Anda di halaman 1dari 16

NAMA : GST.

AYU RARA MARTIA DAMAYANTI

NPM : 1832122168

KELAS : E3/ MANAJEMEN

UAS. MANAJEMEN KOPERASI & UMKM

1. Beberapa pandangan fungsi dan peran koperasi dalam masyarakat setidak-

tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga aliran. Sebagaimana

dikemukakan oleh Casselman (1980), ketiga aliran tersebut adalah:

a. Aliran Yardstick

Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi pada

dasarnya hanyalah sebagai tolak ukur, dalam arti sebagai penetralisir

keburukan yang timbul oleh sistem perekonomian kapitalis. Sasaran

gerakan koperasi hanya terbatas pada segi menghilangkan praktek-

praktek persaingan yang tidak sehat pada sistem perekonomian

kapitalis.

b. Aliran Sosialis

Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi berbeda

dengan pandangan aliran Yardstick. Aliran ini memandang sistem

perekonomian kapitalis sebagai asal mula penindasan terhadap rakyat

banyak. Maka kehadiran koperasi di dalam masyarakat kapitalis harus

difungsikan sebagai kekuatan untuk mengganti sistem perekonomian

kapitalis tersebut.

c. Aliran Persemakmuran
Aliran ini dapat dikategorikan aliran tengah. Di satu pihak sebagaimana

aliran Yardstick, aliran ini memandang sistem perekonomian kapitalis

sebagai suatu sistem perekonomian yang harus dihancurkan, tetapi

sebagaimana aliran sosialis, sepakat harus sistem perekonomian

kapitalis pernah dikoreksi, namun tidak di seradikal aliran sosial.

Menurut aliran ini fungsi dan peran koperasi di dalam masyarakat

kapitalis tidak sekedar sebagai tolak ukur alat penawar, tetapi sebagai

alternatif dari bentuk kerusakan kapitalis. Sebagai bentuk perusahaan

alternatif, maka peranan koperasi harus terus ditingkatkan dan

dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat dalam rangka

mewujudkan masyarakat koperasi.

2. Alasan yang mendasari pendirian serta bergabungnya seseorang menjadi

anggota koperasi, yaitu:

a. Alasan Historis

Sejarah mencatat bahwa pendirian koperasi tidak terlepas dari

perjalanan historis suatu bangsa. Setelah ratusan tahun hidup dalam

tekanan politik dan ekonomi kolonial, bangsa Indonesia mewarisi suatu

keadaan ekonomi dan sosial yang terkenal sebagai ekonomi dualistis,

yaitu suatu situasi perekonomian dimana terdapat ketimpangan sektor

perekonomian modern yang dikuasai oleh para saudagar asing, dengan

perekonomian rakyat tradisional tempat sebagian besar rakyat Indonesia

menggantungkan hidupnya. Setelah Indonesia merdeka, salah satu yang

dilakukan adalah memperbaiki taraf hidup rakyat banyak dengan


pelaksanaan pembangunan perekonomian sebagai usaha bersama

berdasarkan atas kekeluargaan, sebagaimana terungkap dalam pasal 33

UUD 1945.

b. Alasan Politis

Alasan politis ini bersumber dari pepatah “Bersatu Kita teguh bercerai

kita runtuh”. Apabila ada orang-orang yang termasuk golongan

ekonomi lemah menyatukan diri dalam suatu badan usaha, maka secara

tidak langsung menyatukan dirinya menjadi suatu kekuatan politis.

Pendek kata persatuan di bidang usaha akan membawa para pelaku

ekonomi lemah keposisi yang lebih kuat.

c. Alasan Sosiologis

Selaku makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain.

Dorongan atau naluri manusia untuk mempertahankan diri, bergaul,

tolong menolong, perasaan ingin dihargai dan sebagainya,

menyebabkan manusia selalu ada keinginan untuk bergaul, bersatu atau

berkumpul dengan sesamanya. Rasa senasib sepenanggungan inilah

biasanya yang mendorong seseorang untuk bergabung menjadi anggota

koperasi.

d. Alasan Ekonomis

Alasan ekonomis adalah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang

akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi.

Alasan-alasan ekonomis untuk pendirian dan atau menjadi anggota

koperasi dalam garis besarnya adalah menekan biaya usaha,


meningkatkan pelayanan kepada anggota, serta membuka kesempatan

bergabung dalam suatu badan usaha.

e. Alasan Yuridis

f. Alasan yuridis adalah landasan yang menjamin pendirian koperasi serta

pelaksanaan kegiatannya di dalam suatu negara. Alasan yuridis ini

merupakan dasar yang secara langsung ikut menciptakan tumbuhnya

iklim berkoperasi di suatu masyarakat, yaitu suatu keadaan yang

memungkinkan dan mendorong masyarakat untuk bersatu dan

bekerjasama pada badan usaha koperasi. Adapun alasan yuridis

pendirian koperasi di Indonesia dapat dilihat pada beberapa produk

hukum seperti UUD 1945, UU Koperasi dan ketentuan lain yang

berkaitan dengan koperasi.

3. Fungsi manajemen merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam

memimpin koperasi, sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih dahulu apa

yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan dan siapa yang

mengerjakan. Dalam perencanaan ini terlibat unsur penentuan, yang

berarti bahwa dalam perencanan tersebut tersirat pengambilan

keputusan. Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta

anggarannya, yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai tindak

dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan. Ada Empat

langkah penting dalam perencanaan yaitu, menentukan tujuan/sasaran,


mencari alternatif-alternatif, menyeleksi alternatif-alternatif, dan

melakukan perumusan perencanaan. Perencanaan berarti pemikiran

yang cermat dalam mempertimbangkan, menentukan dan mengatur

faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menjalankan koperasi.

Perencanaan memberikan pola-pola untuk tindakan-tindakan yang akan

dijalankan. Ada beberapa sebab mengapa perencanaan itu penting dalam

koperasi, karena ada hal-hal yang tidak pasti dan perubahan-perubahan

keadaan Ekonomi yang terus menerus. Karena adanya hal-hal yang

tidak pasti, berarti ada kekurang-sempurnaan pengetahuan kita

mengenai keadaan yang akan datang. Apabila ada penyimpangan dari

jalan yang telah ditentukan dalam rencana, pengurus akan segera

mengetahuinya.

b. Pengorganisasian

Tujuan dari pengorganisaian ini adalah untuk mengelompokkan

kegiatan. SDM dan sumber daya lainnya yamg dimilliki koperasi agar

pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan

ekonomis. Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang

dalam koperasi diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan rencana-rencana koperasi itu. Walaupun secara umum

perangkat organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas, yaitu yang

meliputi kelengkapan organisasi koperasi, pengelola teknis koperasi,

dan dewan penasehat, namun dalam melaksanakan fungsi

kepengurusannya pengurus koperasi memiliki kewajiban untuk


menyusun organisasi kepengurusan koperasi secara lebih terperinci.

Organizing atau orgainisasi dapat berarti memerinci kewajiban-

kewajiban dan tanggung jawab personal, melaksanakan rencana yang

sudah dibuat lebih dulu, membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan

kekuasan.

c. Fungsi pengarahan

Pengarahan di sini adalah pengarahan agar para karyawan lebih

mengkonsentrasikan diri dalam bertugas. Mereka diarahkan pada tujuan

koperasi yang sudah ditetapkan. Melalui pengarahan ini bukan berarti

karyawan bergerak sendiri dalam menuju arah itu tetapi mereka harus

mengerjakan pekerjaan yang diserahkan padanya sebaik-baiknya.

d. Kepemimpinan

Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses

mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditujukan pada pencapaian

tujuan tertentu. selanjutnya berdasarkan pada hasil penelitiannya

tentang teori kepemimpinan dia mengatakan kepemimpinan telah

didefinisikan dengan begbagai cara berbeda orang yang berbeda pula.

James A.F Stiner memberikan definisi kepemimpinan manajerial

sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan

– kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.

Dalam kaitan kepemimpinan ini banyak dipertanykan, jenis atau gaya

kepemimpinan manakah yang cocok buat koperasi. Sebagaiman kita


ketahui kita mengnal 3 gaya kepemimpinan yaitu, Otoriter, Demokratis,

dan Kebebasan

e. Pengendalian

Menurut Robert J. Mockler, pengendalian adalah suatu upaya yang

sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran -sasaran

perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi membandingkan

prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan,

menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikan

penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan – perbaikan

yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan yang

digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien

guna tercapainya sasaran perusahaan.

Dari fungsi – fungsi diatas dalam tatanan manajemen koperasi mempunyai

unsur-unsur :

a. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

koperasi. Tetapi bukan berarti rapat anggota bersifat tak terbatas.

Kekuasaan tertinggi dalam rapat anggota tetap ada batasannya yaitu

prinsip koperasi dan peraturan perundang-undang yang berlaku.

Sehingga jika misalnya rapat anggota mengambil keputusan yang

bertentangan dengan prinsip koperasi dan perundang-undangan yang

berlaku maka keputusan itu akan gugur.

b. Pengurus
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat

menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi

yang berwatak sosial. Pengurus koperasi dipiih dari, oleh dan untuk

anggota koperasi dalam rapat anggota. Bagi koperasi yang

beranggotakan badan – bahan hukum koperasi. Masa jabatan pengurus

paling lama lima (5) tahun, tentang persyaratan untuk menjadi pengurus

koperasi telah ditentukan dalam anggaran dasar. Pengurus mempunyai

tanggung jawab dalam segala kegiatan pengelolaan koperasi dan

usahanya kepada arapat anggota atau rapat anggota luar biasa.

c. Pengawas

Sesuai dengan UU No 25 Tahun 1995 keberadaan lembaga pengawas

dalam struktur organisasi koperasi bukan merupakan sesuatu yang

diwajibkan . Artinya, karena pengawasan terhadap koperasi pada

dasarnya dilakukan secara langsung oleh para anggota, maka tidak

semua koperasi wajib memiliki lembaga khusus yang bertugas

melakukan pengawasan. Kebutuhan akan lembaga pengawas pada

setiap anggota koperasi sangat tergantung pada ukuran koperasi yang

bersangkutan,Tetapi memang harus diakui kehadiran lembaga tersebut

memang secara khusus mengawasi pengurus memungkinkan

dilakukannaya pengawasan secara lebih sistematis.

d. Manajer

Istilah manajer dalam koperasi ini dikenal di Indonesia sejak akhir tahun

1970an. Tetapi sesungguhnya sebelum tahun tersebut, banyak koperasi


yang dalam bidang pengelolaan administrasi perkantorannya diserahkan

kepada seorang manajer, yang lebih dikenal dengan istilah

Administratur. Seorang administratur adalah seorang manajer, tetapi

kegiatannya lebih cendong kepada melakukan kegiatan di bidang

administrasi dan masalah – masalah perkantoran.

4. Berdasarkan Pasal 106 ayat (1) Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan dan

Pembinaan Perkoperasian (Permenkop 9/2018) menyebutkan bahwa modal

koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari anggota koperasi itu sendiri

dan digunakan untuk menanggung risiko. Sedangkan modal pinjaman dapat

disebut juga sebagai modal asing karena berasal dari pihak luar dan harus

dibayarkan kembali karena merupakan utang.

a. Modal Sendiri

Modal sendiri diperoleh dari (Pasal 108 Permenkop 9/2018):

• Simpanan pokok merupakan sejumlah harga yang sama yang

wajib dibayarkan setiap orang ketika akan mendaftar menjadi

anggota koperasi. Simpanan pokok menjadi syarat bagi calon

anggota untuk mendapatkan pelayanan koperasi, maka dari itu

simpanan pokok harus dibayarkan penuh dengan bukti

penyetoran yang sah. Ketentuan terkait jumlah besaran

simpanan pokok diatur dalam anggaran dasar koperasi. Anggota

dapat mengambil simpanan pokok ketika ia berhenti menjadi


anggota dari koperasi tersebut. Meskipun bersifat wajib,

simpanan pokok wajib memperhatikan keadaan ekonomi

anggota dan kegiatan usaha yang akan dijalankan.

• Simpanan wajib merupakan jumlah simpanan yang wajib

dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu tertentu dengan

jumlah besaran dan tata cara pembayaran yang diatur dalam

anggaran dasar koperasi.

• Dana cadangan berasal dari sisa hasil usaha yang disimpan untuk

menambah jumlah kas koperasi yang dimaksudkan untuk

menutup kerugian atau bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

pada koperasi. Dana cadangan koperasi terhitung sebagai harta

kekayaan koperasi sehingga apabila ada anggota yang

memutuskan untuk meninggalkan koperasi, maka dana ini tidak

dapat dibagikan. Selain itu, jumlah uang yang terdapat dalam

dana cadangan juga bisa digunakan sebagai modal apabila akan

dilakukan perluasan usaha. Akan tetapi, pengaturan lebih lanjut

mengenai jumlah dan peruntukan dana cadangan, ditetapkan

dalam anggaran dasar.

• Hibah atau sumbangan, adalah sejumlah uang dan/atau barang

modal, yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari

pemerintah, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, lembaga

internasional, perseorangan dan pihak-pihak lain, yang bersifat

hibah dan tidak mengikat. Maka dari itu, dana hibah


diperhitungkan sebagai ekuitas dan tidak dapat dibagikan secara

langsung maupun tidak langsung kepada para anggota,

pengurus, atau pengawas. Hibah hanya dapat dibagikan setelah

koperasi dibubarkan.

b. Modal Pinjaman

Modal pinjaman bersifat sementara pada koperasi. Modal ini diperoleh

dari pihak luar dan diperhitungkan sebagai hutang karena harus

dibayarkan kembali sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Modal pinjaman dapat dikelompok menjadi utang jangka pendek

(jangka waktunya paling lama 1 tahun), utang jangka menengah (jangka

waktunya paling lama 10 tahun) dan utang jangka panjang (jangka

waktunya lebih dari 10 tahun). Menurut Pasal 112 Permenkop 9/2019,

modal pinjaman dapat berasal dari:

• Anggota, pinjaman dari anggota koperasi merupakan sejumlah

uang yang diterima oleh koperasi berdasarkan ketentuan dan

syarat-syarat yang disepakati antara koperasi dengan anggota

yang bersangkutan.

• Koperasi lainnya dan/atau anggotanya, sama halnya dengan

sistem pinjaman dari anggota, pinjaman yang berasal dari

koperasi lainnya dan/atau anggotanya juga dilakukan

berdasarkan kesepakatan diantara para pihak. Kesepakatan ini

dapat memuat ketentuan terkait jumlah, masa pinjaman, dan tata

cara pembayaran.
• Bank dan lembaga keuangan lainnya, kredit atau pembiayaan

dari bank merupakan sejumlah uang yang diterima koperasi,

bersumber dari bank, sebagai pinjaman kredit, dan/atau

pembiayaan dari bank, sesuai dengan ketentuan dan sy arat-

syarat yang disepakati antara koperasi dengan bank pemberi

pinjaman. Sedangkan pinjaman dan/atau pembiayaan dari

lembaga keuangan non bank meliputi perusahaan modal ventura,

lembaga leasing, lembaga factoring atau anjak piutang

merupakan sejumlah uang yang diterima koperasi, bersumber

dari lembaga keuangan non-bank, sebagai pinjaman, sesuai

dengan ketentuan dan syarat-syarat yang disepakati antara

koperasi dengan lembaga keuangan non bank pemberi

pinjaman/pembiayaan.

• Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya Surat Utang

Koperasi (SUK) diperuntukkan untuk koperasi dengan bentuk

usaha simpan pinjam (KSP). SUK menjadi inovasi bagi koperasi

simpan pinjam karena terkadang tidak mudah bagi koperasi

untuk memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan baik bank

maupun non-bank. SUK merupakan sejumlah uang yang

diterima koperasi dari penerbitan sertifikat SUK, yang dibeli

pemodal/investor untuk membiayai usaha-usaha koperasi,

sebagai pinjaman dari lembaga reksa dana, manajemen

investasi, yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan


syarat-syarat yang disepakati antara koperasi dengan perusahaan

pemilik modal/investor. Jadi, SUK diperuntukkan sebagai

sumber pendanaan jangka panjang dalam jumlah yang besar

untuk mengatasi permasalahan kesenjangan antara tingginya

permintaan dana dengan ketersediaan dana yang terbatas,

sehingga memudahkan kegiatan penyaluran dana bagi

anggotanya. SUK koperasi dapat ditawarkan kepada anggota

atau non-anggota (pihak ketiga) sebagai bentuk kerjasama yang

memiliki potensi untuk memberikan hasil berkelanjutan.

Penawaran SUK koperasi dilakukan dalam bentuk prospektus

yang berisi sekurang – kurangnya (Pasal 113 ayat (4) Permenkop

9/2018): tujuan penerbitan SUK, rencana penggunaan dana hasil

penerbitan SUK, total nilai SUK yang diterbitkan, nilai nominal

per unit SUK, perkiraan pendapatan per unit SUK, penyerahan

unit SUK sesuai perjanjian, dan aset tetap yang dijadikan objek

Hak Atas Tanggungan terhadap penerbitan SUK. Penerbitan

SUK dilakukan dengan menjelaskan sekurang-kurangnya

besaran bunga, jangka waktu, pengikatan perjanjian hutang-

piutang, dan pemindahtanganan atau jual beli. SUK harus

dilakukan dengan bentuk perjanjian jual beli antara koperasi

dengan investor. Sedangkan penerbitan obligasi koperasi

merupakan sejumlah uang yang diterima koperasi dari

penerbitan obligasi koperasi, yang dibeli pemodal/investor


perseorangan dan/atau lembaga, untuk membiayai usaha-usaha

koperasi, yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan

syarat-syarat yang disepakati antara koperasi dengan perusahaan

pemilik modal/investor.

5. Kerjasama Koperasi adalah hubungan antara perkumpulan yang

beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum, baik antara koperasi

dengan koperasi maupun koperasi dengan bukan koperasi dan di bidang

usaha atau bukan di bidang usaha, karena untuk meningkatkan kegiatan

usahannya membutuhkan bantuan orang lain atau organisasi lain.

Dimasukkannya “Cooperation Among Cooperatives” artinya Kerjasama

antar koperasi ini sebagai asas koperasi bukanlah tanpa alasan. Koperasi

yang oleh masyarakat umumnya didefinisikan sebagai wadah bagi orang-

orang yang ekonominya lemah, dengan sendirinya memerlukan kerja sama

di antara mereka dalam mencapai tujuan koperasi. Kerja sama antar

koperasi merupakan salah satu azaz yang harus di patuhi oleh semua jenis

koperasi. Kerja sama koperasi dengan pihak lain dapat dibagi tiga yaitu,

kerja sama di bidang usaha antar koperasi, kerja sama bukan di bidang usaha

antar koperasi, dan kerja sama koperasi dengan bukan koperasi.

6. Amanat UUD 1945 dan tiga Undang-Undang tersebut mengarahkan

pemberdayaan koperasi dan UMKM untuk dilaksanakan melalui

pendekatan keberpihakan (affirmative) dan pendekatan pengembangan

kemandirian. Pendekatan keberpihakan diwujudkan dalam bentuk

pemberian kesempatan berusaha, dukungan peningkatan kapasitas usaha


dan keterampian, serta perlindungan usaha terutama bagi koperasi dan

UMKM yang berkembang di antara masyarakat berpendapatan rendah.

Pada saat yang sama, pemberdayaan koperasi dan UMKM diarahkan untuk

membangun kemandirian dan daya saing melalui penciptaan iklim usaha

yang kondusif, penerapan iptek, dan penguatan skala ekonomi sehingga

memiliki posisi tawar yang tinggi dalam menghadapi kondisi pasar yang

dinamis. Pemberdayaan koperasi dan UMKM juga diarahkan untuk

memperkuat meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian, baik dalam

penganggulangan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, maupun dalam

peningkatan nilai tambah perekonomian yang menyokong pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan pembangunan berkelanjutan. Pemberdayaan

koperasi dan UMKM akan dilaksanakan melalui berbagai kebijakan untuk

meningkatkan daya Laporan Kinerja Instansi Deputi Bidang Restrukturisasi

Usaha Tahun 2018 daya saing koperasi dan UMKM. Kebijakan-kebijakan

tersebut mencakup upaya – upaya peningkatan kapasitas dan kinerja usaha

koperasi dan UMKM, penguatan dan perluasan peran sistem pendukung

usaha, dan peningkatan dukungan iklim usaha. Hal ini sejalan dengan tiga

tataran pemberdayaan koperasi dan UMKM dimana pada tataran makro,

kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup perbaikan

lingkungan usaha yang diperlukan untuk mendukung perkembangan

koperasi dan UMKM. Beberapa isu lingkungan usaha di antaranya

berkaitan dengan peraturan, persaingan usaha, biaya transaksi, formalisasi

usaha, serta peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Kebijakan


pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tataran meso mencakup

peningkatan sistem pendukung usaha yang mencakup lembaga atau sistem

yang menyediakan dukungan bagi peningkatan akses koperasi dan UMKM

ke sumber daya produktif dalam rangka perluasan usaha dan perbaikan

kinerja. Sumber daya produktif mencakup bahan baku, modal, tenaga kerja

terampil, informasidan teknologi. Perluasan usaha mencakup peningkatan

tata laksana kelembagaan, peningkatan kapasitas dan perluasan jangkauan

pasar. Sementaraitu kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM pada

tataran mikro mencakup peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dan

UMKM serta perbaikan kapasitas dan kualitassumber daya manusia (SDM)

baik dari aspek kewirausahaan, maupun kemampuan teknis, manajeman dan

pemasaran.

Anda mungkin juga menyukai