Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI

DISUSUN OLEH :

1. SARTIKA 1711011001
2. SOFINA ALBARIKA 1711011023
3. M.AGHY PRADANA 1711011051
4. HUFRON IRFANGI 1711011073
5. ISHBILYA SAFIRA 1711011085
6. TRIVINDA 1711011087

UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Manajemen Koperasi ini dengan judul sub bab “
Manajemen Keanggotaan Koperasi”. Tujuan makalah ini dibuat guna untuk
menambah wawasan terhadap manajemen koperasi dan dapat terealisasikan dengan
baik terhadap mahasiswa.

Banyak sekali halangan dalam penyelesaian makalah ini, baik itu dalam hal waktu,
saraa, dan lain-lain. Untuk itu atas kurang dan lebih nya makalah ini, kami mohon
maaf. Dalam kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada
teman-teman yang telah membantu.
Saya harapkan makalah ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada
kesalahan dalam makalah ini saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….. 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………. 3

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………..4
TUJUAN……………………………………………………………….4

BAB II ISI
Keanggotaan koperasi………… ……………………………………...5
Aspek hukum anggota koperasi…………... ………………………….
Arti dan fungsi-fungsi manajemen keanggotaan koperasi……….……
Pengadaan anggota koperasi…………………………………………..
Pengembangan anggota………………………………………………..
Kompensasi anggota…………………………………………………...
Pengintegrasian anggota……………………………………………….
Efesiensi koperasi yang terintegrasi……………………………………
Pemeliharaan anggota………………………………………………….
Pemutusan hubungan keanggotaan…………………………………….

BAB III PENUTUP


RANGKUMAN………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

3
BAB I
PENDAHULUAN

Koperasi adalah organisasi yang berbeda dengan organisasi lainna, yaitu organisasi
ekonomi dimana anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan utama perusahaan itu.
Koperasi disini mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Oleh
karena itu, sumber daya manusia pada koperasi terdiri dari anggota sebagai pemilik
perusahaan koperasi dan karyawan penyelenggara kegiatan operasional perusahaan
koperasi.

Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki perusahaan bentuk apapun dapat
dikategorikan ke dalam empat golongan yaitu : finansila, fisik, manusia, serta
kemampuan teknologi dan system. Dan diantara keempat sumber daya tersebut
manusia merupakan yang paling penting bagi organisasi yang dimana memiliki peran
penting dalam pembuatan dan pencapaian serta tujuan inovasi organisasi.

Manajemen sumber daya manusia yang efektif mengharuskan manajer koperasi


menemukan cara terbaik agar orang-orang mencapai tujuan perusahaan koperasi dan
meningkatkan kinerja koperasi.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan perbedaan konsep SDM di koperasi dengan SDM diperusahaan


nonkoperasi.
2. Mengidentifikasi masalah keanggotaan koperasi.
3. Menjelaskan metode pengadaan anggota yang efektif.

4
BAB II ISI

I. Keanggotaan Koperasi

Alasan koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Masyarakat


menjadi anggota adalah mereka yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan
dalam anggaran dasar. Keanggotaan harus didasari pada kesamaan kepentingan
ekonomi dalam lingkup usaha koperasi, dapat diperoleh setelah syarat sebagaimana
diatur dalam anggaran dasar dipenuhi, tidak dapat dipindahtangankan, dan setiap
anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sesuai yang diatur
dalam anggaran dasar (UU No 25 Tahun 1992). Sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam UU No 25 Tahun 1992 salah satu syarat pendirian koperasi di
Indonesia adalah tercatatnya 20 orang anggota. Artinya jumlah minimal anggota,
pada saat pendirian koperasi adalah 20 orang.

Mengingat pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi


kebutuhan seseorang, maka alasan ekonomi untuk memasuki atau menetap pada suatu
koperasi menjadi pilihan utama dalam pembahasan ekonomi koperasi. Ekonomi
disini diartikan sebagai evolusi rasional dari keunggulan yang direalisasikan oleh
seorang anggota dengan menggunakan atau dengant tidak menggunakan pelayanan-
pelayanan koperasi tertentu. Bila utilitas yang dihasilkan koperasi bagi anggota lebih
besar dari utilitas yang dapat dicapai oleh individu itu apabila dia tetap tinggal diluar
koperasi, maka individu akan tetap tinggal dalam koperasi dan koperasi bahkan dapat
menarik anggota baru. Gambaran yang nyata dari kebutuhan ini digambarkan oleh
Maslow dalam Five Hierarchi of needs, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan keamanan
3. Kebutuhan social/kebutuhan cinta kasih
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Aktualisaasi diri

Dari sudut ekonomi, kebutuhan yang harus segera dipenuhi terutama adalah
kebutuhan biologis seperti makan dan minum, sedangkan dari sudut nonekonomi
terutama kebutuhan cinta kasih, penghargaan, keamanan, dan aktualisasi diri. Bagi
orang yang secara ekonomi cukup kuat kebutuhan non ekonominya dibandingkan
dengan kebutuhan ekonominya.

Sampai sejauh ini titik tolak analisis dipusatkan pada peranan anggota dalam
organisasi koperasi. Keunggulan koperasi dilihat dan dievaluasi dari sudut pandang
kebutuhan individu para anggota. Tetapi pandangan itu tak secara umum diterima,

5
pemerintah terkadang melihat suatu koperasi cukup potensial sebagai suatu acara
untuk mencapai tujuan. Koperasi dijadikan sebagai alat kebijaksanaan pemerintah
untuk mencapai tujuan pembangunan

Koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal anggota, modal,
pelanggan, dan lain-lain. Bila mereka ingin menarik anggota, mereka harus
menawarkan kelebihan khusus yang tidak dapat diberikan organisasi lain..

Dalam pengertian umum dapat dikatakan bahwa ada dua kondisi yang harus dipenuhi
bagi suatu koperasi agar menjadi alternatif yang menarik bagi para anggota dan calon
anggota, yaitu:

a. Koperasi paling tidak mampu menghasilkan kelebihan yang sama dengan


perusahaan non koperasi
b. Mampu mempertahankan anggota untuk berpartisipasi dalam menjalankan
dan mempertahankan keunggulan

Keberhasilan hidup dari suatu koperasi yang dibangun atas hubungan koperasi
dengan anggotanya tidak cukup untuk menjelaskan keunggulan koperasi dalam
melayani anggota, tetapi lebih penting adalah bahwa koperasi itu harus mempunyai
keunggulan bersaing. Salah satu strategi nya adalah menjamin suatu kecocokan atau
kesesuaian yang lebih baik atau lebih kuat antara kebutuhan koperasi dengan
kebutuhan pelanggan bila dibandingkan apa yang dapat diberikan oleh pesaingnya.

Komitmen anggota merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemajuan dan
keberlangsungan suatu organisasi. Komitmen anggota dapat diukur melalui tiga skala
pengukuran, yaitu:

a. Affective commitment, yakni kehendak anggota untuk melanjutkan hubungan


dengan perusahaan koperasi karena adanya pengaruh positif atas hubungan
tersebut.
b. Harapan atas kelanjutan hubungan
c. Kemauan untuk berinvestasi

Biaya transaksi memengaruhi tindakan suatu usaha dan pola usaha dalam bertindak di
pasar. Biaya itu terdiri dari:

a. Biaya mencari informasi


b. Biaya kontrak
c. Biaya monitoring
d. Biaya adaptasi

6
a. Setidaknya setiap anggotanya memiliki satu kepentingan atau kebutuhan
yang sama ( cooperative group)
b. Anggotanya memiliki motivasi untuk mengorganisasikan diri untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi atas dasar swadaya dan saling tolong
menolong (self help)
c. Dikelola dan didirikan secara bersama (cooperative enterpise)
d. Memberikan layanan kepada anggotanya dengan barang atau jasa yang
diperlakukan (member promotion)
Jika dapat disimpulkan dari berbagai pendapat tersebut bahwa koperasi adalah
organisasi bisnis yang pemilik dan anggotanya merupakan pelanggan utama
perusahaan tersebut.

1. Sudut Pandang Manajemen Koperasi


Manajemen koperasi dapat dikaji melalui tiga sudut yaitu organisasi, proses, dan
gaya. Pendapat ini disebutkan oleh A.H Gohar dalam buku Hendar dan Kusnadi,
1999. Berikut ini penjelasannya.
Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Organisasi
Sudut pandang ini menyebutkan bahwa manajemen koperasi pada prinsipnya
terbentuk dari tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Jika ketiga unsur
tersebut dapat bekerjasama dengan baik dalam mengembangkan koperasi, sudah
pasti koperasi dapat berhasil.
Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Proses
Dilihat dari sudut pandang proses, manajemen koperasilebih mengutamakan
demokrasi dalam pengambilan keputusan. Nah yang menjadi masalah adalah pada
prakteknya masih jarang digunakan musyawarah untuk pengambilan keputusan.
Akibatnya, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien.

Manajemen Koperasi dari Sudut Pandang Gaya


Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen (management style),
manajemen koperasi menganut gaya partisipatif (participation management),
dimana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif
dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa, watak manajemen koperasi ialah gaya
manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif tersebut
menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat
pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.
Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision
area) yang berbeda. Meskipun masih ada beberapa lingkup keputusan yang
dilakukan secara bersama (shared decision areas).

7
2. Lingkup Keputusan Manajemen Koperasi
Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah
sebagai berikut (Sitio dan Tamba, 2001)

a. Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan


kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum
Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.
b. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian,
pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam
mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapka Rapat
Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang
menyangkut organisasi maupun usaha.
c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh pengurus. Pengawas dipilih dan
diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam struktur organisasi
koperasi posisi pengawas dan pengurus adalah sama
d. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh
pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan
pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi adalah
hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

IV. Pengadaan Anggota Koperasi


Fungsi operatif yang pertama adalah kegiatan untuk memperoleh dan
mengadakan anggota dalam jumlah dan kualitas yang tepat. Fungsi ini memegang
peranan penting karena sangat menentukan keberhasilan perusahaan koperasi ke
depan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan anggota adalah:
1. Anggota adalah pemilik koperasi sehingga mereka ikut serta mengambil
keputusan - keputusan penting demi kemajuan koperasj.
2. Anggota adalah investor utama yang mengharapkan manfaat atas
keanggotaannya.
3. Anggota adalah pelanggan utama perusahaan koperasi. Supaya berkembang,
koperasi membutuhkan loyalitas anggotanya, oleh karena itu karakteristik anggota
harus jelas dan sesuai dengan tipe operasional-operasional koperasi.
Anggota baru harus memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti anggota lama,
tidak ada perbedaan diantara mereka. Menentukan jumlah anggota yang tepat,
artinya mengusahakan anggota yang akan ditingkatkan kepentingannya mencapai
jumlah yang optimal dan tidak merugikan usaha karena jumlah yang terlalu
sedikit atau terlalu banyak dan membuat pekerjaan menjadi tidak efektif dengan

8
tetap memenuhi peraturan bahwa anggota minimal sebanyak 20 orang bagi
koperasi primer. Syarat yang harus dimiliki anggota biasanya berhubungan
dengan:
1. Kemampuan berusaha, baik dalam bentuk keterampilan, aset atau dana yang
dimiliki, pendidikan, pengalaman serta kesamaan kepentingan.
2. Kesamaan bentuk kepentingan/kebutuhan.
3. Kesamaan profesi
4. Wilayah kerja yang dapat dijangkau

V. Pengembangan Anggota
Fungsi operasional pengembangan anggota berkaitan dengan perubahan atau
penambahan keahlian-keahlian, pengetahuan, sikap, atau perilaku. Aktivitas
pelatihan dan pengembangan harus dilakukan seefektif mungkin dengan
perencanaan yang teliti agar menghasilkan output sesuai dengan yang diharapka
dan mampu selaras dengan kepentingan koperasi. Manfaat penyelenggaraan
program pengembangan dan pelatihan bagi koperasi diantaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas anggota yang akhirnya berpengaruh pada
produktivitas perusahaan.
2. Terdapat hubungan yang serasi antara anggt, pengurus, dan pengelola.
3. Meningkatkan semangat kerja, loyalitas dan komitmen anggota pada
koperasinya.
4. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial
yang partisipatif.
5. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif antara manajemen koperasi
ddngan anggotanya.
6. Menyelesaikan konflik secara fungsional

Manfaat program pengembangan dan pelatihan bagi anggota koperasi:


1. Meningkatkan produktivitas anggota
2. Membantu anggota membuat keputusan lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan anggota memecahkan masalah.
4. Timbulnya dorongan didalam diri anggota untuk terus meningkatkan
kemampuannya.
5. Meningkatkan partisipasi anggota
6. Meningkatkan komitmen dan loyalitas anggota.
7. Makin besarnya tekad bekerja untuk lebih mandiri.
8. Mengurangi ketakutan mengahadapi kegiatan-kegiatan baru dimasa depan.

Tiga jenis tujuan pelatihan menurut Mathis dan Jackson:

9
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Sikap.
Pengklasifikasian pelatihan sesuai dengan tujuan:
1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin.
2. Pelatihan pekerjaan atau teknis
3. Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah
4. Pelatihan perkembangan dan inovasi

Menurut pandangan Sondang P Sianigan ada tujuh langkah-langkah pelatihan


sumber daya manusia:
1. Penentuan kebutuhan anggota.
2. Penentuan sasaran.
Penetapan isi program.

Pentingnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ditegaskan dalam kongre


International Cooperative Alliance(ICA) tahun 1966 yang memutuskan bahwa “setiap
organisasi koperasi wajib melaksanakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian
untuk menyebarluaskan ide koperasi maupun praktik koperasi, baik aspek
perusahaannya maupun aspek demokrasinya.
Undaang-Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian pasal 6 ayat (e)
mencantumkan salah satu prinsip koperasi yaitu:
“Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas,
pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat
tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi.”
Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa
“Penyelenggaraan pendidikan bagi anggota, pengawas, pengurus, dan karyawan
dimaksudan agar mereka dapat memberikan sumbangan secara efektif bagi
perkembangan Koperasi. Selain itu, pemberian informasi kepada masyarakat,
khususnya generasi muda dan pemuka masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan
kemanfaatan koperasi adalah sangat prinsipil.”
Berdasarkan paparan di atas, diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
koperasi tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan anggota,
pengawas, pengurus, dan karyawan dalam bidang pengetahhuan koperasi, tetapi dapat
digunakan sebaga alat untuk meningkatkan kegiatan dan usaha.

10
VI. Kompensasi Aggota
Kompensasi adalah sesuatu yang dikonstitusikan atau yang dianggap sebagai suatu
balas jasa, berupa imbalan dan jasa-jasa yang tak berwujud yang diterima oleh para
anggota sebagai bagian dari keanggotaan. Tujuannya secara umum adalah:
1. Untuk memikat dan menahan anggota koperasi yang potensial.
2. Memotivasi anggota.
Patisipasi aktif anggota dalam perkoperasian sangat bergantung pada pemberian
manfaat kepada anggota (kompensasi), yang adil dan layak sehubungan dengan usaha
yang dilakukan melalui kegiatan perusahaan koperasi. Manfaat yang dapat diterima
anggota koperasi adalah sebagai berkut, diantaranya:
1. Memperoleh barang konsumsi atausarana produksi serta jasa yang diperlukan
dan tersedia di daerah kerjanya dengan harga yang terjangkau, berkualitas dan
waktu yang tepat.
2. Dapat menyedakan barang tersebut dengan harga lebih rendah, kualitas lebih
baik dari pihak pesaing.
3. Kegiatan ekonomi dialakukan dengan lebih efisien.
4. Dapat menjual lebih banyak.
5. Dapat memperoleh kredit(modal) lebih murah dan tepat waktu.
6. Memperoleh SHU yang adil.
7. Dipenuhinya kebutuhan immateril.
Jumlah manfaat yang diterima tergantung dari besar kecilnya insentif yang mereka
lakukan.

VII. Pengintegrasian Anggota


Dalam konteks manajemen personalia pengitegrasian dimaknai dengan
menyatupadukan keninginan karyawan dan kepentingan perusahaan agar tercipta
kerjasama yang memberikan kepuasan. Motivasi merupakan hal penting untuk
meningkatkan produktivitas, keberhasilan motyivasi dpat menghasilkan hal baik,
diantaranya:
1. Meningkatkan moral dan kemampuan kerja.
2. Meningkatkan produktivitas.
3. Mempertahankan kestabilan jumlah anggota.
4. Meningkatkan kedisiplinan anggota.
5. Menciptakan suasana dan hubungan baik.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi.
7. Menigkatkan keseahteraan kerja.
8. Meningkatkan tanggung jawab.
Ada 2 cara agar motivasi berhasil, motivasi langsung dan tak langsung. Motivasi
langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada anggota untuk

11
memenuhi kebutuhannya dan kepuasannya. Motivasi tak langsung adalah cara
memotivasi yang diberikan hanya dalam bentuk fasilitas yang dapat mendukung
gairah dan kenyamanan bekerja. Menurut Maslow ada lima tingkatan kebutuhan yang
akan memotivasi manusia untuk mencari jalan memenuhinya.
1. Kebutuhan fisik dan biologis
2. Keseamatan dan keamanan.
3. Sosial.
4. Penghagaan.
5. Aktualisasi diri.

VIII. Efisiensi Koperasi yang Terintegrasi


Pada pasal 14 UU No.25 Tahun 1992 dijelaskan bahwa untuk keperluan
pengembangan dan atau efisiensi usaha, satu koperasi atau lebih dapat
menggabungkan diri menjadi satu dengan koperasi lain meleburkan diri menjadi
koperasi baru. Pasal tersebut memberi isyarat dua peertimbbangan dalam
mengembangkan koperasi, yaitu kebutuhan dan efisiensi. Tugas ini tertumpu pada
pengurus, dan mengupayakan agar koperasi mampu tumbuh dan berkembang dalam
memenuhi kebutuhan anggotanya.
Secara struktural koperasi sebagai orgainisasi juga dituntut agar berkembang secara
efisien. Besar kecilanya suatu orgnisasi akan mempengaruhi strukturnya, sehingga
nilai efisien structural akan berubah secara relative jika organisasi koperasi tersebut
tumbuh dan berkembang.
Struktur organisasi akan semakin kompleks apabila pengembangan koperasi
diarahkan pada integrasi vertikal,artinya dapat membentuk pemusatan dari primer
menjadi sekunder atau dari sekunder menjadi tersier. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan efisiensi dengan wilayah yang lebih luas. Beberapa manfaat dari
adanya integrasi veritikal adalah sebagai berikut:

1. Economic of Scale
Peningkatan sekala usaha karena adanya integrasi memungkinkan
penghematan biaya pemasaran masing-masing anggota, penurunan harga beli
dan biaya-biaya pembellian sehingga biaya persatuan masing-masing anggota
bisa menurun.

2. Manfaat External Economies


Termasuk dalam manfaat ini adalah produktivitas anggota karena penyebrana
informasi pasar dan teknologi. Efisiensi pada sasaran ini dijabarkan dalam
bentuk penyediaan informasi harga, pusat pengolahan bersama, atau
penyediaan sarana produksi yang lebih mudah diperoleh jika dilakkan

12
bersama-sama dalam rangka meningkatkan produktivitas anggota, konsultasi
manajemen, dan lain-lain.

3. Manfaat Non-ekonomi
Misalnya peningkatan keterampilan, peningkatan tanggung jawab social, dan
lain-lain.

4. Reduksi Biaya Transaksi


Yaitu bisaya-biaya lain yang timbul di luar biaya produksi yang berhubungan
dengan munculnya transaksi antar unit, seperti biaya informasi,biaya
monitoring, biaya kontraksi, dan lain-lain. Demikin juga koperasi akan
terhindar dari kerugian-kerugan yang timbul karena perilaku oportunistis
rekan berkontrak bila tanpa integrasi vertikal.

5. Mengurangi Risiko Ketidakpastian


Ketidakpastian muncul karena tidak ada hubungan kepemilikan antara pemilik
input dengan pengguna input tersebut. Akibatnya pemilik input masih belum
pasti dalam menyuplai input-nya, sebab penawaran input akan sangat
tergantungpada permintaan input tersebut. Ketidakpastian ini akan terkurangi
jika para pemilik input jug memeiliki peursahaan pengguna (pemroses) input
tersebut melalui integrasi vertikal.
Melihat beberapa manfaat efisiensi yang diraih sebagai akibat integrasi vertikal,
mengharuskan adanya penanganan yang mampu didukung dengan pengembangan
truktur yang tepat pula.

IX. Pemeliharaan Anggota


Pemeliharaan berkaitan dengan program keselamatan kerja (jobsafetyprograms) yang
dirancang untuk menjamin keselamatan kerja karyawan dan program kesehatan
(wellnessprograms) yang dlirancang untuk menjaga kesehatan karyawan. Fungsi
pemeliharaan juga berhubungan dengan program komunikasi
(communicationprograms) yang digunakan sebagai dasar bagbagi peningkatan
loyalitas dan komitmen karyawan. Tujuan pemeliharaan anggota koperasi adalah
sebagai :
1. Meningkatkan produktivitas anggota.
2. Meningkatkan partisipasi.
3. Meningkatkan loyalitas dan turn over anggota
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan anggota kan koperasi
5. Meningkatkan kesejahteraan anggota
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap anggota terhadap koperasi

13
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis antar anggota.
Terdapat beberapa metode pemeliharaan anggota yang dapat dipakai agar lebih
efisien dan efektif. Pertama, metode komunikasi Komunikasi adalah suatu alat
penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan agar di antara mereka
terdapat interaksi. Kedua, metode insentif. Melalui sistem insentif anggota akan
merasa mendapat perhatian dan pengakuan atas prestasi yang dicapainya. ketiga,
program kesejahteraan. kesejahteraan merupakan balas jasa pelengkap yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan. Tujuan pemberian kesejahteran.
1. Meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan anggota pada koperasi
2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan inggota dan keluarganya
3. Memotivasi girah kerja, disiplin, dan produktivitas anggota.
4. Mengurangiturn over anggota
5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yan nyaman di antara anggoti
6. Melancarkan pelaksanaan pekerjaan.
7. Memelihara kesehatan dan kualitas anggota.
8. Meningkatkan status sosial anggota beserta keluarganya

Keempat, keselamatan dan kesehatan kerja. Pada koperasi yang anggotanya adalah
para pekerja atau yang melakukan proses produksi, program KKK akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan anggota yang baik. Malayu S.P. Hasibuan (1991: 22)
berpendapat, konseling adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan,
dengan maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut, agar dapat mengatasi
masalah secara lebih baik. Dengan demikian, program konseling adalah suatu upaya
untuk membantu atau membimbing karyawan dalam mengatasi masalah- masalah
kinerja, tujuannya untuk mambantu orang-orang menjadi lebih efektif dalam
memecahkan masalah-masalah mereka.
Karena itu pemeliharaan anggota harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan,
dan diawasi. Kegiatan yang harus dipelihara ialah sikap dan keadaan jasmani
anggota, sehingga perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya. Organisasi koperasi
dapat memelihara sikap dan keadaan jasmani para anggota dengan komunikasi atau
program konseling /penyuluhan. Selanjutnya dalam pelaksanaannya koperasi harus
betul-betul memperhatikan proses tersebut di atas, komunikasi dimaksudkan agar
terjadi perubahan perilaku anggota yang harus berjalan diatas landasan prinsip-prinsip
atau sendi dasar koperasi; demokrasi dan sukarela serta terbuka sehingga anggota
merasa tentram, akhirnya dari semua kegiatan di atas harus diawasi secara sungguh-
sungguh oleh semua komponen dalam koperasi sehingga anggota selalu siap sedia
untuk berpartisipasi dan berusaha secara berkesinambungan. Dengan penyuluhan dan
pembinaan yang baik karyawan akan menyadari arti penting fungsi pemeliharaan,
baik bagi dirinya maupun bagi perusahaan.

14
X. Pemutusan Hubungan Keanggotaan
Pemberhentian atau pemutusan hubungan keanggotaan (PHK) adalah fungsi operatif
terakhir dalam manajemen keanggotaan koperasi. Fungsi ini merupakan fungsi yang
harus mendapat perhatian yang serius dari manajemen perusahaan karena membawa
konsekuensi hilangnya salah satu pelanggan utama koperasi, kehilangan dana
investasi, dan sumber-sumber informasi penting dari pihak yang di PHK. Tahap
keluarnya anggota dari koperasi karena anggota itu sendiri adalah sebagai berikut.
1. Anggota tidak merasakan manfaat berkoperasi secara ekonomis maupun
nonekonomis.
2. Bila usul atau saran tidak diperhatikan maka anggota akan menggunakan hak
voting untuk mengadakan pemilihan pengurus baru.
3. Bila voting masih tidak berhasil dan pengurus tetap tidak melaksanakan
aktivitas yang bermanfaat bagi anggota maka anggota dapat menggunakan
hak keluar dari koperasi dan menarik semua dana-dananya.

Ketentuan-ketentuan mengenai keluarnya anggota harus diatur secara tertulis dalam


anggaran dasar anggarantumah tangga. Peraturan tersebut yaitu :
1. Koperasi wajib memiliki prosedur standar tertulis yang mengatur anggota
yang mengajukan permohonan untuk keluar dari anggotanya.
2. Koperasi harus memiliki peraturan tertulis penambahan simpanan pokok dan
simpanan wajib bagi anggota yang keluar atau meninggal dunia.
3. Anggota yang ingin keluar dari koperasi wajib mempunyai hak untuk
memperoleh tambahan atas simpanan pokok dan sinpanan wajib yang telah
disetorkan.
4. Hak atas tambahan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pada
koperasi diambil dari cadangan atau cadangan yang dimiliki koperasi.
5. Besarnya tambahan pokok dan wajib tersebut pada butir (1) di atas yang harus
disesuaikan dengan besarnya cadangan yang dimiliki koperasi
6. Anggota yang telah memenuhi prosedur keluar maka status keanggotanya
dicabut serta kewajibanya kepada KJK menjadi hilang.

UsmanMoonti (2000: 22) berpendapat, organisasi koperasi harus berusaha agar


sescorang yang akan masuk menjadi anggota dijaga terus-menerus mampertahankan
anggotanya sampai anggota itu meningkat kesejahtraannya. Meskipun koperasi harus
melakukan prinsip keanggotaan yang terbuka dan sukarela hal ini tidak berarti nggota
dapat keluar begitu saja sesuai dengan kehendaknya. Pengurus organisasi harus terus
berusaha agar kepada para anggota perusahaan koperasi dapat memberikan manfant
yang sebesar- besarnya, sehingga para anggota terus mempertahankarn kelangsungan
anggotanya kepada organisasi koperasi sampai pada suatu saat anggota dengan
sukarela mau menghentikan keanggotaannya. Perencanaan yang intensif dalam

15
pemberhentian keanggotan perlu dilakukan karena akan menyangkut keberhasilan
kegiatan permodalan perusahaan koperasi seandainya para anggota ini tidak
terkendali dalam pengunduran dirinya sebagai anggota koperasi.

D. Rangkuman
Manajemen keanggotaan koperasi adalah proses perencananan, pengorganisasian,
pengawasan dan pengadaan, pengembangan, pemberian manfaat, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan keanggotaan dengan maksud mencapai
sistem tujuan (goalsystem) organisasi koperasi yang telah ditetapkan bersama.
Fungsi operasi pengembangan berkaitan dengan perubahan atau penambahan
keahlian-keahlian, pengetahuan, sikap, atau perilaku. Pengembangan merupakan
peningkatan penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengenai prinsip dasar
koperasi. Kompensasi merupakan fungsi berupa imbalan finansial dan jasa-jasa tak
berwujud yang diterima oleh para anggota atau karyawan sebagai bagian dari
keanggotaan. Pengintegrasian merupakan suatu fungsi yang berarti penyatuan
keinginan anggota dengan keinginan manajemen perusahaan koperasi. Fungsi yang
lain yaitu Pemeliharaan atau usaha untuk mempertahankan dan atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan sikap anggota agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif
agar tercapainya tujuan perusahaan koperasi. Fungsi yang terakhir yaitu pemutusan
hubungan keanggotaan (PHK) atau memutuskan hubungan seseorang keanggotaan
seseorang dengan pemberhentian atau berarti berakhirnya keterikatan anggota
terhadap perusahaankoperasi.
Keberhasilan sebuah koperasi ditentukan oleh peran dari anggotanya. Seseorang
memiliki kebebasan untuk masuk atau keluar dalam keanggotaan koperasi. Seseorang
akan menjadi anggota atau tetap menjadi anggota ketika manfaat yang dirasakan dari
koperasi lebih besar dibanding organisasi lainnya. Oleh karena itu, koperasi
setidaknya harus bisa sedikit memiliki kelebihan yang sama dibanding nonkoperasi
dan anggota harus mempertahankan keunggulan tersebut dengan berpartisipasi aktif
dalam kegiatan koperasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Djimad, Habibullah, SE., M.Si dan Aripin, Afri, SE., M.S.M. 2017. Manajemen
Koperasi Indonesia. Bandar Lampung : Pusaka Media

17

Anda mungkin juga menyukai