.

Tugas Pengurus ( pasal 30 UU No.25/1992) 1. 2. 3. 4. 5. Mengelola koperasi dan usahanya. Mengajukan rencana kerja,rencana pendapatan dan rencana biaya Menyelenggarakan rapat anggota Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris koperasi serta mempertanggungjawabkannya kepada anggota dalam rapat anggota 6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus Kewenangan Para Pengurus 1. Mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan bila ada perkara melibatkan koperasi 2. Memutuskan untuk : a.menerima atau menolak anggota baru b.memberhentikan anggota sesuai dengan AD/ART. 3. Melakukan tindakan atau upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi. Kualifikasi Pengurus Koperasi a. b. c. d. e. f. Mampu melakukan bisnis dengan baik Penuh rasa tanggung jawab Berkelakuan baik Taktis Jujur dan dapat dipercaya Dapat dicontoh oleh anggota lain dalam mengaktifkan koperasi

Pengawas Adalah perpanjangan tangan dari anggota dalam mendampingi pengurus untuk mengawasi jalannya roda usaha perusahaan koperasi.Dalam tri partite ini pengawas berada satu posisi dengan pengurus tetapi mempunyai fungsi yang berbeda di mana hal ini tercermin dalam tugas dan wewenang yang sesuai dengan pasal 39 UU No.25 tahun 1992 sbb: Tugas pengawas a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya yang akan disampaikan pada rapat anggota

Wewenang pengawas a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan Pengelola Karena tugas dan kewajiban pengurus serta pengawas begitu banyaj,maka untuk meringankan dan memperlancar itu semua sangat diperlukan pembantu atau orang yang bisa diajak bekerja sama yaitu karyawan dan sering dikenal sebagai pengelola koperasi.Pengelola koperasi adalah pelaksana operasional yang mengerjakan tugas pengurus dan bertanggung jawab juga kepada pengurus.Karena lingkungan bisnis semakin dinamis,maka kebutuhan organisasi koperasi dan anggotanya juga banyak dan sering mengalami perubahan.Di sini manajemen koperasi harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut dengan melakukan perbaikaan dan penyesuaian seperti: a. b. c. d. Melakukan diversifikasi usaha Memperbaiki standar keanggotaan agar lebih responsive terhadap kebutuhan anggota Mengadakan partisipasi anggota secara demokratis dalam proses manajemen Mengadakan penelitian,analisis,dan penggalian segala aspek yang berkaitan yang akan memungkinkan dilakukannya penggabungan gerakan kelembagaan e. Mempunyai niat yang lebih serius dan lebih jernih dari semua lapisan yang terkait kepada koperasi untuk benar-benar mengembangkan koperasi Indonesia sebagai sarana untuk kesejahteraan f. Mempercepat proses pendidikan kader-kader koperasi,baik dari pemerintah maupun masyarakat

Anda mungkin juga menyukai